Anda di halaman 1dari 8

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN BANTAENG
SMA NEGERI 2 BANTAENG
2016

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. Syarifuddin selaku
guru biologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bantaeng, Agustus 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Metabolisme sangat penting bagi makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya.


Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup,
mulai dari makhluk hidup bersel satu sampai makhluk hidup yang susunan tubuhnya sangat
kompleks. Metabolisme terdiri atas dua proses sebagai berikut.

1. Anabolisme
Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa-
senyawa organik.
2. Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa
organik melalui proses respirasi.
Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana
maupun reaksi yang rumit. Metabolisme juga berperan mengubah zat yang beracun menjadi
senyawa yang tak beracun dan dapat dikeluarkan dari tubuh. Proses ini disebut
detoksifikasi. Umumnya, hasil akhir anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses
katabolisme. Hal itu disebabkan sebagian besar proses metabolisme terjadi di dalam sel.
Mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia melalui membran sel mempunyai arti penting
dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi dalam tubuh. Proses sintesis dan
penguraian berlangsung dalam berbagai jalur metabolisme.

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

C. Manfaat Percobaan
Menambah wawasan siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Enzim dan Fungsinya

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim
mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam
lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas,
diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang
aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen. Enzim tersusun atas dua bagian.
Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun
keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim
tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.

1. Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi
menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi
senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.

2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan tetapi,
koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat
termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari
reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat)
maka reaksi yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor
hidrogen. Dehidrogenase
CH3 – CH2 – OH + NADP CH3CHO + NADPH2

Alkohol Aldehid Koenzim dapat bertindak sebagai penerima/akseptor


hidrogen, seperti NAD atau donor dari gugus kimia, seperti ATP (Adenosin Tri Phosfat).

Sifat-sifat enzim sebagai berikut.


a. Enzim mengalami denaturasi/kerusakan pada temperatur tinggi.
b. Efektif dalam jumlah kecil.
c. Tidak berubah pada waktu reaksi berlangsung.
d. Tidak memengaruhi keseimbangan, tetapi hanya mempercepat reaksi.
e. Spesifik untuk reaksi tertentu.

Faktor-faktor yang memengaruhi enzim dan aktivitas enzim sebagai berikut.

1. Temperatur atau suhu


Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan
terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun dan enzim
menjadi rusak.

2. Air
Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering
kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mu-lailah biji
berkecambah.

3. pH
Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali
menjadi substrat.

4. Hasil akhir
Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal
reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila hasil akhir
(banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.

5. Substrat
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan
yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi enzim tetap, pH
konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka
hasil akhir juga dua kali lipat.

6. Zat-zat penghambat
Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh,
garam-garam dari logam berat, seperti raksa. Contoh-contoh enzim dalam proses
metabolisme sebagai berikut.
1. Enzim katalase
Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen. katalase
2. Enzim oksidase
Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang pada
saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.

3. Enzim hidrase
Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase,
akonitase.

4. Enzim dehidrogenase
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang lain.

5. Enzim transphosforilase
Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain
dengan bantuan ion Mg2+.

6. Enzim karboksilase
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik. Contoh
pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.

7. Enzim desmolase
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan
karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan
dehidroksiaseton.

8. Enzim peroksida
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan oksigen
yang dipergunakan diambil dari H2O2.

BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu percobaan : 25 Agustus 2016
Tempat : Laboratorium Biologi SMAN 2 Bantaeng

B. Alat dan Bahan


1. Lumpang porselin (mortar 1 set)
2. Rak tabung reaksi (2 buah)
3. Tabung reaksi (20 buah)
4. Pipet tetes (5 buah)
5. Pembakar spiritus
6. Kaki tiga dan kasa
7. Corong kaca
8. Lidi dan korek api
9. Ekstrak hati atau jenis umbi-umbian
10. Ekstrak jantung ayam
11. H2O2 10%
12. HC 15%
13. NaOH 10%
14. Kertas saring kapas
15. Air suling
16. Es batu

C. Cara Kerja
1. Buatlah ekstrak hati/jantung/umbi-umbian dengan cara sebagai berikut.
a. Lumakan hati/jantung/umbi-umbian dalam lumpang porselin sambil ditetessi air suling
sedikit demi sedikit.
b. Saringlah dengan corong yang telah dilapisi kapas atau biarkan sampai mengendap
2. Beri label pada 20 tabung reaksi dengan :
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J dan pada 10 tabung reaksi lainnya.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 pada tabung reaksi lainnya.
3. Bagilah ekstrak hati menjadi 5 dan masukkan ke dalam tabung A,B,C,D,E. Adapun
ekstrak jantung pada tabung F,G,H,I,J
4. Isilah tabung reaksi 1 sampai 10 dengan H2O2 1 cm
5. Tetesilah tabung reaksi 1 dengan ekstrak hati dari tabung A dan teteslah tabung reaksi
2 dengan ekstrak jantung dari tabung F sampai terjadi gelembung-gelembung gas, tutuplah
dengan jari
6. Bukalah tutup tabung reaksi dan masukkan segera lidi membara dan amatilah apa
yang terjadi dengan bara itu dan datanya dicatat pada tabel pengamatan.
7. Teteskan 10 tetes HCl dalam tabung reaksi B yang berisi ekstrak hati dan pada tabung
G untuk ekstrak jantung, kemudian kocok hingga merata untuk membuat suasana asam dan
diukur Ph nya.
8. Teteskan tabung reaksi 3 dengan ekstrak hati
9. Teteskan 10 tetes NaOH ke dalam tabung reaksi C dan teteskan 10 tetes NaOH ke
dalam tabung reaksi H untuk membuat susasana basa dan ukur pH nya.
10. Tetesilah tabung reaksi 5 dengan ekstrak hati yang berasal dari tabung reaksi C. Uji
dengan lidi membara, amati apa yang terjadi dan tetesilah tabung reaksi 6 dengan ekstrak
jantung, yang berasal dari tabung reaksi H uji dengan lidi membara, amati apa yang terjadi.
11. Panaskan tabung reaksi D yang berisi ekstrak hati dan tabung reaksi I yang berisi
ekstrak jantung (gunakan air mendidih) dan diukur suhunya.
12. Tetesilah tabung reaksi 7 dengan ekstrak hati yang dipanaskan yang berasal dari
tabung D. Uji dengan lidi membara, amati apa yang terjadi, dan tetesilah tabung reaksi 8
dengan ekstrak jantung yang berasal dari tabung reaksi I.uji dengan lidi membara, amati apa
yang terjadi.
13. Dinginkan tabung reaksi D yang berisi ekstrak hati dan tabung reaksi I yang 1berisi
ekstrak jantung (gunakan es batu) dan diukur suhunya.
14. Tetesilah tabung reaksi 9 dengan ekstrak hati yang didinginkan yang berasal dari
tabung E. Uji dengan lidi membara, amati apa yang terjadi.
15. Isilah tabel pengamatan dengan memberi tanda (-) jika tidak ada, (+) jika sedikit dan jika
banyak (++).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Larutan
Ekstrak hati + H2O2
Ekstrak Jantung H2O2
Gelembung
Nyala Api
Gelembung
Nyala Api

Netral (Ph : 6)

+++

+++

++

Asam (Ph : 1)

Basa (Ph :14)

Setelah ekstrak dipanaskan (91°C)


-

Setelah ekstrak didinginkan (2°C)

+++

+++

++

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa enzim katalase bekerja secara aktif pada suhu
normal dan keadaan netral.

B. Pembahasan

Ekstrak hati + H2O2 pada larutan netral dengan pH 6 terdapat banyak gelembung dan nyala
api yang bagus. Ini membuktikan bahwa enzim katalase bekerja secara aktif pada hati dan
keadaan netral.
Ekstrak jantung + H2O2 pada larutan netral dengan pH 6 terdapat cukup gelembung dan
nyala api yang sedikit. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja secara aktif
pada jantung dan keadaan netral.
Ekstrak hati + H2O2 pada larutan asam dengan pH 1 tidak terdapat gelembung dan tidak
ada nyala api. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja pada larutan asam.
Ekstrak jantung + H2O2 pada larutan asam dengan pH 1 tidak terdapat gelembung dan
tidak ada nyala api. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja pada larutan
asam.
Ekstrak hati + H2O2 pada larutan basa dengan pH 14 terdapat sedikit gelembung dan tidak
ada nyala api. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja pada larutan basa.
Ekstrak jantung + H2O2 pada larutan basa dengan pH 14 terdapat sedikit gelembung dan
tidak ada nyala api. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja pada larutan
basa.
Ekstrak hati + H2O2 setelah dipanaskan pada suhu 91°C tidak terdapat gelembung dan
tidak ada nyala api. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja setelah
dipanaskan atau pada suhu yang tinggi.
Ekstrak jantung + H2O2 setelah dipanaskan pada suhu 91°C tidak terdapat gelembung dan
tidak ada nyala api. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak bekerja setelah
dipanaskan atau pada suhu yang tinggi.
Ekstrak hati + H2O2 setelah didinginkan pada suhu 2°C terdapat banyak gelembung dan
nyala api yang bagus. Ini membuktikan bahwa enzim katalase bekerja secara aktif setelah
didinginkan atau pada suhu yang rendah.
Ekstrak jantung + H2O2 setelah didinginkan pada suhu 2°C terdapat cukup gelembung dan
nyala api yang sedikit. Ini membuktikan bahwa enzim katalase bekerja secara aktif setelah
didinginkan atau pada suhu yang rendah.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Enzim katalase lebih banyak terdapat di hati daripada di jantung.


Setelah hati dipanaskan yaitu warna pada hati berubah menjadi agak putih kecoklatan dari
yang awalnya berwarna merah darah. Dan setelah diteliti menggunakan bara api, baranya
justru padam. Ini membuktikkan bahwa enzim terdenaturasi (rusak) sehingga tidak bekerja.
Peranan enzim katalase dalam tubuh yaitu untuk mengkatalais senyawa H2O2 yang
berbahaya, merubah H2O2 menjadi oksigen dan air untuk satu molekul H2O2 akan berubah
menjadi air.

B. Saran

Dierlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim katalase

Anda mungkin juga menyukai