Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SITEM REPRODUKSI WANITA

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Cara organ tubuh reproduksi berkembang sangat menakjubkan.Sel benih ovarium pada
wanita maupun sel benih sperma pada laki-lakibtampak pada awal kehidupan janin.Kejadian,
bagaimana sel reproduksi ini digerakan ke daerah tepat yang telah ditentukan,yaitu ovarium dan
testis,merupakan suatu rahasia agung dan indah.
Ovum adalah sel benih dalam ovarium.Pada saat remaja sel benih ini berkembang
bersamaan dengan perubahan yang sangat menentukan sifat perempuan.Organ-organ reproduksi
membentuk apa yang dikenal sebagai traktus genitalis,yang berhubungan dengan traktus
urinarius.Pada wanita,meskipun traktus genitalisnya erat berhubungan dengan traktus
urinarius,tidak bersambung.Traktus genitalis wanita bersambung dengan rongga
peritoneum.Organ pengembangbiakan pada wanita terletak dalam panggul kecil.

B.Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam
mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada wanita.Diharapkan mahasiswa dapat
memahami konsep-konsep dan teori mengenai sistem reproduksi pada wanita.

C.Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka
dan studi literature, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan informasi penting dari berbagai
sumber seperti buku – buku perpustakaan dan website atau situs- situs internet yang terkait.

BAB II
PEMBAHASAN
A.MASA –MASA PADA WANITA
1.PUBERTAS
Pubertas biasanya muncul pada usia 10-14 tahun dan pada seorang wanita ditandai
dengan permulaan menstruasi/menarki.Uterus dan vagina membesar,buah dada membesar serta
lemak,jaringan ikat dan saluran darah bertambah.Kemudian sikap kelamin sekunder
tampil,lengkung tubuh berkembang,dan jaringan apidosa membuatkan batas-batas
anggotanya,serta tampilnya bulu dalam ketiak dan daerah pubis.Pelvis melebar.
2.MENOPAUSE
Pada menopause atau masa klimakterium dalam hidup sorang wanita,yng terjadi kira-kira
45 sampai 50 tahun,tetapi juga dapat lebih awal atau lebih kemudian.biasanya ditandai dengan
berhentinya menstruasi,yang sering diiringi gejala-gejala tertentu,seperti perubahan vasomotorik
dengan banyak keringat,muka terasa panas.Jaringan buah dada sering mengerut,tetapi bila ada
kecenderungan menjadi gemuk,jaringan itu dapat diganti dengan lemak.Perubahan kearah senil
terjadi dalam ovarium,yaitu menjadi kecil dan hormon tidak dibuat lagi.
B.BAGIAN SISTEM REPRODUKSI WANITA
1.RONGGA PELVIS
Rongga pelvis terletak di bawah dan bersambung dengan rongga abdomen.Pelvis besar
adalah pasu tulang yang dibentuk tulang iskium dan pubis,yang merupakan sisi samping dan
depan,dan tulangsarkum serta koksigis,serta membetuk batas belakang.Pinggiran pelvis dibentuk
promontorium sakrum dibelakang,grins iliopektinal disisi-sisinya,dan krista pubis di depan.
Pintu keluar(outlet)pelvis dibatasi koksigis di belakang,simfisis pubis di depan,dan
lengkung pubis,iskium serta ligamen,yang berjalan dari iskium ke sakrum,di setiap sisi.Pintu
keluarnya terisi struktur yang membentuk lantai pelvis.Dua berkas otot,yaitu otot leator ani dan
otot koksigis, bekerja sebagai difragma pelvis.Perineum merupakan bagian terendah
badan.Sebuah garis yang menyambung kedua tuberositas iskii.
2.ORGAN WANITA UNTUK PEMBENTUKAN KETURUNAN
Organ untuk pembiakkan atau organ reproduksi dapat dibagi dalam organ eksterna dan
organ interna.
Organ eksterna antara lain,vulva,dan terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Mons veneris,sebuah bantalan lemak yang terletak di depan simfisis pubis.Daerah ini ditutupi
bulu pada masa pubertas.
b. Labia mayor(bibir besar) adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva,dan terdiri atas
kulit dan lemak,dan jaringan otot polos,pembuluh darah dan serabut saraf.Labia mayora
panjangnya sekitar 7.5cm.
c. Nimfae atau labia minora(bibir kecil)adalah dua lipatan kecil dari kulit di antara bagian ataslabia
mayora.Labianya mengandung jaringan erektil.
d. Klitoris9kelentit)merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-
laki.Letaknya anterior dalam vestebula.
e. Vestibula di setiap sisi dibatasi lipatan labia dan bersambung dengan vagina.Uretra juga masuk
ke dalam vestibula di depan vagina,tepat di belakang klitoris.Kelenjar vestibularis
mayor(Bartholini)terletak tepat di belakang labia mayora di setiap sisi.Kelenjar ini mengelurkan
lendir dan salurannya keluar antara himen dan labia minora.Himen adalah diafragma dari
membran tipis ,di tengahnya berlubang supaya kooran menstruasi dapat mengalir ke luar.Tidak
adanya lubang-lubang pada himen merupakan keadaan abnormal yang jarang terjadi dan disebut
himen imperforata.Keadaan ini tidak dapat diketahui sampai umur menstruasi seorang
gadis,kotoran tidak dapat keluar,berkumpul di dalam vagina,dan membuat vagina mekar.Insisi
ini dilaksanakan supaya menstruai dapat berjalan supaya normal.
3.VAGINA(LIANG SENGGAMA)
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang
khusus,dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah.Panjang vagina yaitu,dari
vestibula hingga uterus(rahim).Permukaan anteerior vagina menyentuh basis kandung kencing
dan uretra,sedangkan dinding posteriornya menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal(ruang
douglas).Seperampat sebelah bawah vagina menyentuh badan perineum.
Sturktur vagina,dinding vagina terdiri atas tiga lapis,antara lain lapisan dalam adalah
selaput lendir(membran mukosa)yang dilengkapi lipatan-lipatan atau rugae, sehingga
mempunyai rupa seakan-akan ditutupi papila(selaput lendir vagina teerdiri atas sel epitel gepeng
berlapis),lapisan luar adalah lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan
melingkar,dan diantara kedua lapisan ini terdapat sebuah lapisan dan jaringan erektil terdiri atas
jaringan areoler,pembuluh darah,dan beberapa serabut otot tak bergaris.Organ reproduksi pada
wanita yang terletak di dalam pelvis, adalah uterus,dua ovarium, dan tuba uterina(falopian).
4.UTERUS(RAHIM)
Struktur ,uterus adalah organ yang tebal,berotot,berbentuk buah pir,terletak di dalam
pelvis,antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.Ototnya disebut miometrium
dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnnya disebut endometrium.Ligamentum latum
uteri di bentuk oleh dua lapis peritoneum,di setiap sisi uterus terdapat ovarium dan tuba
uterina.Persediaan darah didapatkan dari arteri uterina dan arteri ovaria.Panjang uterus adalah 5
sampai 8 cm,dan beratnya 30 sampai 60 gram.Uterus terbagi atas tiga bagian,yaitu:
a).Fundus ,bagian cembung diatas muara tuba uterina.
b).Badan uterus melebar dari fundus ke serviks
c).Serviks,bagian bawah yang sempit pada uterus

A) Ligamen-ligamen pada uterus


Ligamentum teres uteri ada dua bua,di sebelah kiri dan sebelah kanan sebuah,terdiri atas
jaringan ikat dan otot,berisi pembuluh darah dan ditutupi peritoneum.Ligamen ini berjalan dari
sudut atas uterus,ke depan dan ke samping,melalui anulus inguinalis profundus ke kanalis
inguinalis.Setiap ligamen panjangnya 10 sampai 12.5cm.
Peritoneum melipat diantara badan uterus dan kandung kencing di depannya, membentuk
kantong utero-vesikuler.Di sebelah belakang, peritoneum membungkus badan dan seerviks uteri,
melebar ke bawah sampai forniks posterior vagina, selanjutnya melipat di depan rektum dan
membetuk ruang rekto-vaginal(Douglas).Ligamen lebar (ligamen latum uteri)di dalam tepi bebas
ligamen lebar ini terdapat tuba uterina.Ovarium diikat pada lapisan posterior ligamen lebar,yang
sebenarnya mesenterium uterus dan mesenterium tuba uterina,dan karena itu berisi darah dan
saluran limfe untuk uterus maupun untuk ovarium.

B) Fungsi uterus
Fungsi uterus yaitu,untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan.sebutir ovum setelah keluar dari ovarium diantarkan melalui tuba uterina ke
uterus.Sewaktu hamil secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu,uterus bertambah
besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke
dalem rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda
melahirkan mulai,uterus berkonstraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar
kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
5.OVARIUM(INDUNG TELUR)
A) Struktur Ovarium
kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari,terletak di kanan dan kiri
uterus,di bawah uba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uteri.Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer.Setiap oosit
dikelilingi sekelompok sel folikel pembeeri makanan.Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan(hari ke-14)siklus
menstruasi.
B) Ovulasi
pematangan folikel graaf dan pengeluaran ovum disebut ovulasi.Bila folikel graaf sobek,maka
terjadi sedikit perdarahan, terjadi penggumpalan darah di dalam ruang folikel,dan sel-sel yang
berwarna kuning yang berasal dai dinding folikel tumbuh masuk ke dalam gumpalan itu dan
membentuk korpus luteum atau badan kuning.Bila ovum yang keluar itu di buahi, korpus luteum
tumbuh terus sampai beberapa bulan,menjadi sangat besar, dan mulai atrofik setelah kia-kira5
sampai 6 bulan kemudian.Bila ovum tidak di buahi,korpus luteum bertahan hanya sampai 12
sampai 14 hari,sampai tepat sebelum permulaan masa menstruasi berikutnya,kemudian menjadi
atrofik dan diganti jaringan perut.

C) Ovarium
Ovariummemiliki tiga fungsi:
1.Produksi ova
2.Produksi ustrogen
3.Produksi progesteron

Hormon-hormon gonadotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan


produksi hormon ovarium.Hormon perangsang folikel penting untuk awal pertumbuhan folikel
graaf,dan hipofisis juga mengendalikan pertumbuhan ini melalui luteinizing hormon dan sekresi
dari korpus luteum.
Hormon ustrogen dikeluarkan ovarium dari mulai anak-anak sampai seesudah
menopause.Hormon ini dinamakan hormon folikuler karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar
folikel ovarium dan seperti semua hormon beredar di dalam aliran darah.
Hormon progesteron disekresikan oleh korpus luteum, dan melanjutkan pekerjaan yang
dimulai oleh ustrogen terhadap endometrium menjadi tebal,lembut,serta seperti beludru,siap
untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi.Progesteron menghambat menstruasi.
Terjadinya menstruasi diawali degenerasi korpus luteum yang mengakibatkan kadar progesteron
darah menurun, tetapi sewaktu hamil menstruasi tidak terjadi.Itu disebabkan karena sel paling
luar dari konseptus pada waktu menembus ke dalam endemetrium,mengeluarkan sejenis hormon
dan hormon ini bekerja atas kopus luteum dan menjamin tetap berlangsungnya sekresi
progesteron.Dengan demikian sekresi ovarium diatur,bukan sja oleh kelenjar hipofisis,
melainkan juga oleh korion plasenta yang berkembang dari korion pada masa kehamilan berusia
8-12 minggu.

C. SiklusMenstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan
embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin
yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan
dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam
pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan
LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang
siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder
akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron
dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima
pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
menstruasi demikian seterusnya.
Gambar siklus menstruasi

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita


Adapula macam-macam penyakit kelamin pada wanita selain masalahkeputihan yang
berkaitan erat dengan masalah organ intim kewanitaan beserta penyebab, gejala dan cara
mengobatinya :
1. Gonorrhea / Chlamydia
Gonorrhea atau Chlamydia merupakan salah satu jenis bakteri penyebab keputihan yang
banyak dialami oleh sebagian besar wanita. Penyebabnya ialah:
a. Disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari hubungan seksual dengan orang pasangan atau pria
yang sebelumnya sudah teridentifikasi terkena bakteri tersebut, dapat menyebabkan infeksi yang
dirasakan saat awal beberapa hari sampai beberapa minggu.
b. Jika pada pria, penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut menyebabkan keluarnya cairan
dari alat vital pria, ketika hendak berkemih dapat terasa sakit. Umumnya gejala ini dapat terasa
berat atau tidak terasa sama sekali. Sedangkan pada wanita gejala dari gonorrhea dirasakan
sangat ringan atau tidak terasa sama sekali, namun jika tidak diobati akan menjadi semakin parah
dan menyebabkan kemandulan.
c. Penyakit keputihan yang disebabkan oleh gonorrhea dapat diatasi dengan antibiotik bila sudah
diketahui sejak dini.

2. Herpes
Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat disembuhkan secara total,
gejala awal timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual dengan penderita yang
memiliki penyakit ini. Kemudian herpes ini akan menunjukkan gejala awal dengan keluar seperti
lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Gejala seperti ini berakhir dalam
5-10 hari. Herpes ini menyerang hampir seluruh bagian kulit. Terkadang wanita tidak menyadari
bahwa herpes dapat menyerang vagina. Virus herpes ini bisa hilang sendiri namun terkadang
muncul kembali.

3. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah kulit penis
pria yang belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan putih kental yang
menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan krim anti jamur.

4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan
seksual dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang
lebih tinggi, tidak terasa sakit dan luka akan hilang setelah beberapa minggu, akan tetapi virus
akan tetap menempel pada tubuh dan penyakit dapat muncul kembali seperti lecet-lecet pada
seluruh tubuh dan kemudian akan hilang dengan sendirinya, kemudian virus akan menyebar ke
tubuh lainnya.
Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan dengan
fase pemulihan dengan menggunakan penicillin. Hampir sama dengan virus herpes, namun virus
herpes tidak dapat disembuhkan.

5. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari
vagina, cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Karena disebabkan
oleh berbagai bakteri yang hinggap pada vagina seperti jenis bakteri gonorrhea dan chlamydia
atau jamur serta bakteri lainnya yang sudah menetap pada vagina, bakteri-bakteri pada vagina
dapat dilihat dengan mikroskop. Pengobatannya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat
dengan penyebabnya.

6. Bisul pada alat kelamin


Bisul pada alat kelamin dapat disebabkan oleh Virus Human Papilloma atau HPV, ditandai
dengan setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sebelumnya memiliki
penyakit kelamin hingga tertular lewat hubungan seksual. Ketika itu akan muncul satu bisul
bahkan lebih sampai terkadang membentuk benjolan yang dapat diderita selama sebulan sampai
setahun. Bisul pada alat kelamin tidak hanya dialami oleh wanita, tetapi pada pria juga bisa
mengalaminya. Namun ada perbedaan jika bisul pada pria terlihat kecil dan pada wanita tidak
terlihat karena berada di dalam vagina. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pap smear
dengan tidak berganti pasangan.

7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8 inchi. berwarna
kelabu kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan. Kutu kelamin dapat disembuhkan
dengan cara memakai obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin atau dengan menggunting
rambut kemaluan sebagian guna menghindari kuman dan bakteri yang menempel bersamaan
dengan keringat dan masuk ke bibir dalam vagina.
Kutu kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat menyebabkan luka-luka
kecil jika digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan oleh kebersihan yang tidak diperhatikan.
Cobalah dengan mengganti celana dalam tiap kali Anda selesai buang air kecil atau air besar dan
jangan menggunakan handuk secara bergantian.

8. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) / HIV Disease


Penyakit kelamin satu ini diakibatkan dari hubungan seksual yang sering berganti pasangan,
pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik. Hal ini disebabkan oleh karena sistem
kekebalan tubuh yang semakin melemah. Gejala untuk menentukan bakteri atau virus AIDS ini
hanya dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan melaui tes darah. Virus AIDS ini banyak
merenggut nyawa. Namun saat ini telah ditemukan obat untuk mengatasi virus HIV AIDS

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Sistemreproduksiwanitaterdiridarirongga pelvis, organ
wanitauntukpembentukanketurunan, vagina, uterus, danovarium.Organ untuk pembiakkan atau
organ reproduksi dapat dibagi dalam organ eksterna dan organ interna.Vagina adalah tabung
berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang khusus,dialiri pembuluh darah
dan serabut saraf secara berlimpah.uterus adalah organ yang tebal,berotot,berbentuk buah
pir,terletak di dalam pelvis,antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.Ovarium
memiliki tiga fungsi yaitu produksi ova, produksi ustrogen, dan produksi progesteron.Ustrogen
dan progesterone digunakan untuk pengaturan menstruasi.
Ada beberapa gangguan system reproduksi wanita diantaranya adalah gonorrhea, herpes,
infeksijamur, vaginitis, syphilis, bisul pada alat kelamin, kutukelamin, danAIDS.

B.KRIKTIK DAN SARAN


Makalah ini jauh dari kesempurnaan.Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan
kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Makalah Anatomi fisiologi sistem reproduksi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi, maka perlulah kiranya disusun sebuah makalah yang berisi materi tentang
anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, khususnya anatomi dan fisiologi organ reproduksi pria
dan wanita.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Anatomi dan Fisiologi.
2. Untuk menjelaskan Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap spermatogenesis dan oogenesis.
4. Mengetahui aktifitas seksual pria dan pengaturan fungsi seksual pria.

C.Ruang lingkup
Dalam penulisan makalah ini ,penulis memberikan pembatasan yaitu hanya tentang
anatomi organ reproduksi pria dan wanita serta spermatogenesis dan oogenesis, aktifitas seksual
pria dan pengaturan fungsi seksual pria

D.Metode Penulisan
Adapun metode yang yang kami lakukan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Pengumpulan sumber data melalui studi di perpustakaan
2. Mencari literature di internet
3. Diskusi kelompok
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kelompok ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Ruang
Lingkup, Dan Sistematika Penulisan

BAB II : Pembahasan yang terdiri dari Organ reproduksi laki-laki dan organ reproduksi perempuan.
BAB II : Penutup terdiri dari kesimpulan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. ORGAN REPRODUKSI PRIA
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI
PRIA

a. Penis
Penis terdiri dari 3 bagian akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan
semen serta sebagai organ korpulasi. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar
organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans
penis kecuali diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.Badan
penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris, dua korpus kavernosum dan satu korpus
spongiosum ventral di sekitar uretra.
Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang diperdarahi
oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albugenia.Korpus kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut
tunika albugenia.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang membungkus
dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk prosuksi spermatozoa.Dua kantong
scrotal, setiap scrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.Otot Dartos
adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI PRIA

a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci).Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus
testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.Tubulus
seminiferus , tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium
germinal khusus melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi speerma yang
sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang memiliki fungsi endokrin.

b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4–6 M) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama 6
minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk
mendorong sperma kedalam duktus deferen.

c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda
spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot-otot
kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju
dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah
untuk bergabung dengan duktus ejaculator.

d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung dektus
deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar
2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung
kemih.

e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian :
1. Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus prostat dan
menerima sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 – 2 cm. bagian ini dikelilingi sfingter uretra
eksternal.
3. Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil berspons (kospus
spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut
uretra eksternal dalam glans penis.

f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara
ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa,
berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel
seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).

g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat
bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama
senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 – 6,5. Kelenjar
prostat membesar pada saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia
20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia
70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu
perkemihan.

h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung
mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.

3. SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pemasakan spermatozoa. Proses


pembentukan spermatozoa ( sel kelamin jantan ) berlangsung didalam testis yang terdapat
didalam skrotum ( kantong pelir ). Didalam testis terdapat banyak saluran seminiferus ( tubulus
seminiferus ) yang berdinding jaringan epitelium dan jaringan ikat. Pada jaringan epitelium
terdapat sel induk spermatozoa (spermatogenium) dan sel sertoli yang berfungsi member
makanan spermatozoa. Pada jaringan ikat terdapat sel leydig yang berfungsi dalam proses
spermatogenesis membentuk testosteron.
Spermatogenesis bermula dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogenia yang mengandung 23 pasang kromosom, melakukan
pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang
kromosom. Spermatosit primer melakukan pembelahan miosis pertama membentuk 2 (dua)
spermatosit sekunder yang haploid. Tiap spermatosit sekunder membelah secara meosis (
meosis kedua ) menghasilkan 2(dua) spermatid yang haploid. Sperma yang telah masak akan
menuju epididimis. Keempat spermatid berkembang menjadi sperma masak yang bersifat
haploid. Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.
Pada orang dewasa normal setiap 1 ml semen ( air mani ) mengadung lebih kurang 20
juta spermatozoa. Sperma yang matang mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala(head),
bagian tengah (mid piece ), dan bagian ekor ( tail ).
1. Bagian kepala ( head )
Bagian kepala mengandung inti sel ( nukleus ) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung
akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus
lapisan yang melindungi sel telur.
2. Bagian tengah ( mid piece )
Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang
digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3. Bagian ekor ( tail )
Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat sampai ke ovum.
4. AKTIFITAS SEKSUAL PRIA

Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf
pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang
berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan mukosa
uretra. unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang
untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadinya
aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sperma pada saat bermimpi
terutama usia remaja. Aksi seksual pada medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting,
karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi yang dihasilkan dari mekanisme refleks yang
sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis
dan seksual yang nyata dan banyak kombinasi dari keduanya.

5. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon seperti : testosterone, LH,
FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan.
Pelepasan hormon gonadotropin ( GnRH ) oleh hippotalamus merangsang kelenjar
hipofisis anterior untuk meyekresi LH, hormon, perangsang LH dan FSH. Hipotalamus
melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan
LH dan FSH darah porta. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi
dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasn GnRH dan
sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang GnRH.

Hormon reprodusi laki-laki


Kelenjar Endokrin dan Hormon-hormon
Jaringan tujuan Fungsi
yang dihasilkan
a. Hipotalamus
- Hormon Gonadotropin Hipofisis anterior Merangsang pengeluaran FSH dan LH dan
hormone )
b. Hipofisis anterior
- FSH Testis Merangsang sel-sel sertoli pada tubulus se
mngubah sel-sel spermatid menjadi sperma ( pr
Merangsang sel-sel leydig untuk menghasilkan

Testis Memacu agar memulai pembelahan spermatoge


- LH

- Hormon tumbuh Testis


c. Testis
- Hormon Testosteron Seluruh tubuh Pada janin merangsang perkembangan organ se
Masa pubertas memengaruhi pertumbuhan a
kelamin sekunder ( suara, kejantanan, pertumbu
seksual )
Dewasa berperan dalam memelihara ciri-c
mendorong spermatogenesis.

B . ORGAN REPRODUKSI WANITA


1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI
WANITA
a. Mons Pubis
Adalah
bantalan jaringan
lemak dan kulit
yang terletak di
atas simfisis pubis.
Bagian ini tertutup
rambut pubis
setelah pubertas.

b. Labia Mayora
Adalah dua
lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi
posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia mayora homolog
(serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.

c. Labia Minora
Adalah dua lipatan kulit di antara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi
mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.Prepusium klitoris adalah
pertemuan lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris. Frenulum adalah area lipatan di bawah
klitoris.

d. Klitoris
Homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki mulut
uretra.Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang
banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitive.Batang klitoris mengandung dua korpora
kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama
eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.
e. Vestibula
Adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina
dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).Kelenjar bartolini homolog dengan kelenjar
bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk
membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.Bulba vestibular adalah massa
jaringan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini sebanding dengan korpora
spongiosum penis.

f. Himen ( Selaput dara )


Himen Adalah selaput tipis selaput lendir yang menutupi sebagian lubang vagina. Selaput
dara mempunyai lubang yang berlainan besarnya pada setiap perempuan. Pada perempuang yang
masih perawan selput dara itu jelas kelihatan.Pada orang yang telah bersetubh dan lebih lebih
pada orang yang telah melahirkan selaput dara itu, telah putus-putus, sehingga kesudahannya
hamper tidak kelihatan lagi ada kalanya pada orang perawan selaput itu tertutup betul sehingga
bisa memisahkan pada waktu haid.

g. Mulut Vagina
Terletak di bawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara), suatu membran yang bentuk
dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI


WANITA
a. Ovarium
Panjang 3 – 5 cm, lebar 2 – 3 cm, dan tebal 1 cm. berbentuk seperti kacang kenari.Masing-
masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk
dangkal, yaitu fosa ovarian dan ditahan dalam posisi tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan
peritoneum antara peritoneum viseral dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya
organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum).
Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma
dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Medulla ovarium
adalah area terdalam. Medulla mengandung pembuluh darah dan limfatik , serabut saraf, sel otot
polos, dan sel-sel jaringan ikat.
Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung folikel ovarian, yaitu
unit fungsionalpada ovarium.
b. Tuba Fallopi ( Oviduk )
Dua tuba uterine / tuba fallopi menerima dan mentransport oosit ke uterus setelah
ovulasi.Setiap tuba uterin, dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm, ditopang oleh ligament
besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka ke dalam
rongga pelvis.Infundibulum adalah ujung terbuka menyerupai corong (ostium) pada tuba
uterin. Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jaring (fimbrae) yang merentang di atas
permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.Ampula adalah
bagian tengah segmen tuba.Ismus adalah segmen terdekat dari uterus.Dinding tuba uterin terdiri
dari serabut otot polos, jaringan ikat dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun
secara longitudinal.Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.

c. Uterus
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga. Uterus berbentuk seperti buah pear
terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm (
3 inci X 2 inci X 1 inci). Organ ini terletak di dalam rongga pelvis di antara rectum dan kandung
kemih.Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan
uterus pada dinding pelvis.
Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium); bagian tengah miometrium
(lapisan otot polos) dan bagian terdalam lapisan endometrium. Endometrium menjalani
perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi omplantasi untuk ovum yang
dibuahi. Endometrium tersusun oleh dua lapisan :
 Lapisan superficial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran lebih tebal. Lapisan ini
mengandung kelenjar yang merespons hormon steroid dan biasanya hampir secara keseluruhan
runtuh saat menstruasi.
 Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama siklus berlangsung.

Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba uterin.
Badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.Serviks
adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal adalah mulut serviks ke dalam
vagina; os internal adalah mulut uterus dalam rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur di
antara dua mulut.
Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas vagina.
Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan adalah forniks anterior, posterior dan
lateral (forniks singular).
d. Vagina
Adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi
dan aliran menstrual, fungsinya adalah organ kopulasi perempuan.Vagina panjangnya sekitar 8 –
10 cm. organ ini menghadap uterus pada sudut sekitar 45 dari vestibula genitalia eksternal dan
terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.Dinding
vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium skuamosa
bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal
memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk estrogen.Sebelum pubertas dan setelah
menopause , jika konsentrasi estrogen darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir
seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal
dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal
tergantung pada kadar estrogen.

e. Perineum
Pada laki-laki atau perempuan adalah area berbentuk seperti iritan yang terbentang dari
simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi
lateral.

3. OOGENESIS
Proses pembentukan gamet betina ( sel telur ) pada wanita disebut oogeniesis dan terjadi
di ovarium.
Pada masa Fetus, ovarium mengandung sel pemula atau oogonium sejak bayi
lahir oogonium berkembang menjadi oosit primer hingga pubertas, melalui fase profase pada
pembelahan meiosis.
Pada masa pubertas, dibawah pengaruh FSH ( folikel stimulating hormone ) oosit
primer membelah secara meiosis menghasilkan dua sel yang berukuran besar dan kecil. Sel yang
lebih kecil disebut badan polar dan sel yang besar disebut oosit sekunder.
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Folikel-folikel ini dibawah pengaruh FSH
membelah berkali-kali dan membentuk folikel graaf ( folikel yang sudah masak ) yang
diantaranya mempunyai rongga. Sel-sel folikel ini kemudian memproduksi estrogen yang
merangsang hipofisis untuk menyekresikan LH ( luteinizing hormone ) yang berfungsi
mendorong ovulasi ( pelepasan sel telur ) bila pada saat ovulasi terjadi pembuahan maka oosit
sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid ( haploid ) dan polar kedua. Ootid
berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi, dalam oogenesis ini dihasilkan oosit sekunder yang akan
dibuahi sperma, dan setelah pembuahan, oosit sekunder membelah lagi secara meiosis hingga
dihasilkan ovum.

4. SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA


Siklus menstruasi berkaitan dengan pelepasan sel telur ( ovulasi ) dan terjadi pad hari
ke-28 dari siklus. Setiap orang mempunyai siklus yang beraneka, dengan periode antara 21 hari (
3 minggu ) sampai 30 hari. Menstruasi atau haid dialami oleh wanita normal, sehat, sejak akil
balig. Kira-kira sejak usia 11 tahun atau 13 tahun. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari
empat fase sebagai berikut :

1. Fase Proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen sehingga disebut juga fase estrogenic. Fase
ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid.
Setiap bulan setelah haid terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer karena
hormon FSH. Pada masa ini sel oogenium membelah secara meiosis dan menghasilkan satu sel
telur haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel graaf yang masak, folikel menghasilkan
hormone estrogen yang merangsang sekresi LH. Fase ini disebut fase folikel.
Estrogen berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus ( endometrium ) yang terkelupas
saat menstruasi sehingga endometrium ( dinding rahim ) menebal hingga 5-7 cm. selain itui,
estrogen juga berfungsi untuk menghambat pembentukan FSH dan memacu pengeluaran LH
yang dikeluarkan oleh lobus anteriorhipofisis. Estrogen juga memengaruhi kelenjar serviks yang
menghasilkan cairan encer.
2. Fase Sekresi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah
pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH
menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum ( badan kuning ) untuk
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima
embrio. Pada saat endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh
darah. Periode ini disebut fase luteal. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi
sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.
3. Fase Menstruasi
Karena estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan maka endometrium mengalami
degenerasi. Darah, mucus dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke
vagina. Tahap ini berlangsung pada hari ke-1 hingga ke-4 dari siklus.

4. Fase Reparasi
Terjadi penyembuhan luka akibat pecahnya pembuluh darah. Luka itu tertutup epitel
kembali. Fase ini terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6 dari siklus. Siklus menstruasi akan terhenti
jika terjadi kehamilan.

Hormon reproduksi wanita


Kelenjar Endokrin dan
Hormon-hormon yang Jaringan tujuan Fungsi
dihasilkan
d. Hipotalamus
- Hormon Gonadotropin Hipofisis anterior Merangsang pengeluaran FSH dan LH

e. Hipofisi anterior
- FSH Ovarium Merangsang perkembangan folikel dan
bersama LH. Merangsang sekresi, estrogen
dan ovulasi.

Ovarium Merangsang ovulasi dan perkembangan


- LH
korpus luteum.

Ovarium Memengaruhi kontraksi otot rahim dan


- Hormon oksitosin
memengaruhi kelancaran air susu.
Merangsang produksi air susu.
- Hormon Ptolaktin Payudara

f. Ovarium
- Hormon Estrogen Seluruh tubuh Pertumbuhan organ kelamin dan pubertas,
serta perkembangan ciri-ciri kelamin
sekunder.

Alat reproduksi Pendewasaan, persiapan bulanan


- Hormon Progesteron
endometrium dalam kehamilan.

Uterus Menyempurnakan penyiapan endometrium


dalam kehamilan.
Merangsang produksi air susu.
Payudara

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, maka kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna.
Bagian eksterna terdiri dari penis yang merupakan organ yang banyak mengandung darah dan
skrotum yang merupakan organ yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh. Sedangkan
bagian interna terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens, duktus ejakulator, uretra, vesika
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretral.
2. Organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna.
Bagian eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibula, himen
dan mulut vagina. Sedangkan pada bagian interna terdiri dari ovarium, tuba fallopi ( oviduk ),
uterus, vagina dan pireneum.
3. Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pematangan spermatozoa yang terjadi didalam
testis serta melibatkan pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.
4. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum ( sel telur ) yang terjadi didalam ovarium. Hasil
dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.

B. SARAN

- Diharapkan setiap perawat dapat mengenal dan memahami secara utuh tentang anatomi dan
fisiologi system reproduksi dan menerapkannya dalm pemberian pelayanan terhadap pasien
- Mengetahui dam memahami secara rinci tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada
pria dan wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC


Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.
Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/
Http//info.medis.blogspot.com
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................4
C.Tujuan ....................................................................................................................4
D. Metode Pengumpulan Data...................................................................................4
BAB II ANATOMI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA......................................5
A. Alat Reproduksi Luar............................................................................................5
B. Alat Reproduksi dalam.........................................................................................7
BAB III FISIOLOGI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA.................................10
A. Fisiologi Haid.......................................................................................................10
B. Ovulasi.................................................................................................................11
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Petugas medis dan paramedis yang akan berkecimpung dalam bidang kebidana haruslah
mempelajari dan mendalami susunan anatomi dan fisiologi alat – alat kandungan / alat
reproduksi wanita, maka perubahan – perubahan yang terjadi selama kehamilan akan mudah
dipellajari.
Oleh karena itu, agar dapat mendalami susunan anatomi alat reproduksi wanita. Serta
mengetahui perubahan yang terjadi selama kehamilan, penulis membuat makalah yang berjudul “
Anatomi Fisiologi Reproduksi wanita “

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis angkat dari makalah “ Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita
“ yaitu :
1. Bagaimana Susunan Anatomi Alat Reproduksi Wanita ?
2. Bagaimana Fisiologi Alat Reproduksi Wanita ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah “Aspek sosial bidaya dan mitos pada Kehamilan” yaitu :
1. Memenuhi tugas asuhan kehamilan semester II
2. Mengetahui susunan anatomi dan fisiologi reproduksi wanita

D. Metode Pengumpulan Data


Adapun metode yang di gunakan dalam makalah ini :
Metode literature atau Metode pustaka
Metode ini kami gunakan berdasarkan hasil laporan yang kami peroleh dari sumber
bacaan dan informasi dari internet.

BAB II
ANATOMI
ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA

Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian :


 Alat reproduksi luar ( genetalia eksterna ) :
Dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi. Yang fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus).
 Alatreproduksi dalam ( genetalia interna )

A. Alat Reproduksi Luar


 Vulva
Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong , berukuran panjang mulai dari klitoris,
kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
- Labia Majora ( Bibir Besar Kemaluan )
Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa
ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris.
- Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini juga dijumpai Frenulum
klitoris, preputium, dan frenulum pudenda
- Mons Veneris (Tundun )
Daerah yang menggantung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan ( pubes )
apabila wanita berangkat dewasa. Pada wanita rambut ini akan tumbuh membentuk sudut
lengkung, sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas.
- Vestibulum
Terletak di bawah selaput lendir vulva, atau diantara 2 labia minor. Terdiri dari bulbus
vestibuli kanan dan kiri. Di sini dijumpai kelenjar vestibuli mayor ( kelenjar bartholini ) dan
kelenjar vestibulum minor.
- Introitus Vagina
Adalah pintu masuk vagina.

- Hymen ( Selaput Dara )


Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina. Biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia
himenalis atau hymen imperforata. Himen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin.
Sisanya disebut kurunkula hymen atau sisa hymen.
- Perineum
Terletak diantara vulva dan anus.
 OUE ( Orifisium uretra eksterna / Lubang kemih )
Adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak di bawah klitoris. Di sekitar lubang
kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.
 Klitoris ( Kelentit )
Identik dengan penis pada pria, kira – kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan
ditutupi oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat
sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.

Gambar Alat Reproduksi Wanita Luar ( Genetalia feminina eksterna )

B. Alat Reproduksi Dalam


 Sepasang Ovarium ( Indung Telur )
Terdapat dua indung telur, masing – masing di kanan dan di kiri Rahim, dilapisi mesovarium
dan tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti buah almon., sebesar ibu jari tangan (
jempol ) ukuran 2,5 – 5 cm 0,6 – 1 cm. indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium,
lig. Ovarika, lig. Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah dewasa
menghasilkan ovum ( telur ). Berfungsi sebagai kelenjar endokrin ( menghasilkan estrogen dan
progresteron ). Juga berperan dalam mengatur siklus haid. Strukturnya terdiri dari :
- Korteks / kulit
o Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik
o Jaringan ikat di sela – sela jaringan lain
o Stroma, folikel primordial, dan folikel de graf
o Sel – sel Warthard
- Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari :
o Stroma berisi pembuluh darah
o Serabut saraf
o Beberapa otot polos
Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira – kira 400 butir.
 Vagina ( Liang Senggama )
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran
kemih dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut Rahim. Ukuran panjang dinding
depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk dinding dalamnya berlipat – lipat,, disebut
rugae sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding
vagian terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan
serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior,
dan forniks posterior. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterine, arteria vesikalis inferior,
arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna. Fungsi penting dari vagina ialah
sebagai (a) Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari Rahim, (b) Alat
untuk sanggama, (c) Jalan lahir pada waktu bersalin.
 Uterus / Histera / Hister ( Rahim )
Merupakan organ otot berdinding tebal dan berongga ( cavum ). Bentuk, besar, letak, dan
susunan uterus berbeda – beda tergantung pada umur, organ sekitarnya dalam keadaan hamil.
Terletak pada rongga panggul antara vesika urinaria dengan colon sigmoid dan rectum. Uterus
ini sendiri berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, Sebagai tempat
perkembangan dan memberi makan pada janjn yang sedang berkembang. Dengan vagina
termasuk jalan lahir lunak.
Bagian – bagian uterus antara lain :
- Fundus Uteri
- Corpus Uteri
- Isthmus Uteri
- Serviks Uteri
Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagian yaitu;
- Lapisan serosa ( lapisan peritoneum ), di luar
- Lapisan otot ( lapisan myometrium ), di tengah
- Lapisan mukosa ( lapisan endometrium ), di dalam
Sikap dan letak Rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan baikk karena disokong dan
dipertahankan oleh,
- Tonus rahim itu sendiri
- Tekanan intra abdominal
- Otot – otot dasar panggul
- Ligament – ligament
o Lig. Cardinal kanan dan kiri ( mackendort)
o Lig. Sakro uterine
o Lig. Rotundum
o Lig. Latum
o Lig. Infundibulo pelvikum
Letak Rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteroflesi. Letak – letak lainya adalah
antefleksi ( tengadah ke belakang ), retrofleksi ( tengadah ke belakang ), anteversi ( terdorong ke
depan ), retroversi ( terdorong ke belakang ), suplai darah rahim dialiri oleh artteri uterine yang
berasal dari arteri ilikaka interna ( a.hipogastrika ) dan arteri ovarika.
Fungsi rahim adalah :
a. tempat tumbuh janin berkembang.
b. berkontraksi terutama sewaku bersalin dan sesudah bersalin.
c. berfungsi waktu siklus haid

 Tuba Uterina ( Saluran Telur )


Adalah saluran telur yang keluar dari korpus rahim kanan dan kiri, panjangnya 12 – 1 cm,
diameter 3 – 8 mm. bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Bagian dalam dilapisi silia, yaitu rambut getar yang berfungsi untuk
menyalurkan telur hasil konsepsi.
Saluran telur terdiri dari empat bagian :
- Pars interstisialis (intramuralis),
- Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit,
- Pars ampularis,, di mana biasanya pembuahan (konsepsi) terjadi,
- Infundibulum, yang merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut. Di ujung
infundibulum teredapat umbai – umbai (fimbriae) yang berguna untuk menangkap sel telur
(ovum), yang kemudian akan disalurkan ke dalam tuba.
Fungsi saluran telur adalah :
a. sebagai saluran telur.
b. menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur.
c. tempat terjadinya pembuahan (konsepsi = fertilisasi)

Gambar Alat Reproduksi Wanita Dalam( Genetalia feminina interna )

BAB III
FISIOLOGI
ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA

Dalam masa kanak – kanak, indung telur masih masa istirahat, belum berfungsi dengan
baik.setelah akil baliq,maka terjadilah perubahan –perubahan besar pada seluruh tubuh wanita.
Pubertas tercapai pada usia sekitar 12 – 16 tahun, namun hal ini di pengaruhi oleh keturunan ,
bangsa,iklim,dan lingkungan. Ciri khas kedewasaan manusia di tandai dengan adanya perubahan
– perubahan siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa
penting tersebut di tandai dengan datangnya haid,yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari dalam
rahim. Selain itu , pada ketiak dan alat kemaluan luar tumbuh rambut, buah dada ( payudara )
bertambah besar, panggul dan pinggul menjadi luas, sehingga tubuh remaja putri ini mempunyai
bentuk khas wanita. Dengan akil baliq ini, seorangb remaja putri mulai memasuki kurun waktu
reproduktif, artinya masa mendapatkan keturunan yang berlangsung kira – kira 30.
Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi, wanita masuk
dalam masa Klimakterium yang terjadi secara berangsur – angsur di mana haid akan menjadi
tidak teratur, lalu akhir nya berhenti sama sekali sesuai dengan lanjutnya usia. Keadaan ini di
sebut Menopause ( stop haid ). Perubahan – perubahan yang kompleks dan harmonis ini di atur
oleh Serebrom, Hipotalamus, Hipofise,Alat – alat kandungan, Korteks Adrenal ,Kelenjar Tiroid
dan kelenjar – kelenjar lainnya.

A. Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah
dari alat kandungannya, dan ini di sebut haid. Ada yang menyebutnya Mensis, Mentruasi, datang
Bulan,kain kotor,atau Period.
Pada siklus haid, Mukosa Rahim di persiapkan secara teratur untuk mernerima ovum
yang di buahi setelah terjadinya ovulasi , keadaan ini di kontrol oleh Hormon hormon yang dapat
di deteksi dalam air Kemih yang di periksa adalah air kemih 24 jam dan di ukur kadar Estriol dan
Pregnandiolnya.

Hormon – hormon Siklus Haid :


 FSH ( folllicle stimulating Hormone ) dikeluarkan oleh hipofise lobus depan.
 Estrogen di hasilkan oleh ovarium
 LH ( luteinizing Hormone ) dihasilkan HipofIise, dan
 Progesteron dikeluarkan oleh indung telur.
Setelah selesai haid, oleh pengaruh hormon FSH dan Estrogen, selaput lendir rahim (
endometrium ) menjadi semakin tebal. Bila terjadi ovulasi, berkat pengaruh progesteron selaput
ini menjadi lebih tebal lagi, dan kelenjar endometrium tumbuh berkeluk – keluk. Bersamaan
dengan itu, endometrium menjadi lebih lembek seperti karet busa dan melakukan persiapan –
persiapan supaya sel telur yang telah di buahi dapat bersarang. Bila tidak ada sel telur yang
bersarang, endometrium ini terkelupas dan terjadi perdarahan yang disebut haid.

B. OVULASI ( PENGELUARAN SEL TELUR )


Kapan terjadinya ovulasi atau keluarnya sel telur dari indung telur perlu kita ketahui untuk
menentukan masa / hari subur seorang wanita, karena kehamilan hanya mungkin terjadi bila
sanggama ( koitus ) dilakukan pada sekitar saat ovulasi. Biasanya ovulasi terjadi kira – kira 14
hari sebelum haid yang akan datang. Dengan kata lain, diantara dua haid yang berurutan, indung
telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali suatu dari ovarium kanan dan lain kali dari ovrium
kiri.

Cara menentukan adanya ovulasi :


 Biopsi endometrium
 Suhu basal badan
 Sitologi vaginal
 Getah serviks
 PH getah vagina, dan
 Endoskopi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian :
Alat reproduksi luar ( genetalia eksterna ) :
Dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi. Yang fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus).
Alatreproduksi dalam ( genetalia interna
B. Saran
Saran penulis untuk para pembaca :

Untuk mengerti perubahan – perubahan yang terjadi selama kehamilan, pembaca lebih
mendalami susunan anatomi dan fisiologi reproduksi wanita

DAFTAR PUSTAKA
Muchtar,rustman.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
makalah angka kematian bayi dan balita

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Jakarta - Survei Demografi Kntatao Inckinesia (SDKI) 121 mit Departemen Kesehatan (Depkes)
mengungkapkan.rata-rata per tahun terdapat 401 bayi di Indonesia yang meninggal dunia
sebelum umurnya mencapai 1 tahun.
Bila dirinci. 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi per hari. Angka Kemauan
Balita (Akaba), yaitu 46 dari 1.000 balita meninggal setiap tahunnya. Bila dirinci, kematian
balita ini mencapai 206.580 balita per tahun, dan 569 balita per hari. Parahnya, dalam rentang
waktu 2002-2007, angka neona-tus tidak pernah mengalami penurunan. Penyebab kemauan
terbanyak pada periode ini disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan
infeksi saluran pemapasan akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Angka Kematian Bayi Dan Balita
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar,
dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian
bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah
usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
bertalian dengan pengaruh lingkungan luar

Tiga penyebab utama bayi meninggal adalah akibat berat badan rendah sebesar 29 persen,
mengalami gangguan pemapasan sebesar 27 persen dan masalah nutrisi sebesar 10 persen,"
ungkap dr Badriul Hegar SpA(K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (TDAI), dalam acara
talkshow "Di Balik Kematian Bayi dan Balita dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional 2009" di
Jakarta Convention Center Jumat (4/12). Hal itu dilakukan dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, termasuk memberi rujukan, di mana setiap janin
dalam kandungan harus tumbuh dengan baik dan bayi yang lahir harus sehat dan selamat.

B. Angka Kesakitan Bayi Dan Balita


Angka kesakitan bayi dan balita didapat dari hasil pengumpulan data dari sarana pelayanan
kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
Adapun beberapa indikator dapat diuraikan sebagai berilkut:
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi
polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif
terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk
mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan
pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Ada 4 strategi dalam upaya
pemberantasan polio, yaitu: imunisasi (yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, PIN, dan
Mop – up), surveilans AFP, sertifikasi bebas polio, dan pengamanan virus polio di laboratorium
2. TB Paru
Merupakan penyakit infesi yang meular pada sistem parnafasan yang disebabkan oleh
mikrobakteium tuberculosa yag dapat megenai bagian paru.proses peularan melalui udara atau
langsung seperti saat batuk Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan
pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) atau pengobatan
TB paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). (Depkes RI, 2007)
Pada tahun 2007 terdapat kasus BTA (+) sebanyak 758 orang, diobati 758 orang, dan yang
sembuh 693 orang (91,42%).
3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Dari
beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80% - 90% dari seluruh kasus kematian akibat ISPA,
disebabkan oleh pneumonia. Pneumonia merupakan penyebab kematian pada balita dengan
peringkat pertama hasil Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan
balita diduga karena pneumonia merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaan
masih belum memadai.
4. HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Penderita penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan meskipun berbagai upaya
pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar
wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya
penyalahgunaan NAPZA melalui penyuntikan, secara stimultan telah memperbesar tingkat
resiko penyebaran HIV/AIDS. Pada Penkajian anak yang terinfeksi dengan HIV positif dan
AIDS meliputi : indetitas terjadinya HIV positif atau AIDS pada anak rata – rata dimasa
perinatal sekitar usia 9-17 bulan.keluhan utamanya adalah demam dan diere berkepanjangan,
takipne,batuk,sesak nafas,dan hopoksia.kemudian diikuti adanya perubahan berat badan yang
turun secara drastis.
5. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah propinsi.
Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi.
Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola
epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir
mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan, sedangkan angka kematian
cenderung menurun. Pengkajian pada anak dengan DBD di temukan adanya peningkatan suhu
yang mendadak di sertai menggigil,adanya perdarahan kulit seperti
petekhie,ekimosis,hematom,epistaksis,hematemesis bahkan hematemesis melena.
6. Diare
Angka kesakitan diare hasil survey tahun 1996 yaitu 280 per 1000 penduduk dan episode pada
balita 1,08 kali per tahun. Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan Surkesnas 2001,
penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita (Depkes RI, 2003).
Pada kasus kematian yang tinggi biasanya jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita
ketika saat itu mereka rentan terhadap penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70%
kematian disebabkan Diare, Penumonia, Campak, Malaria, dan Malnutrisi. (Depkes RI, 2007).
Pegkajian pada anak di tandai dengan frekuensi BAB pada bayi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali per hari, bentuk cair pada buang air besar nya kadang –kadang di sertai
oleh lender dan darah, nafsu makan menurun warna nya lama-kelamaan hijau –kejauan karena
tercampur empedu.
7. Malaria
Pada tahun 2007 perkembangan penyakit Malaria di Kabupaten Banyuwangi yang dipantau
melalui Annual Pavasite Lincidence (API) dari hasil SPM penderita Malaria yang diobati sebesar
100% (3.153 penderita). Sedangkan penderita klinis sebanyak 3.141 dan terdapat 12 penderita
positif Malaria. sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat.
8. Kusta
Dalam kurun waktu 10 tahun (1991 – 2001), angka prevalensi penyakit Kusta secara nasional
telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991, lalu turun menjadi 0,85 per 10.000
penduduk pada tahun 2001, pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjkadi 0,95 per
10.000, dan pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk. (Depkes RI,
2003). Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000,
9. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan dengan pelaksanaan
program imunisasi. Pada Profil Kesehatan ini akan dibahas penyakit Tetanus Neonatorum,
Campak, Difteri, Pertusis, dan Hepatitis B.

a. Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian
(CFR) 56% (Depkes RI, 2003). Angka ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini
diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara
keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah,
sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan, yaitu Pertolongan Persalinan yang higienis
ditunjang dengan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil. Pada tahun 2007 di Kabupaten
Banyuwangi terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum (Tabel 14), dan mengakibatkan kematian
pada penderita. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan tahun 2006, dimana tidak terdapat kasus
Tetanus Neonatorum.
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sepanjang tahun 2003 frekuensi KLB Campak menempati urutan keempat, setelah DBD, Diare,
dan Chikungunya dengan CFR 0,34% (Depkes RI, 2003). Jumlah kasus Campak di Kabupaten
Banyuwangi tahun 2007, hasil dari kompilasi data atau informasi dari 45 Puskesmas terdapat
sebanyak 117 kasus. Jumlah ini menurun daripada tahun sebelumnya yang terdapat 177 kasus.
Kasus terbanyak tercatat pada Puskesmas Sumberberas Kecamatan Muncar (lihat Tabel 14).
c. Difteri, Pertusis, Hepatitis B
Di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2007 tidak terdapat kasus Pertusis dan Hepatitis B. Tetapi
pada tahun 2007 ini terdapat kenaikan jumlah kasus Difteri, yaitu sebesar 2 kasus, dari tahun
sebelumnya yang tidak terdapat kasus Difteri

C. Cara Menghitung angka kematian bayi

Penjelasan rumus:
AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
D 0-<1th =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah
tertentu.
∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu (lihat modul
fertilitas untuk definisi kelahiran hidup).
K = 1000
1. Sumber Data
Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi
kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program
"Mortpak 4". Program ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang
Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup
(AMH) atau Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul fertilitas).
2. Contoh
Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB dengan Mortpak 4 adalah adalah 52 per 1000
kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun 2002. Artinya di Indonesia pada tahun 2002,
diantara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka
kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan
berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita
dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan
penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian
makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005
2. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006
3. Buku Saku Keperawatan Pediatrik (2002), Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai