Notulen
Notulen
No 79
PENANGANAN OBAT RUSAK/KADALUWARSA
A. PENDAHULUAN
Expired Date adalah waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan
batas waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Untuk masa kadaluarsa ini berhubungan
dengan stabilitas obat dan masa simpan obat.
Obat yang sudah melewati masa kadalursa dapat membahayakan karena
berkurangnya stabilitas obat tersebut dan dapat mengakibatkan efek toksik (racun).
Hal ini dikarenakan kerja obat sudah tidak optimal dan kecepatan reaksi nya telah
menurun, sehingga obat yang masuk kedalam tubuh hanya akan mengendap dan
menjadi racun.Tanda-tanda kerusakan zat tersebut biasanya disertai dengan
perubahan bentuk, warna, bau, rasa atau konsistensi. Maka dari itu harus
diperhatikan juga cara penyimpanan obat yang baik.
B. TEMA
Penanganan obat rusak/kadaluwarsa
C. TUJUAN
1. Untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatannya
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Posyandu
4. Pengobatan Lansia
E. BENTUK KEGIATAN
Penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kasus
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan disimpan pada tempat terpisah
dari penyimpanan obat lainnya
3. Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa obat yang
rusak dan/atau kadaluwarsa
4. Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke Gudang Farmasi kabupaten//kota
5. Mendokumentasikan pencatatan tersebut
F. PENUTUP
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai
penanganan obat rusak/kadaluwarsa di UPT Puskesmas Maratua
No 80
Untuk penanggung jawab tindak lanjut pelaporan
No 81
DAFTAR OBAT – OBAT EMERGENSI DI UNIT KERJA
No 82
STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI UPT PUSKESMAS
MARATUA BERDASARKAN INTERNATIONAL STATISTICAL CLASSIFICATION OF
DISEASES AND RELATED HEALTH PROBLEM (ICD-10)
No 83
AKSES TERHADAP REKAM MEDIK
1. Rekam Medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas,pemeriksaan, pengobatan dan tindakan serta pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Akses/pemanfaatan Rekam Medik dapat dipakai sebagai :
a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
b. Alat bukti dalam proses penegakkan hukum,disiplin kedokteran gigi dan penegakkan
etika kedokteran gigi.
c. Keperluan pendidikan dan penelitian.
d. Data statistik kesehatan.
2. Akses/ pemanfaatan rekam medik untuk keperluan pendidikan dan penelitian yang
menyebutkan identitas pasien dalam mendapatkan persetujuan secara tertulis dari
pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya. Akses /pemanfaatan rekam
medik untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan pasien,
bila dilakukan untuk kepentingan negara.
3. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medik adalah:
a. Dokter
b. Dokter gigi
c. Tenaga kesehatan tertentu
d. Petugas pengelola
e. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
4. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam medik
harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan
wajib menjaga kerahasiaan.
No 84
KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIK DAN METODE IDENTIFIKASI
1. Setiap pasien yang berobat di UPT Puskesmas Maratua memiliki satu nomor dalam
rekam medik.
2. Rekam medik pasien diidentifikasi dengan cara penomoran pada saat kunjungan ke
UPT Puskesmas Maratua.
3. Penyimpanan rekam medik pasien rawat jalan disimpan dalam satu tempat.
4. Seluruh pelayanan dokumen rekam medik dilaksanakan oleh petugas rekam medik dan
dibantu oleh para medis.
5. Permintaan rekam medik hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan pasien
dan pendidikan.
6. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar rekam medik yang
telah ditentukan.
7. Penanggung jawab berkas rekam medik bertanggung jawab atas pengambilan dan
pendistribusian rekam medik.
8. Berkas rekam medik yang telah dikembalikan ke bagian penyimpanan, yang belum
lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan
9. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib dicantumkan pada lembar
rekam medik.
10. Pada rekam medik wajib dicantumkan coding penyakit berdasarkan ICD 10, petugas
rekam medik menyusun daftar kode penyakit sebagai alat bantu.
11. Seluruh pelayanan rekam medik wajib berorientasi pada kepuasan pasien.
12. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medik , dapat diberikan resume atau
ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan yang telah
diberikan.
No 85
1. Sistem Dokumentasi Pelayanan Rawat Jalan
Sebagian rawat jalan akan dibedakan mengenai laporan pelayanan KIA atau Pelayanan
Ginekologik, begitu juga mengenai pencatatan pelaporan mengenai Keluarga Berencana.
Setiap bagian akan berbeda karena setiap pelayanan memberikan dan membutuhkan
data yang berbeda karena kebutuhan yang berbeda.
Pasien dikelompokkan 4 Kelompok, yaitu :
a. Pasien Baru
Setiap pasien baru diterima ditempat penerima pasien dan akan diwawancarai oleh
petugas untuk mendapatkan data identitas pasien dan akan diwawancarai oleh
petugas untuk mendapatkan data identitas pasien, hasil anamnesis, hasil
pemeriksaan, diagnostik dan pengobatan ataupun tindakan. Pencatatan data ini harus
diisi selambat-lambatnya 1x24 jam setelah pasien diperiksa.
b. Pasien Lama
Pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan atau tindakan ulang.
c. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang datang ke tempat penerimaan gawat darurat yang dibuka selama 24
jam, dimana disini pasien akan lebih dahulu ditolong baru penyelesaian
administrasinya.
d. Pasien Pelayanan Rawat Inap
Pasien yang datang untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut
2. Tujuan Pencatatan
a. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien pada semua tim kesehatan
yang terlibat, sehingga dapat mencegah tumpang tindih, pengulangan dan
kesanjungan dalam pelayanan atau asuhan kebidanan.
b. Sebagai sumber informasi bagi setiap petugas kesehatan yang terlibat dalam
pelayanan.
c. Sebagai bahan bukti untuk mutu pelayanan dan sekaligus untuk bertanggung jawab
dan tanggung gugat.
d. Sebagai sumber data untuk penelitian dan pendidikan.
e. Sebagai dokumentasi yang sah untuk membuktikan bahwa tindakan, obat dan
makanan dan sebagainya sudah diberikan sesuai dengan rencana ketentuan yang
juga berhubungan dengan penagihan pasien.
No 86
1. Penyimpanan dalam rak – rak berkas rekam medik yang telah selesai diproses, diolah,
kemudian disimpan berdasarkan nomor urutan rekam medik agar memudahkan dalam
pengambilan bila berkas RM dibutuhkan.
2. Rekam medik disimpan dengan aturan sebagai berikut:
a. Wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat.
b. Setelah batas waktu 2 tahun tersebut, rekam medis dapat dimusnahkan
3. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga
kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana kesehatan.
No 87
Rekam medik harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas. Penyelenggaraan rekam
medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan
peraturan tersendiri.
1. Isi rekam medik untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang –
kurangnya memuat :
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan/atau tindakan;
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
3. Isi rekam medik pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan ditambah
dengan :
a. Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan;
b. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan
c. Identitas yang menemukan pasien.