Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan Pelayanan Rawat Inap Rs St Elisabeth Medan

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS. St. Elisabeth


Rumah Sakit Tanggal Terbit : 11 Maret 2015

Santa Elisabeth Tentang No Revisi


Berlakunya Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth 02
Medan

1. Ketentuan kebutuhan pasien dalam perawatan ditentukan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) dalam 24 jam sejak pasien masuk rawat inap
2. RS wajib memberikan pelayanan medis yang seragam untuk seluruh pasien secara holistik dan
komprehensif sesuai dengan ilmu pengetahuan kedokteran mutakhir tanpa membedakan
kemampuan pasien dari sisi sosial, finansial, ras, agama dan budaya, serta mendapatkan
pelayanan keperawatan yang sama.
3. Akses keperawatan dan pengobatan yang tepat oleh praktisi yang memenuhi kualifikasi tidak
tergantung pada hari atau jam, melalui instalasi gawat darurat (IGD) untuk selanjutnya menjadi
pasien poliklinik dan pasien rawat inap.
4. Tingkat kondisi pasien menentukan sumber daya yang dialokasikan untuk memenuhi
kebutuhannya
5. Pengkajian awal pasien dilakukan pada seluruh pasien, baik dewasa maupun anak secara
konsisten di seluruh unit perawatan.
6. Pengkajian awal rawat inap meliputi pengkajian medik, pengkajian penunjang medik dan
pengkajian keperawatan wajib diisi lengkap maksimal 24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
7. Pengkajian awal pasien dan pengkajian ulang dibuat oleh dokter jaga, perawat maupun ahli gizi.
8. Pengkajian awal dilakukan pada saat hari pertama pasien baru masuk di ruang perawatan,
sebelum di anestesi/ menjalani tindakan operasi.
9. Pengkajian awal pasien maupun pengkajian ulang pasien wajib didokumentasikan di dalam
berkas rekam medik pasien.
10. Rencana medik dan keperawatan meliputi: diagnosa, tujuan dan rencana tindakan. Catatan
harian perkembangan pasien dilakukan setiap hari oleh petugas kesehatan (dokter, perawat,
ahli gizi, farmasi, rehabilitasi medik ) yang ditulis dalam formulir terintegrasi
11. Rencana pulang (discharge planing) dibuat secara terintegrasi dan dibuat sejak pasien masuk
sampai dengan pasien pulang.
12. Pelayanan dengan resiko tinggi, antara lain: pelayanan HD, pelayanan pasien gawat darurat,
pelayanan resusitasi, pelayanan pembedahan, pelayanan anestesi dan sedasi, pelayanan
pemberian darah dan produk darah dan pelayanan kemoterapi. Seluruh pelayanan ini diatur di
dalam kebijakan tersendiri dan memiliki pengkajian tersendiri.
13. Untuk pasien yang akan meninggal diatur dalam kebijakan Penanganan Pasien yang akan
Meninggal Dunia (End of Life Care).
14. Pengkajian wajib dilakukan kepada setiap pasien rawat inap setiap 24 jam dan setiap pergantian
shift keperawatan.
15. Dalam pengkajian ulang pasien, setiap ada perubahan/ perburukan kondisi pasien rawat
inap, wajib dilaporkan kepada Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan
didokumentasikan dalam Catatan Pengkajian ulang pasien dan didokumentasikan kedalam
berkas rekam medik pasien.
16. Rumah sakit menyediakan pelayanan pasien beresiko tinggi yaitu pasien dengan hemodialisis,
pasien dengan transfusi darah, pasien dengan kemoterapi, pasien dengan dekubitus.
17. Rumah sakit menyediakan ruang perawatan khusus dengan serta ruangan semi steril.
18. Dalam gawat darurat di ruang perawatan, rumah sakit telah membentuk Code Blue Team untuk
penanganan pasien gawat darurat. Pengaturan tentang Code Blue Team diatur selengkapnya di
dalam standar prosedur operasional.
19. Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan tubuh dilakukan perawatan
dalam ruangan isolasi. Pengaturan tentang indikasi ruang isolasi diatur selengkapnya di dalam
standar prosedur operasional. Apabila ruangan isolasi penuh maka pasien dapat ditempatkan di
ruangan biasa dengan perlakuan ruangan isolasi.
20. Pasien yang dilakukan restraint atau alat pengekang ditentukan oleh Dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP). Restraint hanya boleh dilakukan untuk memastikan keamanan secara fisik
bagi pasien, tenaga medis, atau orang lain di rumah sakit, dan harus dibebaskan/ dilepaskan
segera setelah memungkinkan.
21. Pada kasus-kasus dimana pasien memerlukan donasi dan transplantasi organ, pasien akan
dirujuk ke rumah sakit lain sesuai dengan instruksi dari Dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP). RS Elisabeth Medan tidak memiliki kebijakan yang mengatur atas kebutuhan donasi,
transplantasi organ dan juga kebijakan atas penelitian.
22. Resume medik berisi berisi catatan medis pasien selama dalam perawatan, ringkasan keluar dan
obat-obatan pulang yang bersifat rahasia dan diberikan kepada pasien saat pasien pulang.
23. Pasien diizinkan meninggalkan rumah sakit untuk jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh
DPJP dengan mengisi formulir Surat Izin Keluar Rumah Sakit dan membawa kartu izin keluar
rumah sakit. Pasien diperbolehkan izin keluar dari rumah sakit paling lama 1x24 jam.
24. Setiap dokter atau praktisi kesehatan lain yang bertanggung jawab atas perawatan pasien wajib
memperkenalkan diri sebelum merawat pasien.
25. Setiap pasien yang ditunjuk dari setiap unit di dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit baik
dari IGD maupun rawat inap harus dilakukan monitoring pada setiap perubahan kondisi atau
status pasien selama proses rujukan
26. Hasil dan prosedur semua tindakan operatif, diagnostik dan terapi, baik invasif maupun non
invasif akan dicatat dalam rekam medis.
27. Setiap permintaan diagnostik baik laboratorium klinis maupun uji pencitraan diagnostik, dibuat
oleh dokter dan wajib menyertakan indikasi atau alasan klinis jika dibutuhkan untuk
interpretasi. Semua permintaan tersebut ditulis dalam tempat yang seragam dalam rekam medis
(instruksi via telpon menggunakan SBAR)
28. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu oleh dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) tentang hasil pengobatan, perawatan, serta hal-hal lain yang tidak terduga
yang terjadi selama masa perawatan.
29. Rumah sakit menetapkan untuk pasien akut dan non akut, pasien akan dinilai atau divisite oleh
dokter yang merawat minimal satu kali sehari dan ditulis dalam catatan integrasi di berkas
rekam medis.
30. Delay treatment: bila dokter tidak ada akan menunjuk dokter lain dari KSM yang sama, bila
tidak ada dihubungi dokter lain yang punya keahlian paling mendekati atas seijin manajemen/
direksi

Anda mungkin juga menyukai