PENGOLAH DATA
ARSITEKTUR TRADISIONAL
DI SUSUN OLEH :
SUHERLIZA
P3B118024
JURUSAN D3 ARSITEKTUR
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI 2018
{Arsitektur tradisional)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya sapat menyelesaikan tugas saya ini yang
berjudul “ARSITEKTUR TRADISIONAL”. Saya berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidang arsitektur ini.
Meski telah di susun secara maksimal, namun penulisan sebagai manusia bisa
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari tugas ini.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan semoga tugas ini diterima sebagai
ide/gagasan yang menambah kekayaan kreativitas bangsa.
penyusun
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................. 1
BAB II .............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian Arsitektur tradisional ........................................................... 2
B. Contoh-contoh Rumah tradisional ......................................................... 2
a. Rumah tradisional Jawa ..................................................................... 2
b. Rumah tradisional batak................................................................... 10
BAB III .......................................................................................................... 18
PENUTUP ....................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Saran.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara
memiliki berbagai keistimewaan masing-masing. Proses pembuatan atau
pembangunan rumah tersebut, baik dalam satu unit maupun dalam suatu
kesatuan permukiman, memiliki kaidah tersendiri yang didasarkan atas
perenungan dan refleksi dari berbagai aspek. Manifestasi dari refleksi pemikiran
masyarakat tradisional memunculkan beragam keunikan hasil karya rumah
tradisional yang erat kaitannya dengan keragaman suku dan kebudayaan yang
khas.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan beberapa
permasalahan yaitu :
1. untuk mengetahui bagaimana perkembangan rumah tradisional di
Indonesia
2. untuk mengetahui filosofi atau makna dari rumah tradisional Indonesia
3. mengetahui Bagaimana struktur dan konstruksi rumah tradisional
Indonesia
4. mengetahui Bagaimana peruangan dalam rumah dalam rumah tradisional
Indonesia?
5. Mengetahui Apa saja rumen dan ciri khas rumah tradisional Indonesia
PEMBAHASAN
A. Pengertian Arsitektur tradisional
Jadi arsitektur tradisional adalah suatu gaya/seni bangunan yang
meliputi ; struktur, fungsi dan cara pembangunan yang diwariskan secara turun-
temurun dan dipakai sebagai alat aktivitas kehidupan.
Rumah Joglo
Gambar II 3Gambar 1.2 bagian rangka atap Rumah adat Jawa(joglo) sumber :
https://hakimhomint.files.wordpress.com/2017/06/wp-image-217357201.jpeg
Gambar II 4 (ornamen),susunan, dan fungsi dari tiang-tiang dalam pembangunan Rumah (joglo). Sumber :
https://hakimhomint.files.wordpress.com/2017/06/wp-image-1458801814.jpg
1. Pada dasarnya, rumah joglo adalah rumah para bangsawan atau orang kaya
jaman dahulu. Diperlukan lahan yang sangat luas untuk bisa membangun rumah
joglo asli yang lengkap dengan pendopo, pringgitan, senthong dan gandhok.
2. Diperlukan biaya cukup besar untuk membangun rumah adat Jawa asli, akibat
semakin mahalnya harga material kayu.
3. Segala aktivitas yang dilakukan di pendopo akan terlihat dengan jelas oleh para
tetangga. Jelas kurang cocok untuk mereka yang menyukai privasi tinggi.
4. Bila genteng penutup atap bergeser atau pecah, maka ruangan di bawahnya
akan bocor saat hujan dan terpapar cahaya matahari langsung saat cuaca
sedang cerah.
5. Tanpa adanya dinding penutup, lantai area pendopo lebih mudah kotor akibat
debu.
Rumah adat Karo terkenal karena keunikan teknik bangunan dan nilai
sosial budayanya. Rumah Adat Karo memiliki konstruksi yang tidak memerlukan
penyambungan. Semua komponen bangunan seperti tiang, balok, kolam,
pemikul lantai, konsol, dan lain-lain tetap utuh seperti aslinya tanpa adanya
melakukan penyurutan atau pengolahan. Pertemuan antar komponen dilakukan
dengan tembusan kemudian dipantek dengan pasak atau diikat menyilang
dengan ijuk untuk menjauhkan rayapan ular. Bagian bawah, yaitu kaki rumah,
bertopang pada satu landasan batu kali yang ditanam dengan ke dalam
setengah meter, dialasi dengan beberapa lembar sirih dan benda sejenis besi.
Rumah adat karo berbentuk panggung dengan dinding miring dan beratap ijuk.
Letaknya memanjang 10-20 m dari timur ke barat dengan pintu pada kedua
jurusan mata angin itu. Posisi bangunan rumah adat karo biasanya mengikuti
aliran sungai yang ada di sekitar desa. Pada serambi muka semacam teras dari
bambu yang disusun yang disebut ture.Biasanya membangun rumah, orang Karo
Setelah rumah selesai dibangun masih ada ritual yang diadakan. Guru
dan beberapa sanak keluarga yang membangun rumah akan tidur di rumah baru
sebelum rumah itu ditempati. Mereka akan mempimpikan apakah rumah
tersebut baik untuk dihuni maupun tidak. Waktu memasuki rumah baru biasanya
diadakan kerja mengket rumah baru(pesta memasuki rumah baru). Pesta ini
menunjukkan rasa syukur atas semua batu tersebut kepada saudara-saudara
dan kepada Yang Maha Kuasa. Dalam pesta ini ada acara makan bersama pada
kerabat, kenalan dan orang-orang sekampung. Lalu, acara dilanjutkan dengan
acara ngerana (memberi kata sambutan dan petuah-petuah) oleh pihak-pihak
berkompeten seperti : kalimbubu anak beru dan senina. Dalam pesta ini juga
biasanya ada acara tepung tawar untuk rumah baru guru akan menepung tawari
bagian-bagian tertentu dari rumah tujuannya ialah agar segala yang jahat keluar
dari rumah dan yang baik tinggal dalam rumah untuk membuat para penghuni
rumah bisa bahagia menepati rumah tersebut. Acara lain yang kadang dibuat
adalah gendang. Gendang ini bertujuan untuk mengusir hal-hal jahat yang masih
tinggal di dalam rumah tersebut. Gendang tersebut juga menunjukkan rasa
gembira dan syukur bersama warga sedesa.
Pada masyarakat Karo terdapat suatu rumah yang dihuni oleh beberapa
keluarga, yang penempatan jabunya di dalam rumah diatur menurut ketentuan
adat dan di dalam rumah itu pun berlaku ketentuan adat, itulah yang disebut
dengan rumah adat Karo. Rumah adat Karo ini berbeda dengan rumah adat suku
lainnya dan kekhasan itulah yang mencirikan rumah adat Karo. Bentuknya
sangat megah diberi tanduk. Proses pendirian sampai kehidupan dalam rumah
adat itu diatur oleh adat Karo, dan karena itulah disebut rumah adat.
Bagian luar dari kusen jendela dan pintu umumnya diukir dalam versi
yang rumit dari susunan busur dan anak panah. Atap dijalin dengan ijuk hitam
dan diikatkan kepada sebuah kerangka dari anyaman bambu yang menutupi
bagian bawah kerangka dari pohon aren atau bambu. Bubungan atap terbuat
dari jerami yang tebalnya 15 sampai 20 cm. bagian terendah dari atap pertama
di bagian pangkalnya ditanami tanaman yang menjalar pada semua dinding dan
berfungsi sebagai penahan hujan deras. Ujung dinding atap yang menonjol
ditutup dengan tikar bambu yang sangat indah.
Fungsi utama dari ujung atap yang menonjol ini adalah untuk
memungkinkan asap keluar dari tungku dalam rumah. Pada bagian depan dan
belakang rumah adalah panggung besar yang disebut ture konstruksinya
sederhana dari potongan bambu melingkar dengan diameter 6 cm. Panggung ini
digunakan untuk tempat mencuci, menyiapkan makanan, sebagai tempat
pembuangan (kotoran hewan) dan sebagai ruang masuk utama. Jalan masuk
menuju ture adalah tangga bambu atau kayu Pada masyarakat Karo terdapat
suatu rumah yang dihuni oleh beberapa keluarga, yang penempatan jabu-nya di
dalam rumah tersebut diatur menurut ketentuan adat dan di dalam rumah itu
pun berlaku ketentuan adat, itulah yang disebut dengan rumah adat Karo.
Rumah adat Karo ini berbeda dengan rumah adat suku lainnya dan kekhasan
itulah yang mencirikan rumah adat Karo. Bentuknya sangat megah diberi tanduk.
Proses pendirian sampai kehidupan dalam rumah adat itu diatur oleh adat Karo,
dan karena itulah disebut rumah adat.
Si waluh jabu,
Berdasarkan bentuk atap, rumah adat karo dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Rumah sianjung-anjung
Rumah sianjung-anjung adalah rumah bermuka empat atau lebih, yang dapat
juga terdiri atas sat atau dua tersek dan diberi bertanduk
b. Rumah Mecu.
Rumah mecu adalah rumah yang bentuknya sederhana, bermuka dua
mempunyai sepasang tanduk.
Sementara menurut binangun, rumah adat Karo pun dapat dibagi atas dua yaitu:
d. Rumah Sendi.
Rumah sendi adalah rumah yang tiang rumahnya dibuat berdiri dan satu sama
lain dihubungkan dengan balok-balok sehingga bangunan menjadi sendi dan
kokoh. Dalam nyanyian rumah ini sering juga disebut Rumah Sendi Gading
{Makala program olah data} 14
{Arsitektur tradisional)
Kurungen Manik.
Rumah adat Karo didirikan berdasarkan arah kenjahe (hilir) dan kenjulu (hulu)
sesuai aliran air pada suatu kampung.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Dari perbandingan di atas dapat kita ambil kesimpulan
bahwa suatu bentuk bangunan memiliki bentuk atau peletakan benda yang tidak
biasa karena ia memiliki tujuan baik itu fungsional maupun fungsi secara adat
istiadat.
Seperti contohnya;
1. Rumah tradisional batak atau suku batak Ini,memiliki kepercayaan
yang umumnya sama dengan bangsa keturunan detro melayu, yaitu
percaya terhadap arwah-arwah nenek moyang.
Salah satu sumber penciptaan rumah yang unik suku batak yaitu karena
kepercayaannya terhadap arwah nenek moyang. Selain itu, sifat gotong
yang melekat pada pribadi orang-orang Batak.
Setiap bentuk, sudut, celah yang ada pada rumah batak itu memiliki
makna yang dalam. Jadi, tidak dibuat begitu saja. Butuh pemikiran yang
disinergikan dengan kepercayaan mereka. Sehingga bahan, material,
cara pembuatan, dan orientasinya menjadi sangat unik,sedangkan;
2. Rumah Tradisional Jawa yaitu,
salah satu kekayaan arsitektur nusantara yang patutdilestarikan. Rumah i
ni digolongkan menjadi 5 bagian yaitu, panggangpe, limasan, joglo, tajug
,dan kampung. Masing-
masing rumah memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda-
beda sesuaidengan status sosial kepemilikan dan kedudukan pemiliknya
dalam lingkungan masyarakat.Tiap-tiap rumah diatas juga memiliki jenis-
jenis rumah yang beraneka ragam pula.Bentuk fisik dari rumah adat jawa
ini sangatlah sederhana dengan bentuk serupa yaitu bujursangkar, dand
engan atap berbentuk limasan. Selain itu, rumah ini juga terdiri dari saka
-saka yangmenopangnya.
B. Saran
https://www.google.co.id/url?q=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/
arsitektur-tradisional-batak-karo-rumah-adat-karo-kabupaten-karoprovinsi-
sumatera-
utara/&sa=U&ved=2ahUKEwiJqOuymNHdAhUKsI8KHT4eB88QFjAOegQIBRAB&u
sg=AOvVaw0KooxgLl3muLsi8ktCSCtn
http://barlimidham.blogspot.com/2014/02/rumah-adat-batak.html?m=1
https://www.google.co.id/url?q=https://hakimhomint.wordpress.com/2017/06/2
6/cara-membuat-
joglo/&sa=U&ved=2ahUKEwjSh477ytPdAhXMPI8KHW6cARIQFjAAegQIBRAB&us
g=AOvVaw0d7I5B9_MSsQmDHSwDthpk
https://www.google.co.id/url?q=https://hurahura.wordpress.com/2017/08/11/ar
sitektur-tradisional-jawa-kosmologi-estetika-dan-simbolisme-budaya-
jawa/&sa=U&ved=2ahUKEwjSh477ytPdAhXMPI8KHW6cARIQFjAKegQIAxAB&usg
=AOvVaw3ObgZed4phHUp47pODGNck
https://www.google.co.id/url?q=https://www.homify.co.id/ideabooks/5135416/p
anduan-membangun-rumah-adat-
jawa&sa=U&ved=2ahUKEwjSh477ytPdAhXMPI8KHW6cARIQFjALegQIBhAB&usg
=AOvVaw2UWE1N-p-BV2-V-KkgFm_4
https://www.google.co.id/url?q=https://karo.or.id/ornamen-rumah-adat-
karo/&sa=U&ved=2ahUKEwjN-
5ia8dTdAhWLf30KHX13C2QQFjAIegQIBxAB&usg=AOvVaw1biLCokly4OMRIBOqD
X0kk