Anda di halaman 1dari 27

Makalah Sistem, Siklus, dan STSE

Tanaman Pangan, Panen, Pupuk, dan Pestisida

Disusun Oleh:

L. Pranggajati (19708251024)

Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

2019
Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………………... i

Daftar Isi…………………………………………………………………………… ii

Kata Pengantar…………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 2

C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaman Pangan………………………………………………... 7

B. Jenis Tanaman Yang Dapat Dijadikan Pangan …………………………...... 7

C. Panen dan Faktor- Faktor Penting dalam Pemanenan……………………… 12

D. Pupuk dan Pemupukan……………..………………………………………. 18

E. Pestisida dan Dampaknya................................................................................. 20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 26

B. Saran…………………………………………………….........................….. 26

Daftar Pustaka………………..……………………………………………….....… 24

ii
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Sistem, Siklus, dan STSE dengan judul “Tanaman Pangan, Panen, Pupuk, dan
Pestisida”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 2 Agustus 2019

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi makhluk hidup

diseluruh dunia. Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang terpenting selain

sandang dan papan. Pangan erat kaitannya dengan tanaman pangan. Melalui

tanaman pangan dapat dihasilkan bahan makanan untuk keberlangsungan hidup.

Banyak sekali tanaman pangan yang ada di Indonesia yang tersebar sesuai

dengan daerah masing masing. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat

dalam mengembangkan tanaman pangan tertentu dan kesesuaian lahan.

Komoditas tanaman pangan yang utamanya dijadikan makanan adalah Padi,

Jagung, umbi – umbian dan kacang – kacangan. Karena pada umunya, tanaman

pangan ialah yang mengandung karbohidrat dan protein.

Istilah pemanenan sendiri diartikan sebagai pemungutan (pemetikan) hasil

sawah atau ladang yang menandai berakhirnya kegiatan di sebuah lahan dan

seringkali merupakan bagian termahal dari kegiatan produksi. Pemanenan

merupakan salah satu tahapan dari proses produksi yang perlu mendapat

perhatian serius agar dapat dihasilkan produk hortikultura bermutu baik sesuai

keinginan pasar. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah

mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang

tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan

biaya yang rendah. .Penanganan saat panen yang salah dapat mengakibatkan

kehilangan hasil hingga mencapai 20%. Kehilangan hasil tersebut umumnya

disebabkan karena penentuan waktu panen dan cara panen yang kurang tepat.

4
Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung

agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi

kebutuhan nasional dalam bidang pangan/sandang dan meningkatkan

perekonomian nasional. Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di

bidang pertanian ini adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang

termasuk di dalamnya adalah pestisida.

Dalam pertanian, keberadaan pupuk merupakan faktor yang sangat penting

untuk menunjang optimalisasi produksi yang telah ditetapkan. Namun, upaya

memupuk yang dilakukan secara sembarangan dan tidak terukur justru dapat

merugikan tanaman itu sendiri, bahkan tidak sedikit tanaman yang mengalami

kematian akibat cara memupuk yang kurang tepat. Masalah lain dalam pertanian

adalah penggunaan bahan-bahan kimia pertanian seperti pestisida membantu pada

kemajuan dan perkembangan pertanian selanjutnya. Tetapi di negara-negara

berkembang telah mengurangi penggunaan dari bahan-bahan kimia pertanian

karena merupakan salah satu penyebab utama dari pencemaran lingkungan.

Untuk itu perlu dibahas bagaimana cara untuk meningkatkan produksi pertanian

disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran

akibat penggunaan pestisida yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan

pertanian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tanaman pangan dan tanaman apa saja yang

termasuk tanaman pangan?

2. Bagaimanacara menentukan waktu panen dan cara pemanenan?

3. Apa saja jenis-jenis dari pupuk?

5
4. Apa dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tanaman pangan, dan tanaman

apa saja yang termasuk tanaman pangan.

2. Mengetahui bagaimanacara menentukan waktu panen dan cara

pemanenan.

3. Mengetahui apa saja jenis-jenis pupuk dan cara tepat penggunaannya.

4. Mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaman Pangan

Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat

menghasilkan karbohidrat dan protein yang dapat dimanfaatkan dan diolah

untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi manusia. Tanaman ini menjadi

sumber energi manusia karena kandungan karbohidratnnya. Tanaman pangan

terbagi menjadi dua yaitu tanaman palawija dan tanaman utama. Tanaman

utama yang biasanya ditanam oleh petani di Indonesia adalah tanaman padi

dengan tanaman keduanya dapat berupa tanaman jagung.

B. Macam Macam Jenis Tanaman Yang Dapat Dijadikan Pangan

1. SEREALIA

Tanaman serealia berasal dari kata sereal atau biji-bijian. Pengertian


serealia merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji
atau bulirnya sebagai sumber karbohidrat. Kebanyakan jenis tanaman
pangan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian.

Contoh tanaman pangan Serelia


 Padi ( oryza sativa)

7
Padi adalah tanaman pokok masyarakat indonesia, tanaman padi
sangat berpengaruh besar pada perekonomian yang mungkin tanaman
ini sudah di kembangkan untuk menaikan produksi dan kualitas.

 Jagung ( Zea mays )

Jagung menjadi komoditas penting kedua setelah padi. Sebagai


bahan makanan, jagung bernilai gizi tidak kalah bila dibandingkan
dengan beras. Di Indonesia sendiri, jagung pertama kali di bawa oleh
bangsa Spanyol dan Portugis

 Gandum ( triticum spp)

Gandum adalah tanaman alternatif dari padi. Tanaman


gandum merupakan salah satu tumbuhan pangan dari jenis serealia yang
banyak digunakan sebagai bahan pangan pokok di negara Eropa.
Gandum selain menjadi bahan makanan pokok juga dapat dijadikan
tepung terigu, pakan ternak dan sebagai bahan industry

8
 Sorghum ( sorghum bicolor )

Pada beberapa daerah di indonesia tanaman ini sudah di


kembangkan dengan teknologi baru. Sorgum adalah tanaman pengganti
tanaman pokok dari tanaman panagan padi.

2. KACANG-KACANGAN

Kacang-kacangan memiliki biji dengan ukuran yang lebih besar


dibandingan serealia yang dapat digunakan sebagai sumber pangan bagi
manusia . Kacang-kacangan termasuk famili Leguminosa atau disebut juga
polongan (berbunga kupu-kpu). Kacang-kacangan merupakan sumber
utama protein nabati

Contoh tanaman pangan kacang-kacangan:

 Kacang tanah ( arashis hypogeae )

Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak,


sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati, minyak dan
lain-lain.

9
 Kedelai ( glycine max )

Kedelai tumbuh dengan cara merambat dan memiliki buah berbentuk


polong. Kedelai dapat menjadi sumber pangan dari jenis kacang-
kacangan dengan kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi.

 Kacang hijau ( phaseolus vulgaris )

Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radiata termasuk dalam familia
Fabaceae merupakan tanaman pangan yang dapat dijadikan tanaman
kedua atau palawija setelah tanaman utama. Kacang hijau mempunyai
buah berupa polong yang dapat menjadi sumber energi dan
mengandung vitamin yang ckup tinggi.

10
3. UMBI UMBIAN

Umbi-umbian merupakan jenis tanaman pangan yang digunakan sebagai


sumber bahan makanan pokok karena mempunyai kandungan karbohidrat
dalam bentuk pati dan kandungan serat yang tinggi. Umbi merupakan
organ atau bagain dari tanaman yang mengalami perubahan ukuran dan
bentuk sehingga mengalami pembengkakan sebagai akbiat dari perubahan
fungsinya.

Contoh tanaman panagan Umbi – umbian

 Ubi jalar ( ipomae batatas )

Ubi jalar merupakan sumber makanan alternatif setelah padi, jagung, dan
singkong. Tanaman ini termasuk tanaman umbi-umbian yang paling tua
dalam sejarah umat manusia.

 Sinkong ( manihot esculenta )

11
Singkong termasuk tanaman yang perawatannya mudah. Tanaman ini
menjadi salah satu tanaman pangan yang penting karena kegunaannya yang
luas baik untuk industri ataupun individu masyarakat.

 Kentang ( salanum tuberasum )

Pemanfatan kentang di Indonesia lebih banyak sebagai bahan pembuatan


camilan atau makanan ringan. Ini berbeda dengan kentang di daerah Eropa
dan Amerika yang memang menjadi sumber karbohidrat yang utama.

4. Jenis tanaman panagan yang terkait

Tanaman pangan yang terkait dan pada dasarnya memiliki kandungan


karbohidrat untuk kelangsungan hidup kita.

 Tanaman sukun ( artocarpus altilis )

 Tanaman sagu ( metroxylon sp.)

Tanaman panagan sukun dan sagu di konsumsi pada daerah seperti di


papua, mereka mengkonsumsi sagu sebagai bahan pokok makanan utama.
Tanaman pangan di indonesia sangat beragam dan tergantung dari daerah
yang di tempatinya.

C. Definisi Panen

Panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya berdasarkan


umur, waktu, dan cara sesuai dengan sifat dan/atau karakter produk. Istilah

12
ini paling umum digunakan dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai
berakhirnya kegiatan di sebuah lahan.
Beberapa kriteria untuk tanaman yang siap dipanen sebagai berikut:
 Warna daun sudah berwarna hijau tua, tetapi tidak terlalu tua.
 Ukuran daun sudah berukuran / berkembang penuh / berukuran besar.
 Ukuran batang sudah mulai membesar.

1. FAKTOR PENTING DALAM PEMANENAN


Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dan dipahami
berkaitan dengan panen demi keberhasilan panen yang baik, antara lain
umur panen, tanda-tanda dan saat panen serta cara dan peralatan panen.

1.1. Umur Panen


Umur panen suatu jenis tanaman berbeda dengan yang lain,
bahkan pada satu jenis tanaman pun dapat berbeda jika beda varietas.
Tanaman yang dapat dipanen dalam satu musim atau kurang/sekitar
dari satu tahun disebut tanaman semusim (annual crops) atau tanaman
semusim, sedangkan yang berumur lebih dari satu musim atau lebih
dari setahun disebut tanaman tahunan.
Serealia dan palawija tergolong tanaman setahun atau semusim.
Serealia dan palawija umumnya berumur sekitar 3 - 6 bulan, kecuali
ubi kayu yang baru dapat dipanen setelah 9 - 12 bulan. Padi atau
jagung yang berumur pendek (sekitar 3 bulan) disebut jenis genjah,
sedangkan yang berumur panjang (4 - 6 bulan) disebut jenis dalam.
Petani masa kini umumnya menanam tanaman yang berumur pendek.
Padi genjah semula berumur sekitar 4 bulan (120 hari), namun kini
varietas padi baru ada yang berumur kurang dari 100 hari. Jagung
genjah berumur sekitar 100 hari, bahkan ada yang berumur hanya
sekitar 70 hari. Jenis jagung yang berumur sangat pendek (sekitar 70
hari) ini tergolong jagung kecil dan produksinya rendah, namun
banyak ditanam petani di daerah Lumajang karena faktor musim
(kering) dan kebutuhan pangan serta pakan yang mendesak. Secara
umum, jagung konsumsi (untuk jagung pipil) dipanen umur sekitar 4

13
bulan, namun jika akan dijadikan jagung muda, cukup pada umur
sekitar 3 bulan, bahkan hanya sekitar 2 bulan jika untuk dijadikan
jagung semi. Kacang tanah dan kedelai dipanen pada umur sekitar 3,5
bulan, sedangkan ubi kayu untuk gaplek umumnya dipanen setelah
berumur 10 bulan.

1.2. Saat Panen dan Proses Pematangan


Umur panen dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
memperkirakan panen, namun saat panen haruslah benar-benar tepat
karena kuantitas dan kualitas hasil panen banyak ditentukan oleh
ketepatan saat panen. Padi yang dipanen terlalu dini (muda) akan
banyak mengandung butir hijau dan butir kapur dan hasil panen pun
relatif lebih sedikit. Kadar butir hijau dan butir kapur yang tinggi
sangat menurunkan mutunya. Padi yang dipanen agak muda juga
tidak banyak menghasilkan beras sehingga produksi berasnya
menjadi rendah. Sebaliknya, jika panen terlambat mungkin sebagian
butir gabah telah rontok dan jatuh ke tanah sehingga juga merupakan
suatu kehilangan. Keadaan serupa berlaku juga pada jagung, kedelai,
kacang tanah dan ubi kayu. Mula-mula tanaman akan menumpuk
hasil fotosintesis dari daun berupa cairan karbohidrat (gula) ke bagian
biji atau umbi. Pada kondisi ini biji atau umbi masih lunak dan berisi
cairan. Penumpukan makin banyak dan biji atau umbi makin padat
karena cairan karbohidrat mulai memadat menjadi tepung. Jagung
semi dipanen pada saat bijinya belum berisi, sedang jagung muda
dipanen pada fase biji sudah berisi, namun masih lunak. Pada kacang
tanah sering ditemukan banyak polong muda dan polong lewat tua
pada waktu dipanen karena proses pembuahan dan pematangannya
tidak seragam. Secara umum, sebaiknya panen dilakukan pada saat
biji ataupun umbi telah matang penuh agar diperoleh hasil yang
maksimal.

14
1.3. Tanda-tanda Saat Panen
Tiap tanaman memiliki tanda-tanda tertentu dan khusus jika saat
panen tiba. Tanaman padi siap dipanen jika daun bendera mulai
menguning dan butir-butir gabah pada bulir padi telah rata
menguning. Jagung untuk jagung pipil siap dipanen jika tongkol
membesar penuh dan seludangnya serta daun tanaman mulai
menguning dan mengering. Demikian juga pada kedelai dan kacang
tanah siap dipanen jika daun mulai banyak yang menguning. Ubi
kayu siap dipanen jika cukup umur, antara lain terlihat dari
panjang/banyaknya ruas batang dan daunnya mulai mengecil. Tanda-
tanda siap panen pada tanaman lain bervariasi karena ragam bagian
tanaman yang diambil dan tingkat kematangannya juga bervariasi.
Tanda panen pada palawija dari umbi-umbian, misalnya ubi kayu dan
ubi jalar relatif lebih mudah yaitu cukup dengan menghitung umur
tanaman dan melihat keretakan tanah di sekeliling batang dekat tanah
atau dengan jalan mengoreknya untuk melihat apakah umbi cukup
besar untuk dipanen.

1.4. Saat Panen


Panen dapat dilakukan pada pagi, siang ataupun sore hari.
Masingmasing waktu memiliki keuntungan dan kerugian. Beberapa
pertimbangan saat panen:

a. Cuaca pada waktu pagi umumnya sejuk (tidak panas) dan terasa
segar sehingga nyaman untuk bekerja di sawah, ladang, kebun,
kolam ataupun di kandang. Itulah sebabnya petani umumnya lebih
senang bekerja pagi hari dibandingkan siang atau sore hari. Hujan
pun jarang turun pada pagi hari. Orang mempunyai waktu kerja
cukup panjang jika bekerja sejak pagi hari. Siang hari umumnya
panas sehingga sering membuat orang cepat lelah, malas, dan
mengantuk. Sore hari cuaca tidak sepanas siang hari, namun waktu
panen menjadi pendek karena malam segera datang dan hujan
lebih sering terjadi pada sore hari.

15
b. Udara dan tanaman pada pagi hari umumnya masih basah sehingga
kurang menguntungkan pada jenis tanaman yang harus dipanen
dalam keadaan kering, misalnya golongan biji-bijian. Biji-bijian
yang dipanen pagi hari relatif akan lebih basah dibandingkan jika
dipanen siang atau sore hari sehingga selain menyulitkan
perontokan, juga memerlukan waktu pengeringan yang lebih lama.

c. Umumnya tanaman lebih segar pada pagi hari dibandingkan siang


atau sore hari. Kondisi basah dan segar pada pagi hari cocok untuk
panen komoditas segar, misalnya tanaman yang akan diambil
daunnya atau buah mudanya (jagung semi). Namun, banyak petani
yang justru memanennya pada siang/sore hari karena pola
pemasarannya. Pedagang dan pengecer sayuran membeli di pasar
induk pada waktu malam hari atau menjelang fajar agar mereka
dapat menjualnya kembali pada pagi hari. Jadi, panen yang
dilakukan siang atau sore hari, memungkinkan untuk
membersihkan, menyortasi, dan mengepak pada senja hari dan
mengirimkan hasil panen pada malam hari (pengiriman malam
hari dapat mengurangi kehilangan air yang menyebabkan layu)
sehingga dapat sampai di pasar tepat pada waktu diperlukan. Jika
panen dilakukan pagi hari, petani khawatir hasil panen akan cepat
layu pada siang hari itu jika tidak langsung terjual.
d. Pertimbangan ekonomis sering lebih dominan menentukan saat
panen dengan mempertimbangkan:
1) Saat penjualan oleh pengecer (umumnya pagi hari);
2) Saat pengecer membeli di pedagang di pasar konsumen;
3) Lama waktu dari pedagang/petani produsen ke pedagang di
pasar konsumen.

1.5. Cara dan Peralatan Panen


Cara panen sebenarnya juga bervariasi antara satu jenis tanaman
dengan jenis lainnya. Hasil panen diperoleh dengan berbagai cara,

16
namun cara yang umum untuk tanaman serealia dan palawija adalah
berikut ini;
a. Pemotongan Padi dan sejenisnya (gandum, sorghum, barley,
jawawut) termasuk juga kedelai dipanen dengan cara pemotongan,
secara manual ataupun secara mekanis (mesin pemanen). Dulu
padi dipanen dengan menggunakan ani-ani. Jenis padi sekarang
umumnya bertangkai pendek sehingga menyulitkan pemotongan
dengan ani-ani, ditambah pula cara ini kurang praktis maka kini
padi lebih banyak dipotong di bagian batang dengan menggunakan
sabit. Tanaman padi dipotong di bagian tengah batang, sedangkan
tanaman kedelai dipanen dengan cara memotong di bagian batang
terbawah, kadang-kadang juga dengan cara mencabut seluruh
batang tanaman. Cara pemotongan pada jagung hanya kadang-
kadang dilakukan oleh petani di Indonesia, namun umumnya
dipanen dengan cara dipetik.

b. Pemetikan Jagung di Indonesia umumnya dipanen dengan cara


dipetik secara manual satu per satu. Cara ini memang kurang
efisien dibandingkan dengan menggunakan mesin pemetik jagung
yang dapat memanen jagung lebih banyak dan lebih cepat.
Pemanenan dengan menggunakan mesin pemanen dilakukan oleh
negara maju karena umumnya areal tanaman sangat luas, musim
panen pendek, dan terutama karena kekurangan tenaga pemetik
dan upah mahal sehingga mesin pemetik merupakan pilihan yang
tepat (lebih cepat dan ekonomis).

c. Pencabutan Golongan umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang,


bengkuang, dan sebagainya) dan kacang tanah dipanen dengan
cara pencabutan agar umbi atau polong di bawah tanah terangkat
ke luar. Cara panen ini di Indonesia umumnya masih dilakukan
dengan tangan (manual). Mesin pencabut, seperti yang digunakan
di negara maju untuk kentang, ubi jalar, dan ubi belum digunakan
di sini, selain areal tanam umumnya sempit, juga karena harganya

17
mahal sementara tenaga kerja yang relatif murah banyak tersedia.
Beberapa waktu yang lalu pernah diperkenalkan penggunaan alat
ungkit untuk meringankan kerja mencabut singkong. Alat
pencabut umbi-umbian kiranya perlu dikembangkan

D. Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki


kesuburan tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke
tanah agar tanah menjadi lebih subur. Pemumupukan pada umumnya di
artikan sebagai penamabahn zat hara tanaman ke dalam tanah. Dalama arti
luas pemumupukan sebenarnya juga termasuk penambahan bahan-bahan lain
yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir pada
tanah liat, penambahan tanah meneral pada tanah organik, pengapuran dan
sebagainya.

E. Jenis-jenis Pupuk
Pupuk dapat di bedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk
alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam,
pupuk organik (pupuk kandang, kompos) dan sebagainya. Jumlah dari jenis
unsur hara dalam pupuk alam terdapat secara alami. Pupuk buatan adalah
pupuk yang di buat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja
di tambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu.

1. Pupuk Alam (Organik)


Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur,
tata udara, daya resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk
alam juga membentuk humus (bunga tanah) sehingga berperan juga dalam
memperbaiki sifat biologi. Selanjutnya, peruraian dari humus akan
menambah ketersediaan unsur-unsur hara.

18
Macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:

a. Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama


dari jenis polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan
pertanian.
b. Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak,
misalnya sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
c. Kompos. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah
pertanian, misalnya jerami, batang jagung, atau sampah yang
dibusukkan bersama pupuk kandang. Pupuk kompos lebih banyak
digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman pot atau
holtikultura.

2. Pupuk Buatan (Anorganik)


Secara umum, tumbuhan hanya menyerap nutrisi yang diperlukan
jika terdapat dalam bentuk senyawa kimia yang mudah terlarut. Nutrisi
dari pupuk organik hanya dilepaskan ke tanah melalui pelapukan yang
dapat memakan waktu lama.
Pupuk anorganik memberikan nutrisi yang langsung terlarut ke
tanah dan siap diserap tumbuhan tanpa memerlukan proses pelapukan.
Tiga senyawa utama dalam pupuk anorganik yaitu nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K). Kandungan NPK dihitung dengan
pemeringkatan NPK yang memberikan label keterangan jumlah nutrisi
pada suatu produk pupuk anorganik.
Secara umum, nutrisi NPK yang siap diserap oleh tanaman pada
pupuk anorganik mencapai 64%, jauh lebih tinggi dibandingkan pupuk
organik yang hanya menyediakan di bawah 1% dari berat pupuk yang
diberikan.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang
hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K
dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih

19
dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan
sebagainya (Hardjowigeno, 2004).

F. Pestisida
Pestisida adalah zat beracun, apabila digunakan tidak bijaksana, maka
akan membahayakan tidak saja pada manusia tetapi juga hewan dan
lingkungannya. Di dalam menggunakan pestisida harus mengikuti peraturan
perundang – undangan di dalam negeri sesuai dengan peraturan Pemerintah
No. 7 th. 1973, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad pernik dan virus yang dipergunakan untuk :
• Memberantas hama.
• Memberantas rerumputan tetentu yang tidak dikehendaki.
• Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak di
inginkan.
• Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman, bagian
tanaman, tidak termasuk pupuk.
• Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu bersifat biosoda yang tidak saja beracun pada
organisme pengganggu tetapi dapat juga meracuni manusia dan
lingkungannya.
Dalam meningkatkan/pencegahan pencemaran perlu dilakukan usaha-
usaha pencegahan masalah pestisida :
a. Peningkatan SDM pengguna maupun pengawas pestisida.
b. Peningkatan kepedulian dan dedikasi dalam pengawasan
pestisida.
c. Peningkatan kerjasama lintas sektoral.
d. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada pengguna pest

20
G. Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia
Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal,
pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan
kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara
lain adalah:

1. Bagi kesehatan manusia


Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang
kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida
yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan
tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja,
tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Pestisida meracuni
manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat
mempersiapkan, atau sesudah menggunakan pestisida tersebut.
Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang
telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang
lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat
beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan
kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).
Gejala-gejala keracunan pestisida ini dapat timbul secara sendiri atau
gabungan, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Umum : kelelahan.
 Kulit : iritasi, terbakar, berkeringat, alergi.
 Mata : iritasi, mata merah, penglihatan
kabur, mata berair, pupil melebar atau menyempit.
 Sistem pencernaan : mulut atau kerongkongan terbakar,
keluar air ludah, muntah, sakit atau kram perut, diare.
 Sistem pernapasan : sulit bernapas, batuk-batuk, sakit
dada.

21
2. Bagi lingkungan sekitar
Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan
masuk ke dalam sistem biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida
yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan
dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme
kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan
terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila
ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu
kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat
dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika. Setelah
diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh
pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur
burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja
perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu
akan punah.

H. Alternatif Cara Mengurangi Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida bagi tanaman akan memberikan pengaruh positif

dan negatif bagi tanaman itu sendiri, hewan dan manusia serta lingkungan.

Beberapa manfaat positif tentunya bisa memberikan keuntungan bagi makhluk

hidup lain sedangkan dampak penggunaan pestisida secara berlebihan bisa

berdampak negatif seperti pertumbuhan tanaman tidak normal, hasil panen

berkurang dan menganggu lingkungan seerta ekosistem. Ada cara alternatif

yang bisa dilakukan oleh anda untuk mengurangi dampak negatif penggunaan

pestisida.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mengurangi

penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang berkurang tentunya akan

berdampak pada pertumbuhan tanaman lebih baik, cara menjaga

22
keseimbangan ekosistem supaya tidak rusak, dan lingkungan disekitar lokasi

penanaman lebih subur serta yang paling penting adalah anda bisa mengurangi

orang lain untuk mengkonsumsi pestisida karena beberapa tanaman yang tidak

harus dikupas kulitnya akan lebih mudah menyerap pestisida apalagi yang

terbuat dari bahan kimia. Oleh karena itu upaya mengurangi pestisida perlu

dilakukan. Ini dia cara mengurangi penggunaan pestisida yang perlu anda

ketahui untuk mengurangi penggunaan pestisida.

1. Pembersihan Lahan Penanaman Secara Rutin

Pembersihan lahan penanaman merupakan faktor yang bisa

mengurangi hama dan penyakit tanaman terutama hama dan penyakit

yang menyerang dari dalam tanah. Pembersihan lahan penanaman tidak

hanya dilakukan sebelum dan sesudah melakukan penanaman. Anda perlu

melakukan kegiatan membersihkan lahan penanaman sebelum dilakukan

kegiatan penanaman dengan bersih.

Apabila kegiatan pembersihan tidak dilakukan dengan baik dan

benar, maka tanaman akan lebih mudah terganggu pertumbuhannya

karena ada persaingan dengan tanaman gulma yang sebelumnya ada.

Lahan yang tidak bersih pun bisa menyebabkan hewan lain datang ke

lokasi lahan yang anda ingin lakukan penanaman sehingga bisa menjadi

hama apabila jumlahnya dalam jumlah yang banyak dan sudah

menganggu pertumbuhan tanaman anda yang ditanam. Baca : objek dan

permasalahan biologi.

23
2. Pengusiran Secara Manual

Pengusiran hama tanaman bisa dilakukan secara manual apabila

anda sedang melakukan kontrol terhadap tanaman yang anda tanam.

Kegiatan pegusiran secara manual akan lebih mudah apabila lahan yang

anda lakukan penanaman tidak luas dan memiliki sumberdaya manusia

yang banyak. Dengan cara manual, anda dapat mengurangi kerusakan

tanaman yang ditanam.

3. Teknik Penanaman 2 atau Lebih Tanaman

Beberapa penyuluh dan peneliti sering menyarankan menanam

tanaman yang berbeda apabila ingin menyiasati cara mengurangi

penggunaan pestisida. Tanaman yang bisa anda lakukan penanaman

adalah tanaman pertanian yang semusim dengan tanaman kehutanan yang

tahunan. Adapun manfaat lain seperti manfaat secara ekonomi dari

penanaman tanaman yang lebih dari 1 (satu) jenis. Oleh karena itu petani

perlu mempelajari tanaman apa yang cocok dilakukan penanaman yang

bersamaan sehingga bisa mencegah terjadi persaingan unsur hara dan

mengurangi hama dan penyakit yang menyerang. Baca : mekanisme

pertanian.

4. Pola Penanaman

Pola penanaman bisa mempengaruhi anda dalam mengurangi

penggunaan pestisida. Pola penanaman yang bisa anda lakukan dengan

cara berseling, tanaman utama di tengah dan tanaman lain dipinggir atau

24
dibentuk kloter-kloter dan lainnya. Penggunaan pola penanaman yang

baik bisa membantu anda dalam mengurangi hama dan penyakit pada

tanaman yang anda tanam.

5. Teknik Irigasi Lahan Penanaman

Beberapa tanaman yang terserang hama dan penyakit bisa terjadi

karena teknik irigasi lahan yang tidak tepat. Beberapa tanaman gulma bisa

menyerang tanaman melalui tanah terutama lahan penanaman yang tidak

diberi sisitem irigasi.

Beberapa sistem irigasi lahan penanaman yang bisa anda coba dengan

cara membuat gundukan, pembuatan tegalan, sistem irigasi tetes, cara

bertanam hidroponik bagi pemula, penanaman veltikultur, selang air, dan

gembor. Sistem irigasi yang baik bisa membantu tanaman untuk terhindar

dari serangan hama dan penyakit dan memperbaiki kondisi pertumbuhan

tanaman apabila kondisi lahan tidak mendukung pertumbuhan tanaman

dengan baik.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan, didapat beberapa


kesimpulan sebagai berikut;
1. Tanaman pangan berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan menjadi
serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian.
2. Faktor penting yang perlu diperhatikan dan dipahami berkaitan dengan
panen demi keberhasilan panen yang baik, antara lain umur panen, tanda-
tanda dan saat panen serta cara dan peralatan panen.
3. Perbedaan antara pupuk organik dan anorganik bisa kita simpulkan.
Pertama, dari segi material penyusunnya, di mana pupuk alami ini terbuat
dari bahan organik, sementara anorganik terbuat dari material zat kimia.
Selain itu, pupuk organik mengandung lebih sedikit unsur hara, sementara
pupuk anorganik mengandung unsur hara sesuai bahan pembuatannya.
4. Pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan organisme

pengganggu bersifat biosoda yang tidak saja beracun pada organisme

pengganggu tetapi dapat juga meracuni manusia dan lingkungannya.

B. Saran

Penulis menyarankan dalam penggunaan makalah ini nantinya, pihak-pihak

terkait mampu mengembangkan isi dari pembahasan makalah berdasarkan

sumber-sumber pengetahuan yang lebih update.

26
DAFTAR PUSTAKA

___________. (1993). Penanganan Pascapanen. Bahan Kuliah (Diktat)

Penanganan Pasca Panen Bogor: Program Studi PGKP FATETA IPB.

___________, (2009). http://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-

penggunaan - pestisida/. Diakses pada tanggal 3 Agustus pukul 16:45

WIB.

http://www.tanijogonegoro.com/2012/12/pemupukan.html. Dikutip pada tanggal

03 Agustus 2019, pukul 14.09 WIB.

Nugraha, Asep. 2008. Teknologi Pengendali Residu Pestisida di Lingkungan

Pertanian. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Online

(.http://www.a.sena.blogdrive.com). Diakses tanggal 3 Agustus pukul

20:47 WIB

Sudarmo, Subiyakto 1990. Pestisida Tanaman. Yogyakarta: Kanisius

27

Anda mungkin juga menyukai