Makalah Anatomi Fisiologi Sitem Reproduksi Wanita
Makalah Anatomi Fisiologi Sitem Reproduksi Wanita
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Cara organ tubuh reproduksi berkembang sangat menakjubkan.Sel benih ovarium pada
wanita maupun sel benih sperma pada laki-lakibtampak pada awal kehidupan janin.Kejadian,
bagaimana sel reproduksi ini digerakan ke daerah tepat yang telah ditentukan,yaitu ovarium dan
testis,merupakan suatu rahasia agung dan indah.
Ovum adalah sel benih dalam ovarium.Pada saat remaja sel benih ini berkembang
bersamaan dengan perubahan yang sangat menentukan sifat perempuan.Organ-organ reproduksi
membentuk apa yang dikenal sebagai traktus genitalis,yang berhubungan dengan traktus
urinarius.Pada wanita,meskipun traktus genitalisnya erat berhubungan dengan traktus
urinarius,tidak bersambung.Traktus genitalis wanita bersambung dengan rongga
peritoneum.Organ pengembangbiakan pada wanita terletak dalam panggul kecil.
B.Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam
mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada wanita.Diharapkan mahasiswa dapat
memahami konsep-konsep dan teori mengenai sistem reproduksi pada wanita.
C.Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka
dan studi literature, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan informasi penting dari berbagai
sumber seperti buku – buku perpustakaan dan website atau situs- situs internet yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
A.MASA –MASA PADA WANITA
1.PUBERTAS
Pubertas biasanya muncul pada usia 10-14 tahun dan pada seorang wanita ditandai
dengan permulaan menstruasi/menarki.Uterus dan vagina membesar,buah dada membesar serta
lemak,jaringan ikat dan saluran darah bertambah.Kemudian sikap kelamin sekunder
tampil,lengkung tubuh berkembang,dan jaringan apidosa membuatkan batas-batas
anggotanya,serta tampilnya bulu dalam ketiak dan daerah pubis.Pelvis melebar.
2.MENOPAUSE
Pada menopause atau masa klimakterium dalam hidup sorang wanita,yng terjadi kira-kira
45 sampai 50 tahun,tetapi juga dapat lebih awal atau lebih kemudian.biasanya ditandai dengan
berhentinya menstruasi,yang sering diiringi gejala-gejala tertentu,seperti perubahan vasomotorik
dengan banyak keringat,muka terasa panas.Jaringan buah dada sering mengerut,tetapi bila ada
kecenderungan menjadi gemuk,jaringan itu dapat diganti dengan lemak.Perubahan kearah senil
terjadi dalam ovarium,yaitu menjadi kecil dan hormon tidak dibuat lagi.
B.BAGIAN SISTEM REPRODUKSI WANITA
1.RONGGA PELVIS
Rongga pelvis terletak di bawah dan bersambung dengan rongga abdomen.Pelvis besar
adalah pasu tulang yang dibentuk tulang iskium dan pubis,yang merupakan sisi samping dan
depan,dan tulangsarkum serta koksigis,serta membetuk batas belakang.Pinggiran pelvis dibentuk
promontorium sakrum dibelakang,grins iliopektinal disisi-sisinya,dan krista pubis di depan.
Pintu keluar(outlet)pelvis dibatasi koksigis di belakang,simfisis pubis di depan,dan
lengkung pubis,iskium serta ligamen,yang berjalan dari iskium ke sakrum,di setiap sisi.Pintu
keluarnya terisi struktur yang membentuk lantai pelvis.Dua berkas otot,yaitu otot leator ani dan
otot koksigis, bekerja sebagai difragma pelvis.Perineum merupakan bagian terendah
badan.Sebuah garis yang menyambung kedua tuberositas iskii.
2.ORGAN WANITA UNTUK PEMBENTUKAN KETURUNAN
Organ untuk pembiakkan atau organ reproduksi dapat dibagi dalam organ eksterna dan
organ interna.
Organ eksterna antara lain,vulva,dan terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Mons veneris,sebuah bantalan lemak yang terletak di depan simfisis pubis.Daerah ini ditutupi
bulu pada masa pubertas.
b. Labia mayor(bibir besar) adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva,dan terdiri atas
kulit dan lemak,dan jaringan otot polos,pembuluh darah dan serabut saraf.Labia mayora
panjangnya sekitar 7.5cm.
c. Nimfae atau labia minora(bibir kecil)adalah dua lipatan kecil dari kulit di antara bagian ataslabia
mayora.Labianya mengandung jaringan erektil.
d. Klitoris9kelentit)merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-
laki.Letaknya anterior dalam vestebula.
e. Vestibula di setiap sisi dibatasi lipatan labia dan bersambung dengan vagina.Uretra juga masuk
ke dalam vestibula di depan vagina,tepat di belakang klitoris.Kelenjar vestibularis
mayor(Bartholini)terletak tepat di belakang labia mayora di setiap sisi.Kelenjar ini mengelurkan
lendir dan salurannya keluar antara himen dan labia minora.Himen adalah diafragma dari
membran tipis ,di tengahnya berlubang supaya kooran menstruasi dapat mengalir ke luar.Tidak
adanya lubang-lubang pada himen merupakan keadaan abnormal yang jarang terjadi dan disebut
himen imperforata.Keadaan ini tidak dapat diketahui sampai umur menstruasi seorang
gadis,kotoran tidak dapat keluar,berkumpul di dalam vagina,dan membuat vagina mekar.Insisi
ini dilaksanakan supaya menstruai dapat berjalan supaya normal.
3.VAGINA(LIANG SENGGAMA)
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang
khusus,dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah.Panjang vagina yaitu,dari
vestibula hingga uterus(rahim).Permukaan anteerior vagina menyentuh basis kandung kencing
dan uretra,sedangkan dinding posteriornya menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal(ruang
douglas).Seperampat sebelah bawah vagina menyentuh badan perineum.
Sturktur vagina,dinding vagina terdiri atas tiga lapis,antara lain lapisan dalam adalah
selaput lendir(membran mukosa)yang dilengkapi lipatan-lipatan atau rugae, sehingga
mempunyai rupa seakan-akan ditutupi papila(selaput lendir vagina teerdiri atas sel epitel gepeng
berlapis),lapisan luar adalah lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan
melingkar,dan diantara kedua lapisan ini terdapat sebuah lapisan dan jaringan erektil terdiri atas
jaringan areoler,pembuluh darah,dan beberapa serabut otot tak bergaris.Organ reproduksi pada
wanita yang terletak di dalam pelvis, adalah uterus,dua ovarium, dan tuba uterina(falopian).
4.UTERUS(RAHIM)
Struktur ,uterus adalah organ yang tebal,berotot,berbentuk buah pir,terletak di dalam
pelvis,antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.Ototnya disebut miometrium
dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnnya disebut endometrium.Ligamentum latum
uteri di bentuk oleh dua lapis peritoneum,di setiap sisi uterus terdapat ovarium dan tuba
uterina.Persediaan darah didapatkan dari arteri uterina dan arteri ovaria.Panjang uterus adalah 5
sampai 8 cm,dan beratnya 30 sampai 60 gram.Uterus terbagi atas tiga bagian,yaitu:
a).Fundus ,bagian cembung diatas muara tuba uterina.
b).Badan uterus melebar dari fundus ke serviks
c).Serviks,bagian bawah yang sempit pada uterus
B) Fungsi uterus
Fungsi uterus yaitu,untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan.sebutir ovum setelah keluar dari ovarium diantarkan melalui tuba uterina ke
uterus.Sewaktu hamil secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu,uterus bertambah
besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke
dalem rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda
melahirkan mulai,uterus berkonstraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar
kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
5.OVARIUM(INDUNG TELUR)
A) Struktur Ovarium
kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari,terletak di kanan dan kiri
uterus,di bawah uba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uteri.Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer.Setiap oosit
dikelilingi sekelompok sel folikel pembeeri makanan.Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan(hari ke-14)siklus
menstruasi.
B) Ovulasi
pematangan folikel graaf dan pengeluaran ovum disebut ovulasi.Bila folikel graaf sobek,maka
terjadi sedikit perdarahan, terjadi penggumpalan darah di dalam ruang folikel,dan sel-sel yang
berwarna kuning yang berasal dai dinding folikel tumbuh masuk ke dalam gumpalan itu dan
membentuk korpus luteum atau badan kuning.Bila ovum yang keluar itu di buahi, korpus luteum
tumbuh terus sampai beberapa bulan,menjadi sangat besar, dan mulai atrofik setelah kia-kira5
sampai 6 bulan kemudian.Bila ovum tidak di buahi,korpus luteum bertahan hanya sampai 12
sampai 14 hari,sampai tepat sebelum permulaan masa menstruasi berikutnya,kemudian menjadi
atrofik dan diganti jaringan perut.
C) Ovarium
Ovariummemiliki tiga fungsi:
1.Produksi ova
2.Produksi ustrogen
3.Produksi progesteron
C. SiklusMenstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan
embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin
yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan
dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam
pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan
LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang
siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder
akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron
dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima
pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
menstruasi demikian seterusnya.
Gambar siklus menstruasi
2. Herpes
Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat disembuhkan secara total,
gejala awal timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual dengan penderita yang
memiliki penyakit ini. Kemudian herpes ini akan menunjukkan gejala awal dengan keluar seperti
lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Gejala seperti ini berakhir dalam
5-10 hari. Herpes ini menyerang hampir seluruh bagian kulit. Terkadang wanita tidak menyadari
bahwa herpes dapat menyerang vagina. Virus herpes ini bisa hilang sendiri namun terkadang
muncul kembali.
3. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah kulit penis
pria yang belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan putih kental yang
menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan krim anti jamur.
4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan
seksual dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang
lebih tinggi, tidak terasa sakit dan luka akan hilang setelah beberapa minggu, akan tetapi virus
akan tetap menempel pada tubuh dan penyakit dapat muncul kembali seperti lecet-lecet pada
seluruh tubuh dan kemudian akan hilang dengan sendirinya, kemudian virus akan menyebar ke
tubuh lainnya.
Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan dengan
fase pemulihan dengan menggunakan penicillin. Hampir sama dengan virus herpes, namun virus
herpes tidak dapat disembuhkan.
5. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari
vagina, cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Karena disebabkan
oleh berbagai bakteri yang hinggap pada vagina seperti jenis bakteri gonorrhea dan chlamydia
atau jamur serta bakteri lainnya yang sudah menetap pada vagina, bakteri-bakteri pada vagina
dapat dilihat dengan mikroskop. Pengobatannya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat
dengan penyebabnya.
7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8 inchi. berwarna
kelabu kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan. Kutu kelamin dapat disembuhkan
dengan cara memakai obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin atau dengan menggunting
rambut kemaluan sebagian guna menghindari kuman dan bakteri yang menempel bersamaan
dengan keringat dan masuk ke bibir dalam vagina.
Kutu kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat menyebabkan luka-luka
kecil jika digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan oleh kebersihan yang tidak diperhatikan.
Cobalah dengan mengganti celana dalam tiap kali Anda selesai buang air kecil atau air besar dan
jangan menggunakan handuk secara bergantian.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Sistemreproduksiwanitaterdiridarirongga pelvis, organ
wanitauntukpembentukanketurunan, vagina, uterus, danovarium.Organ untuk pembiakkan atau
organ reproduksi dapat dibagi dalam organ eksterna dan organ interna.Vagina adalah tabung
berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang khusus,dialiri pembuluh darah
dan serabut saraf secara berlimpah.uterus adalah organ yang tebal,berotot,berbentuk buah
pir,terletak di dalam pelvis,antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.Ovarium
memiliki tiga fungsi yaitu produksi ova, produksi ustrogen, dan produksi progesteron.Ustrogen
dan progesterone digunakan untuk pengaturan menstruasi.
Ada beberapa gangguan system reproduksi wanita diantaranya adalah gonorrhea, herpes,
infeksijamur, vaginitis, syphilis, bisul pada alat kelamin, kutukelamin, danAIDS.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi, maka perlulah kiranya disusun sebuah makalah yang berisi materi tentang
anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, khususnya anatomi dan fisiologi organ reproduksi pria
dan wanita.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Anatomi dan Fisiologi.
2. Untuk menjelaskan Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap spermatogenesis dan oogenesis.
4. Mengetahui aktifitas seksual pria dan pengaturan fungsi seksual pria.
C.Ruang lingkup
Dalam penulisan makalah ini ,penulis memberikan pembatasan yaitu hanya tentang
anatomi organ reproduksi pria dan wanita serta spermatogenesis dan oogenesis, aktifitas seksual
pria dan pengaturan fungsi seksual pria
D.Metode Penulisan
Adapun metode yang yang kami lakukan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Pengumpulan sumber data melalui studi di perpustakaan
2. Mencari literature di internet
3. Diskusi kelompok
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kelompok ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Ruang
Lingkup, Dan Sistematika Penulisan
BAB II : Pembahasan yang terdiri dari Organ reproduksi laki-laki dan organ reproduksi perempuan.
BAB II : Penutup terdiri dari kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ORGAN REPRODUKSI PRIA
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI
PRIA
a. Penis
Penis terdiri dari 3 bagian akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan
semen serta sebagai organ korpulasi. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar
organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans
penis kecuali diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.Badan
penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris, dua korpus kavernosum dan satu korpus
spongiosum ventral di sekitar uretra.
Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang diperdarahi
oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albugenia.Korpus kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut
tunika albugenia.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang membungkus
dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk prosuksi spermatozoa.Dua kantong
scrotal, setiap scrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.Otot Dartos
adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci).Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus
testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.Tubulus
seminiferus , tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium
germinal khusus melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi speerma yang
sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang memiliki fungsi endokrin.
b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4–6 M) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama 6
minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk
mendorong sperma kedalam duktus deferen.
c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda
spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot-otot
kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju
dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah
untuk bergabung dengan duktus ejaculator.
d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung dektus
deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar
2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung
kemih.
e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian :
1. Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus prostat dan
menerima sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 – 2 cm. bagian ini dikelilingi sfingter uretra
eksternal.
3. Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil berspons (kospus
spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut
uretra eksternal dalam glans penis.
f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara
ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa,
berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel
seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).
g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat
bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama
senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 – 6,5. Kelenjar
prostat membesar pada saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia
20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia
70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu
perkemihan.
h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung
mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.
3. SPERMATOGENESIS
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf
pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang
berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan mukosa
uretra. unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang
untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadinya
aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sperma pada saat bermimpi
terutama usia remaja. Aksi seksual pada medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting,
karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi yang dihasilkan dari mekanisme refleks yang
sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis
dan seksual yang nyata dan banyak kombinasi dari keduanya.
b. Labia Mayora
Adalah dua
lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi
posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia mayora homolog
(serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.
c. Labia Minora
Adalah dua lipatan kulit di antara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi
mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.Prepusium klitoris adalah
pertemuan lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris. Frenulum adalah area lipatan di bawah
klitoris.
d. Klitoris
Homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki mulut
uretra.Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang
banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitive.Batang klitoris mengandung dua korpora
kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama
eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.
e. Vestibula
Adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina
dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).Kelenjar bartolini homolog dengan kelenjar
bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk
membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.Bulba vestibular adalah massa
jaringan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini sebanding dengan korpora
spongiosum penis.
g. Mulut Vagina
Terletak di bawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara), suatu membran yang bentuk
dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.
c. Uterus
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga. Uterus berbentuk seperti buah pear
terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm (
3 inci X 2 inci X 1 inci). Organ ini terletak di dalam rongga pelvis di antara rectum dan kandung
kemih.Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan
uterus pada dinding pelvis.
Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium); bagian tengah miometrium
(lapisan otot polos) dan bagian terdalam lapisan endometrium. Endometrium menjalani
perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi omplantasi untuk ovum yang
dibuahi. Endometrium tersusun oleh dua lapisan :
Lapisan superficial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran lebih tebal. Lapisan ini
mengandung kelenjar yang merespons hormon steroid dan biasanya hampir secara keseluruhan
runtuh saat menstruasi.
Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama siklus berlangsung.
Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba uterin.
Badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.Serviks
adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal adalah mulut serviks ke dalam
vagina; os internal adalah mulut uterus dalam rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur di
antara dua mulut.
Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas vagina.
Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan adalah forniks anterior, posterior dan
lateral (forniks singular).
d. Vagina
Adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi
dan aliran menstrual, fungsinya adalah organ kopulasi perempuan.Vagina panjangnya sekitar 8 –
10 cm. organ ini menghadap uterus pada sudut sekitar 45 dari vestibula genitalia eksternal dan
terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.Dinding
vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium skuamosa
bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal
memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk estrogen.Sebelum pubertas dan setelah
menopause , jika konsentrasi estrogen darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir
seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal
dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal
tergantung pada kadar estrogen.
e. Perineum
Pada laki-laki atau perempuan adalah area berbentuk seperti iritan yang terbentang dari
simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi
lateral.
3. OOGENESIS
Proses pembentukan gamet betina ( sel telur ) pada wanita disebut oogeniesis dan terjadi
di ovarium.
Pada masa Fetus, ovarium mengandung sel pemula atau oogonium sejak bayi
lahir oogonium berkembang menjadi oosit primer hingga pubertas, melalui fase profase pada
pembelahan meiosis.
Pada masa pubertas, dibawah pengaruh FSH ( folikel stimulating hormone ) oosit
primer membelah secara meiosis menghasilkan dua sel yang berukuran besar dan kecil. Sel yang
lebih kecil disebut badan polar dan sel yang besar disebut oosit sekunder.
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Folikel-folikel ini dibawah pengaruh FSH
membelah berkali-kali dan membentuk folikel graaf ( folikel yang sudah masak ) yang
diantaranya mempunyai rongga. Sel-sel folikel ini kemudian memproduksi estrogen yang
merangsang hipofisis untuk menyekresikan LH ( luteinizing hormone ) yang berfungsi
mendorong ovulasi ( pelepasan sel telur ) bila pada saat ovulasi terjadi pembuahan maka oosit
sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid ( haploid ) dan polar kedua. Ootid
berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi, dalam oogenesis ini dihasilkan oosit sekunder yang akan
dibuahi sperma, dan setelah pembuahan, oosit sekunder membelah lagi secara meiosis hingga
dihasilkan ovum.
1. Fase Proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen sehingga disebut juga fase estrogenic. Fase
ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid.
Setiap bulan setelah haid terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer karena
hormon FSH. Pada masa ini sel oogenium membelah secara meiosis dan menghasilkan satu sel
telur haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel graaf yang masak, folikel menghasilkan
hormone estrogen yang merangsang sekresi LH. Fase ini disebut fase folikel.
Estrogen berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus ( endometrium ) yang terkelupas
saat menstruasi sehingga endometrium ( dinding rahim ) menebal hingga 5-7 cm. selain itui,
estrogen juga berfungsi untuk menghambat pembentukan FSH dan memacu pengeluaran LH
yang dikeluarkan oleh lobus anteriorhipofisis. Estrogen juga memengaruhi kelenjar serviks yang
menghasilkan cairan encer.
2. Fase Sekresi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah
pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH
menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum ( badan kuning ) untuk
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima
embrio. Pada saat endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh
darah. Periode ini disebut fase luteal. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi
sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.
3. Fase Menstruasi
Karena estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan maka endometrium mengalami
degenerasi. Darah, mucus dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke
vagina. Tahap ini berlangsung pada hari ke-1 hingga ke-4 dari siklus.
4. Fase Reparasi
Terjadi penyembuhan luka akibat pecahnya pembuluh darah. Luka itu tertutup epitel
kembali. Fase ini terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6 dari siklus. Siklus menstruasi akan terhenti
jika terjadi kehamilan.
e. Hipofisi anterior
- FSH Ovarium Merangsang perkembangan folikel dan
bersama LH. Merangsang sekresi, estrogen
dan ovulasi.
f. Ovarium
- Hormon Estrogen Seluruh tubuh Pertumbuhan organ kelamin dan pubertas,
serta perkembangan ciri-ciri kelamin
sekunder.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, maka kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna.
Bagian eksterna terdiri dari penis yang merupakan organ yang banyak mengandung darah dan
skrotum yang merupakan organ yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh. Sedangkan
bagian interna terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens, duktus ejakulator, uretra, vesika
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretral.
2. Organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna.
Bagian eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibula, himen
dan mulut vagina. Sedangkan pada bagian interna terdiri dari ovarium, tuba fallopi ( oviduk ),
uterus, vagina dan pireneum.
3. Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pematangan spermatozoa yang terjadi didalam
testis serta melibatkan pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.
4. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum ( sel telur ) yang terjadi didalam ovarium. Hasil
dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.
B. SARAN
- Diharapkan setiap perawat dapat mengenal dan memahami secara utuh tentang anatomi dan
fisiologi system reproduksi dan menerapkannya dalm pemberian pelayanan terhadap pasien
- Mengetahui dam memahami secara rinci tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada
pria dan wanita.
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................4
C.Tujuan ....................................................................................................................4
D. Metode Pengumpulan Data...................................................................................4
BAB II ANATOMI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA......................................5
A. Alat Reproduksi Luar............................................................................................5
B. Alat Reproduksi dalam.........................................................................................7
BAB III FISIOLOGI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA.................................10
A. Fisiologi Haid.......................................................................................................10
B. Ovulasi.................................................................................................................11
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Petugas medis dan paramedis yang akan berkecimpung dalam bidang kebidana haruslah
mempelajari dan mendalami susunan anatomi dan fisiologi alat – alat kandungan / alat
reproduksi wanita, maka perubahan – perubahan yang terjadi selama kehamilan akan mudah
dipellajari.
Oleh karena itu, agar dapat mendalami susunan anatomi alat reproduksi wanita. Serta
mengetahui perubahan yang terjadi selama kehamilan, penulis membuat makalah yang berjudul “
Anatomi Fisiologi Reproduksi wanita “
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis angkat dari makalah “ Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita
“ yaitu :
1. Bagaimana Susunan Anatomi Alat Reproduksi Wanita ?
2. Bagaimana Fisiologi Alat Reproduksi Wanita ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah “Aspek sosial bidaya dan mitos pada Kehamilan” yaitu :
1. Memenuhi tugas asuhan kehamilan semester II
2. Mengetahui susunan anatomi dan fisiologi reproduksi wanita
BAB II
ANATOMI
ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA
BAB III
FISIOLOGI
ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA
Dalam masa kanak – kanak, indung telur masih masa istirahat, belum berfungsi dengan
baik.setelah akil baliq,maka terjadilah perubahan –perubahan besar pada seluruh tubuh wanita.
Pubertas tercapai pada usia sekitar 12 – 16 tahun, namun hal ini di pengaruhi oleh keturunan ,
bangsa,iklim,dan lingkungan. Ciri khas kedewasaan manusia di tandai dengan adanya perubahan
– perubahan siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa
penting tersebut di tandai dengan datangnya haid,yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari dalam
rahim. Selain itu , pada ketiak dan alat kemaluan luar tumbuh rambut, buah dada ( payudara )
bertambah besar, panggul dan pinggul menjadi luas, sehingga tubuh remaja putri ini mempunyai
bentuk khas wanita. Dengan akil baliq ini, seorangb remaja putri mulai memasuki kurun waktu
reproduktif, artinya masa mendapatkan keturunan yang berlangsung kira – kira 30.
Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi, wanita masuk
dalam masa Klimakterium yang terjadi secara berangsur – angsur di mana haid akan menjadi
tidak teratur, lalu akhir nya berhenti sama sekali sesuai dengan lanjutnya usia. Keadaan ini di
sebut Menopause ( stop haid ). Perubahan – perubahan yang kompleks dan harmonis ini di atur
oleh Serebrom, Hipotalamus, Hipofise,Alat – alat kandungan, Korteks Adrenal ,Kelenjar Tiroid
dan kelenjar – kelenjar lainnya.
A. Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah
dari alat kandungannya, dan ini di sebut haid. Ada yang menyebutnya Mensis, Mentruasi, datang
Bulan,kain kotor,atau Period.
Pada siklus haid, Mukosa Rahim di persiapkan secara teratur untuk mernerima ovum
yang di buahi setelah terjadinya ovulasi , keadaan ini di kontrol oleh Hormon hormon yang dapat
di deteksi dalam air Kemih yang di periksa adalah air kemih 24 jam dan di ukur kadar Estriol dan
Pregnandiolnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian :
Alat reproduksi luar ( genetalia eksterna ) :
Dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi. Yang fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus).
Alatreproduksi dalam ( genetalia interna
B. Saran
Saran penulis untuk para pembaca :
Untuk mengerti perubahan – perubahan yang terjadi selama kehamilan, pembaca lebih
mendalami susunan anatomi dan fisiologi reproduksi wanita
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar,rustman.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
makalah angka kematian bayi dan balita
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Jakarta - Survei Demografi Kntatao Inckinesia (SDKI) 121 mit Departemen Kesehatan (Depkes)
mengungkapkan.rata-rata per tahun terdapat 401 bayi di Indonesia yang meninggal dunia
sebelum umurnya mencapai 1 tahun.
Bila dirinci. 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi per hari. Angka Kemauan
Balita (Akaba), yaitu 46 dari 1.000 balita meninggal setiap tahunnya. Bila dirinci, kematian
balita ini mencapai 206.580 balita per tahun, dan 569 balita per hari. Parahnya, dalam rentang
waktu 2002-2007, angka neona-tus tidak pernah mengalami penurunan. Penyebab kemauan
terbanyak pada periode ini disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan
infeksi saluran pemapasan akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Angka Kematian Bayi Dan Balita
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar,
dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian
bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah
usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
bertalian dengan pengaruh lingkungan luar
Tiga penyebab utama bayi meninggal adalah akibat berat badan rendah sebesar 29 persen,
mengalami gangguan pemapasan sebesar 27 persen dan masalah nutrisi sebesar 10 persen,"
ungkap dr Badriul Hegar SpA(K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (TDAI), dalam acara
talkshow "Di Balik Kematian Bayi dan Balita dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional 2009" di
Jakarta Convention Center Jumat (4/12). Hal itu dilakukan dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, termasuk memberi rujukan, di mana setiap janin
dalam kandungan harus tumbuh dengan baik dan bayi yang lahir harus sehat dan selamat.
a. Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian
(CFR) 56% (Depkes RI, 2003). Angka ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini
diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara
keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah,
sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan, yaitu Pertolongan Persalinan yang higienis
ditunjang dengan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil. Pada tahun 2007 di Kabupaten
Banyuwangi terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum (Tabel 14), dan mengakibatkan kematian
pada penderita. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan tahun 2006, dimana tidak terdapat kasus
Tetanus Neonatorum.
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sepanjang tahun 2003 frekuensi KLB Campak menempati urutan keempat, setelah DBD, Diare,
dan Chikungunya dengan CFR 0,34% (Depkes RI, 2003). Jumlah kasus Campak di Kabupaten
Banyuwangi tahun 2007, hasil dari kompilasi data atau informasi dari 45 Puskesmas terdapat
sebanyak 117 kasus. Jumlah ini menurun daripada tahun sebelumnya yang terdapat 177 kasus.
Kasus terbanyak tercatat pada Puskesmas Sumberberas Kecamatan Muncar (lihat Tabel 14).
c. Difteri, Pertusis, Hepatitis B
Di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2007 tidak terdapat kasus Pertusis dan Hepatitis B. Tetapi
pada tahun 2007 ini terdapat kenaikan jumlah kasus Difteri, yaitu sebesar 2 kasus, dari tahun
sebelumnya yang tidak terdapat kasus Difteri
Penjelasan rumus:
AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
D 0-<1th =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah
tertentu.
∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu (lihat modul
fertilitas untuk definisi kelahiran hidup).
K = 1000
1. Sumber Data
Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi
kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program
"Mortpak 4". Program ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang
Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup
(AMH) atau Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul fertilitas).
2. Contoh
Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB dengan Mortpak 4 adalah adalah 52 per 1000
kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun 2002. Artinya di Indonesia pada tahun 2002,
diantara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka
kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan
berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita
dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan
penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian
makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005
2. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006
3. Buku Saku Keperawatan Pediatrik (2002), Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.