KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
anugerah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
sistem dan bangunan irigasi yang berjudul “SISTEM JARINGAN DAN BANGUNAN
IRIGASI”.
Makalah ini berisikan pembahasan tentang dasar dasar sistem jaringan serta
bangunan irigasi itu sendiri. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan
informasi serta pengetahuan bagi para pembaca serta untuk memenuhi nilai tugas dari mata
kuliah terkait.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, karena
pengetahuan yang penulis miliki masih kurang dan wawasan penulis yang belum cukup luas
pada bidang irigasi. Oleh kerena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT , Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Jaringan irigasi : adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari
penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunannya.
2. Daerah pengaliran : adalah daerah pada pengaliran sungai (DPS),
dimanaapabila terjadi peristiwa-peristiwa alam dan perubahan hidro-
klimatologi,akan mempengaruhi kondisi pengaliran pada sungai tersebut.
3. Daerah irigasi atau daerah pengairan : adalah kesatuan wilayah
ataudaerah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
4. Daerah potensial : adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik
untuk dikembangkan.
5. Daerah fungsional : adalah bagian dari daerah potensial yang telah
memiliki jaringan irigasi yang telah dikembangkan; luas daerah fungsional
ini sama atau lebih kecil dari daerah potensial
6. Petak irigasi : adalah petak lahan yang memperoleh pemberian air irigasi
dari satu jaringan irigasi.
7. Penyediaan irigasi : adalah penentuan banyaknya air yang dapat
dipergunakanuntuk menunjang pertanian
8. Pembagian air irigasi : adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh
pihakyang berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi utama hingga
ke petak tersier.
Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah untuk membantu manusia
dalam kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati dan
memperbesar rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di
lembah dan di tepi sungai.
Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan
pengaturan air untuk menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang
memerlukan dan mendistribusikan secara teknis dan sistematis.
Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama dikenal dan
diterapkan dalam kegiatan usaha tani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil
dari air yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dahdanau di
dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang
membutuhkan, dilakukan secara gravitatif.
3. Irigasi Pasang-surut
Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi
yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air
laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat
pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut.
Adapun klasifikasi jaringan irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara
pengukuran aliran air dan fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :
Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atau diatur
sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air biasanya
berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh karena itu
hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian air.
a. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di
daerah yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah
rendah yang subur.
b. Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari
penduduk karena tiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-
sendiri.
c. Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap / permanen, maka
umumya pendek.
2. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Salah satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara
saluran irigasi/pembawa dan saluran pembuang pematus. Ini berarti bahwa baik
5
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis. Sebuah
petak tersier terdiri dari sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya
berkisar antara 50 - 100 ha kadang-kadang sampai 150 ha.
Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air
ditampung didalam suatu jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter dan
selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan kuarter.
Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip-prinsi di atas adalah cara
pembagian air yang paling efisien dengan mempertimbangkan waktu – waktu
merosotnya persediaan air serta kebutuhan petani.
D. Bangunan Irigasi
Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan
pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai
dalam praktek irigasi antara lain
1. Bangunan Utama
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air
untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber
airnya, bangunan utama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori,
yaitu
6
a. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang
dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan
maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di
bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang
mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1)
bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung
karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi
dengan bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan,
bangunan pembilas , kantong lumpur dan tanggul banjir.
b. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai
menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani.
Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas
tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat
mengalirkan air secara gravitasi, muka air di sungai harus lebih tinggi dari
daerah irigasi yang dilayani.
d. Stasiun Pompa
7
2. Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari
surnbemya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran
primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk
dalam bangunan pembawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, tedunan dan
got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi
yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai
dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut ini
penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistem irigasi.
b. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder
ke saluran tersier penerima.
d. Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau
lebih (tersier, subtersier dan/atau kuarter)
5. Bangunan Drainase
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air di petak
sawah maupun saluran. Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran
pembuang, sedangkan kelebihan air disaluran dibuang melalui bangunan
pelimpah. Terdapat beberapa jenis saluran pembuang, yaitu saluran
pembuang kuarter, saluran pembuang tersier, saluran pembuang sekunder dan
saluran pembuang primer.
10
6. Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap
bangunan-bangunan irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan
pelengkap berfungsi untuk memperlancar para petugas dalam eksploitasi dan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empat unsur fungsional pokok irigasi:
Tujuan irigasi adalah untuk menampung kelebihan air pada musim hujan
dan akan dimanfaatkan pada musim kemarau atau untuk mengatur distribusi
ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air pada waktu dan tempat
tertentu.
B. Saran
Kepada para pembaca agar lebih banyak mencari informasi tentang sistem
jaringan dan bangunan irigasi untuk lebih memahami kedua aspek pembahasan
tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/28662867/Makalah_Irigasi_Kelompok
https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/bangunan-irigasi
https://www.tneutron.net/sipil/petak-primer-sekunder-dan-tersier/
https://www.slideshare.net/kharistya/11-sistem-jaringan-dan-bangunan-irigasi
https://sanitasidisini.wordpress.com/2011/06/30/daftar-istilah-drainase/
http://mechanarticle.blogspot.com/2011/12/pengenalan-jaringan-irigasi.html
http://melindakristin.blogspot.com/2012/06/makalah-irigasi-dan-bangunan-
air.html
http://sardianto-aet12.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-irigasi.html
http://ganiblopost.blogspot.com/2014/07/makalah-irigasi-dan-bangunan-air-
teknik.html
https://www.matadunia.id/2016/08/teknik-sipil-makalah-irigasi-dan.html