Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan profesi dan tuntutan global memerlukan


pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi. Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa manajemen
keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan fungsi-
fungsi keperawatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian. Fungsi-fungsi manajemen tersebut
merupakan pendekatan manajemen dari pengelolaan manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan di Indonesia pada masa yang akan datang perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan karena sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan
mengalami perubahan dasar dalam memasuki abad 21 ini. Perubahan tersebut
sebagai dampak dari perubahan sosial, politik, ekonomi, kependudukan serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga perubahan itu
membawa implikasi terhadap perubahan harapan meningkatnya mutu, sistem
pelayanan kesehatan atau keperawatan dan sebagai tantangan bagi tenaga
keperawatan di Indonesia dalam proses menuju profesionalisasi. Keperawatan
di Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang yang
ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Upaya pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat
saling berhubungan, saling tergantung, saling mempengaruhi yang satu
dengan yang lain, oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan dan
pengembangan praktik keperawatan, ilmu keperawatan adalah merupakan
fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Pane
(2012) menyatakan bahwa dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di Rumah Sakit perlu perbaikan pengelolaan

1
manajemen rumah sakit dan perlu perbaikan pada kinerja pelayanan rumah
sakit. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat adalah
kemampuan untuk mengelola (manajemen) baik dalam bidang keperawatan
maupun dalam bekerja sama atau melaksanakan fungsi koordinasi dengan
bidang-bidang yang lain sebagai bagian dari pelayanan kesehatan yang
terintegrasi.
Ricky W. Griffin dalam Wikipedia (2009), mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
perencanaan, sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir sesuai dengan jadwal. Nursalam (2012) menjelaskan
bahwa manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen kperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah
konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan,
perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui pendekatan : pengumpula
data, analisa , dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan MPKP serta melakukan
pengawasan pengendalian. Manajemen keperawatan harus dapat
diimplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan
komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep tenaga pengelolaan
bahan, konsep manajemen keperawatan perencanaan, yang berupa rencana
strategi melalui pendekatan: pengumpulan data, analisa SWOT dan
penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional

2
(MAKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2014).
Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan
keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan
dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan terwujud.
Metode praktek keperawatan professional merupakan salah satu
metode keperawatan professional, dimana perawat bertanggung jawab selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien tersebut masuk
sampai keluar dari rumah sakit. Metode praktek keperawatan ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat asuhan dan pelaksanaan
asuhan keperawatan, sehingga konsep dasar metode ini adanya tanggung
jawab dan tanggng gugat model keperawatan.
Standar Asuhan Keperawatan merupakan pernyataan kualitas yang
diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien.
Untuk menjamin efektifitas asuhan keperawatan pada pasien, harus tersedia
kriteria dalam area praktik yang mengarahkan keperawatan mengambil
keputusan dan melakukan intervensi keperawatan secara aman. Adanya
standar asuhan keperawatan dimungkinkan dapat memberikan kejelasan dan
pedoman untuk mengidenfikasi ukuran dan penilaian akhir. Standar asuhan
keperawatan dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian
kualitas asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini
melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dari praktisi, pasien,
keluarga dan dokter, dengan model praktik keperawatan profesional (MPKP),
model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi tren
dalam keperawatan Indonesia adalah model asuhan keperawatan profesional
dengan metode pemberian modifikasi primary Nursing. Salah satu kritik yang
dikemukakan mengenai model keperawatan ini adalah bentuk terlalu
kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model
ini mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya,
meningkatkan kemampuannya dalam mendiskusikan masalah yang
melibatkan sikap politis dan pribadi yang lebih terbuka dan membantu para
perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap
tindakannya (Salvage, 1985).

3
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 14 dan 15 Januari 2019,
didapatkan bahwa di ruang Dahlia Garing BRSU Tabanan menggunakan
metode MPKP Modifikasi, maka kami juga menerapkan Metode Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) Modifikasi, dimana pelaksanaannya
melibatkan semua pasien kelolaan di Ruang Dahlia Garing BRSU Tabanan
dengan Perawat yang bertugas di ruang tersebut. Saat ini Ruang Dahlia Garing
BRSU Tabanan sudah melaksanakan model praktek keperawatan professional
namun belum maksimal karena adanya berbagai kendala salah satunya
keterbatasan tenaga, dimana Kualifikasi Pendidikan petugas perawat yang
berada di Ruang Dahlia Garing sebagian berkualifikasi D III Keperawatan
sebanyak 20 orang, 7 orang Sarjana Keperawatan + Ners, 1 orang SPK dan 1
orang Sarjana Sosial. Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami juga
menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional dimana pelaksanaannnya
melibatkan semua pasien kelolaan yang dirawat di Ruang Dahlia Garing
BRSU Tabanan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan,


diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan menggunakan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan metode
pemberian asuhan keperawatan primer.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pelaksanaan MPKP ini adalah
sebagai berikut :
a) Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Dahlia Garing BRSU
Tabanan dengan metode pendekatan 5M (Man, Material, Method,
Money and Market), 1C (customer), E1 (Environment)

4
b) Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa Fish Bone.
c) Merumuskan permasalahan serta prioritas masalah yang ditemukan di
ruang Dahlia Garing BRSU Tabanan dan program inovasi yang dapat
diterapkan di ruang Dahlia.
d) Menyusun rencana strategis dan operasional ruangan, rencana strategis
untuk menjalankan program inovasi yang telah ditemukan berdasarkan
hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional, antara lain
(1) timbang terima, (2) ronde keperawatan, (3) supervisi keperawatan,
(4) dokumentasi keperawatan, (5) sentralisasi obat. (6) discharge
planning dan (7) aplikasi peran.
e) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional
yaitu : timbang terima, ronde keperawatan, supervisi keperawatan,
dokumentasi keperawatan, sentralisasi obat, discharge planning dan
aplikasi peran.

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan pasien atau customer tentang pelayanan
keperawatan yang diperoleh khususnya di Ruang Dahlia Garing BRSU
Tabanan.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien dan
keluarganya.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.

3. Bagi Rumah Sakit

5
a. Terciptanya inovasi baru dalam pengelolaan suatu ruang rawat inap
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
c. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang rawat inap khususnya
Ruang Dahlia Garing BRSU Tabanan yang berkaitan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan profesional, sehingga dengan adanya
MPKP akan mampu memberikan solusi atau perubahan yang lebih
optimal dalam hal pelayanan keperawatan.

4. Tempat dan Waktu


Tempat dilaksanakannya praktik klinik manajemen keperawatan ini adalah
di ruang Dahlia BRSU Tabanan selama 28 hari mulai tanggal 14 Januari – 10
Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai