Anda di halaman 1dari 12

Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod

NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum Nasional Republik Indonesia adalah sebuah museum yang terletak

dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik

Indonesia merupakan Museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Museum

Nasional Republik Indonesia berdiri tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada

saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang

bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda

budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian Museum. Museum Nasional

adalah sebuah lembaga Studi Warisan Budaya dan pusat informasi edukatif

kultural dan rekreatif yang berperan untuk menyelamatkan dan melestarikan

benda Warisan Budaya Bangsa Indonesia. Museum Nasional merupakan salah

satu gedung peninggalan Kolonial Belanda.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang

mengelola menyerahkan Museum tersebut kepada Pemerintah Republik

Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak 17 September 1962

pengelolaan Museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional

berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

1
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan

kementerian tersebut.

Gambar 1.1 Museum Nasional Indonesia

Museum Nasional sampai sekarang menyimpan sekitar 141.000 benda-

benda bernilai sejarah yang terdiri dari koleksi prasejarah, arkeologi, numismatik

dan heraldik, keramik, etnografi, sejarah, serta geografi. Kompleks Museum

Nasional dibangun di atas tanah seluas 26.500 M2. Gedung lama (gedung A)

digunakan untuk memamerkan koleksi museum dan ruang penyimpanan koleksi

(Storage). Gedung B (Gedung Arca) yang dibuka secara resmi tanggal 20 juni

2007 oleh Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI), selain digunakan untuk

ruang pameran lantai 1-4, juga digunakan untuk kantor, ruang konferensi,

laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain.

Menurut Ruijgrok (2006 dalam Iorgulescu et. al., 2011), mendefinisikan

nilai ekonomi warisan budaya sebagai jumlah kesejahteraan yang diberikan

warisan budaya terhadap masyarakat. Plaza (2010 dalam Iorgulescu et. al., 2011)

menyatakan bahwa nilai ekonomi dari warisan budaya dihubungkan dengan

2
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

manfaat yang dihasilkannya, baik komersial dan non-komersial. Manfaat ini

mengacu pada dua jenis nilai yaitu nilai guna dan nilai non guna.

Menurut Ruijgrok (2006 dalam Iorgulescu et. al., 2011), menganalisis

mengapa perlu melakukan penilaian warisan budaya meskipun jelas bahwa nilai

riil yang tidak dapat dinyatakan dalam istilah moneter. Dari perspektif ini, dapat

diketahui bahwa valuasi ekonomi warisan budaya memungkinkan untuk

mengevaluasi investasi di sektor ini melalui analisis biaya manfaat, dan untuk

memperkirakan kerugian yang ditanggung oleh masyarakat melalui penghancuran

warisan budaya. Ruijgrok (2006), menyimpulkan bahwa valuasi ekonomi dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi tertentu yang jika tidak dilaksanakan akan

menghasilkan kerugian warisan budaya.

Dalam Undang-Undang no 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan

disebutkan bahwa usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan

menyelenggarakan jasa, pariwisata, menyediakan atau mengusahakan objek dan

daya tarik wisata. Usaha barang pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan

bidang tersebut. Pariwisata termasuk semua dampak yang terjadi bagi wisata

liburan, baik international maupun domestik (Hadinoto, 1996). Sektor pariwisata

sebagai industri jasa merupakan salah satu jasa yang dapat memberikan andil yang

cukup besar dalam pembangunan. Kegiatan pariwisata yang dikelola dengan baik

dapat menjadi salah 1 penyumbang pendapatan yang potensial dalam

pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Pariwisata bukan hanya sebagai

sumber devisa, tetapi juga dapat memperluas kesempatan kerja yang ditimbulkan

dari sejumlah keterkaitan sektor-sektor lain (Hendrasati, 2009).

3
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Warisan budaya dapat membiayai upaya pelestariannya, karena adanya nilai

ekonomis yang tinggi, sehingga nilai penting budayanya tidak akan hilang.

Semakin tinggi nilai budayanya, semakin tinggi beban biaya konservasi. Oleh

karena itu, perlu dihitung nilai ekonominya, yang diharapkan semakin tinggi nilai

ekonominya dan semakin mampu membiayai perjuangan konservasi warisan

budaya. Nilai kegunaan langsung warisan budaya, dapat diartikan nilai ekonomi

yang diperoleh dari pemanfaatan secara langsung misalnya sebagai obyek wisata

(Handoko, 2012).

Davison dan Conville (1991: 2), warisan budaya diartikan sebagai produk

atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi

spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok dalam

jatidiri suatu kelompok atau bangsa. Dari gagasan ini, warisan budaya merupakan

hasil budaya fisik (tangible) dan nilai budaya (intangible) dari masa lalu. Nilai

budaya dari masa lalu (intangible heritage) tersebut yang berasal dari budaya-

budaya lokal yang ada di Nusantara, meliputi: tradisi, cerita rakyat dan legenda,

bahasa ibu, sejarah lisan, kreativitas (tari, lagu, drama pertunjukan), kemampuan

beradaptasi dan keunikan masyarakat setempat (Galla, 2001: 12).

Warisan budaya fisik (tangible heritage) sering diklasifikasikan menjadi

warisan budaya tidak bergerak (immovable heritage) dan warisan budaya bergerak

(movable heritage). Warisan budaya tidak bergerak biasanya berada di tempat

terbuka dan terdiri dari atas: situs, tempat-tempat bersejarah, bentang alam darat

maupun air, bangunan kuno dan/atau bersejarah, patung-patung pahlawan (Galla,

4
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2001: 8). Warisan budaya bergerak biasanya berada di dalam ruangan dan terdiri

dari: benda warisan budaya, karya seni, arsip, dokumen, dan foto, karya tulis

cetak, audiovisual berupa kaset, video, dan film (Galla, 2001: 10).

Museum adalah suatu tempat di mana koleksi budaya milik manusia dari

suatu masa dan wilayah disimpan, dipamerkan, dirawat keberadaannya untuk

berbagai kepentingan aktivitas masyarakat seperti pendidikan, rekreasi dan

kesenagan semata, ditambahkan dengan aktivitas penelitian baik yang dilakukan

oleh intern museum sendiri maupun masyarakat khususnya pengunjung yang

datang untuk penelitian (Nasution, 2012: 02). Museum menurut Lembaga

Permuseuman Internasional (ICOM) adalah lembaga non-profit yang bersifat

permanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk

umum, yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti,

mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang

berwujud benda dan tidak benda beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan,

penelitian, dan hiburan (Akbar, 2010: 2).

Kelayakan ekonomi pada suatu pengembangan harus dilihat dari 2 sisi, yaitu

potensi sumberdaya dan potensi pasarnya. Sumberdaya wisata alam menghasilkan

jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia yang bersifat non materiil dan lebih

banyak bersifat kejiwaan serta kesehatan. Taksiran berapa jumlah pengunjung dan

lamanya kunjungan (visitor days) sangat penting untuk analisis prospek investasi

di bidang wisata alam (Sumitro, 2004).

Secara umum, nilai ekonomi menurut Fauzi (2010: 209) didefinisikan

sebagai pengukuran jumlah maksimal seseorang ingin mengorbankan barang dan

5
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Konsep ini disebut keinginan

membayar (willingness to pay) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sumber daya alam dan lingkungan. Menurut Suparmoko (2006: 11), konsep nilai

sumber daya alam dan lingkungan dibedakan menjadi 2 nilai yaitu atas dasar

penggunaan (instrumental value atau use value) dan nilai yang terkandung di

dalamnya (intrinsic value atau non use value). Nilai atas dasar penggunaan

merupakan kemampuan lingkungan apabila digunakan untuk memenuhi

kebutuhan. Nilai yang terkandung di dalam lingkungan merupakan nilai yang

melekat pada lingkungan tersebut.

Menurut Mourato dan Mazzanti (2002), memahami pentingnya menilai

suatu cultural heritage menjadi fundamental karena nilai (Value) selalu menjadi

alasan untuk melakukan konservasi warisan budaya, maka pasti tidak ada usaha

dari society (masyarakat/perkumpulan/perhimpunan/lembaga) untuk memelihara

bila suatu warisan budaya belum diketahui.

Navrud dan Ready (2002), menyebutkan bahwa Cultural Heritage adalah

serupa dengan sumber daya alam, karena Cultural Heritage dan sumber daya

alam dapat dikategorikan sebagai barang publik. Cultural Heritage dapat

dikategorikan sebagai barang publik karena karakteristiknya yang non rival dan

non ekslusif (Fonseca dan Rebelo, 2010: 347). Untuk menilai cultural heritage

dapat digunakan teknik non pasar yang sering digunakan untuk menilai barang

publik (Poor dan Smith, 2004: 217).

Secara umum, nilai ekonomi menurut Fauzi (2006: 209), didefinisikan

sebagai pengukuran jumlah maksimal seseorang ingin mengorbankan barang dan

6
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

jasa untuk memperoleh barang serta jasa lainnya. Konsep ini disebut keinginan

membayar (willingness to pay) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sumber daya alam dan lingkungan. Menurut Suparmoko (200: 11), konsep nilai

sumber daya alam dan lingkungan dibedakan menjadi 2 nilai yaitu atas dasar

penggunaan (instrumental value atau use value) dan nilai yang terkandung di

dalamnya (intrinsic value atau non use value). Nilai atas dasar penggunaan

merupakan kemampuan lingkungan apabila digunakan untuk memenuhi

kebutuhan. Nilai yang terkandung di dalam lingkungan merupakan nilai yang

melekat pada lingkungan tersebut.

Berdasarkan data kunjungan pada Museum Nasional Indonesia jumlah

kunjungan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 meningkat, sedangkan

tahun 2012 jumlah kunjungan menurun yaitu 221.810 pengunjuung, dan

meningkat lagi pada tahun 2013. Data pengunjung dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Museum Nasional Indonesia,


2008 2013

Tahun Domestik Mancanegara Jumlah


2008 158,739 14,547 173,286
2009 166,598 8,354 174,952
2010 203,887 13,257 217,144
2011 212,977 21,021 233,998
2012 192,740 29,070 221,810
2013 212,766 26,881 239,647
Sumber: Bidang Registrasi dan Dokumentasi MNI 2013

7
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 1.2 Diagram Scatter Jumlah kunjungan Museum Nasional Indonesia, 2008-2013

1.2 Keaslian Penelitian

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik atau metode

yang ada dalam penelitian ini, tersaji pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No Pengarang Judul Metode Kesimpulan

1 Fonseca Valuasi ekonomi Travel Cost Hasil yang diperoleh peningkatan


(2010) warisan budaya. Method and kunjungan probabilitas untuk
Contingent Museum Lamego, variabel seperti
Valuation pendapatan dan jumlah kunjungan
Method ke Museum lain tidak
mempengaruhi probabilitas
permintaan.

2 Litriani Valuasi Ekonomi Travel Cost Nilai ekonomi Candi Borobudur


(2011) Candi Borobudur Method dan berdasarkan TCM adalah sebesar
Dengan Pendekatan Contingent RP1.105.511.218.000 sampai
Travel Cost Method Valuation dengan Rp1.345.179.705.000,
dan Contingent Method sedangkan berdasarkan Willigness
Valuation Method . To Pay (WTP) nilai ekonomi Candi
Borobudur adalah
Rp955.588.837.500.

3 Rathnayake Estimasi Nilai Travel Cost Studi ini menunjukkan bahwa nilai
(2011) Rekreasi Dari Method rekreasi dari HPNT adalah Rs.51.68
Daratan Horton Million per tahun.
Taman Nasional.

3 Varahrami Menilai Warisan Contingent Pengunjung memiliki efek positif


(2012) Budaya di Iran. Valuation pada kesediaan membayar yaitu 2/5
Method Dollar.

4 Sugriani Valuasi Ekonomi Travel Cost Nilai ekonomi Museum Ulen


(2012) Ulen Sentalu dengan Method dan Sentalu berdasarkan TCM berada

8
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Travel Cost dan Contingent dalam rentang Rp4.325.031.904


Contingent Valuation Valuation sampai dengan Rp.18.844.810.920.
Method. Method nilai berdasarkan Willigness To Pay
(WTP) berada dalam rentang
Rp179.750.000 sampai dengan
Rp1.797.850.000.

5 Fitriani Valuasi Ekonomi Travel Cost Nilai ekonomi Warisan Budaya


(2013) Warisan Budaya: Method dan Kasus Situs Ke’te Toraja Utara
Studi Kasus Situs Contingent berdasarkan TCM berada pada
Ke’te Toraja Utara. Valuation interval Rp80.959.366.330 sampai
Method dengan Rp513.810.534.800 dan
berdasarkan CVM berada pada
interval Rp378.000.000 sampai
dengan Rp1.512.000.000.

6 Juarez dan Penilaian dari Travel Cost Nilai surplus konsumen mencapai
Canete penggunaan rekreasi Method dan 1 .5 € dengan menggunakan
(2013) dari Calares del Contingent metode biaya perjalanan. Nilai
Mundo dan Sima Valuation penggunaan rekreasi taman dihitung
Taman Alam melalui Method dari surplus konsumen,
Metode biaya mendapatkan nilai 3 46 444.3 €.
perjalanan.

7 Bluffstone Memperkirakan nilai Travel Cost Hasil penelitian menunjukkan


(2015) rekreasi taman hutan Method bahwa nilai rata-rata kunjungan
Portland dunia. rekreasi ke Taman Hutan
pengunjung sampel adalah $ 240
perkunjungan atau total $ 31 Million
Dollars.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian sebelumnya

yaitu dalam metode yang digunakan. Metode yang digunakan untuk melakukan

penilaian adalah contingent valuation method. Adapun perbedaan dalam

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut.

1. Metode yang digunakan

Penelitian ini menggunakan 1 metode yaitu contingent valuation method

(metode penilaian kontingensi).

9
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel

dependen pada contingent valuation method adalah jumlah kesediaan

membayar (willingnes to pay) pengunjung Museum Nasional Indonesia.

3. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan adalah biaya perjalanan (travel cost

method), pendapatan individu, usia, waktu yang digunakan individu untuk

mencapai Museum Nasional Indonesia, tingkat pendidikan individu, substitusi

tempat wisata lain sebagai variabel dummy substitusi, persepsi individu

terhadap kualitas Museum Nasional Indonesia sebagai variabel dummy

kualitas.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam rangka meningkatan potensi Museum Nasional Indonesia maka

sangat perlu untuk mengestimasi nilai ekonomi Museum Nasional Indonesia.

Dengan diketahuinya nilai Museum Nasional Indonesia diharapkan dapat menjadi

acuan bagi pemerintah daerah dan pengelola Museum Nasional Indonesia dalam

menentukan besarnya target penerimaan dan anggaran belanja operasional

Museum Nasional. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalah dalam penelitian ini yaitu, belum ada nilai ekonomi Museum Nasional

Indonesia.

10
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.4 Pertanyaan Penelitian

1. Berapakah nilai ekonomi Museum Nasional Indonesia berdasarkan metode

penilaian kontingensi (contingent valuation method)?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesediaan membayar individu atas

warisan budaya Museum Nasional Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah adalah sebagai berikut.

1. Mengestimasi nilai ekonomi Museum Nasional Indonesia, dengan

menggunakan metode penilaian kontingensi (contingent valuation method).

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kenjungan dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar individu ke Museum

Nasional Indonesia.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dapat menjadi referensi bagi pemerintah, pengelola, dan instansi terkait

dalam melakukan pengambilan keputusan terkait kebijakan mengenai

pengelolaan, konservasi dan optimalisasi aset Museum Nasional Indonesia.

2. Dapat memberikan gambaran umum kepada peneliti selanjutnya tentang

penilaian Museum Nasional Indonesia.

11
Valuasi Ekonomi Warisan Budaya Museum Nasional Indonesia: Contingent Valuation Methdod
NURHASYATILLAH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab dan disusun berdasarkan

sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang,

keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori terdiri atas

landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, model penelitian dan

hipotesis. Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang desain penelitian,

metode pengumpulan data, batasan dan definisi operasional variabel, lokasi dan

waktu penelitian, teknik penentual sampel, metode analisis data, estimasi

kesediaan membayar contingent valuation method (CVM), dan nilai ekonomi.

Bab IV berisi tentang analisis data, berisis tentang analisis data dan pembahasan

dengan contingent valuation method (CVM), Nilai Ekonomi Museum Nasional.

Bab V berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

12

Anda mungkin juga menyukai