Anda di halaman 1dari 3

Nurul Ika Primayanti (010112a075)

Pengembangan soft skill tenaga kesehatan


Kompetensi lulusan sarjana keperawatan yang diperlukan oleh dunia kerja adalah perawat
yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan dan mampu berpikir kritis. Ners
berkompetensi untuk mampu berkomunkasi secara efektif, menerapkan aspek etik dan legal
dalam praktik keperawatan, melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan
komunitas, mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan, mampu
menjalin hubungan bersosialisasi, melakukan penelitian, mampu mengembangkan
profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Lulusan keperawatan
harus memiliki kemampuan dan naluri pengembangan secara mandiri maupun
bekerjasama,pendidikan pengembangan kepribadian penting untuk menjunjung tinggi etika,
memiliki etos kerja yang perlu diteladani, mempunyai sikap yang dapat diteladani dalam
kehidupan.

Soft skill berperan penting dalam dunia kerja maupun dalam proses perkuliahan, selebihnya
adalah hard skill. Contoh dari soft skill dalam lingkungan kampus yaitu disiplin, jujur, peka,
percaya diri, penuh inisiatif, adanya kesiapan dari mahasiswa, bentuk kemasan perkulihan
dan fasilitas. Penularan soft skill dalam pembelajaran bisa dari role mode dengan kejujuran,
ketepatan waktu dalam mengajar, memberi contoh, inisiatif, tersenyum dan ramah.

Sedangkan soft skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja yaitu tanggung jawab, disiplin,
kemampuan teknis, kemampuan manajerial, inisiatif kerja, beretika, menghindari perilaku
yang tidak jujur, bekerjasama, mengelola atau memimpin, planing dan organizing, keuletan,
salesmanship, stress tolerance.

Kita juga harus meningkatkan keterampilan interpersonal dengan cara bersosialisasi dengan
orang lain, saling mempercayai, menghargai, serta memperluas jaringan.

Perilaku tidak jujur/mencontek menunjukan gejala tidak percaya diri, tidak yakin dengan
kemampuan diri sendiri, ragu untuk menunjukan karyanya sebagai contoh karyawan akan
mencuri ide orang lain untuk dipresentasikan.

Berikutnya tips meningkatkan efektifitas interpersonal. Jangan mengkritik, hindari


mengeluh,beri penghargaan yang jujur dan tulus, tunjukkan minat yang tulus, tersenyumlah,
buatlah orang lebih merasa penting, ajukan pertanyaan bukan perintah.
Keselamatan pasien dalam keperawatan
Keselamatan pasien adalah pencengahan terjadinya cidera. Perawat berperan pada
keselamatan pasien untuk melakukan tindakan mandiri yang sifatnya kolaboratif dengan
klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan tanggung jawab. Selain itu perawat
juga berkewajiban untuk mengkaji kesehatan pasien disaat ini dan masalalu, membuat
diagnosa keperawatan, membuat rencana asuhan keperawatan, melakukan asuhan
keperawatan sesuai rencana, melakukan evaluasi respon dan outcome pasien. Pasien
mempunyai hak-hak ketika dirawat di rumah sakit diantaranya yaitu bebas dari jatuh, bebas
dari infeksi, bebas dari gangguan kulit, bebas dari kesalahan pemberian obat, dan bebas dari
bahaya. Oleh karena itu kita dituntut kompeten dalam pemberian asuhan keperawatan
Keselamatan kesehatan kerja kariawan serta pasien berperan dan berfungsi untuk menangani
seluruh kejadian tidak dikehendaki, kejadian nyaris cedera dan medical error di Rumah Sakit.
Kejadian tidak dikehendaki adalah kejadian yang mengakibatkan cidera yang tidak di
inginkan oleh pasien, kejadian nyaris cedera adalah kesalahan dalam pemberian obat tapi
tidak bereaksi (tidak ada masalah), medical error adalah kesalahan medis yang
mengakibatkan cedera pada pasien, sedangkan kejadian sentinel adalah kejadian cedera serius
yang mengakibatkan kematian dan sangat tidak diharapkan.

Keberhasilan keselamatan pasien di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara


mengidentifikasipasien dengan benar, berkomunikasi secara efektif, memberikan obat kepada
pasien dengan benar (benar obat;benar dosis;benar cara;benar waktu;benar orang;benar
informasi;benar dokumentasi), mencegah kesalahan(review rekam medis adekuat;budaya
komunikasi harus didukung;usahakan tidak menggunakan singkatan;tulisan harus terbaca
jelas), mencegah pasien jatuh(pengkajian resiko pasien jatuh dilakukan dari admition;beri
tanda pada tempat tidur, libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan pasien jatuh) dan
mencegah infeksi(cuci tangan bila tangan tampak kotor;cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien;cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur).

Perawat harus mengidentifikasi dengan gelang nama (tangan / kaki sesuai warna),label nama,
dan minimal nama pasien (2karakter); umur (tgl lahir); nomor reka medis. Perawat harus
berkomunikasi dengan efektif, berikan obat dengan tepat (tepat obat, tepat dosis, tepat cara,
tepat waktu, tepat orang, tepat informasi, dan tepat dokumentasi). Agar kita tidak salah dalam
tindakan, seharusnya kita tetap waspada dan teliti dengan cara mengutamakan komunikasi,
review rekam medis, dan data diusahakan untuk tidak disingkat dan jelas terbaca.

Ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan diantaranya yaitu jangan melapor kejadian lebih dari
24jam, jangan menunda laporan dengan suatu alasan, jangan menambah catatan, jangan
mengkopy / menggandakan laporan dan dibolehkan mencatat hal-hal yang tidak bisa
diantisipasi.
Awarding clinical privilages in wound care one of the offorts to improve
the professionalism of the nurses.
Kewenangan klinis adalah hasil dari suatu proses disarana pelayanan kesehatan memberikan
kewenaangan kepada tenaga kesehatan profesional untuk memberikan pelayanan yang telah
ditetapkan, menunjukkan batasan dan tanggung jawab klinis secara profesional sesuai sarana
yang disediakan. Perawat adalah setiap orang yang mempunyai kewenangan profesi u tuk
melakukan asuhan keperawatan disarana pelayanan, berdasarkan jenis keahlian sesuai
dengan disiplin ilmu keperawatan, sedangkan kewenangan klinis perawat adalah untuk
kewenangan klinis untuk melakukan praktik kepada pasien yang diberikan oleh direksi rumah
sakit setelah dilakukan proses redensial oleh komite keperawatan.

Sistem regulasi terdiri dari regulasi, sertifikasi dan lisensi. Registrasi merupakan proses
administrasi oleh seseorang yang ingin memberikan pelayanan keperawatan kepada orang
lain sesuai kemampuan yang dimilikinya. Sertifikasi merupakan pengakuan dari keahlian
yang dimiliki oleh perawat dalam area praktek un tuk menjamin masyarakat dalam
memberikan pelayanan spesifik bagi konsumen, sertifikasi bertujuan untuk mengendalikan
praktek keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional sesuai dengan kewenangan /
kompetensi. Lisensi keperawatan merupakan ijin untuk elakukan tindakan keperawatan yang
dibutuhkan dalam pelayanan keperawatan, diberikan hanya kepada perawat yang telah
memiliki kompetensi dan diperoleh setelah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
pemerintah.

Kemampuan yang harus dimiliki perawat yang mendapat pengakuan keahlian yaitu kognitif,
psikomotor, afektif, komunikasi, kepemimpinan, enterpreuner, pengambilan keputusan, dan
berani mengambil resiko. Tujuan kewenangan klinis yaitu untuk menjamin tenaga
profesional yang memiliki tingkat kompetensi dan sesuai dengan standart yang dapat
diterima sehingga dapat melakukan praktek dengan aman dan berkualitas. Komitmen
dirumah sakit juga penting memberi kewenangan klinis karena sebagai institusi pemberi
layanan kesehatan RS bertanggung jawab secara hukum, untuk menjamin bahwa RS
menyediakan layanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional berpengalaman dan
berkompeten, sebagai tanggung jawab hukum. Perawat harus bertanggungjawab dan
bertanggung gugat dan memiliki kompetensi dan mendapatkan kewenangan untuk membuat
keputusan dan bertindak dalam batas-batas kewenangan. Kewenangan perawat generalis
yaitu autonomi memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan dan pendidikan
profesi dengan melakukan pengkajian keperawatan, menetapkan diagnosa keperawatan,
menyusun rencana tindakan keperawatan, melakukan intervensi sesuai rencana, melakukan
intervensi sesuai rencana, melakukan evaluasi, melaksanakan dokumentasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai