Anda di halaman 1dari 5

Sistem Asuransi Singapura, Perbandingan System Pelayanan Kesehatan Indonesia

dan Singapura

Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam


dunia kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di
Negara negara yang sementara berkembang dapat memberikan pelayanan yang
terbaik bagi setiap warganya. Salah satu Negara yang di akui oleh WHO mengenai
system pelayanan kesehatan yang terbaik adalah Singapura. Dalam statistik 2007,
WHO juga menyebutkan baiknya sistem layanan kesehatan menyebabkan tingkat
kematian bayi di Singapura terendah di dunia dan hanya bisa disaingi oleh Islandia.
Selain itu Singapura termasuk kelompok negara yang memiliki tingkat harapan
hidup tertinggi.

Singapura memiliki sistem non-dimodifikasi kesehatan universal di mana


pemerintah menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam sistem kesehatan
masyarakat, terutama melalui sistem tabungan wajib, subsidi dan kontrol harga.
Sistem pelayanan kesehatan semesta di Singapore menggunakan kombinasi
tabungan wajib melalui potongan gaji (payroll tax) yang didanai perusahaan dan
pekerja suatu skema asuransi kesehatan nasional, dan subsidi pemerintah dalam
rencana asuransi kesehatan dinasionalisasi dikenal sebagai Medisave. Dalam
Medisave, setiap warga negara terakumulasi dana yang secara individual dilacak,
dan dana tersebut dapat dikumpulkan di dalam dan melintasi seluruh keluarga.

Selain itu banyak warga Singapore yang juga membeli asuransi kesehataan
swasta tambahan (biasanya dibayar oleh perusahaan) untuk pelayanan kesehatan
yang tidak diliput dalam program pemerintah. Sebagian besar pelayanan kesehatan
disediakan oleh sektor swasta.

Dalam sistem pelayanan kesehatan di Singapore, pemerintah dengan aktif


meregulasi suplai dan harga pelayanan kesehatan untuk menjaga agar biaya selalu
terkontrol. Sistem tersebut sangat baik meskipun tidak mudah untuk direplikasi di
negara manapun. Dengan sistem tersebut, jumlah keseluruhan pengeluaran
kesehatan hanya 3% dari PDB tahunan.

Jenis asuransi kesehatan di Singapura :

1. Singapore Asuransi Kesehatan Pribadi

2. Singapore Family Asuransi Kesehatan

3. Singapore Medical Group Asuransi

4. Singapore Travel Medical Insurance

5. Singapore Guru Asuransi Kesehatan

Perbandingan System Pelayanan Kesehatan Indonesia dan Singapura :

 Dari segi pembiayaan

Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia terbagi menjadi dua sistem yakni


system Fee for Service (Out of Pocket) serta sistem Health Insurance.
Sistem Out of Pocket ini merupakan sistem yang dipakai pada
sebagian besar pelayanan kesehatan dimana pasien yang berobat akan
membayar kepada pemberi layanan kesehatan secara pribadi berdasarkan
layanan yang didapatkannya.

Sedangkan di Singapura memberikan jaminan kesehatan menyeluruh


bagi penduduknya melalui sebuah sistem pembiayaan yang berdasarkan
kepada tanggung jawab individual dan pelayanan kesehatan yang
terjangkau.

 Mekanisme rujukan

Di Indonesia pelayanan kesehatan tingkat primer ini meliputi


pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau dokter gigi di
puskesmas, tempat praktik perorangan, serta klinik umum, dan termasuk di
antaranya adalah dokter keluarga.

Berdasarkan Permenkes di atas, pelayanan kesehatan tingkat


sekunder (pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter spesialis atau dokter
gigi spesialis) hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat pertama.

Sedangkan pelayanan kesehatan tingkat tersier (subspesialistik)


dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau
tingkat pertama. Jadi di sini, peran dokter keluarga adalah sebagai pengatur
atau coordinator pelayanan rujukan

Sedangkan di singapurajuga mempunyai beberapa jenjang pelayanan


kesehatan seperti pelayanan kesehatan primer (poliklinik atau klinik GP),
pelayanan rumah sakit, serta Intermediate and Long Term Care Service
(ILTC).Pelayanan kesehatan primer diselenggarakan oleh dokter umum,
dokter keluarga dan perawat di dalam komunitas.

Untuk layanan rumah sakit sendiri, singapura menyediakan delapan


rumah sakit publik yang terdiri dari enam rumah sakit umum, satu rumah
sakit ibu dan anak, serta satu rumah sakit psikiatri. Sedangkan ILTC sendiri
digunakan untuk pasien-pasien yang tidak memerlukan perawatan di dalam
rumah sakit lagi, akan tetapi tetap membutuhkan perawatan dalam jangka
waktu yang panjang.

 Kapasitas Tenaga Kesehatan: Rasio Dokter per Penduduk dan


Pemerataan Dokter

Rasio dokter per 100.000 penduduk pada tahun 2012 menurut Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) mencapai 33 :100.000. Pemerataan dokter
menjadi salah satu permasalah di Indonesia. Bisa kita lihat bahwa hampir
sebagian besar provinsi di Indonesia masih kekurangan tenaga dokter
dibandingkan dengan provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan DI
Yogyakarta yang memiliki penumpukan jumlah dokter.

Sedangkan di Singapura Rasio dokter per 1.000 populasi di negara


Singapura mencapai 1.9 dokter atau 190 :100.000. Singapura termasuk ke
dalam negara yang tidak mempunyai daerah rural, sehingga semua dokter
bekerja di sektor urban. Pembagian dokter yang ada juga tidak bergantung
kepada urban atau rural akan tetapi pembagiannya dilakukan berdasarkan
sektor publik dan sektor privat. Geografi negara yang kecil juga membuat
pemerataan dokter di Singapura sudah tergolong baik

DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.
Sodik, M. A., Suprapto, S. I., & Pangesti, D. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pelaksanaan Pelayanan Prima Pegawai Di Rsui Orpeha
Tulungagung. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 24-32.

Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang


Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada Jurnal Kesehatan http://publikasi.
stikesstrada. ac. id/wpcontent/uploads/2015/02/9-SIKAP-SIKAPPENCEGAHAN-
ABORSI. pdf.

Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion And Family
Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following Family Planning
Program In Health. Journal of Global Research in Public Health, 2(2), 82-89.

Sodik, M. A. (2015, April). The “Kimcil” Phenomenon: Sexual Knowledge and Safe Sex
Behaviour among Adolescents in Kediri. In The 1st Joint International
Conference.

Anda mungkin juga menyukai