2
(A3.) terdapat unsur 0 di R sehingga 0 + a = a dan a + 0 = a untuk semua a di R (eksistensi
unsur nol);
(A4). untuk setiap a di R terdapat unsur -a di R, sehingga a + (-a) = 0 dan (-a) + a = 0 (eksistensi
negatif dari unsur);
(M1). a.b = b.a untuk semua a,b di R (sifat komutatif perkalian);
(M2). (a.b) . c = a . (b.c) untuk semua a,b,c di R (sifat asosiatif perkalian);
(M3). terdapat unsur 1 di R yang berbeda dari 0, sehingga 1.a = a dan a.1 = a untuk semua a di
R (eksistensi unsur satuan);
(M4). untuk setiap a ¹ 0 di R terdapat unsur 1/a di R sehingga a.1/a = 1 dan (1/a).a = 1
(eksistensi balikan);
(D). a . (b+c) = (a.b) + (a.c) dan (b+c) . a = (b.a) + (c.a) untuk semua a,b,c di R (sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan);
Pembaca perlu terbiasa dengan sifat-sifat di atas. Dengan demikian akan memudahkan
dalam penurunan dengan menggunakan teknik dan manipulasi aljabar. Berikut kita akan
dibuktikan beberapa konsekuensi dasar (tetapi penting).
Teorema 2.1.2
(a) Bila 𝑧 dan 𝑎 unsur di ℝ sehingga 𝑧 + 𝑎 = 𝑎, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑧 = 0
(b) Bila 𝑢 dan 𝑏 ≠ 0 unsur ℝ sehingga 𝑢 . 𝑏 = 𝑏, maka 𝑢 = 1
(c) Bila 𝑎 𝜖 ℝ, maka 𝑎. 0 = 0
Bukti :
(a). Diketahui :
𝑧, 𝑎 ∈ ℝ
𝑧+𝑎 =𝑎
Adib : 𝑧 = 𝑎
Bukti :
𝑧 =𝑧+0 (A3)
𝑧 = 𝑧 + (𝑎 + (−𝑎)) (A4)
𝑧 = (𝑧 + 𝑎) + (−𝑎) (A2)
𝑧 = 𝑎 + (−𝑎) diketahui
𝑧=0 terbukti
(b).Diketahui :
𝑢 ∈ ℝ, 𝑏 ≠ 0 ∈ ℝ
𝑢. 𝑏 = 𝑏
Adib : 𝑢 = 1
Bukti :
𝑢 = 𝑢. 1 (M3)
1
𝑢 = 𝑢. (𝑏. 𝑏) (M4)
1
𝑢 = (𝑢. 𝑏). 𝑏 (M2)
1
𝑢 = 𝑏. 𝑏 diketahui
𝑢=1 terbukti
3
(c). Diketahui : 𝑎 𝜖 ℝ
Adib : 𝑎. 0 = 0
Bukti :
𝑎. 1 = 1 (M3)
𝑎 = 𝑎. (1 + 0) (A3)
𝑎 = (𝑎. 1) + (𝑎. 0) (D)
𝑎 = 𝑎 + (𝑎. 0) (A3)
(−𝑎) + 𝑎 = (−𝑎) + 𝑎 + (𝑎. 0) kedua ruas ditambah dengan (−𝒂)
(−𝑎) + 𝑎 = ((−𝑎) + 𝑎) + (𝑎. 0) (A2)
0 = 0 + (𝑎. 0)
0 = 𝑎. 0 terbukti
Teorema 2.1.3
1
(a) Bila 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ∈ ℝ sehingga 𝑎. 𝑏 = 1, maka 𝑏 = 𝑎
Bukti :
𝑏 = 1. 𝑏 (M3)
1
𝑏 = (𝑎 . 𝑎) 𝑏 (M4)
1
𝑏 = 𝑎 . (𝑎. 𝑏) (M2)
1
𝑏 = 𝑏.1 diketahui
𝑏=1 terbukti
(b). Diketahui : 𝑎. 𝑏 = 0
Adib : 𝑎 = 0 atau 𝑏 = 0
Bukti :
1
Kita asumsikan 𝑎 ≠ 0 kita , kita gunakan teorema 2.1.2 (c) dan kita kalikan 𝑎. 𝑏 dengan 𝑎
1. 𝑏 = 0 (M3)
𝑏=0 terbukti
4
Teorema ini mewakili sampel kecil dari sifat aljabar dari sistem bilangan real. Beberapa
konsekuensi tambahan dari sifat lapangan diberikan dalam latihan. Operasi pengurangan
didefinisikan oleh 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏) untuk 𝑎, 𝑏 di ℝ. Demikian pula, pembagian didefinisikan
𝑎 1
untuk 𝑎, 𝑏 di ℝ dengan 𝑏 ≠ 0 oleh 𝑏 = 𝑎. 𝑏 Berikut ini, kami akan gunakan notasi adat ini untuk
pengurangan dan pembagian, dan kami akan menggunakan semua yang sudah dikenal properti
dari operasi ini. Kami biasanya akan menjatuhkan penggunaan titik untuk menunjukkan
perkalian dan tulis 𝑎𝑏 untuk 𝑎. 𝑏. Demikian pula, kita akan menggunakan notasi yang biasa
untuk eksponen dan menulis 𝑎2 untuk 𝑎𝑎, 𝑎3 untuk(𝑎2 )𝑎; dan, secara umum, kami
mendefinisikan 𝑎𝑛+1 = (𝑎𝑛 )𝑎 𝑓𝑜𝑟 𝑛 ∈ ℕ kita sepakat mengadopsi konvensi bahwa 𝑎1 = 𝑎
1
Selanjutnya jika 𝑎 ≠ 0, kita menyatakan 𝑎0 = 1 dan 𝑎−1 untuk 𝑎, dan jika 𝑛 ∈ ℕ kita akan
1
menyatakan 𝑎−𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 ( )𝑛 ketika itu mudah dilakukan. Secara umum, kita akan bebas
𝑎
menerapkan semua teknik aljabar yang biasa tanpa elaborasi lebih lanjut.
5
Teorema 2.1.4
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga 𝑟 2 = 2
Bukti :
Pengandaian terdapat bilangan rasional yang kuadratnya adalah 2
𝑝
Misal 𝑟 = 𝑞 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑞 ≠ 0 dan faktor dari p dan q bernilai 1 atau (𝑝. 𝑞) = 1
Sehingga
𝑟2 = 2
𝑝
(𝑞 )2 = 2
𝑝2
=2
𝑞2
𝑝2 = 2𝑞 2 .......................(1)
Artinya 𝑝2 bernilai genap
Akan di tunjukan p bernilai genap
Andaikan p ganjil
Misal 𝑝 = 2𝑚 − 1, 𝑚 ∈ ℤ
Sehingga
𝑝2 = (2𝑚 − 1)2
= 4𝑚2 − 4𝑚 − 1
= 2(2𝑚2 − 2𝑚 + 1) − 1
𝑝2 bernilai bernilai ganjil kontra diksi dengan (1) jadi p genap
Karena p genap maka 𝑝 = 2𝑚
Sehingga
𝑝2 = 2𝑞 2
(2𝑚)2 = 2𝑞 2
4𝑚2 = 2𝑞 2
2𝑚2 = 𝑞 2
Artinya 𝑞 2 bernilai genap dan q juga bernilai genap (pembuktian sama seperti p)
Karena p dan q bernilai genap maka (𝑝. 𝑞) ≠ 1 dan kontradiksi dengan (𝑝. 𝑞) = 1akibatnya
pengandaian terdapat bilangan rasional yang kuadratnya 2 salah.