Anda di halaman 1dari 19

CERITA DARI KKN [KULIAH KERJA NYATA]

CERITA DARI KKN [KULIAH KERJA NYATA]

Istilah KKN mungkin tidak bisa dilepaskan dari yang namanya “Mahasiswa”. Loh kenapa
begitu? Karna memang KKN merupakan salah satu “mata kuliah” yang harus ditempuh
mahasiswa/I yang biasanya akan diambil ketika memasuki semester 7. Mengikuti KKN
merupakan hal yang wajib bagi hampir semua program study yang ada. Diadakannya program
KKN merupakan salah satu tanggung jawab dari universitas/perguruan tinggi kepada
masyarakat, dimana tujuan diadakannya adalah untuk melakukan pengembangan dan perbaikan
mutu dari masyarakat yang daerah yang masih tertinggal. Bukan perkara mudah memang untuk
melakukan pengembangan dan perbaikan masyarakat daerah, dimana kami ditempatkan pada
daerah yang sangat terbelakang sumber daya manusianya, sedangkan kami hanya memiliki
waktu yang singkat, dana yang sangat terbatas, ditambah lagi dengan kami hanyalah kelompok
mahasiswa yang juga masih belajar dan memiliki tugas untuk menyiapkan laporan selama KKN
berlangsung. Tapi disamping itu semua KKN meninggalkan bekas cerita yang menyenangkan,
bisa dibilang nano nano karna banyak yang dapat dirasakan, dari mulai hal gembira yang penuh
tawa, hal yang menyedihkan, yang meresahkan, repot nya kesana kesini atau yang bahkan cinta
lokasi sesama mahasiswa, dapat dirasakan semuanya selama kegiatan KKN berlangsung.

Menjelang akhir dari semester 6 sekitar Bulan Juni 2014 kemarin, dimulailah kesibukan untuk
mengurus pendaftaran KKN. Bukan hal yang cukup mudah untuk melakukan pendaftaran KKN
di perguruan tinggi yang saya tempati, karna sistem pendaftaran KKN online pertama kalinya
dilakukan sepanjang sejarah perguruan tinggi ini (mungkin ini bentuk pengembangan sistem agar
kedepannya bisa lebih fleksibel dan mungkin juga sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
sehingga lebih cepat lagi pemerintah mengubah perguruan tinggi swasta ini menjadi negeri).
Perlu diketahui perguruan tinggi yang saya tempati ini sudah beberapa tahun ke belakang
dirumorkan akan menjadi perguruan tinggi (hal ini juga yang membuat saya memasuki
perguruan tinggi ini), tapi sampai saat ini belum terealisasi karna masih terbentur dengan satu
syarat yang tidak terpenuhi yaitu lahan yang kurang dari standar minimal untuk perguruan tinggi
negeri (Yah.. sabar sajalah, saat ini kabinet pemerintahan pun sudah berubah, siapa tau saja
kebijakan akan berubah). Masih teringat jelas dibenak saya bagaimana repotnya pendaftaran
waktu itu, bahkan sistem pun ternyata masih bisa dijebol sama mahasiswa haha.. seharusnya kita
membayar terlebih dahulu sebelum memilih lokasi KKN, malah pada bisa booking duluan. Tapi
satu hari setelah pendaftaran, sistem dirancang ulang dan ini menguntungkan bagi yang sudah
bayar duluan karna bisa memiliki kesempatan lebih banyak untuk memilih lokasi penempatan
KKN. Akhirnya saya dan rekan sangat gembira karna kita dapat tempat yang tidak jauh dari kota
(biar lebih mudah mobilisasinya).

Cukup lama jarak antara pendaftaran dan pengumuman peserta KKN. Ketika pengumuman KKN
mungkin jadi hal yang paling penting lagi untuk kita, karna lewat pengumuman inilah kita tau
teman-teman satu kelompok kita. Kelompok KKN ini dicampur dari berbagai macam program
study, jadi kita dituntut untuk bersosialisasi lagi dengan teman-teman baru (itung-itung nambah
temen dari sana sini haha). Tapi cukup senang dengan rekan satu kelompok KKN yang saya
dapat, mereka asik dan rata-rata cukup koorporatif, tapi sayang cewe-cewenya banyak yang udah
nikah haha… Setelah tau nama-nama dan kontak teman satu kelompok, ya seperti kelompok-
kelompok lain kita mulai berhubungan satu sama lain dan ketemuan baik untuk mempersiapkan
program-progam yang akan dilaksanakan selama KKN, cari tempat tinggal yang akan ditempati,
berkoordinasi dengan pihak-pihak daerah di tempat KKN.

Saya kira daerah lokasi yang dipilih asri adem seperti yang di ftv – ftv , tapi ketika pertama kali
menginjakkan kaki ini di sana. Ya Allah.. daerah itu kumuh! Sampah berserakan dimana-mana..
menumpuk disana-sini.. entah kenapa setiap lahan yang kosong pasti berubah jadi bank sampah.
Ditambah lagi dengan aliran air yang tidak jalan membuat nyamuk sangat senang bersarang
disana. Oh Tuhan … nyesel milih daerah ini (berkali-kali kata-kata itu terdengar dari rekan-
rekan). Ketika awal pertemuan dengan aparatur desa dalam acara temu kenal yang kita lakukan
dimalam pertama kita disitu, kami sempat bertanya kepada kuwu desa tentang apakah ada bank
sampah khusus yang sudah disediakan dan apakah tidak ada petugas kebersihan yang mengambil
sampah dari masyarakat beberapa kali dalam seminggu. Ternyata sebenarnya ada bank sampah,
tapi memang sudah tidak lagi digunakan karna cukup jauh letaknya dari pemukiman warga dan
tidak ada petugas yang mengambil sampah dari masyarakat sampai saat ini. Lah! Kemarin beliau
(pak kuwu) sempat cerita beberapa hari lalu mengadakan pesta nadran (syukuran laut) yang kata
beliau menghabiskan dana sampai 18Juta! Dalam benak kita “untuk nadran 18Juta sanggup,
untuk gaji petugas kebersihan tidak sanggup. Heran”. Daerah ini merupakan perkampungan di
pesisir pantai, sehingga cuaca panas dan debu selalu membayangi kehidupan disini. Tidak
sampai disitu saja kesulitan yang kita hadapi, disini kita menghadapi masyarakat yang sumber
dayanya sangat teramat kurang. Masyarakat di daerah itu tingkat pendidikannya sangat rendah,
dari data yang kami kumpulkan hampir 75% pendidikan masyarakatnya hanya lulusan SD,
sisanya ada yang SMP, SMA dan kami hanya menemukan sekitar 5 orang saja yang melanjutkan
sampai ke perguruan tinggi. Mereka lebih memilih menikah/bekerja (nelayan) setelah lulusan
SD. Harapan mereka untuk sekolah lebih tinggi sebenarnya ada, tetapi dikalahkan dengan
harapan mereka mendapatkan uang untuk membiayai hidup mereka sendiri. Ini dikuatkan lagi
dengan cerita-cerita yang dibagi oleh orang tua asuh kita disana. Angka buta huruf pun masih
cukup banyak, tapi mereka malu untuk mengakuinya, sehingga kami pun melakukan berbagai
macam cara untuk mendeteksi tingkat buta aksara di daerah itu. Masyarakat dengan pendidikan
rendah, masyarakat dengan kehidupan pesisir pantai, ya! Masyarakat yang terkenal dengan
watak nya yang keras, sangat cuek dengan lingkungan disekitar, bahkan cuek dengan dirinya
sendiri. Hal ini yang membuat kami semakin sangat tidak nyaman berada didaerah itu, rasanya
ingin cepat selesai (tiap malam ramai-ramai menghitung hari). Berkali – kali kami melakukan
program, mengumpulkan masyarakat sama sekali tidak berhasil, padahal kita sudah meminta
aparatur desa setempat. Tapi apa daya, masyarakat dan aparatur desa pun sama saja cueknya.
Aparatur desa banyak, tapi kantor desa tiap hari kosong, tidak ada aparat yang lalu lalang. Sering
kali kami mengeluhkan keadaan seperti ini kepada dosen pembimping lapangan kami, beliau pun
memang sudah menyadari akan hal itu, namun tetap berusaha mendorong kami agar tetap
semangat dan dapat menyelesaikan kegiatan KKN ini dengan baik demi menunjang IPK kita.

KKN yang kita lakukan kali ini berbentuk Tematik – Posdaya. Dimana untuk tematik sendiri
bertujuan mengembangkan potensi dan budaya lokal yang dimiliki masyarakat setempat,
sedangkan Posdaya menuntut kita untuk melakukan pembinaan secara lebih lagi untuk
peningkatan kesejahteraan tiap-tiap keluaga dan melakukan pembentukan satu organisasi baru di
desa dengan anggota masyarakat desa tersebut sendiri dengan nama “POSDAYA”. Cukup sulit
memang untuk membentuk posdaya ini, karena kami harus berkoordinasi dengan aparat desa,
serta sulit untuk mencari nama-nama yang pantas untuk menjadi ketua posdaya. Pembentukan
posdaya ini bertujuan untuk melanjutkan program-program yang telah kita buat kedepannya agar
tetap berjalan dan dapat membantu meningkatkan mutu masyarakat setempat.

Banyak program yang kami lakukan di KKN ini yang terbagi kedalam beberapa pos : (1) Pos
Pendidikan (2) Pos Kesehatan dan Lingkungan (3) Pos Ekonomi Kewirausahaan (4) Pos
Pemberantasan Buta Aksara. Pada Pos Pendidikan ini kami berusaha meningkatkan kualitas
pendidikan masyarakat setempat dengan melakukan sharing pembelajaran di MI / SD setempat,
membuka kelas belajar sore hari. Pos Kesehatan dan Lingkungan berkegiatan meningkatkan
minat masyarakat khususnya balita, ibu hamil, dan lansia untuk datang ke posyandu yang
dilaksanakan satu bulan sekali. Kemudian melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan kegiatan kerja bakti yang dilakukan 2x
seminggu, membagikan susu gratis (tambahan nutrisi) untuk anak-anak di MI/SD setempat,
membagikan tong sampah yang disebar di lingkungan desa, serta satu program lagi yang
memang dibutuhkan bukan hanya di daerah ini tapi diseluruh dunia yaitu program go green
dengan melakukan penanaman pohon massal (dengan tanaman yang didapat dari hibah dinas
perhutanan). Sedangkan pada pos ekonomi kewirausahaan kami mencoba mengembangkan
olahan dari telur rajungan yang dibuat menjadi kerupuk rajungan. Rajungan ini menjadi hasil
utama nelayan didaerah setempat. Pada pos pemberantasan buta aksara berkegiatan untuk
melakukan pendataan pendidikan masyarakat untuk menemukan masyarakat-masyarakat yang
masih buta aksara untuk dilakukan pembinaan dan pembimbingan pada malam hari sehabis isya.
Hal yang mengejutkan ketika terjun melakukan pendataan, rata-rata memang kelompok usia
lansia dan sedikit kaum muda yang masih buta aksara, namun ketika terjun ke sekolah MI/SD
cukup mengiris hati karena notabennya ini lembaga sekolah pasti semua bisa baca dan tulis eh
masih ada saja yang masih belum bisa baca tulis hitung padahal sudah duduk dibangku kelas 5
kelas 6. Ketika kita tanyakan hal ini pada guru-guru setempat, mereka mengatakan dengan para
siswa mau belajar saja ini sudah sulit dan sudah Alhamdulillah, mereka khawatir jika si anak
didik yang masih belum bisa baca tulis hitung ini terus tinggal kelas sampai mereka bisa ini akan
menurunkan minat belajar mereka, jadi para guru memilih untuk tetap menaikkan mereka ke
kelas selanjutnya. Cukup dilema memang. Kalau fasilitas di SD/MI tidak usah dibahas ya, pasti
kalian sudah tau hahaha.. (miris).

Sisi lain, kami pun punya cerita bahagia selama KKN. Terkadang ketika waktu luang kita
menghabiskan dengan makan bersama, fulsal, main PES, macem-macem. Seneng bisa punya
orang tua baru disana yang baik, suka ngasih nasehat dan suka ngasih jajanan hahaha. Udah kira-
kira segitu yang bisa saya ceritakan seputar KKN kemarin.

[ Foto Pada Saat Pelepasan KKN ]


[ Foto Saat Serah Terima di Kecamatan ]
[ Foto Saat Pertemuan Dengan Aparatur Desa di Kantor Desa ]
[ Keadaan Lingkungan Desa ]

[ Foto Saat Wawancara Nelayan ]


[ Foto Saat Jalan Santai – Program Kesehatan ]

[ Foto Kegiatan Penyuluhan dan Pembagian Susu Gratis ]


[ Foto Pembentukan Posdaya ]

[ Foto Program Kerja Bakti ]


[ Foto Kegiatan Bimbingan Belajar Sore ]
[ Foto Kegiatan di MI / SD ]

[ Rutinitas Rapat Harian ]


[ Foto Buta Aksara ]
[ Foto Kegiatan Pengembangan Ekonomi Melalui Pembuatan Kerupuk Rajungan ]

[ Foto Makan Bersama ]


[ Foto Bareng Orang Tua Asuh kita disana *berasa keluarga sendri* ]

Anda mungkin juga menyukai