Anda di halaman 1dari 17

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA

Nomor. 111/02/I/SK-DIR/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH

DIRKTUR RS PRASETYA HUSADA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


rumah sakit perlu adanya kebijakan mengenai
layanan bedah;
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu kebijakan
mengenai pemeriksaan penunjang pra-bedah
sebagai acuan bagi dokter bedah dalam memberikan
layanan;
c. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
perlu adanya kebijakan mengenai layanan
konsultasi persiapan pra- bedah sebagaiacuan bagi
tenaga bedah dalam memberikan layanan;
d. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar
pelayanan bedah perlu adanya kebijakan mengenai
inform consent pembedahan;
e. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar
pelayanan bedah perlu adanya kebijakan mengenai
assessment pra bedah sebagai peringatan bagi
tenaga bedah dalam memberikan layanan bila hasil
analisis data terdapat indikasi mengenai
kemungkinan adanya masalah dalam pelayanan
medis;
f. Bahwa dalam rangka memenuhi pelayanan yang
bermutu perlu adanya kebijakan mengenai
recruitment staf Departemen bedah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang


Praktek Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:1045/
MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1438/
MENKES/ PER/VII/ 2009 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1691
/MENKES/ PER/VIII/ 2012 tentang Keselamatan
Pasien

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
PERTAMA : KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
TENTANG PELAYANAN BEDAH PADA RUMAH
SAKIT PRASETYA HUSADA
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Kamar Bedah pada rumah Sakit
Prasetya Husada sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari 2019
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada

dr. M. Arif Surjadi,MMRS


NIK : 10.12.070
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT
PRASETYA HUSADA
NOMOR : 111/02/I/SK-DIR/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN
BEDAH

BAB I
DEFENISI

Pembedahan atau operasi adalah : semua tindakan pengobatan yang


menggunakan cara infasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh
yang akan ditangani Rumah Sakit Prasetya Husada.
Proses operasi merupakan pembukaan bagian tubuh untuk dilakukan perbaikan
yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.

Operasi/Pembedahan terdapat beberapa macam tahap :


Preoperatif adalah : Fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani
operasi/pembedahan dibuat dan diakhiri ketika pasien dipindahkan ke meja
operasi. Dalam tahapan ini persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta
persiapan mental sangat penting dilakukan, karena kesuksesan suatu tindakan
pembedahan pasien berasal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama
tahap preoperasi.

Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperasi apapun bentuknya dapat
berdampak pada tahap tahap selanjutnya untuk diperlukan kerjasama yang baik
antara masing-masing komponen yang berkopeten untuk menghasilkan outcome
yang optimal. Berikut ini persiapan yang perlu dilakukan pada tahap preoperasi
yaitu :
a. Persiapan fisik
Persiapan fisik yang dilakukan sebelum operasi biasanya mencakup status
kesehatan fisik secara umum, status nutrisi, pencukuran daerah operasi,
personal hygiene, dll

b. Persiapan Penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
tindakan pembedahan/operasi. Pemerksaan penunjang yang dimaksud
adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan
lainnya.

c. Inform consen
Inform consen adalah sebuah istilah yang sering dipakai untuk terjemahan
dari persetujuan tindakan medis. Inform konsen terdiri dari dua kata yaitu
inform dan consen. Inform diartikan telah diberitahukan telah disampaika
atau telah diinformasikan dan consen yang berarti persetujuan yang
diberikan oleh seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian
pengertian bebas dari inform consen adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien kepada dokter untuk berbuat sesuatu setelah mendapatkan
penjelasan atau informasi.
Pengertian inform consen oleh Komalawati (1989 :86) disebutkan sebagai
berikut: “Yang dimaksud dengan inform consen adalah suatu kesepakatan/
persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter
terhadap dirinya, setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter
mengenai upaya medis yang dapat mungkin terjadi.”

Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup


penjelasan untuk berpartisipasi dalam keputusan asuhan pasien dan
memberikan persetujuan yang dibutuhkan dan untuk memenuhi kebutuhan
pasien, penjelasan tersebut diberikan secra terintergrasi oleh para
professional pemberi asuhan (PPA) terkait, dibantu meneger pelayanan
pasien (MPP)
Informasi memuat :
a. Diagnosis dan rencana tindakan medis/operasi
b. Tujuan dan manfaat tindakan medis/operasi
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. dampak dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. jika dibutuhkan darah atau produk darah, resiko dan alternatifnya
didiskusikan
BAB II

RUANG LINGKUP

1. Ketentuan Umum/Definisi
2. Tatalaksana
3. Indikator mutu pelayanan bedah

BAB III
TATA LAKSANA
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan
terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau
melalui operasi dengan tangan.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
obat-obatan sederhana.

Jenis Pembedahan :
a. Bedah Minor
Bedah Minor merupakan pembedahan dimana seacara sederhana, tidak
memiliki risiko terhadap nyawa pasien seperti :
1. Membuka abses superficial
2. Pembersih luka
3. Inokulasi
4. Superfisial neuroktomi dan tenotomi
b. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relative lebih sulit
untuk dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu,
melibatkan risiko terhadap nyawa pasien seperti :
1. Bedah Caesar
2. Mammektomi
3. Bedah Torak
4. Bedah Otak
c. Bedah Antiseptik
Bedah Antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap
penggunaan agen antiseptic untuk mengontrol kontaminasi bakterial
d. Bedah Radikal
Bedah Radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau
sumber dari penyakit tersebut dibuang seperti : Pembedahan radikal untuk
neoplasma, pembedahan radikal untuk hernia.
e. Pembedahan Rekonstruktif
Pembedahan yang dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap
pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas atau malformasi seperti
: pembedahan terhadap langit-langit mulut yang terbelah, tendon yang
mengalami kontraksi.

f. Bedah Plastik
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk
memperbaiki efek atau deformitas, baik dengan jaringan setempat atau
dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya.
Sifat Operasi
a. Bedah Elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan
tanpa membahayakan nyawa pasien.
b. Emergensi/cito
Bedah Emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan
sangat mendadak untuk menghindari kmplikasi lanjut dari proses penyakit
atau untuk menyelamatkan jiwa pasien.

Tata laksana Pelayanan Instalasi Kamar Operasi, meliputi :


A. Penjadwalan Operasi
Penjadwalan pasien yang akan dioperasi dikamar bedah agar dapat
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditenttukan
B. Penerimaan Dan Penyerahan Pasien
Menerima pasien yang akan dilakukan tindakan operasi yang diantar
petugas, baik rawat inap, IGD, Poliklinik maupun ODC.
Agar tidakt terjadi kesalahan pasien dan kesalahan diagnose/tindakan
maka perawat pre operasi memeriksa kelengkapan pasien :
1. Nama pasien (bila pasien dibawah umur ditanyakan kepada
keluarga pasien). Tanggal lahir dan dlihat pada gelang identitas
pasien
2. Daerah operasi yang akan dilakukan tindakan operasi telah
ditandai.
3. Riwayat penyakit (ashma, alergi obat dan riwayat penggunaan obat
steroid dalam tiga bulan terkhir).
4. Terpasang gigi palsu atau tidak, bila ya petugas anasthesi
membantu untuk melepaskannya.
5. Menanggalkan semua perhiasan pasien dan menyerahkannya
kekeluarga pasien.
6. Pastikan kuku dan bibir pasien bebas dari zat pewarna (cutek dan
lipstick) bila masih ada, petugas anesthesia membantu
membersihkannya.
7. Dokumen pasien : Informed consend, hasil pemeriksaan
laboratorium, hasil pemeriksaan radiologi, hasil pemeriksaan fisik
terakhir) asemen prabedah dan asesmen pra anestesi
C. Persiapan Operasi
Dalam pemberian rasa aman dan nyaman kepada pasien sangat
berhubungan dengan pemberian informasi yang sejelas-jelasnya
mencakup manfaat dan risiko pembedahan .
Beberapa hal yang perlu perbaikan sebagai berikut :
1. Informed consend perlu dibuat secara tertulis dan untuk operasi
standart dikuatkan risalah informasi bahwa agar memudahkan
dalam pemberian karena factor bebas pelayanan yang cukup
banyak.
2. Untuk operasi yang melibatkan beberapa disiplin (operasi bersama)
atau operasi oleh tim khusus disamping risalah tertulis harus ada
pertemuan khusus antara tim dengan pasien dan keluarganya
sebelum operasi dilaksanakan.

D. Kerjasama Antar Disiplin


1. Pre Operasi
a. Persiapan Operasi
Persiapan Operasi, pasien diperiksa di IRJ, IGD oleh dokter bedah
dan konsultasi ke Speseialis lain yang diperlukan. Setelah
memenuhi standar pelayanan anastesi pasien dikonsulkan ke
spesialis Anastesi.
b. Asesmen pra bedah
Asesmen pra bedah menjadi acuan untuk menentukan jenis
tindakan bedah yang tepat dan mencatat temuan penting. Hasil
asesmen memberikan informasi tentang :
a) Tindakan bedah sesuai dan waktu pelaksanaanya
b) Melakukan tindakan dengan aman
c) Menyimpulkan temuan selama pemonitoran
Pemilihan teknik operasi tergantung dari riwayat pasien, status
fisik, data diagnostic, manfaat dan resiko dari tindakan tang dipilih.
Pemilihan tindakan juga mempertimbangkan asesmen waktu
pasien masuk rawat inap, pemeriksaan diagnostic dan sumber
lainnya. Proses asesmen dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien
darurat. Asuhan untuk pasein bedah dicatat direkam medis. Untuk
pasien yang langsung dilayani oleh dokter bedah, asesmen pra
bedah juga dicatat dalam rekam medis pasien, pada pasien yang
diputuskan dilakukan pembedahan dalam proses perawatan,
asesmen dilakukan dan dicatat dalam rekam medis, sedangakan
pasien yang dikonsultasikan ditengah perawatan oleg DPJP lain
dan diputuskan operasi, maka asesmen pra bedah juga dicatat
dalam rekam medis pasien termasuk :
1) diagnosa pra operasi dan pasca operasi
2) rencana operasi
3) DPJP tindakan operasi
c. Pendaftaran Operasi, Poliklinik mendaftar ke Instalasi kamar
Operasi RS Prasetya Husada dan menentukan jadwal operasi serta
mempersiapkan instrument, alat-alat, obat dan alkes yang
diperlukan.

2. Durante Operasi
 Premedikasi dilakukan oleh tim Anestesi
 Bila timbul penyulit selama operasi dokter operator minta
konsul kepada dokter dari spesialis yang diminta melalui
perawat sirkuler (onloop) dan diteruskan kepada PJ pelayanan.
 Bila harus dilakukan operasi bersama maka tanggung jawab
utama terhadap pasien tetap berada pada operator pertama.
 Prusedur umum durante operasi :
a. Melakukan Aseptik dan antiseptic pada area operasi.
b. Tutup area non steril dengan linen operasi steril.
c. Membantu pelaksanaan operasi, sebagai scrub nurse dan
sirkuler
d. Menutup luka operasi

3. Post Operasi
a. Pasien diantar ke ruang pulih oleh penata anestesi dan perawat
sirkuler dan diobservasi diruang pulih dibawah tanggung jawab
dokter Anastesi.
b. Memonitoring keadaan pasien yang telah dilakukan tindakan
operasi dengan mengukur tanda – tanda vital dan mencatat
pada lembar pengawasan/observasi pasca anestesi, apabila
kondisi pasien menurun menunjukkan kearah yang lebih buruk
atau tidak stabil dan untuk dilakukan re operasi atau dilakukan
pengawasan di ICU
c. Pasien dipindahkann ke Instalasi rawat Inap sesudah mendapat
persetujuan dokter Anestesi dan diserah terimakan kepada
perawat yang menjemput pasien.
d. Bila perlu di rawat di ICU pasien diantar langsung dari OK ke
ICU oleh dokter Anestesi dan perawat sirkuler.

E. Pelayanan Bedah
1. Pemeriksaan Pra bedah dan Perencanaan Pra bedah yang
berdokumentasi
Dokter operator harus melakukan evaluasi pra bedah untuk
menentukan kemungkinan pemeriksaan tanbahan dan konsultasi
spesialis lain untuk membuat suatu asesmen pra bedah. Semua
informasi yang diberikan pada pasien mengenai kondisi pasien,
diagnosis penyakit (indikasi operasi/tindakan), Alasan mengapa
harus dilakukan operasi/tindakan, hal yang akan terjadi bila tidak
dilakukan operasi/tindakan, apa yang dilakukan saat operasi atau
tindakan, rencana tindakan, alternative tindakan, tingkat
keberhasilan, komplikasi operasi atau tindakan yang mungkin
terjadi, alternative terapi atau tindakan lain (bila ada), prognosis /
kemungkinan-kemungkinan gambaran kedepan yang terjadi dan
rencana pengelolaan pasca bedah, perkiraan biaya, harus di
dokumentasikan lengkap dan disertakan dalam rekam medis
pasien dan ditanda tangani oleh pasien atau keluarga, dokter bedah
yang bersangkutan/DPJP, saksi pihak pasien atau keluarga dan
saksi pihak RS. INformasi yang diberikan dicatat dalam lembar
khusus informed consent yang disertakan dalam rekam medis
pasien.

2. Penandaan Lokasi Operasi


Tujuan dari penandaan area operasi untuk mengklarifikasi dan
memberikan informasi tetang daerah yang akan diinsisi, sehingga
pasien akan mengerti tentang tentang prosedur operasi, dengan
dilakukan penandaan.
Selain itu tujuan dari penandaan area operasi antara lain :
a) meminimalkan resiko kesalahan insisi dan salah pasien.
b) meminimalkan resiko kelahan prosedur operasi.
c) memberikan pendaan pada daerah anatomi yang akan
dilakukan operasi.

Tindakan operasi yang memerlukan penandaan antara lain :


a. Operasi Spinal.
b. Operasi mata.
Penandaan area operasi pada mata dengan menggunakan plaster
yang ditempelkan pada mata yang akan dioperasi dan dibubuhi
tanda O dengan spidol skin marker
c. Operasi yang memiliki dua sisi.
d. Burr Hole.
e. Jari.
f. Operasi pada ovarium.
g. Operasi tiroid.

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:


a) Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi
caesar)
b) Kasus intervensi seperti kateter jantung.
c) Kasus yang melibatkan gigi.
d) Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana
penandaan akan menyebabkan tato permanen.
Tatalaksana penandaan lokasi operasi
a) Penandaan harus dilakukan operator bedah, saat pasien
dalam kondisi sadar.
b) Penandaan dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke
kamar bedah.
c) Penandaan dilakukaan dengan memberi tanda lingkaran (O)
d) Penandaan dilakukan dengan menggunakan spidol skin
marker
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan
harus dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan. Sedapat
mungkin penandaan harus melibatkan pasien untuk
menghindarkan kekeliruan. Meskipun jarang, pasien boleh
menolak penandaan setelah dijelaskan maksud dan tujuannya.

3. Edukasi Pasien dan Keluarga


Dokter operator melakukan edukasi kepada pasien dan kelurga
mengenai :
a. Prosedur yang akan dijalani baik prosedur bedah atau alternatif
tindakan lain.
b. Resiko, komplikasi dan manfaat tindakan yang akan
dilakukan .
c. Kemungkinan kebutuhan transfuse darah maupun
komponennya beserta resiko dan manfaatnya.
d. Kemungkinan perawatan diruang rawat intensif ICU.

4. Time Out dan Sign Out


a) Tim pembedahan dipastikan melakukan pembedahan pada
tepat penderita dan tepat lokasi.
b) Tim pembedahan dipastikan melakukan metode anestesi
yang mencegah rasa sakit bagi penderita.
c) Tim pembedahan telah mengenali dan melakukan persiapan
yang efektif dalam pencegahan dan penanganan terjadinya
gangguan airway dan breathing.
d) Tim pembedahan telah mengenali, melakuakn pencegahan
dan antisipasi penanganan yang efektif terhadap resiko
perdarahan (circulation).
e) Tim pembedahan telah mengetahui dan menghindari serta
antisipasi penanganan terjadinya reaksi alergi maupun efek
samping obat yang berat, yang potensial terjadi pada
pasien.
f) Tim pembedahan secara konsistenmenerapkan metode
aseptik, guna mencegah timbulnya infeksi luka operasi.
g) Tim pembedahan selalu menghindari terjadinya
ketertinggalan alat atau benda habis pakai pada daerah
operasi.
h) Tim pembedahan selalu menjaga dan melakukan
identifikasi yang tepat terhadap spesimen hasil
pembedahan.
i) Tim selalu melakukan komunikasi dan pertukaran informasi

Diperlukan metode yang sederhana, praktis dan mudah dikerjakan


dan tidak menganggu proses pembedahan dan anestesi serta dapat
menjamin safe surgery dan safe anesthesia
Metode yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan
kualitas pembedahan dan anestesi Menurunkan unnecessary
surgical and anesthesia deaths and complications
Pelaksanaan Surgical saftry ceklist
Ada 3 periode terpenting :
1. Sebelum induksi ( sign in )
2. Sebelum insisi ( time out )
3. Sebelum menutup lapang operasi ( sign out )

Penanggung Jawab.
Penanggungjawab secara keseluruhan bahwa pasien yang akan
dilakukan pembedahan, telah dilakukan checklist adalah :
OPERATOR, dibantu seorang sirkulator ( Omloop )
Penanggungjawab kegiatan :
 Periode sebelum induksi adalah : perawat anestesi dan
bedah dibantu ahli anestesi
 Sebelum insisi adalah : operator ahli bedah, perawat bedah
dan ahli anestesi
 Sebelum keluar dari kamar operasi adalah : perawat bedah,
ahli bedah dan anestesi

5. Laporan Operasi
Laporan operasi dicatat segera setelah operasi selesai, sebelum
pasien dipindah dari daerah tatau dari area pemulihan pasca
anestesi.
Laporan yang tercatat tentang operasi memuat paling sedikit :
a. Diagnos pasca operasi
b. Nama dokter bedah dan asistenya
c. Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian temuan
d. Ada dan tidaknya komplikasi
e. Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
f. Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat
tranfusi
g. Nomor pendaftaran dari alat yang dipasang (implant)
h. Tanggal,waktu dan tanda tangan dokter tang bertanggung
jawab.
Jika dokter bedah mendampingi pasien dari ruang operasi ke
ruangan asuhan intensif lanjutan missal ICU, laporan operasi
dapat dibuat didaerah asuuhan lanjutan tersebut

6. Pemantauan keadaan pasien selama tindakan bedah


a. Pada tindakan bedah dengan anestesi local tanda vital pasien
dimonitor secara kontinu dengan interval sesuai dengan
keadaan pasien menurut penilaian dokter penanggung jawab
pasien dan dicatat dam rekam medis pasien. Pencatatan selama
anestesi local atau sedasi ringan dilakukan oleh perawat
sirkuler. Formulir Pemantauan keadaan pasien selama anestesi
lokal atau sedasi ringan ditanda tangani oleh DPJP. Pemilihan
jenis obat anestesi local dan sedasi ringan ditentukan oleh
dokter atau DPJP bedah.
b. Pada tindakan bedah dengan anestesi baik umum atau regional
kebijakan pencatatan keadaan tanda vital diserah kepada tenaga
anestesi yang bertugas.

7. Rencana asuhan pasca operasi


Rencana asuhan pasca operasi dapat dimulai sebelum tindakan
operasi berdasarkan asesmen kebutuhan dan kondisi pasien serta
jenis operasi yg dilakukan. Rencana asuhan pasca operasi juga
memuat kebutuhan pasien yg segera. Rencana asuhan dicacat di
rekam medik pasien dalam waktu 24 jam dan diverifikasi DPJP,
bila asuhan pasca operasi didelegasikan harus dilakukan
verifikasi oleh DPJP sebagai pimpinan tim klinis untuk
memastikan kontuinitas asuhan selama waktu pemulihan dan
masa rehabilitasi. Kebutuhan pasca operasi dapat berubah
sebagai hasil perbaikan klinis atau informasi baru dari asesmen
ulang rutin, atau dari perubahan kondisi pasien yg mendadak.
Rencana asuhan pasca operasi direvisi berdasar perubahan ini
dan dicatat di rekam medis pasien sbg rencana asuhan baru.
Beberapa pasien mungkin membutuhkan pelayanan dari
profesional pemberi asuhan (PPA) lain / unit lain, seperti
rehabilitasi medik atau terapi fisik. Penting membuat rencana
untuk asuhan tersebut, termasuk tingkat asuhannya, metode
asuhan, tindak lanjut monitor atau tindak lanjut tindakan,
kebutuhan obat dan asuhan lain atau tindakan serta layanan lain
dicatat dalam rekam medis pasien dalam bentuk SOAP .

8. Penggunaan implant bedah

Banyak tindakan bedah menggunakan implant prostetik anatara


lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin, hernia mess, IUD,
Kb Implant, lensa IOL , DJ stant, implant scrue dan plate pada
bedah ortopedi dan bedah plastik. Tindakan operasi seperti ini
mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi dengan
mempertimbangkan faktor khusus seperti :

a. Pemilihan implant berdasarkan peraturan perundang-


undangan

b. Modifikasi surgical safty ceklist untuk memastikan


ketersediaan implan dikamar operasi dan pertimbangan
khusus untuk penandaan lokasi operasi

c. Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang


dibutuhkan untuk pemasangan implant(staf dari pabri
implant untuk mengkalibrasi

d. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan


terkait implant

e. Proses pelaporan malfungsi implant sesuai dengan standar


aturan pabrik
f. Pertimbangan pengendalian infeksi yang kusus

g. Instruksi kusus kepada pasien setelah operasi

h. Kemampuan penelusuran alat jika terjadi penariakan


kembali(recall) alat dengan mealakukan antara lain
menempelkan barcode alat dirrekam medis

Tatalaksana

1. Jenis implan yang akan digunakan pada pasien yang akan


dioperasi dengan menggunakan implan harus desiapkan dan
dilihat jaminan keseterilanya dan kedaluarsanya

2. Semua pemasangan implant stiker/kode barcode implant


wajib ditempelkan pada laporan operasi dan berada dalam
rekam medis pasien
BAB IV
INDAKATOR MUTU PELAYANAN BEDAH

Program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah


dilaksanakan dan didokumentasikan. Pelayanan bedah merupakan suatu
tindakan yang beresiko, oleh karena itu perencanaaanya dan pelaksanaanya
membutuhkan kehati-hatian dan akurasi tinggi. Sehubungan dengan hal itu
Rumah Sakit menetapkan program mutu dan keselamatan pada pelayanan
pasien bedah meliputi :

a) Pelaksanaan asesmen prabedah

b) Penandaaan lokasi operasi

c) Pelaksanaan surgical safty checklist

d) Pemantuan diskrepansi diagnosi pre dan post operasi

e) Penundaan dan waktu tunggu operasi elektif

Dalam hal pengukuran mutu tersebut diatas dibantu dengan pengunaan


ceklist supervisi pelayanan bedah yang harus disi setiap hari pada pasien
operasi dan dievaluasi dalam 1 bulan dan dilaporkan kepada tim PMKP
Rumah Sakit Prasetya Husada
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal :02 Januari 2019
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada

dr. M. Arif Surjadi,MMRS


NIK : 10.12.070

Anda mungkin juga menyukai