Nomor. 111/02/I/SK-DIR/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
TENTANG PELAYANAN BEDAH PADA RUMAH
SAKIT PRASETYA HUSADA
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Kamar Bedah pada rumah Sakit
Prasetya Husada sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari 2019
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
BAB I
DEFENISI
Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperasi apapun bentuknya dapat
berdampak pada tahap tahap selanjutnya untuk diperlukan kerjasama yang baik
antara masing-masing komponen yang berkopeten untuk menghasilkan outcome
yang optimal. Berikut ini persiapan yang perlu dilakukan pada tahap preoperasi
yaitu :
a. Persiapan fisik
Persiapan fisik yang dilakukan sebelum operasi biasanya mencakup status
kesehatan fisik secara umum, status nutrisi, pencukuran daerah operasi,
personal hygiene, dll
b. Persiapan Penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
tindakan pembedahan/operasi. Pemerksaan penunjang yang dimaksud
adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan
lainnya.
c. Inform consen
Inform consen adalah sebuah istilah yang sering dipakai untuk terjemahan
dari persetujuan tindakan medis. Inform konsen terdiri dari dua kata yaitu
inform dan consen. Inform diartikan telah diberitahukan telah disampaika
atau telah diinformasikan dan consen yang berarti persetujuan yang
diberikan oleh seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian
pengertian bebas dari inform consen adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien kepada dokter untuk berbuat sesuatu setelah mendapatkan
penjelasan atau informasi.
Pengertian inform consen oleh Komalawati (1989 :86) disebutkan sebagai
berikut: “Yang dimaksud dengan inform consen adalah suatu kesepakatan/
persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter
terhadap dirinya, setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter
mengenai upaya medis yang dapat mungkin terjadi.”
RUANG LINGKUP
1. Ketentuan Umum/Definisi
2. Tatalaksana
3. Indikator mutu pelayanan bedah
BAB III
TATA LAKSANA
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan
terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau
melalui operasi dengan tangan.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
obat-obatan sederhana.
Jenis Pembedahan :
a. Bedah Minor
Bedah Minor merupakan pembedahan dimana seacara sederhana, tidak
memiliki risiko terhadap nyawa pasien seperti :
1. Membuka abses superficial
2. Pembersih luka
3. Inokulasi
4. Superfisial neuroktomi dan tenotomi
b. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relative lebih sulit
untuk dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu,
melibatkan risiko terhadap nyawa pasien seperti :
1. Bedah Caesar
2. Mammektomi
3. Bedah Torak
4. Bedah Otak
c. Bedah Antiseptik
Bedah Antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap
penggunaan agen antiseptic untuk mengontrol kontaminasi bakterial
d. Bedah Radikal
Bedah Radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau
sumber dari penyakit tersebut dibuang seperti : Pembedahan radikal untuk
neoplasma, pembedahan radikal untuk hernia.
e. Pembedahan Rekonstruktif
Pembedahan yang dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap
pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas atau malformasi seperti
: pembedahan terhadap langit-langit mulut yang terbelah, tendon yang
mengalami kontraksi.
f. Bedah Plastik
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk
memperbaiki efek atau deformitas, baik dengan jaringan setempat atau
dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya.
Sifat Operasi
a. Bedah Elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan
tanpa membahayakan nyawa pasien.
b. Emergensi/cito
Bedah Emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan
sangat mendadak untuk menghindari kmplikasi lanjut dari proses penyakit
atau untuk menyelamatkan jiwa pasien.
2. Durante Operasi
Premedikasi dilakukan oleh tim Anestesi
Bila timbul penyulit selama operasi dokter operator minta
konsul kepada dokter dari spesialis yang diminta melalui
perawat sirkuler (onloop) dan diteruskan kepada PJ pelayanan.
Bila harus dilakukan operasi bersama maka tanggung jawab
utama terhadap pasien tetap berada pada operator pertama.
Prusedur umum durante operasi :
a. Melakukan Aseptik dan antiseptic pada area operasi.
b. Tutup area non steril dengan linen operasi steril.
c. Membantu pelaksanaan operasi, sebagai scrub nurse dan
sirkuler
d. Menutup luka operasi
3. Post Operasi
a. Pasien diantar ke ruang pulih oleh penata anestesi dan perawat
sirkuler dan diobservasi diruang pulih dibawah tanggung jawab
dokter Anastesi.
b. Memonitoring keadaan pasien yang telah dilakukan tindakan
operasi dengan mengukur tanda – tanda vital dan mencatat
pada lembar pengawasan/observasi pasca anestesi, apabila
kondisi pasien menurun menunjukkan kearah yang lebih buruk
atau tidak stabil dan untuk dilakukan re operasi atau dilakukan
pengawasan di ICU
c. Pasien dipindahkann ke Instalasi rawat Inap sesudah mendapat
persetujuan dokter Anestesi dan diserah terimakan kepada
perawat yang menjemput pasien.
d. Bila perlu di rawat di ICU pasien diantar langsung dari OK ke
ICU oleh dokter Anestesi dan perawat sirkuler.
E. Pelayanan Bedah
1. Pemeriksaan Pra bedah dan Perencanaan Pra bedah yang
berdokumentasi
Dokter operator harus melakukan evaluasi pra bedah untuk
menentukan kemungkinan pemeriksaan tanbahan dan konsultasi
spesialis lain untuk membuat suatu asesmen pra bedah. Semua
informasi yang diberikan pada pasien mengenai kondisi pasien,
diagnosis penyakit (indikasi operasi/tindakan), Alasan mengapa
harus dilakukan operasi/tindakan, hal yang akan terjadi bila tidak
dilakukan operasi/tindakan, apa yang dilakukan saat operasi atau
tindakan, rencana tindakan, alternative tindakan, tingkat
keberhasilan, komplikasi operasi atau tindakan yang mungkin
terjadi, alternative terapi atau tindakan lain (bila ada), prognosis /
kemungkinan-kemungkinan gambaran kedepan yang terjadi dan
rencana pengelolaan pasca bedah, perkiraan biaya, harus di
dokumentasikan lengkap dan disertakan dalam rekam medis
pasien dan ditanda tangani oleh pasien atau keluarga, dokter bedah
yang bersangkutan/DPJP, saksi pihak pasien atau keluarga dan
saksi pihak RS. INformasi yang diberikan dicatat dalam lembar
khusus informed consent yang disertakan dalam rekam medis
pasien.
Penanggung Jawab.
Penanggungjawab secara keseluruhan bahwa pasien yang akan
dilakukan pembedahan, telah dilakukan checklist adalah :
OPERATOR, dibantu seorang sirkulator ( Omloop )
Penanggungjawab kegiatan :
Periode sebelum induksi adalah : perawat anestesi dan
bedah dibantu ahli anestesi
Sebelum insisi adalah : operator ahli bedah, perawat bedah
dan ahli anestesi
Sebelum keluar dari kamar operasi adalah : perawat bedah,
ahli bedah dan anestesi
5. Laporan Operasi
Laporan operasi dicatat segera setelah operasi selesai, sebelum
pasien dipindah dari daerah tatau dari area pemulihan pasca
anestesi.
Laporan yang tercatat tentang operasi memuat paling sedikit :
a. Diagnos pasca operasi
b. Nama dokter bedah dan asistenya
c. Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian temuan
d. Ada dan tidaknya komplikasi
e. Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
f. Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat
tranfusi
g. Nomor pendaftaran dari alat yang dipasang (implant)
h. Tanggal,waktu dan tanda tangan dokter tang bertanggung
jawab.
Jika dokter bedah mendampingi pasien dari ruang operasi ke
ruangan asuhan intensif lanjutan missal ICU, laporan operasi
dapat dibuat didaerah asuuhan lanjutan tersebut
Tatalaksana