Anda di halaman 1dari 7

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 09 No. 02 Juni l 2006 Halaman 87 - 93


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Artikel Penelitian

SISTEM PEMBERIAN INSENTIF YANG BERPIHAK PADA SUMBER DAYA


MANUSIA KESEHATAN DI DAERAH TERPENCIL:
Studi Kasus Provinsi Lampung
A PRO WORKER INCENTIVE/PAY SCHEME FOR HEALTH CARE MANPOWER IN REMOTE AREAS:
Case Study in Lampung Province

Dumilah Ayuningtyas
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Jakarta

ABSTRACT terhadap seratus ribu penduduk yang harus dilayani masih


Background: This qualitative study seeks to identify problems kurang dan di bawah rasio nasional. Seperti angka rasio dokter
and their implications on health care manpower in Provinsi 5,6 (nasional 10,73). Informan menyepakati belum terbangun
Lampung by analyzing relevant documents, holding in-depth sistem pemberian insentif. Tidak ada kebijakan pemberian
interviews, FGD, CDMG for decision-makers and key insentif bagi berbagai jenis tenaga kesehatan (bidan, perawat,
stakeholders with the aim of producing a consensus.           dokter umum) di kota dan kabupaten di Provinsi Lampung. Hanya
Method: Primary and secondary data collection as well as ada pemberian insentif yang ditujukan khusus bagi dokter
triangulation of data was carried out in ways that ensure spesialis di Provinsi Lampung Utara sebesar Rp250.000,00/
quality. The study covers provincial, district and municipal health bulan dan Provinsi Lampung Barat Rp1.000.000,00/ bulan.
offices (dinkes provinsi/kabupaten/kota), community health Meski terdapat perbedaan situasi kemampuan antarkabupaten/
centers (puskesmas), hospitals and other health facilities. kota di Provinsi Lampung namun belum ada pembedaan
Result and Conclusions:The study shows that almost all of pemberian insentif yang akomodatif. Pemberian insentif
Provinsi Lampung health offices and work units at district and material dan atau nonmaterial dengan mendasarkan pada
municipality levels experience a shortage of health care karakteristik daerah dan kemampuan pemda muncul sebagai
manpower. The ratio of health workers (medical doctors, strategi implementasi sistem pemberian insentif
dentists, midwives, nurses and others) to every 100,000 people
is below the national figure. The ratio of doctors to the population Kata Kunci: prinsip pemberian insentif, modifikasi insentif,
here is 5.6 (the national figure is 10.73). Informants have pemberian insentif, kemampuan daerah
identified the absence of an adequate system of compensation
for health workers (midwives, nurses, general practitioners) PENGANTAR
in the municipality of and in districts in Provinsi Lampung. A
monthly incentive of Rp250,000,00 and Rp1 million is available
Berbagai permasalahan Sumber Daya
for specialists only in North Provinsi Lampung and West Provinsi Manusia (SDM) kesehatan dijumpai di daerah-
Lampung respectively. There are differences in Provinsi daerah di era desentralisasi, seperti masih rendahnya
Lampung Districts’ financial ability, but there has yet to be a mutu tenaga kesehatan dan kesesuaian antara
scheme that accommodates the differences. The study shows
the possibility of implementing a scheme that covers both
kompetensi dengan tuntutan pekerjaannya, juga
material and in-kind incentives that are based on the region’s kurangnya jumlah SDM kesehatan di daerah
characteristics and the provincial government’s financial ability. pedesaan. Gambaran tersebut dijumpai pula di
Provinsi Lampung. Pelaksanaan otonomi daerah
Keywords: incentive, modification of incentives, the pattern
of incentive and ability of the region
harus dipandang sebagai sebuah kesempatan
kewenangan untuk mengelola SDM kesehatan
ABSTRAK daerah dengan lebih baik.
Latar belakang: Untuk mengidentifikasi permasalahan dan Manajemen SDM kesehatan perlu mendapat
implikasi ketenagaan kesehatan, termasuk sistem insentif, bagi perhatian khusus di Provinsi Lampung mengingat
SDM Kesehatan Provinsi Lampung, studi kualitatif ini
menganalisis dokumen terkait, wawancara mendalam, masih rendahnya status kesehatan masyarakat,
FGD,CDMG di antara para pengambil keputusan, tokoh kunci sementara kualitas SDM kesehatannya pun masih
untuk melahirkan konsensus bersama. harus ditingkatkan. Representasi kualitas dan
Metode: Pengambilan data primer, sekunder dan triangulasi kuantitas SDM kesehatan Provinsi Lampung yang
data dilakukan untuk menjamin kualitas hasil. Studi meliputi
dinkes provinsi/kabupaten dan kota, puskesmas, rumah sakit tercermin dari laporan provinsi memperlihatkan
dan instasi kesehatan lain. bahwa sebagian besar SDM kesehatan masih
Hasil dan Kesimpulan: Studi memperlihatkan hampir di semua memiliki latar belakang pendidikan setingkat SMU.
unit kerja dan dinkes kabupaten/kota di Provinsi Lampung Kebanyakan SDM kesehatan pada unit
kekurangan jumlah SDM kesehatan. Rasio antara jenis tenaga
kesehatan (dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan lain-lain) administrasi untuk tingkat provinsi memiliki latar

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006 l 87


Dumilah Ayuningtyas: Sistem Pemberian Insentif yang Berpihak

belakang pendidikan hanya sampai tingkat sekolah organisasi profesi, staf dinkes yang berhubungan
menengah atas dan akademi dengan mayoritas dengan studi ini (kasubbag perencanaan, kasubdin
komposisi sebagai petugas administrasi umum SDK, kabag TU, kasie pendayagunaan nakes, pokja
dibandingkan petugas teknik.1 Oleh karena itu, provinsi, kasubdin, akademisi, bapelkes, pusdiklat,
dilakukan studi dan pengkajian manajemen, pusdiknakes), kepala puskesmas.
pengembangan SDM kesehatan di Provinsi Lampung
dengan tujuan antara lain mengidentifikasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
permasalahan dan implikasi ketenagaan kesehatan, Situasi Ketenagaan Kesehatan: Jumlah dan
termasuk pada sistem insentif bagi SDM kesehatan. Jenis SDM Kesehatan
Pada Tabel 1 disajikan peta ketenagaan
BAHAN DAN CARA PENELITIAN berdasarkan tingkat pendidikan di Dinkes Provinsi
Telah dilakukan studi dan pengkajian manajemen Lampung tahun 2002.
dan pengembangan SDM kesehatan di Provinsi Dari Tabel 1, terlihat bahwa 58,41% adalah
Lampung dengan tujuan antara lain mengidentifikasi tenaga kesehatan yang berpendidikan setingkat
permasalahan dan implikasi ketenagaan kesehatan, SLTA, tenaga kesehatan yang berpendidikan DIII
termasuk pada sistem insentif bagi SDM kesehatan. kesehatan sebesar 15,89% dan S1 kesehatan hanya
Studi kualitatif dilakukan untuk mendapatkan 5,43%. Persentase terbesar tingkat pendidikan SDM
deskripsi rinci dan analisis mendalam tentang kesehatan Provinsi Lampung adalah SLTA sebesar
manajemen dan proses pengembangan SDM 67,31%. Persentase pendidikan S2 (2,5%) ternyata
kesehatan Provinsi Lampung. Oleh karena itu, lebih rendah dari persentase pendidikan SD (2,7%).
analisis dokumen terkait, wawancara mendalam, Dari segi jumlah tenaga kesehatan, semua unit
FGD,CDMG di antara para pengambil keputusan, kerja yang dikunjungi menyatakan bahwa jumlah
tokoh kunci, dan stake holder lain untuk melahirkan SDM yang dimiliki kurang. Dari segi jenis tenaga
konsensus bersama dengan dasar “expert judge- berdasarkan pendidikan jumlahnya juga kurang
ment by good intuitive” menjadi bagian penting pada kecuali Dinkes Provinsi Lampung Utara kelebihan
studi ini. Pengambilan data primer, sekunder, untuk tenaga AKL dan ATRO dan Dinkes Bandar Provinsi
kemudian dilakukan triangulasi data dilakukan untuk Lampung kelebihan tenaga perawat dan Bapelkes
menjamin keakuratan dan validitas hasil studi. kelebihan tenaga staf. (Tabel 2).
Pelaksanaan studi meliputi dinas kesehatan Dalam skala provinsi jumlah yang ada dirasakan
(dinkes) provinsi/kabupaten dan kota, puskesmas, masih sangat kurang. Rasio antara jenis tenaga
rumah sakit dan beberapa instasi kesehatan lain kesehatan (dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan
yaitu balai pelatihan kesehatan, AKPER dan AKL. lain-lain) terhadap 100.000 penduduk yang dilayani
Informan ditetapkan dengan memperhatikan prinsip masih kurang dan di bawah rasio nasional. Indikator
adequacy dan appropiatness mulai dari kadinkes, ketersediaan tenaga kesehatan yang berperan
kasubdin, kasie, kepala puskesmas, direktur. sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
Informan dalam studi ini adalah: direktur rumah ditunjukkan oleh angka rasio dokter, bidan, dan
sakit, kadinkes/wakadinkes provinsi dan kabupaten, perawat pada Tabel 3.

Tabel 1. Peta ketenagaan Kesehatan Provinsi Lampung Berdasarkan Komposisi Tahun 2002

Total
Kesehatan Nonkesehatan
Pendidikan Ketenagaan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
S2 160 2.30 14 0.20 174 2.50
S1 378 5.43 209 3.00 587 8.43
D3 1,107 15.89 22 0.32 1,129 16.21
SLTA 4,069 58.41 620 8.90 4,689 67.31
SLTP 34 0.49 165 2.37 199 2.86
SD - - 188 2.70 188 2.70
Total 5,748 82.52 1,218 17.48 6,966 100.00
Total Nakes: 6,966
Sumber: Bima SDK Dinkes Provinsi Lampung,2003

88 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kesehatan Pada Unit Kerja yang Dikunjungi Tahun 2003

Unit Kerja Jumlah Kekurangan Kelebihan


Nakes Nonkes Total
Dinkes Provinsi 125 162 287 - -
Dinkes Bandar 622 96 718 Tenaga analis (lab), tenaga gizi Tenaga perawat
Provinsi
Lampung
Dinkes Metro 95 54 149 Medis, paramedis, gizi, analis Tidak ada
kesehatan, tenaga statistik,
operator komputer
Dinkes Provinsi 670 72 742 Medis (dokter spesialis, dokter - ATRO
Lampung Utara gigi) - AKL
Paramedis (S1 keperawatan, - Anestesi
bidan, gizi, analis kesehatan,
Asisten Apoteker, perawat gigi
dan fisioterapi)
Dinkes Provinsi 560 38 598 - -
Lampung
Tengah
Dinkes Provinsi 399 - 399 Semua jenis tenaga -
Lampung Timur
Dinkes Provinsi 496 55 551 - -
Lampung
Selatan
Dinkes Tulang 468 6 474 Dr, Drg, Parawat, bidan -
Bawang
RS Dr. Abdul 593 306 899 Spesialis penyakit dalam, mata, Spesialis bedah,
Moeloek THT, kulit, radiologi urologi, obsgin dan
forensik dan dokter umum. kesehatan anak
S1 dan D3 keperawatan,
perawat jiwa
Bapelkes 33 15 48 Widiaiswara, tenaga pramu, sopir Staf
Diknakes 148 142 290 Tenaga struktural dirangkap Tidak ada
tenaga fungsional
Jumlah 4209 946 5155
Sumber : Data primer dari unit kerja yang dikunjungi, tahun 2003

Tabel 3. Rasio tenaga dokter, bidan dan perawat terhadap penduduk


di Provinsi Lampung tahun 1998 – 2002

RASIO 1998 1999 2000 2001 2002

Dokter/100 ribu penduduk 4,03 4,73 7,51 6,53 5,60

Bidan/100 ribu penduduk 40,28 31,12 19,42 - -

Perawat /100 ribu penduduk 40,18 31,25 35,90 - -

Sumber: laporan Kinerja Dinkes Provinsi Lampung Tahun 1998 – 2002

Hasil pengkajian memperlihatkan hampir di populasi atau dengan sarana kesehatan


semua unit kerja dan Dinkes Kabupaten/Kota di dibandingkan dengan standar nasional, kekosongan
Provinsi Lampung masih kekurangan jumlah SDM tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan
kesehatan. Rasio antara jenis tenaga kesehatan terutama di daerah yang terpencil atau semi terpencil
(dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan lain-lain) terungkap dari temuan di lapangan. Para informan
terhadap 100.000 penduduk yang harus dilayani menyepakati belum terbangun sistem baku
masih sangat kurang bila dibandingkan dengan rasio pemberian insentif. Tidak ada kebijakan pemberian
nasional. Angka rasio tenaga dokter misalnya 5,6 insentif bagi berbagai jenis tenaga kesehatan (bidan,
masih jauh di bawah angka nasional yaitu 10,73. perawat, dokter, dan lain-lain) di seluruh kota dan
Beratnya beban kerja karena harus merangkap kabupaten yang ada di Provinsi Lampung. Hanya
tugas/jabatan, tingginya angka turn over, jauhnya ada pemberian insentif pada saat studi dilakukan di
rasio antara tenaga kesehatan (nakes) dengan tahun 2003, yang ditujukan khusus bagi dokter

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006 l 89


Dumilah Ayuningtyas: Sistem Pemberian Insentif yang Berpihak

spesialis di Provinsi Lampung Utara sebesar serta dapat mengeliminir kekurangan pada kondisi
Rp250.000,00/bulan dan Provinsi Lampung Barat geografi, sarana dan fasilitas, maka insentif tersebut
Rp1.000.000,00/bulan. Meski terdapat perbedaan dapat meningkatkan minat dan motivasi tenaga
situasi kemampuan antar kabupaten/kota di Provinsi kesehatan untuk bekerja di daerah yang kurang
Lampung, namun belum ada pembedaan pemberian diminati, terpencil atau sangat terpencil.5,6,7
insentif yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan
tersebut. Para informan juga menyepakati klasifikasi Berbagai Alternatif Bentuk Insentif
perbedaan kota/kabupaten di Provinsi Lampung Insentif yang diberikan dapat berupa material
sebagai berikut. dan atau nonmaterial. Pemilihan bentuk insentif
1. Dari sisi keterpencilannya didasarkan pada karakteristik daerah dan
Daerah terpencil: Provinsi Lampung Barat, Way kemampuan pemda. Bentuk insentif yang dipilih
Kanan dapat berupa bentuk tunggal atau kombinasi dari
Semi terpencil: Tanggamus, Provinsi Lampung contoh berikut.
Timur, Tulang Bawang. Daerah kategori biasa 1. Material. Beberapa insentif berbentuk material
adalah : kabupaten/ kota sisanya yang diminati tenaga kesehatan:
2. Dari sisi kemampuan pendanaan pemerintah l Uang: tunjangan bulanan, asuransi jiwa,
daerah (miskin atau tidaknya) tunjangan cuti
Kabupaten miskin di Provinsi Lampung adalah l Perumahan: rumah dinas, atau disediakan
Way Kanan, Tulang Bawang, dan Provinsi uang kontrak
Lampung Barat. Pendapatan Asli Daerah (PAD) l Kendaraan: roda dua, roda empat,
teratas adalah Bandar Provinsi Lampung, kendaraan dinas, Kendaraan operasional
Provinsi Lampung Selatan, Provinsi Lampung l Fasilitas komunikasi: telepon, internet
Tengah, dan Metro. l Fasilitas hiburan: televisi, VCD
2. Nonmaterial. Beberapa bentuk insentif
PEMBAHASAN nonmaterial yang paling diminati oleh tenaga
Konsep,Prinsip Pemberian dan Berbagai kesehatan:
Alternatif Bentuk Insentif l Peluang pendidikan lanjutan atas biaya
Insentif adalah penghargaan kepada karyawan pemerintah
atas segala jerih payahnya dalam meningkatkan l Peluang mengikuti pendidikan dan latihan
tugas dalam memberikan pelayanan kepada cus- l Peluang mendapatkan kenaikan pangkat
tomer di luar gaji yang diterima setiap bulan dengan istimewa (untuk PNS)
besaran berubah-ubah sesuai dengan hasil kinerja. l Peluang untuk diangkat menjadi pegawai
Beberapa ahli mengatakan bahwa pemberian gaji negeri atau pegawai tetap
pokok (basic salary) hanya dapat membuat para l Peluang peningkatan karir
pekerja merasa aman, namun tidak mampu 3. Kombinasi. Insentif diberikan dalam bentuk
memberikan motivasi. Upah yang dikaitkan dengan kombinasi antara material dan nonmaterial
kinerja (insentif) dikatakan mampu memberikan sebagai yang paling sering digunakan.
motivasi untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.2 ,3 Dasar dan Langkah Penetapan Strategi
Secara resmi telah ada batasan tentang insentif Implementasi Pola Insentif
yang ditetapkan oleh biro kepegawaian departemen 1. Identifikasi masalah
kesehatan. Insentif adalah pemberian imbalan, di luar Identifikasi masalah dimaksudkan untuk
gaji, baik yang bersifat material dan nonmaterial pada menjawab pertanyaan sebagai berikut:
tenaga kesehatan sebagai kompensasi atas a. Daerah mana saja yang kurang diminati
kesediaannya ditempatkan pada suatu daerah, atau tenaga kesehatan
kesediannya melakukan pekerjaan tertentu, atau b. Jenis tenaga apa yang kurang diminati
penghargaan atas pencapaian prestasi kerja dalam c. Pada fasilitas kesehatan apa saja yang
jangka waktu tertentu.4 mereka kurang diminati
Pada prinsipnya pemberian insentif harus Beberapa pertimbangan dasar dalam melakukan
memenuhi kejelasan tujuan dan sasaran, prinsip identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
keadilan dan prinsip kompensasi itu sendiri yang 1) Keterpencilan suatu daerah menjadi hal yang
bersifat penghargaan dan keterbukaan, dan prinsip sangat mendasar pada pemberian insentif, dan
kejelasan skala waktu. Bila bentuk insentif sesuai diklasifikasikan berdasarkan daerah biasa, semi
dengan kebutuhan atau harapan tenaga kesehatan, terpencil, terpencil, dan sangat terpencil

90 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

2) Keadaan daerah yang tergolong miskin dan (2) Fasilitas kerja yang tersedia
kaya dan bantuan departemen kesehatan (3) Sarana transportasi dan komunikasi yang
mengenai hal ini tersedia
3) Pertimbangan risiko keamanan dan kerawanan, (4) Sarana hiburan yang tersedia
diklasifikasikan sedang, tinggi, dan amat tinggi (5) Kondisi geografik, iklim, dan jumlah penduduk
4) Peminatan pada daerah yang dituju, diklasifikasi (6) Risiko pekerjaan yang ada
diminati, biasa, dan kurang diminati. Suatu (7) Peraturan tentang ketenagaan yang ada
daerah kurang diminati yaitu suatu daerah, baik Identifikasi semua peraturan baik yang berasal
desa, kecamatan, kabupaten,kota, atau provinsi dari pusat maupun Perda yang berkaitan
tertentu yang kurang diminati oleh jenis tenaga dengan ketenagaan seperti:
kesehatan tertentu (atau semua jenis tenaga - Pengangkatan, penempatan dan pem-
kesehatan). Hal ini ditandai dengan sedikitnya berhentian
permintaan atau lamaran dari tenaga kesehatan - Bentuk ikatan kerja: PNS, honorer, tenaga
untuk bekerja pada daerah tersebut atau kontrak
tingginya permintaan untuk dipindahkan dari - Penggajian
daerah tersebut. - Tunjangan-tunjangan
Beberapa faktor penyebab kurang diminatinya - Hak pegawai: pendidikan, cuti, asuransi
suatu daerah biasanya berkaitan dengan situasi - Kewajiban pegawai
geografi, sosial budaya, adat istiadat, kondisi (8) Kemampuan keuangan dan fasilitas yang dimiliki
ekonomi daerah dan penduduknya, peluang karir, pemda.
kelengkapan sarana, fasilitas transportasi dan - Berapa PAD sekarang
komunikasi, pelayanan administrasi, peluang - Berapa persen atau berapa rupiah dana
mengikuti pendidikan dan pelatihan atau dialokasikan untuk kesehatan
pendidikan lanjutan, lama waktu penugasan, serta - Adakah kemungkinan daerah meningkatkan
citra tentang daerah tersebut. Minat tinggi dapat alokasi anggaran kesehatan
diketahui dari banyaknya permintaan untuk - Adakah upaya terobosan yang mungkin
ditempatkan di kecamatan tersebut, serta dilakukan untuk meningkatkan anggaran
kemudahan untuk menempatkan tenaga. Minat kesehatan
sedang tidak terlalu sulit untuk menempatkan - Apakah daerah masih memiliki aset untuk
tenaga di kecamatan, namun tenaga tersebut tidak perumahan
dapat bertahan lama, atau cukup tingginya - Fasilitas apa saja yang dimiliki daerah yang
permintaan untuk pindah. Minat Kurang ditandai mungkin digunakan sebagai insentif.
dengan sulitnya mendapatkan tenaga yang
bersedia ditempatkan, serta tingginya permintaan 3. Identifikasi hal strategis yang diperlukan
untuk pindah dari kecamatan tersebut. Pada Identifikasi hal-hal yang perlu dilakukan pemda
kecamatan yang kurang diminati kemudian untuk meningkatkan daya tarik suatu daerah/
dilakukan analisis desa-desa yang kurang diminati fasilitas kesehatan. Strategi ini setidaknya
dengan metode analisis yang sama. meliputi:
l Dana yang dibutuhkan serta sumbernya
2. Analisis situasi Hitung perkiraan dana yang dibutuhkan untuk
(1) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi insentif. Identifikasi pula dari mana sumber
minat tenaga kesehatan: dananya dan cara mendapatkannya.
a. Rumah sakit swasta l Fasilitas yang perlu disediakan
b. Kemampuan ekonomi rata-rata Rumuskan jenis dan jumlah serta kondisi
masyarakat fasilitas yang diperlukan untuk insentif.
c. Kemungkinan berpraktik sore Termasuk di dalamnya adalah fasilitas yang
d. Perumahan yang disediakan telah ada dan yang belum ada. Rumuskan
e. Kemungkinan melanjutkan pendidikan pula bagaimana cara untuk mengadakan
dengan biaya pemerintah fasilitas yang belum tersedia.
f. Kemungkinan mengikuti seminar dengan l Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang
biaya pemerintah menjadi prioritas insentif
g. Kemungkinan mengikuti diklat Tentukan jenis dan jumlah tenaga kesehatan
h. Kemungkinan diangkat jadi pegawai yang diprioritaskan untuk mendapat insentif.
negeri/ tetap Jenis tenaga kesehatan ini dapat dilihat dari

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006 l 91


Dumilah Ayuningtyas: Sistem Pemberian Insentif yang Berpihak

analisis minat kerja. Identifikasi pula dari l Penyusunan peraturan daerah


mana jenis tenaga kesehatan tersebut Agar memiliki dasar hukum, paket insentif
didapatkan, apakah dari pasar bebas? Atau ini kemudian dibuatkan Perda-nya. Perda ini
dari daerah tertentu? dapat ditinjau dan diubah sesuai kebutuhan.
l Daerah atau sarana kesehatan yang disiapkan
insentifnya 5. Sosialisasi dengan tujuan adalah agar
Tentukan daerah mana saja (desa, kecamatan, keberadaan Perda diketahui secara luas, dapat
kota), serta fasilitas apa saja yang perlu dilakukan melalui seminar, iklan, dan
disiapkan insentifnya. sebagainya.
l Waktu dan lama pemberian insentif.
Tentukan waktu insentif ini diberikan serta 6. Evaluasi dapat dilakukan pada waktu-waktu
untuk berapa lama insentif tersebut diperlu- tertentu dan kebijkaan insentif perlu dievaluasi
kan. Hal ini penting untuk mengetahui untuk mengetahui keefektifannya.
kemampuan daerah dalam menyediakan
pembiayaannya. Strategi Implementasi Pengembangan Pola
Insentif di Provinsi Lampung
4. Penentuan paket insentif Dengan memperhatikan berbagai alternatif
Setelah strategi pemberian insentif dibuat, bentuk insentif, dasar-dasar serta langkah-langkah
kemudian tentukan paket insentif tersebut. penetapan insentif maka disusun strategi
Paket insentif untuk satu jenis tenaga implementasi pengembangan pola insentif di Provinsi
kesehatan relatif berbeda dengan jenis tenaga Lampung. Pengembangan pola insentif tersebut
kesehatan lainnya. Untuk itu, perlu dirumuskan diharapkan dapat memperbesar minat dan motivasi
paket insentif untuk masing-masing tenaga. serta meningkatkan ‘daya tahan’ SDM kesehatan
Paket insentif ini meliputi: untuk ditempatkan di daerah terpencil. Tentu dituntut
l Sarana dan tujuan paket insentif pula komitmen dari Pemda untuk memberikan
Sebutkan jenis tenaga kesehatan yang dukungan finansial ataupun kepastian hukum agar
berhak mendapat paket ini. Misalnya: paket pola insentif yang telah dibangun dapat diberlakukan
insentif untuk dokter puskesmas; paket dalam mekanisme kompensasi/ reward dan sanksi
insentif untuk bidan desa, dan sebagainya. secara efektif.
Sebutkan pula apa tujuan pemberian insentif Penerapan pola insentif ini diharapkan tak hanya
ini, jenis, besarnya, waktu pemberian insentif berlaku di kabupaten tertentu seperti Provinsi
dan kondisi objektifnya Lampung Selatan dan Utara. Seperti yang ditemui
Contoh di atas adalah matriks untuk insentif di lapangan, namun dapat dicoba diberlakukan di
berbentuk material dan nonmaterial dan cara berbagai kabupaten/kota yang memiliki kemampuan
mengisinya. serupa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
l Lama masa tugas a. Pemberian insentif di Provinsi Lampung yang
Sebutkan berapa lama jenis tenaga tersebut terdiri dari dua kota dan enam kabupaten,
harus bertugas pada tempat yang ditentukan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
atau batas minimal yang disyaratkan agar keadaan daerah, yaitu daerah biasa, daerah
berhak mendapat insentif. semi terpencil, daerah terpencil, dan daerah
l Cara pemberian insentif sangat terpencil, seperti: Kabupaten Provinsi
Tentukan cara atau mekanisme pemberian Lampung Barat dan Kabupaten Way Kanan
paket insentif. Termasuk di sini adalah yang tergolong kabupaten terpencil yang
mekanisme administrasi serta teknis mungkin memiliki kemampuan terendah
pelaksanaannya. Sebagai contoh tata cara daripada kabupaten yang lain. Untuk Kabupaten
pemberian insentif berbentuk uang: alokasi Tanggamus, Kabupaten Provinsi Lampung
anggaran di dana alokasi umum, uang di Timur, dan Kabupaten Tulang Bawang yang
transfer ke bank tertentu setiap tanggal 10. merupakan daerah semi terpencil, dalam
l Hal-hal yang membatalkan insentif pemberian insentif juga sangat minim sama
Rumuskan hal-hal apa yang dapat seperti pada daerah terpencil.
membatalkan pemberian suatu insentif. Hal b. Insentif yang diberikan dapat berupa material
ini perlu agar tenaga kesehatan yang dan atau non-material.
bersangkutan mengetahui hak dan Material, beberapa insentif berbentuk material
kewajibannya. yang diminati tenaga kesehatan adalah uang

92 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

(tunjangan bulanan, asuransi jiwa, tunjangan adanya komitmen bersama dari semua pihak untuk
cuti), perumahan (rumah dinas, atau disediakan mewujudkannya. Cita-cita indah seperti ternyatakan
uang kontrak), kendaraan (roda dua, roda dalam visi baru Departemen Kesehatan:
empat, kendaraan dinas, kendaraan "masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat",
operasional), fasilitas komunikasi (telepon, dengan grand strategy: "meningkatkan akses
internet), fasilitas hiburan (televisi, VCD). masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
Nonmaterial, beberapa bentuk insentif berkualitas" dan salah satu inidikatornya adalah di
nonmaterial yang paling diminati oleh tenaga setiap desa tersedia SDM kesehatan yang
kesehatan adalah peluang pendidikan lanjutan berkompeten niscaya akan tetap menjadi mimpi
atas biaya pemerintah, peluang mengikuti diklat, belaka tanpa adanya reformasi dalam manajemen
peluang mendapatkan kenaikan pangkat kesehatan khususnya sistem insentif yang berpihak
istimewa (untuk PNS), peluang untuk diangkat bagi SDM kesehatan yang berada di medan sulit
menjadi PNS atau pegawai tetap. Peluang dan daerah-daerah terpencil.
peningkatan karir atau dapat pula memberikan
insentif dalam bentuk yang paling sering KEPUSTAKAAN
digunakan yaitu kombinasi antara material dan 1. Profil Kesehatan Provinsi Lampung , Tahun
non-material. 2002.
c. Gunakan pola-pola atau format yang telah 2. Finlay, W., Martin, J., Roman, P.M., dan Blum,
dibuat sebagai kesepakatandengan mengacu T.C. Organizational Structure and Job
pada pedoman pemberian insentif, langkah- Satisfaction: Do Bureaucratic Organization
langkah penetapan serta dasar pertimbangan Produce More Satisfied Employees ?. Journal
seperti minat, keterpencilan, srana prasarana of administration and Society. 1995; 27 (3): 427-
dan sebagainya ( format dan pola terlampir) 50.
3. DeSantis, V.S. Comparing Job Satisfaction
PENUTUP Among Public and Private Sector Employee.
Pemberlakuan pola insentif yang memperlihatkan American Review of Public Administration.
apresiasi dan keberpihakan terhadap tenaga 1996; 23 (3): 427-450.
kesehatan yang berada di daerah terpencil akan 4. Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia
menjadi sebuah upaya untuk memenuhi tuntutan jilid II. 1998: 85.
asas keadilan dalam sistem kompensasi. 5. Pedoman Insentif bagi Tenaga Kesehatan. Biro
Penetapan pola insentif tersebut diharapkan dapat Kepegawaian Departemen Kesehatan dan
memperbesar minat dan motivasi serta Kesejahteraan Sosial. Jakarta. 2001
meningkatkan ‘daya tahan’ SDM Kesehatan untuk 6. Schuler, RS. Personal & Human Resource
ditempatkan di daerah terpencil. Tentu dituntut pula Management (5th Ed.), St Paul, Minessota:
komitmen Pemerintah Propinsi dan Kabupaten untuk West Publishing Company, Chapter 9. 1993.
memberikan dukungan kuat. Berbagai deskripsi dan 7. Supardal, Agus. Burhannudin A. Tajibnapis,
temuan lapangan serta prinsip-prinsip dalam dkk. Pedoman Insentif bagi Tenaga Kesehatan.
pemberian insentif yang telah dikemukakan akan Biro Kepegawaian Departemen Kesehatan dan
sekedar menjadi catatan documenter belaka tanpa Kesejahteraan Sosial. Jakarta. 2001.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 2 Juni 2006 l 93

Anda mungkin juga menyukai