Anda di halaman 1dari 17

Laporan Terapi Modalitas Keperawatan Gerontik

TERAPI MODALITAS PADA LANJUT USIA DENGAN REMATIK

DI PSTW BUDI MULYA 4 JAKARTA

Disusun Oleh:

Annisa Khoirul Umami

Ari Nur Husaini

Arum Munawaroh

Dian Erika Purnama

Erythrina Julianti

Geisandra Astaqviani Putri

Hanik Fitria Cahyani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014
Halaman Pengesahan

Laporan Terapi Modalitas Keperawatan Gerontik

TERAPI MODALITAS PADA LANJUT USIA DENGAN RHEMATOID ARTRHITIS

DI PSTW BUDI MULYA 4 JAKARTA

Laporan Terapi Modalitas Keperawatan Gerontik ini diajukan sebagai bagian dari persyaratan
pendidikan profesi Ners Keperawatan Gerontik di Prodi. Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Annisa Khoirul Umami

Ari Nur Husaini

Arum Munawaroh

Dian Erika Purnama

Erythrina Julianti

Geisandra Astaqviani Putri

Hanik Fitria Cahyani

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Januari 2014

Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS ( )

Ns. Dianis WulanSari, S.Kep ( )


BAB I

DASAR PEMILIHAN TERAPI

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pengumpulan data tentang individu, keluarga, dan kelompok

yang sistematis. Pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui status kesehatan,

ketidakmampuan fungsional, kekuatan, keterbatasan, ketidakmampuan koping terhadap

stress, dan juga harapan. Pegumpulan data dapat dilakukan dengan metode wawancara,

observasi sistematis, pengkajian fisik, data laboratorium dan diagnostik (Haryanto, 2007).

Pengkajian yang dilakukan pada 62 lansia mandiri di PSTW Budi Mulya 4, dengan

menggunakan metode wawancara, observasi dan pengkajian fisik. Data yang diperoleh

mengenai masalah kesehatan yang banyak dialami oleh lansia di ruangan mandiri antara lain

kejenuhan, hipertensi, penyakit kulit, rematik dan psikososial. Presentasi hasil survey

terhadap masalah kesehatan lansia mandiri yang kami dapatkan yaitu, 35,5% kejenuhan,

26,4% hipertensi, 22,2% rematik, 8% masalah kulit, dan 7,9% masalah psikososial. Dari

kelima masalah kesehatan yang telah kami dapatkan, baru masalah kejenuhan dan hipertensi

yang sudah sering diberikan terapi sedangkan rematik, masalah kulit dan psikososial masih

belum begitu mendapatkan perhatian dan terapi khusus. Untuk itu, kami mengambil masalah

kesehatan lansia dengan rematik untuk diberikan terapi modalitas karena masalah rematik

didapatkan presentasi yang lebih besar di antara masalah lain yang belum pernah dilakukan

terapi modalitas.

Data mengenai masalah rematik diperoleh dengan metode wawancara dengan menggunakan

pertanyaan terbuka. Masalah atau keluhan yang sering dialami oleh lansia terkait dengan
gejala rematik yaitu nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya

pembengkakan sendi dan gangguan gerak. Menurut Purwostuti (2009) Reumatik dapat

mengakibatkan perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang

menderita tidak dilatih untuk mengaktifkan fungsi otot, untuk itu maka perlu dilakukan

terapi aktivitas kelompok untuk melatih otot-otot yang mengalami penurunan fungsi pada

lansia tersebut.

B. Jenis Terapi yang Akan Diberikan

1. Jenis Terapi

Jenis terapi yang akan dilakukan pada lansia yang mengalami rematik adalah jenis terapi

okupasi

2. Tujuan

Terapi okupasi bertujuan untuk memperbaiki, memperkuat, meningkatkan kemampuan,

serta meningkatkan derajat kesehatan

3. Manfaat

Terapi okupasi yang akan dilakukan yaitu dengan aktivitas yang merangang edukasional

lansia, adapun edukasi yang akan dilakukan yaitu dengan mengajarkan gerakan-gerakan

senam rematik. Diharapkan dengan aktivitas ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk

mengatasi keluhan gejala rematiknya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Rematik
1. Pengertian Rematik
Rematik adalah penyakit yang sudah sangat familiar di telinga kita. Banyak orang pernah
mengeluhkan tentang penyakit yang biasanya diawali dengan gejala sakit pada bagian
persendian, tetapi tidak cukup mengetahui bahwa rematik bisa membuat kecacatan
(morbiditas), ketidakmampuan (disabilitas), menurunkan kualitas hidup, dan meningkatan
beban ekonomi penderita maupun keluarga.
Tulang pada tubuh manusia dilindungi oleh tulang rawan yang berfungsi untuk menjaga
agar tidak terjadi gesekan antartulang, misalnya saat kita berjalan, berjongkok, dan
melompat, tulang rawan beserta cairan sendi akan meredam benturan antartulang. Struktur
sendi terdiri dari tulang rawan, cangkang sendi, dan jaringan sekitar sendi. Jika tulang
rawan mengalami gangguan, maka akan timbul keluhan pada sendi-sendi yang berperan
pada aktivitas tersebut. Sendi berfungsi melindungi ujung tulang dari kerusakan dan
kehausan, menahan beban, dan meredam kejutan pada saat ada gerakan berulang.
2. Gejala Rematik
Tanda dan gejala yang timbul akibat peradangan adalah merah, panas, sakit, dan
bengkak. Gejala-gejala ini timbul sabagai akibat peningkatan pereradara/aliran darah di
tempat reaksi peradangan, kemudian terjadi perpindahan cairan dari pembuluh darah ke
jaringan sekitarnya. Panas dan merah disebabkan karena peningkatan aliran darah,
sedangkan pembengkakan disebabkan karena adanya perpindahan cairan dari pembuluh
darah ke jaringan sekitar. Apabila tempat yang bengkak ditekan akan terasa sakit.
Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang, termasuk didalamnya sendi dan
otot sendi. Gangguan nyeri yang terus berlangsung menyebabkan aktivitas sehari-hari
terhambat. Menurut American Rheumatism Association pada tahun 1987, gejala khas
artritis reumatoid adalah sebagai berikut:
a. Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan sekitarnya, selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal.
b. Rasa nyeri dan pembengkakan pada persendian pada sekurang-kurangnya tiga sendi
secara bersamaan.
c. Pembengkakan sekurang-kurangnya pada satu persendian tangan.
d. Pembengkakan pada kedua belah sendi yang sama.
e. Nodul rhematoid (benjolan)di bawah kulit pada benjolan tulang.
f. Pada pemeriksaan darah terdapat titer abnormal faktor rematoid kurang dari 5 %.
g. Pada pemeriksaan radiologis pada pergelangan tangan yang lurus menunjukkan
adanya erosi yang berlokasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi.
3. Penanganan Rematik
Untuk mengatasi arthritis rematoid, ada beberapa jenis obat yang diberikan. Beberapa
hanya menangani tanda dan gejalanya yang lain bertujuan untuk memodifikasi perjalanan
penyakit dan dampak negatif dari efek sistemik arthritis rematoid, seperti kelelahan dan
anemia. Pengobatan saat ini antara lain :
1. Obat biologis
Ini adalah obat rekayas genetika yang mentargetkan penanda permukaan sel tertentu atau
substansi di pengantar sistem kekebalan tubuh yang disebut sitokin yag diproduksi sel
untuk mengatur sel-sel lain selama respon inflamasi. Contoh sitokin spesifik yang menjadi
target obat biologis adalah IL-6
2. Desease Modifying Anti Drug (DMARDs)
Ini adalah obat imunosupresif tidak spesifik yang dimaksudkan unutk memerangi tanda-
tanda dan gejala arthritis rematoid dan memperlambat kerusakan sendi yang progresif.
Pengobatan ini sering digunakan dalam kombinasi satu sama lain atau dalam kombinasi
dengan agen biologi untuk meningkatkan respon pasien.
3. Kortikosteroid
Ini adalah obat anti inflamasi yang berhubungan dengan cortisolsteroid yang diproduksi
secara alami di dalam tubuh yang bekerja untuk memerangi peradangan. Namun, efek
samping penggunaan glukokortikoid yang meliputi hiperglikemia, osteoporosis,
hipertensi, berat badan, katarak, masalah tidur, kehilangan otot, dan kerentanan terhadap
infeksi, membatasi penggunaannya.
4. Obat anti-inflamasi anti steroid (NSAID)
Ini mengelola tanda-tanda dan gejala arthritis rematoid, seperti mengurangi rasa sakit,
bengkak, dan peradangan tetapi tidak mengubah perjalanan perburukan penyakit atau
memperlambat perkembangan dari kerusakan sendi.
4. Cara Mengatasi Rematik
Setiap orang dapat dengan mudah mendeteksi gejala rematik, dari nyeri di persendian
akibat trauma atau bukan, kaki menjadi sakit jika terkilir, bahkan mudah nyeri dan panas.
Tindakan paling pertama yang dapat dilakukan jika muncul gejala seperti ini adalah
mengompres bagian tubuh yang sakit menggunakan es. Jika saat bangun tidur pada pagi
hari gejala tersebut baru muncul, tindakan paling awal yang bisa dilakukan adalah
mengompres bagian yang sakit dengan jahe hangat atau minyak gosok. Bisa pula cukup
dengan melakukan gerakan-gerakan tertentu, seperti menggoyang-goyangkan badan atau
bagian tubuh yang sakit tersebut.
Lain hal nya dengan rematik karena peningkatan kadar asam urat dalam darah (penyakit
asam urat), tindakan paling awal yang wajib dilakukan adalah melakukan perencanaan
makan yang baik, yakni makanan yang dikonsumsi harus rendah purin. Selain itu,
mengupayakan untuk selalu berolahraga dan menerapkan pola hidup yang teratur.
Mendiagnosis gejala tersebut secara mendalam bisa dilakukan dengan cara memeriksa dan
meneliti fisik orang yang diduga menderita, yakni dengan memeriksa :
- Kulit dan kuku
- Tulang punggug dan lengkungan-lengkungan
- Gerakan setiap persendian
- Bagian siku, punggung tangan, tumit belakang, dan bagian sacrum (tulang duduk) tubuh
Agar lebih pasti, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut segeralah memeriksakan
tubuh ke laboratorium. Di tempat ini biasanya akan dilakukan analisis faktor reumatoid,
antibodi antinuklear (ANA), dan asam urat rendah. Saat ini, selain dari kepastian
laboratorium, kedokteran juga telah menemukan cara anallisis baru untuk mendeteksi
penyakit rematik, yaitu melalui diagnosis radiologik dan cairan sendi dengan alat yang
serba canggih.
B. Prinsip Senam Reumatik
1. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan
Duduklah dengan nyaman dan tegakkan punggung Anda. Tarik napas melalui hidung
hingga tulang rusuk terasa terangkat dan hembuskan napas melalui mulut seperti meniup
lilin (untuk mengeceknya: letakkan tangan Anda pada bagian dada). Latihan ini sangat
berguna untuk mengurangi rasa nyeri saat rematik datang. Lakukan secara kontinu,
minimal 4 set dengan istirahat antar set 1-2 menit.
2. Prinsip Kedua: Pemanasan
Cara melakukan : Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk melakukan pemanasan
selama 5-10 menit. Pemanasan dalam senam rematik atau senam sakit sendi ini dapat
dilakukan dengan berjalan atau bersepeda santai, atau dengan peregangan ringan.
3. Prinsip Ketiga: Latihan Persendian
Beberapa contoh latihan berikut sangat cocok untuk melatih beberapa titik sendi Anda,
adalah sebagai berikut :
Sendi Leher. Cara melakukan : Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke kanan perlahan
lahan hingga kembali ke posisi awal. Lanjutkan dengan memutar kepala ke kiri secara
perlahan-lahan hingga kembali ke posisi awal. Lakukan secara berulang.

Sendi Bahu. Cara melakukan : Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi lengan rileks
di samping tubuh Anda. Angkat lengan kanan secara perlahan ke arah samping menjauhi
tubuh Anda, kemudian kembalikan pada posisi semula. Ulangi gerakan yang sama untuk
lengan kiri Anda. Lakukan secara bergantian antara lengan kiri dan kanan. Mulailah
dengan posisi siku ditekuk ke arah samping dan posisi telapak tangan menyentuh bahu.
Gerakkan kedua siku Anda ke arah depan, hingga kedua siku saling menyentuh.
Lanjutkan dengan menggerakkan siku hingga kembali ke posisi awal. Rasakan dada Anda
tertarik ketika menarik siku kembali ke posisi awal.
Sendi Pinggul. Cara melakukan : Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi ujung
tumit menempel. Jauhkan kaki kanan Anda secara perlahan dari tubuh, lalu
kembalikkan ke posisi awal. Lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.

Pergelangan Kaki. Cara melakukan : Putar pergelangan kaki kanan searah jarum jam
secara perlahan kemudian lakukan arah sebaliknya (berlawanan jarum jam). Lakukan
secara bergantian antara pergelangan kaki kanan dan kiri.

Pergelangan Tangan. Cara melakukan : Tekuk jari–jari tangan Anda, putar


pergelangan tangan Anda searah jarum jam dan kemudian berlawanan dengan jarum
jam.
Ruas Jari. Cara melakukan : Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan ibu jari. Ulangi
hingga 5 kali.

a. Latihan Kekuatan.
Latihan ini bertujuan untuk melatih otot. Dilakukan sebanyak 3–5 set, dengan istirahat
antar set selama 1-2 menit. Ada beberapa latihan kekuatan dalam senam rematik atau
senam sakit sendi, antara lain :

Seated cross legged press. Cara melakukan : Duduklah pada kursi yang diganjal
bantal. Silangkan pergelangan kaki kanan di atas pergelangan kaki kiri. Tekan kaki
kanan ke kaki kiri, dan di saat bersamaan, tekan kaki kiri maju melawan kaki kanan
Anda. Tahan posisi ini selama 3-6 detik, lalu lepaskan. Ulangi dengan posisi
pergelangan kaki kiri di atas pergelangan kaki kanan.
Pelvic tilt. Cara melakukan : Berbaringlah dengan lutut ditekuk dan telapak kaki
menyentuh lantai. Angkat panggul dari lantai dengan punggung atas dan tengah serta
tangan tetap menyentuh lantai. Rasakan adanya kontraksi pada pantat dan perut Anda.
Tahan posisi ini beberapa detik, sambil mengambil napas dalam-dalam dan perlahan.

Rubber band . Cara melakukan : Taruh karet gelang di kelima jari tangan Anda.
Rentangkan jari-jari Anda selebar yang Anda bisa. Perlahan lepaskan tekanan dari
karet gelang tersebut dan kembali ke posisi awal.

b. Latihan Peregangan
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot. Untuk sesi ini,
Anda dapat menggunakan iringan musik lembut untuk membangun suasana rileks.
BAB III

PERENCANAAN TERAPI MODALITAS

Pokok Bahasan : Terapi Klien dengan Rematik

Sub Pokok Bahasan : Senam Rematik

Hari/tanggal : Rabu, 29 Januari 2014

Jam : 08.00-08.45 WIB

Tempat : Aula PSTW Budi Mulya 4

Sasaran : Lansia dengan keluhan rematik

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan senam reumatik dengan baik
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu melakukan senam reumatik secara mandiri
b. Nyeri sendi berkurang setelah melakukan senam reumatik.
B. Sasaran
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka sasaran klien yang dilibatkan dalam
terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah nyeri sendi, berjumlah 10 orang.
C. Metode
Metode yang digunakan demonstrasi dan redemonstrasi
D. Strategi pelaksanaan
1. Deskripsi struktur kelompok
a) Leader dan Co leader
 Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
 Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan peserta
 Memberikan motivasi kepada peserta
 Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
 Memberikan reinforcemen positif terhadap peserta
b) Fasilitator
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok
 Memberikan stimulus/motivasi pada peserta lain untuk berpartisipasi aktif
 Memberikan reinforcement terhadap keberhasilan peserta lainnya
 Membantu melakukan evaluasi hasil
c) Observer
 Mengamati dan mencatat respon klien
 Mencatat jalannya aktivitas terapi
 Melakukan evaluasi hasil
d) Peserta
 Mengikuti seluruh kegiatan
 Berperan aktif dalam kegiatan
 Mengikuti proses evaluasi
2. Langkah-langkah kegiatan
a. Fase Orientasi
Waktu : 10 menit
 Salam terapeutik
 Kontrak :
- Waktu : 45 menit
- Tempat : Ruang Aula Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4
- Topik : Senam Reumatik
 Tujuan aktivitas : Melatih gerakan sendi para lansia agar meminimalisasi sakit
akibat nyeri sendi.
 Aturan main : Setiap peserta harus memperhatikan, mengikuti dan kemudian
dapat mempraktekkan hal yang diajarkan.
b. Fase Kerja
Waktu: 20 menit
a) Menjelaskan pentingnya senam reumatik
b) Menjelaskan cara-cara melakukan senam reumatik
c) Melatih pasien mempraktekkan senam reumatik (Gerakan Terlampir)
d) Beri pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan memberi tepuk tangan
c. Fase Terminasi
Waktu: 15 Menit
 Evaluasi :
1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
mempraktekkan cara mandi. Contoh: “Bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan hari ini?”
2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota kelompok
3. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba mempraktekkan
kembali dalam kehidupan sehari-hari.
C. Media dan Alat
a. Media : Video
b. Alat: Tape Radio, Mic.
D. Setting Tempat

Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Observer
: Klien
E. Organisasi kelompok
2. Leader : Geisandra Astaqviani Putri
3. Co leader : Erythrina Julianti
4. Fasilitator : Hanik Fitria Cahyani, Arum Munawaro, Dian Erika Purnama,
Annisa Khoirul Umami
5. Observer : Ari Nur Husaini
6. Peserta : WBS dengan reumatik

F. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Bentuk form evaluasi
Evaluasi proses dilakukan oleh observer terhadap jalannya acara dan kesesuaian dengan
tujuan yang diharapkan.
Evaluasi Hasil ditentukan berdasarkan kriteria :
- Respon fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien yang menjadi peserta TAK
- Penilaian ulang respon klien akan penilaian diri dua jam setelah kegiatan oleh observer
dan fasilitator.
2. Pendokumentasian di masing-masing proses keperawatan klien
- Klien mendengarkan dan memperhatikan secara seksama dan antusias apa yang
disampaikan oleh terapis
- Klien dapat mempraktekkan dengan benar apa yang telah diajarkan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, diakses pada tanggal 28 Januari 2014 dari web http://gejalarematik.com/

Anonim, diakses pada tanggal 28 Januari 2014 dari web http://www.hilo.co.id/6-prinsip-senam-


rematik-sakit-sendi
Purwostuti, Th. Endang. Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius. 2009

Anda mungkin juga menyukai