Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

IDENTIFIKASI Bakteri Anerobic Sporoforming Bacilli

disusun oleh:
ALIYA AYU RIZQIYAH
151810113043
KELOMPOK 5

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Clostridia merupakan bakteri berukuran besar, batang lurus dengan ujung agak
membulat dan pleomorfik. Bakteri ini merupakan bakteri Gram positif, tetapi
mungkin juga akan tampak Gram negatif. Semua menghasilkan spora, yang
memungkinkan organisme untuk bertahan hidup dalam kondisi yang buruk,
misalnya di tanah, debu dan pada kulit (Riley, 2012).
Genus Clostridium mengandung beberapa spesies pathogen untuk manusia dan
hewan. Clostridia patogen termasuk kelompok penghasil gas gangren - C.
perfringens, C. septicum, C. sordellii, C.novyi dan C. histolyticum - dan organisme
penyebab tetanus (C. tetani), botulisme (C. botulinum), Keracunan makanan (C.
perfringens) dan diare dan kolitis (C. difficile) (Brazier, 2002). Oleh karena bakteri
ini bisa menimbulkan penyakit serius, sangat penting untuk dilakukan identifikasi
guna menegakkan diagnosa terkait dengan bakteri Clostridium sp.
1.2. Tujuan
Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik bakteri Clostridium sp.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. Tanggal dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 29 April 2019 sampai dengan 30 April
2019, bertempat di Laboratorium Bakteriologi Prodi D3 Teknologi laboratorium
medis Universitas Airlangga.
2.2. Prosedur Praktikum

Memanaskan spesimen tanah dan


paku dengan aquadest selama 10
menit

Menanam Menanam Menanam


suspensi pada suspensi pada suspensi pada
media BAP media cooked media
inkubasi selama meat inkubasi thioglycolat
24 jam kondisi selama 24 jam inkubasi selama
anaerob kondisi anaerob 24 jam kondisi
aerob

Melakukan pewarnaan gram Melakukan pewarnaan endospora


dengan reagen Kristal violet dan dengan reagen malachite green
safranin dan safranin

Hasil: gram positif berwarna Hasil: spora berwarna hijau


ungu, gram negative berwarna dan badan bakteri berwarna
merah merah
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tahap Isolasi Clostridium sp.
Pada tahap ini, spesimen tanah yang digunakan direbus dengan aquadest selama
10 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menyeleksi bakteri Clostridium sp. dari
bakteri lain yang ada dalam spesimen tanah. Prinsip dari isolasi adalah Bakteri
Clostridium sp. akan bertahan pada suhu yang tinggi karena mampu membentuk
spora sedangkan bakteri yang lain akan mati (Ortega dkk., 2012).
Dari perlakuan ini didapatkan suspensi air dan tanah. Suspensi ini diharapkan
mengandung bakteri Clostridium sp. yang nantinya akan ditanam pada media BAP,
cooked meat, dan thioglycolat untuk identifikasi lebih lanjut.

Gambar 3.1.1 Hasil isolasi bakteri

3.2. Penanaman pada media BAP (Blood Agar Plate)


Penanaman pada media Blood agar bertujuan untuk mengetahui jenis hemolisa
bakteri. Prinsip dari perlakuan ini adalah media BAP mengandung beberapa nutrisi
yang dapat menyokong pertumbuhan bakteri dan proses hemolisa. Nutisi itu
diantaranya Ekstrak daging sapi dan pepton menyediakan karbon, nitrogen, asam
amino dan vitamin, Sodium chloride membantu mempertahankan keseimbangan
osmotik medium, Agar adalah agen penguat, dan penambahan darah membuat
media lebih bergizi dengan memberikan faktor pertumbuhan tambahan yang
dibutuhkan oleh organisme yang sulit tumbuh. Penambahan darah juga membantu
dalam memvisualisasikan reaksi hemolitik yang terjadi (Mahi, 2018).
Dari hasil penanaman bakteri pada media BAP (gambar 3.2.1) dapat dilihat bahwa
bakteri ini memiliki koloni yang berbentuk circular, entire margin, berwarna putih,
dan memiliki beta hemolisa yang dapat diketahui dari adanya zona tranparan
disekitar koloni (gambar 3.2.2).
Gambar 3.2.1 Hasil penanaman Gambar 3.2.2 Penanaman pada media
pada media BAP BAP. (Sumber: asmonline.org)

Ada beberapa spesies Clostridium sp. yang memiliki hemolisa. C. novyi tipe A
memiliki koloni kecil, datar, kasar atau rizoid, koloni hemolitik yang tembus cahaya
dengan tepi yang menyebar. C. perfingens memiliki koloni datar, bertepi kasar atau
halus, berkubah, non-hemolitik atau terdapat garis zona hemolisis lengkap di dalam
zona hemolisis parsial yang lebih besar. Sedangkan pada C. botulinum dapat
membentuk zona hemolisis maupun tidak (Brazier, 2002).
3.3. Penanaman pada Media Cooked Meat
Cooked meat merupaka medium yang digunakan untuk kultur mikroba aerob,
mikroaerofilik, dan anaerob, terutama spesies Clostridium. Media ini berisi
potongan-potongan daging dimasak bebas lemak dari hati sapi dan kaldu nutrisi.
Tujuan dari penanaman pada media ini adalah mendukung pertumbuhan anaerob
obligat pembentuk spora dan non-spora dan juga membedakan antara spesies
putrefactive dan saccharolytic. Prinsip dari perlakuan ini adalah media cooked meat
mengandung beberapa zat dan nutrisi yang dapat menyokong pertumbuhan bakteri
anaerob seperti Partikel daging bertindak sebagai zat pereduksi dan detoksifikasi,
besi memungkinkan pertumbuhan anaerob yang pesat, Hemin dan vitamin K
ditambahkan untuk meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme anaerob
(Acharya, 2016).
Dari hasil penanaman pada media cooked meat dapat diketahui bahwa bakteri
dapat tumbuh pada media tersebut dengan ciri terdapat gelembung, daging menjadi
kemerahan (Sakarolitik) dan hancurnya daging (gambar 3.3.1).

Gambar 3.3.1 Hasil penanaman Gambar 3.3.2 Penanaman pada media


pada media cooked meat cooked meat. (Sumber: Acharya,
2016)
Reaksi sakarolitik ditunjukkan dengan memerahnya daging dengan bau tengik
akibat penguraian karbohidrat. Reaksi proteolitik ditunjukkan dengan
menghitamkan daging dengan bau yang sangat tidak enak karena penguraian
protein. Clostridium perfringens: Saccharolytic anaerobes, Clostridium tetani:
Proteolytic anaerob (Acharya, 2016).
3.4. Penanaman pada Media Thioglycolat
Thioglycollate broth bertujuan untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan
berbagai bakteri berdasarkan kebutuhan oksigennya. Prinsip dari penanaman ini
adalah media Thioglikolat mengandung kasein, ragi, ekstrak daging sapi, dan
vitamin untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri, Suplemen nutrisi lain termasuk;
indikator oksidasi-reduksi (resazurin), dekstrosa, vitamin K1, dan hemin. Media ini
juga mengandung agar 0,075% untuk mencegah arus konveksi yang membawa
oksigen atmosfer ke seluruh media. Suplemen agar ini dan adanya zat pereduksi
asam tioglikolat menciptakan lingkungan anaerob yang lebih kuat di dalam tabung
yang memungkinkan bakteri anaerob tumbuh (Rijal, 2016).
Dari hasil penanaman pada media Thioglikolat dapat diketahui bahwa bakteri
tumbuh di dasar tabung yang ditandai dengan keruhnya dasar tabung pemeriksaan
(gambar 3.4.1).

Gambar 3.3.1 Hasil penanaman Gambar 3.3.2 Penanaman pada media


pada media thioglycolat thioglycolat (Sumber: Rijal, 2016)

Pertumbuhan organisme di berbagai daerah tabung reaksi akan tergantung pada


karakteristik kebutuhan oksigen organisme tersebut. Baik fakultatif anaerob dan
anaerob aerotolerant akan tumbuh di seluruh tabung. Fakultatif anaerob, tumbuh di
seluruh media tetapi lebih berat di bagian bawah dan fakultatif aerob akan tumbuh
menyebar tetapi lebih di bagian atas (Rijal, 2016).
3.5. Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram adalah teknik umum yang digunakan untuk membedakan dua
kelompok besar bakteri berdasarkan pada komposisi dinding sel yang berbeda.
Prosedur pewarnaan Gram membedakan antara kelompok Gram positif dan Gram
negatif dengan mewarnai sel-sel ini dengan warna merah atau ungu. Bakteri gram
positif berwarna violet karena adanya lapisan peptidoglikan yang tebal di dinding
sel mereka, yang mempertahankan reagen kristal violet. Sedangkan bakteri gram
negatif berwarna merah, yang dikaitkan dengan dinding peptidoglikan yang lebih
tipis, yang tidak mempertahankan reagen kristal violet selama proses penguraian
warna (Monica, 2016).
Pewarnaan gram pada praktikum kali ini diambil dari bakteri yang telah tumbuh
pada media BAP (Blood Agar Plate), cooked meat, dan Thioglicolat. Setelah
diamati, Bakteri ternyata berwarna ungu, yang mana menunjukkan bahwa bakteri
ini jenis gram positif. Selain itu, pada pengamatan ini dapat terlihat juga bahwa
bakteri memiliki bentuk basil. Dari semua ciri-ciri tersebut, diduga bakteri ini
merupakan jenis Clostridium sp. Berikut adalah hasil pewarnaan gram setelah
dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000 kali (gambar 3.5.1):

Gambar 3.3.1 Hasil pewarnaan Gambar 3.3.2 Pewarnaan gram


gram (Sumber: microbiologypictures.com)

Clostridium sp. adalah batang gram positif, anaerob, membentuk spora yang motil
dalam bentuk vegetatifnya. Pada pewarnaan Gram mereka muncul sebagai batang
berbentuk seperti kotak mobil box, mirip dengan Bacillus sp.. (Actor, 2012).
3.6. Pewarnaan Endospora
Pewarnaan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan spora Bacillus sp. Prinsip
dari penanaman ini adalah Teknik pewarnaan diferensial (metode Schaeffer-Fulton)
digunakan untuk membedakan antara sel vegetatif dan endospora. Warna primer
(malachite green) digunakan untuk mewarnai endospora. Karena endospora tahan
terhadap pewarnaan, malachite green akan dipaksa masuk ke endospora dengan
cara pemanasan untuk merenggangkan dinding spora yang terbuat dari kitin. Air
digunakan untuk menghilangkan warna sel vegetative dan safranin digunakan untuk
mewarnai badan bakteri (Acahrya, 2015).
Pada pewarnaan endospora kali ini, koloni bakteri diambil dari media BAP
(Blood Agar Plate), cooked meat, dan thioglycolat. Setelah diamati, didapatkan
bakteri berbentuk batang dengan warna spora berwarna hijau yang terletak secara
terminal dan sel bakteri berwarna merah. Sehingga bakteri tersebut diduga
merupakan bakteri Clostridium sp. (Gambar 3.6.1).
Gambar 3.6.1 Hasil pewarnaan Gambar 3.4.2 Pewarnaan endospora
endospora (Sumber: Valgaeren dkk., 2011)

Berdasarkan literature, Sel-sel vegetatif akan tampak merah muda / merah dan
spora akan tampak hijau. Selama kondisi yang tidak menguntungkan (terutama
ketika karbon dan nitrogen menjadi tidak tersedia) endospora dapat terbentuk di
berbagai area sel vegetatif. Mereka bisa di pusat, subterminal, atau terminal
(Acharya, 2015).
BAB IV
KESIMPULAN
Dari serangkaian uji yang telah dilakukan didapatkan karakteristik bakteri yang
memiliki jenis hemolisa betha hemolisa, bentuk koloni berwarna putih, circular dan entire
margin,. Bakteri ini termasuk bakteri basil gram positif dan dapat membentuk spora
terminal. Setelah mengetahui karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa bakteri ini
merupakan jenis Clostridium sp..
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Acharya, Thankeswar. 2015. “Endospore Staining: Principle, Procedure and


Results”. Diakses melalui http://microbeonline.com/. (7 mei 2019).
Acharya, Thankeswar. 2016. “Robertson’s Cooked Meat (RCM) Medium:
Principle, Composition, Procedure and Uses”. Diakses melalui
http://microbeonline.com/. (7 Mei 2019).
Actor, Jefrey K.. 2012. Clostridium. Diakses melalui
https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/clostridium. (7
Mei 2019).
Brazier, J. S.. 2002. Isolation and identification of Clostridium spp. from infections
associated with the injection of drugs: experiences of a microbiological
investigation team. 2002; Vol. 51: 985–989. Diakses melalui
www.microbiologyresearch.org. (7 Mei 2019).
Mahi. 2018. “Blood Agar- Composition, Principle, Preparation and Uses”. Diakses
melalui www.biosciencetimes.com. (7 Mei 2019).
Monica Z. Bruckner. 2016. “Gram Staining”. Diakses melalui
http://serc.carleton.edu/. (7 Mei 2019).
Nisha, Rijal. 2016. “Thioglycollate broth: Principle, Composition, Preparation and
Uses”. Diakses melalui http://microbeonline.com/. (7 Mei 2019).
Ortega, Diego Ortiz, dkk. 2012. Isolation and typing of Clostridium spp.16S rRNA from
soil samples obtained in areas with sudden mortality history in Colombia. April
2012; Vol. 1(3) pp. 033-040. Diakses melalui https://pdfs.semanticscholar.org. (7
Mei 2019).
Riley, T.V.. 2012. Clostridium. Diakses melalui
https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/clostridium. (7
Mei 2019).

Prevalence
Prevalence of
of Bacterial
Bacterial Contamination
Contamination

Anda mungkin juga menyukai