Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REVIEW

Oleh:
Febilenia Risma Putri Argiyanto
D4 IT B
2110181034

Jl. Raya ITS Politeknik Elektronika, Kampus ITS Sukolilo,


Keputih, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111
URGENSI SYAHADAT
Diantara rukun Islam (syahadat, salat, Zakat, Puasa dan Haji) jika ditanya mana yang paling berat
maka jawaban kita beraneka ragam. Ada yang bilang puasa, ada yang memilih haji paling berat .
Masing- masing memiliki alasan sendiri. Tapi jarang yang memilih syahadat . Padahal diantara semua
rukun Islam tadi syahadat adalah kuncinya. Tanpa syahadat maka rukun Islam lainnya akan runtuh
begitupun dengan rukun Iman. Tegaknya syahadat dalam kehidupan seorang individu maka akan
menegakkan ibadah dalam hidupnya. Dengan syahadat, maka wujud sikap ruhaniah yang akan
memberikan motivasi kepada tingkah laku jasmaniah dan akal fikiran serta memotivasi kita untuk
melaksanakan rukun Islam lainnya.

Shalat memang berat (2:45), tapi ringan bagi yang khusyu’ (karena imannya benar)Zakat juga berat,
tapi bagi yang meyakini balasan dari Allah yang sangat besar, tentu akan menjadi ringanPuasa juga
berat, tapi bagi yang beriman dengan baik, akan jadi ringanHaji juga berat, tapi bagi yang bertakwa
itu menjadi ringan

Jadi sekali lagi yang menentukan adalah iman, yang ditentukan oleh baiknya syahadatnya (rukun
pertama).

Bagi para sahabat dan umat saat jaman Nabi, kalimat syahadat dianggap paling berat. Karena
mereka menyadari konsekuensi yang mengikutinya. Dan tidak semua manusia mendapat hidayah
untuk masuk Islam (mengucap syahadat). Bahkan paman kesayangan nabi sendiri (Abu Thalib)
sampai akhir hayatnya tidak bersyahadat.

َ‫َّللاَ َي ْهدِي َم ْن َيشَا ُء َوه َُو أ َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَدِين‬


َّ ‫ِإ َّنكَ ََل ت َ ْهدِي َم ْن أَحْ َببْتَ َولَك َِّن‬

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-
orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al-Qashsas: 56)
URGENSI ( PENTINGNYA) DUA KALIMAT SYAHADAT

Penjelasan bagan diatas adalah sebagai berikut :

A. Syahadatain adalah pintu gerbang Islam (Bagi Kafir/ mualaf )

Pada hakikatnya setiap jiwa manusia telah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhannya, hal tersebut telah
difirmankan oleh Allah dalam surat Al-A’raf (7) : 172Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah n telah
bersabda:

َ ‫َص َرانِ ِه أ َ ْو يُ َم ِ ِّج‬


‫سانِ ِه‬ ْ ‫علَى ْالف‬
ِّ ِ ‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِّ ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن‬،ِ‫ِط َرة‬ َ ُ ‫ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد‬

“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Maka kedua
orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Islam ibarat rumah atau bangunan atau sistem hidup yang menyeluruh, dan Allah memerintahkan
setiap muslim untuk masuk secara kaaffah. Untuk memasukinya akan melalui sebuah pintu gerbang,
yaitu syahadatain. Hal ini berlaku baik bagi kaum muslimin atau non muslim. Artinya, pemahaman
Islam yang benar dimulai dari pemahaman kalimat itu. Pemahaman yang benar atas kedua kalimat
ini mengantarkan manusia ke pemahaman akan hakikat ketuhanan yang benar juga. Mengimani
bahwa Allah-lah Robb semesta alam.

Untuk masuk Islam, orang harus menyatakan persaksiannya atas kebenaran Islam itu dengan
mengucapkan syahadatain. Apapun niatnya (urusan Allah) begitu dia bersyahadat maka dia
bersaudara dengan kaum muslimin yang lain.

B. MERUPAKAN INTISARI AJARAN ISLAM (MERUPAKAN RINGKASAN PRINSIP-PRINSIP ISLAM)

Secara global Islam terdiri atas aqidah dan syari’ah. Sisi-sisi lain Islam yang terdiri dari ibadah, akhlak,
dan mu’amalat merupakan implementasi syahadat ini

Inti ajaran Islam adalahIkhlas kepada AllahMengikuti ajaran Rasul SAWKeduanya ada dalam
syahadatainInti Al-Qur’an ada di surat Al-Fatihah à Penting, sehingga wajib dibaca setiap shalat.

C. AZASPERUBAHAN

Ketika hendak membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullah saw. tidak
mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi, atau yang lain. Beliau saw. Mengawalinya dengan
merubah apa yang ada dalam jiwa secara bertahap. Hal paling penting yang ada di dalam jiwa itu
adalah keyakinan(Imam). Dengan syahadatain itu, terjadilah perubahan besar yang sangat mendasar
dalam seluruh aspek kehidupan generasi terbaik itu. Bangsa yang kecil, terisolir, dan terbelakang
tersebut kemudian menjadi bangsa terbaik yang pernah dilahirkan untuk seluruh bangsa. Mereka
hijrah dari jahiliyah menuju Islam, dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

D. INTI DAKWAH PARA ROSUL

Syahdatain dengan konsepsi semacam itulah yang didakwahkan para nabi dan rasul. Mereka semua
mengatakan “Fattaqullah wa athii’uuni!!!” (bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku!). Statemen
mereka ini diabadikan Al-Qur’an dalam kisah-kisah para nabi yang tersebar di berbagai surat.

Wahyu Setiap Rasul (21:25)

Nabi Nuh AS (7:59)

Nabi Hud AS (7:65)

Nabi Syu’aib AS (7:85)


ISLAM
Islam merupakan perwujudan aturan hidup yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada manusia.
Oleh karena itu Islam disebut juga Diinullah. Diin memiliki makna yang berbeda dari agama (milah).
Islam memiliki ciri dan sifat tertentu yang menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan.

Pemahaman Islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam, menyeluruh, lengkap dan
sempurna berdasarkan Al Qur’an dan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Islam
merupakan agama para Nabi mulai dari Adam AS sampai Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad
SAW.

Islam memiliki beberapa makna yang menggambarkan sifat Islam itu sendiri, antara lain : Islam Diil
Al-Anbiya Wal Mursalin, Islam Minhajul Hayah (pedoman hidup), Ahkamullah fi kitabihi wa sunnah
rasulihi (hukum Allah yang ada dalam Al-Qur’an dan As Sunnah), Ash-shirath al mustaqim (jalan yang
lurus) dan Salamah dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat).

Diharapkan setelah memahami Islam secara menyeluruh kita dapat memperbaiki amal ibadah kita di
dunia sebagai wujud pelaksanaan tujuan kita diciptakan di bumi ini, QS. Adzariyat (51) : 56

II. Makna Islam

1. Secara bahasa Islam berarti :

a. Al Wajh (menundukan wajah), QS. An Nisaa’ (4) : 125

b. Al Istislam (berserah diri), QS. Ali Imran (3) : 83

c. As Salaamah (suci, bersih), QS. As Syuara (26) : 89

d. As Salaam (selamat/sejahtera), QS. Al An’am (6) : 54

e. As Salm (perdamaian), QS. Muhammad (47) : 35

2. Secara istilah Islam berarti :

Islam dalam Al-Qur’an disebut Ad Diin mengandung arti sistem kehidupan yang menyeluruh
termasuk ibadah, kemasyarakatan, politik dan jihad. Islam mencakup keseluruhan hidup. Islam
secara lengkap menyediakan keperluan manusia untuk mengatur kehidupan oleh karena itu Islam itu
tinggi dan tiada yang menandinginya, QS. Ali Imran (3) : 19

Islam bagaikan sebuah bangunan yang sempurna dengan pondasi aqidah yang kuat dan sendi tiang
berupa ibadah kepada Allah dan diperindah dengan akhlak yang mulia. Peraturan dalam syariat Allah
adalah yang memperkuat bangunan tersebut, manakala da’wah dan jihad merupakan pagar-pagar
yang menjaga dari kerusakan musuh-musuh Islam. Islam juga memperhatikan suatu keseimbangan
dimana Islam sebagai diin tidak hanya mengejar kepentingan akhirat tapi juga kepentingan dunia.
Islam menggambarkan suatu keutuhan dan kesatuan dengan berbagai aspek kesempurnaan. Dengan
demikian Islam adalah agama yang komprehensif yang mengatur semua yang ada di alam agar
kembali kepada hukum Allah, pencipta alam ini.
III. Kesempurnaan Islam

Setiap muslim diperintah oleh Allah SWT untuk masuk dan memeluk Islam secara keseluruhan agar
kita memahami bahwa Islam itu sempurna maka kita pertama-tama harus menyadari dan
memahami bahwa Islam itu sempurna dilihat dari berbagai aspek, yaitu :

a. Syumuliyatuz Zaman

Islam sebagai aturan hidup sepanjang masa menunjukkan bahwa Islam diperuntukkan kepada
semua alam semesta tidak terkecuali. Manusia sebagai khalifah bertugas menjaga, membangun dan
memelihara melalui penutup nabi yaitu Muhammad SAW, beliau membawa risalah yang sama
dengan nabi Adam AS sebagai khatam al anbiya (penutup nabi) maka seluruh risalah yang dibawa
para nabi sebelumnya dilengkapi dan disempurnakan sehingga berlaku bagi seluruh manusia, tidak
hanya untuk umat Rasulullah SAW pada saat itu saja, namun berlaku hingga akhir jaman, QS. As Saba
(34) : 28

b. Syumuliyah Al Minhaj (kesempurnaan Pedoman)

Islam sebagai minhaj yang sempurna didasari kepada asas Aqidah, dibina dari akhlak dan ibadah
kemudian didukung oleh da’wah dan jihad. Asas dari Islam adalah aqidah. Tanpa aqidah maka tidak
akan kuat bangunan Islam karena ibarat rumah aqidah adalah pondasinya, kekuatan rumah dan
bangunan dipengaruhi oleh kekuatan pondasi itu sendiri.

Pada sebuah rumah bila aqidah diibaratkan sebagai pondasinya maka akhlaq dan ibadah sebagai
bangunan yang akan mengokohkan dengan membentuk bagaimana rupa rumah tersebut, semakin
bagus ibadah dan akhlaknya semakin bagus bentuk dan rupa rumah tersebut. untuk memperindah
rumah tersebut perlu ada hiasan di rumah tersebut dengan da’wah dan jihad melalui dukungan
da’wah dan jihad, maka pondasi tetap kuat dan kukuh, bangunan terpelihara dengan baik, hiasan
rumah yang utama adalah atapnya dengan atap maka rumah yang dibangun akan berfungsi dengan
baik. Tanpa atap, sebagus apapun bentuk bangunannya tidak akan dapat berfungsi dengan baik, QS.
Ali Imran (5) : 104

c. Syumuliyah Al Makan

Seluruh tempat di muka bumi ini adalah tempat yang sesuai dengan Islam. Demikian pula siapa pun
orangnya dan darimana pun asalnya, tetap di bawah naungan Islam. Semua itu diciptakan oleh Allah.
Karena hanya Allah penciptanya maka seluruh makhluk dan alam dimana pun sama, sama-sama
diciptakan Allah sehingga Islam yang dijadikan sebagai pedoman hidup maka Islam berlaku bagi
seluruh makhluknya dimana pun mereka berada. QS. Al Baqarah (2) : 163-164.

IV. Sistem yang terkandung dalam Islam

Sebagai sebuah pedoman hidup bagi umat manusia dulu, kini dan yang kan datang, Islam memiliki
kesempurnaan sehingga fleksibel di segala jaman dan lengkap sehingga dapat dipergunakan di
segala jaman pula, diantara sistem yang terkandung di dalam Islam ialah:
1. Islam Sebagai Akhlaq

Islam sebagai diin tidak hanya berisi tentang cara peribadatan namun Islam mempunyai sistem
akhlaq yang membedakannya dengan sistem moral/tingkah laku buatan manusia. Akhlaq Islam
adalah akhlaq yang berpandukan kepada Al Qur’an. Islam mengajarkan hubungan Allah sebagai
khalik dan manusia sebagai makhluk. Maksudnya, akhlaq adalah tingkah laku makhluk yang diridhai
Khalik.

Sistem akhlaq dalam pandangan Islam mencakup seluruh kehidupan alam dan manusia dengan
berlandaskan kepada prinsip-prinsip dasar alam dan manusia. Manhaj yang bersesuaian dengan
tashawur umum ini bersumber dari Allah SWT, oleh karena itu Islam dapat melahirkan perilaku amal
saleh dan akhlaq yang mulia. Namun amat disayangkan hal yang tragis terjadi sekarang adalah
seorang muslim bekerjasama dengan orang yang memusuhi Islam dan mengesampingkan kaum
muslimin karena terikat oleh satu ide atau ikatan.

Hal ini terjadi karena aqidah mu’min belum mantap di hati mu’min tersebut. ia belum pernah
mendapat pendidikan Islam yang benar dan belum mendapat kesempatan hidup di lingkungan Islami
yang membudayakan akhlaq Islami, berarti ia masih memiliki hati nurani dan fitrah yang benar.

Secara umum bentuk-bentuk akhlaq itu dibagi menjadi lima, yaitu:

1. Akhlaq kepada Allah, QS. Al Baqarah (2) : 186

2. Akhlaq kepada Rasul, QS. An Nisaa’ (4) : 80

3. Akhlaq kepada diri sendiri, QS. Al Baqarah (2) : 43-44

4. Akhlaq kepada sesama, QS. Al Baqarah (2) : 83

5. Akhlaq kepada alam, QS. Al Baqarah (2) : 30

Dengan kelima akhlaq di atas, maka seorang mu’min akan meninggalkan perbuatan tercela dan
menghiasi diri dengan perbuatan mulia.

2. Islam Sebagai Pedoman Hidup

a. Konsep keyakinan, QS. Al baqarah (2) : 255

b. Konsep moral (akhlaq), QS. Al A’raf (7) : 96

c. Konsep tingkah laku, QS. Al Baqarah (2) : 138

d. Syu’ur (perasaan), QS. Ar Rum (30) : 30

e. Konsep pendidikan (tarbawi), QS. Al Baqarah (2) : 151, Hadits “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga
akhir hayat” (HR. Muslim)

f. Konsep sosial (ijtima’i), QS. Ar Rum (30) : 22, An Nur (24) : 2-10
g. Konsep politik (as siyasi), QS. Yusuf (12) : 40

h. Konsep ekonomi (Iqtishadi), QS. Al Baqarah (2) : 275-276

i. Konsep kemiliteran (Al Asykaari), QS. Al Anfaal (8) : 60

j. Konsep hukum/peradilan (Al Jinaa’i), QS. An Nisaa’ (4) : 65


RASULULLAH
Rasul (bahasa Arab: ‫ رسول‬Rasūl; Plural ‫رسل‬Rusul) adalah seseorang yang
mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya dan
mengamalkannya. Setiap rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan
demikian, jumlah nabi jauh lebih banyak dibanding jumlah rasul.

Menurut syariat Islam jumlah rasul ada 312,sesuai dengan hadits yang telah disebutkan
oleh Muhammad, yang diriwayatkan oleh At-Turmudzi.

Menurut Al-Qur'an Allah telah mengirimkan banyak nabi kepada umat manusia. Seorang rasul
memiliki tingkatan lebih tinggi karena menjadi pimpinan ummat, sementara nabi tidak harus
menjadi pimpinan. Di antara rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan Muhammad.Mereka dikatakan memiliki tingkatan tertinggi di kalangan rasul. Rasul yang
terbanyak diutus oleh Allah adalah kepada Bani Israel, berawal dari Musa, berakhir pada Isa, dan di
antara keduanya terdapat seribu nabi.

Dari Al-Quran dan hadits disebutkan beberapa nama nabi sekaligus rasul, di antaranya yaitu:

Syits diutus untuk memimpin anak cucu Adam dan bani Qabil.Idris diutus untuk bani Qabil[4] di
Babul, Iraqdan Memphis dan bani Syits di Abu Qubays hingga Mesir.Nuh diutus untuk bani Rasib di
wilayah Selatan Iraq.Hud diutus untuk ʿĀd yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.Shaleh diutus untuk kaum
Tsamūd di Semenanjung Arab.Ibrahim diutus untuk bangsa Kaldeā di Kaldaniyyun Ur,
Iraq.Luth diutus untuk negeri Sadūm dan Amūrah di Syam, Palestina.Isma'il diutus untuk untuk
penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan qabilah Yaman, Mekkah.Ishaq diutus untuk Kanʻān di wilayah
Al-Khalil, Palestina.Yaqub diutus untuk Kanʻān di Syam.Yusuf diutus untuk Hyksos dan Kanʻān
di Mesir.Ayyub diutus untuk bani Israel dan bangsa Amoria (Aramin) di Horan, Syria.Syu'aib diutus
untuk kaum Rass, negeri Madyan dan Aykah.Musa dan Harun diutus untuk bangsa Mesir Kuno dan
Bani Israel di Mesir.Zulkifli diutus untuk bangsa Amoria di Damaskus.Yunus diutus untuk bangsa
Assyria di Ninawa, Iraq.Ilyas diutus untuk Funisia dan bani Israel, di Ba'labak Syam.Ilyasa diutus
untuk bani Israel dan kaum Amoria di Panyas, Syam.Daud diutus untuk bani Israel di
Palestina.Sulaiman diutus untuk bani Israel di Palestina.Zakaria diutus untuk bani Israil di
Palestina.Yahya diutus untuk bani Israil di Palestina.Isa diutus untuk bani Israil di
Palestina.Muhammad seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh
umat manusia dan jin.

Terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang siapa nabi sekaligus rasul pertama kali diutus
kepada suatu kaum. Sebagian berargumen dengan dalil Al-Qur'an dan hadits bahwa nabi sekaligus
rasul pertama adalah Nuh,sedangkan pendapat lain mengatakan nabi dan rasul pertama adalah
Syits.

Adam yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf sebagai nabi, dan tidak memiliki kewajiban untuk
menyebarkan risalah yang mereka yakini. Sedangkan Khaḍr adalah seorang nabi yang dianggap
misterius, tidak diketahui lebih lanjut untuk kaum apa dia diutus.
Perbedaan nabi dan rasul

Berikut ini adalah perbedaan nabi dan rasul:

Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian.Rasul diutus kepada kaum yang kafir,
sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.Syari’at para rasul berbeda antara satu
dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at
baru.Nabi yang pertama adalah Adam dan rasul pertama adalah Nuh.Seluruh rasul yang diutus, Allah
selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di
antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya.Kriteria nabi dan rasulSunting

Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya
adalah:

Dipilih dan diangkat oleh Allah.Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.Bersifat cerdas.Dari umat
bani Adam (manusia).Nabi dan rasul adalah seorang pria.
MENAHAN PANDANGAN
Mata adalah jendela hati.Ia juga sahabat sekaligus penuntun hati.

Mata mentransfer objek dan berita-berita yang dilihatnya ke hati sehingga menggerakkan pikiran
lalu berkelana dan berpetualang di ruang hampa imajinasinya.

Jika liar tak tertuntun, mata pada akhirnya bisa mengotori, bahkan mengeraskan hati.

Namun, jika terjaga, mata bisa membuat hati lapang, hidup-menghidupkan, bersih, dan
membeningkan.

Karena melihat secara bebas bisa menjadi faktor timbulnya keinginan dalam hati, maka syariat yang
mulia ini telah memerintahkan kepada kita untuk menundukkan pandangan terhadap sesuatu yang
dikhawatirkan dan menjerumuskan.

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS an-Nur [24]: 30).

Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan.Oleh karena
itu, dalam ayat ini Allah SWT terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata
daripada perintah untuk menjaga kemaluan.

Jika seseorang mengumbar liar matanya, dia telah mengumbar syahwat hatinya.

Dengan begitu, mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang dan itulah zina mata.

Rasulullah bersabda, Mata itu berzina, hati juga berzina.Zina mata adalah dengan melihat (yang
diharamkan), zina hati a dalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang).Sementara
kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu (HR Ahmad).

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menyebutkan zina mata pertama kali karena inilah dasar dari zina
tangan, kaki, hati, dan kemaluan. Kemaluan akan tampil sebagai pembukti dari semua zina itu jika
akhirnya benar-benar berzina atau mendustakannya jika tidak berzina.

Oleh karena itu, marilah kita menundukkan pandangan kita. Karena jika mengumbar liar, berarti kita
telah membuka berbagai pintu kerusakan yang besar.

Pada zaman sekarang, fitnah mengepung kita.Ketika kita keluar rumah, segera mata menyapa
sesuatu yang bikinmiris iman kita.Perempuan-perempuan di negeri ini sudah biasa dan merasa tidak
berdosa keluar rumah tanpa penutup aurat.

Benar, mereka sudah berpakaian, tetapi sejatinya telanjang.Bisa jadi ketika iman dan rasa takut kita
kepada Allah SWT sedang di level rendah, maka dengan mudah kita mengumbar pandangan dan
syahwat kita itu.
Dan saat pandangan ini membangkitkan berahi, terperosok sudah mata ini pada kerusakan yang
besar, seperti onani, masturbasi, sampai zina yang sesungguhnya.

Naudzubillah.

Ikhwah berbahagilah kita yang bisa menahan pandangan kita. Sabda Nabi SAW, Jaminlah aku dengan
enam perkara, dan aku akan menjamin kalian dengan surga: jujurlah (jangan berdusta) jika kalian
berbicara; tepatilah jika kalian berjanji; tunaikanlah jika kalian dipercaya (jangan berkhianat);
peliharalah kemaluan kalian;

tahanlah pandangan kalian; dan tahanlah kedua tangan kalian (HR Ahmad no 22757.Wallahu a'lam.
EVALUASI BUAT MBAK LINDA

-Orangnya asik

-baik

-tapi seharusnya mbak linda lebih tegas aja, jika hari itu membahas materi a sebaiknya mbak linda
tetap membahas materi itu atau tidak menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai