Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM

A. KONSEP DASAR MEDIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM


1. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 2016). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah haripewrtama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan
vomitus dalam kehamila yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-zionMD,Hal : 232).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadisecara berlebihan selama
kehamilan.(Hellen Farrer, 2016, hal : 112)

2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi
1) Alat kelamin luar (genetalia eksterna)
a) Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, daerah
ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b) Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio
mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan
perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.
c) Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas
kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris
dan pada sisi lateral.
d) Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan
banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.
e) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka
belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari
liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.
f) Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini,
bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
g) Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh
kulit perineum.
2) Alat kelamin dalam (genetalia interna)
a) Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri
banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm.
Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama
(vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-
lipat disebut rugae.
b) Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di
belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam
pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar  5 cm, tebal  2 cm.
Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri dari :
(1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kehamilan,
perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan.
(2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
(3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri
dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
(1) Endometrium
(2) Myometrium
(3) Parametrium
c) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba
uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d) Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga
memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan
serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2
saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada
ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba
(Tambayong, 2002).

3. Etiologi
Penyebab hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, Frekuensi kejadian
adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang yang dikemukakan :
a. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resustensi yang menurunkan dari pihak ibuterhadap
perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan
ibu terhadap janin.
b. Faktor psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keenggangan manjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
c. Faktor endikrin
Hopertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

4. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena hiperemesis Gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
a. Heper : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis.
b. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardial.
c. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensepalopati
wirnicke.
d. Ginjal : ginjal tampak pucatdan degenerasi lem dapat ditemukan pada tubuli kontorti.

5. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan korbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurnah, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida bitirik, dan aseton dalam
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan homokonsentrasi,
sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen kejaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksit. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

6. Tanda dan gejala


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjaditiga tingkatan,
yaitu :
a. Tingkat I ( Ringan )
1) Mualmuntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
2) Ibu merasa lemah.
3) Nafsu makan tidak ada.
4) Berat badan menurun.
5) Merasa nyeri pada epigastrium.
6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
7) Tekanan darah menurun.
8) Turgor kulit berkurang.
9) Mata cekung.
b. Tingkat II ( Sedang )
1) Penderita tampak lemah dan apatis.
2) Turgor kulit mulai jelek.
3) Lidah mengering dan tampak kotor.
4) Nadi kecil dan cepat.
5) Suhubadan naik (dehidr asi).
6) Mata mulai ikteris
7) Berat badan turun dan mata cekung.
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
c. Tingkat III ( Berat )
1) Keadaan umu lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
2) Dehidrasi berat.
3) Nadi kecil, cepat dan halus.
4) Suhu meningkat dan tensi turun.
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensepalopati wernicke,
dengan gejala nigtasmus, diplopia, dan penurunan mental.
6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

7. Penanganan
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara :
1) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
2) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam jumlah kecil
tapi sering.
3) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan berminyak dan berbau lemak.
4) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin.
5) Usahakan defekasi teratur.
b. Terapi obat-batan
Apabila dengan cara diatas keluhan dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak
berkurang diperlukan pengaobatan :
1) Tidak memberikan obat yang teratogen.
2) Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
3) Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
4) Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
5) Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin.
c. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap dirumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran darah baik.
Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk.
Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
2) Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi
tidak perlu takut dan khawatir.yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan
dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3) Terapi paretal
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukaosa 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang
masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang disebutkan diatas.
4) Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi,
ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abotus terapiutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu
cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ
vital.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)
a. Data dasar pengkajian
1) Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per menit)
2) Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3) Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis
;peningkatan konsistensi urine.
4) Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5) Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
6) Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
7) Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
8) Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung
yang kurang.
9) Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau
berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah
kering, adanya aseton dalam urine.
2. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang
menetap.
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.
c. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan,
peningkatan asam lambung.
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan
informasi.
f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi kejaringan-
jaringan sekunder akibat dehidrasi
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi sekunder.

3. Intervensi keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang
menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequat.
2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.

Intervensi Rasional

a) Catat intake dan output a) menentukan hidrasi cairan dan


pengeluaran melalui muntah.
b) Anjurkan makan dalam porsi kecil
b) dapat mencukupi asupan nutrisi yang
tapi sering dibutuhkan tubuh.
c) Anjurkan untuk menghindari
c) dapat merangsang mual dan muntah
makanan yang berlemak. d) makanan selingan dapat mengurangi
d) anjurkan untuk makan makanan atau menghindari rangsang mual
selingan seperti biskuit, roti dan teh muntah yang berlebih.
(panas) hangat sebelum bagun
tidur pada siang hari dan sebelum
e) untuk mempertahankan
tidur. keseimbangan nutrisi.
e) Catal intake TPN, jika intake oral
f) untuk mengetahui integritas inukosa
tidak dapat diberikan dalam mulut.
periode tertentu. g) untuk mempertahankan integritas
f) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi mukosa mulut.
pada mulut.
g) Kaji kebersihan oral dan personal
h) mengidenfifikasi adanya anemi dan
hygiene serta penggunaan cairan potensial penurunan kapasitas
pembersih mulut sesering pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan
mungkin. kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht <
h) Pantau kadar Hemoglobin dan 37 % dipertimbangkan anemi pada
Hemotokrit trimester I.
i) menetapkan data dasar ; dilakukan
secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat,
i) Test urine terhadap aseton, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi
albumin dan glukosa.

b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti dengan
turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas
normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas
normal.
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi rasional

a) Tentukan frekuensi atau beratnya


a) Memberikan data berkenaan dengan
mual/muntah. semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon Korionik gonadotropin
(HCG), perubahan metabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas
gastrik memperberat mual/muntah
pada kehamilan.
b) Tinjau ulang riwayat kemungkinah
b) Membantu dalam
masalah medis lain (misalnya mengenyampingkan penyebab lain
Ulkus peptikum, gastritis. untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.
c) Kaji suhu badan dan turgor kulit,
c) Sebagai indikator dalam membantu
membran mukosa, TD, mengevaluasi tingkat atau kebutuhan
input/output dan berat jenis urine. hidrasi
Timbang BB klien setiap hari.
d) Anjurkan peningkatan asupan
d) Membantu dalam meminimalkan
minuman berkarbonat, makan mual/muntah dengan menurunkan
sesering mungkin dengan jumlah keasaman lambung.
sedikit. Makanan tinggi karbonat
seperti : roti kering sebelum
bangun dari tidur.

c. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.


Tujuan : ketakutan klien teratasi
Kriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan
janin.
Intervensi Rasional

a) Memperlihatkan sikap menerima


a) Memperlihatkan sikap menerima
rasa takut klien. rasa takut klien
b) Mendorong untuk mengungkapakan
b) Pengetahuan tentang risiko
perasaan dan kekhawatirannya. potensial pada janin dapat
membantunya menghilangkan rasa
c) Memberi informasi yang takut.
berhubungan dengan risiko potensial
c) Strategi koping yang efektif
yang dapat terjadi pada janinnya. dibutuhkan untuk memampukan
klien mengatasi penyakit yang
dideritanya dan efek-efek penyakit
tersebut

d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan,
peningkatan asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
1) Klien mengungkapkan secara verbal.
2) Nyeri hilang atau berkurang
3) pasien dapat beristirahat dengan tenang.

Intervensi Rasional

a) kaji skala nyeri, karakteristik,


a) menentukan perubahan dalam
kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri. tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai
skala nyeri. Mengidentifikasi
sumber sumber multiple dan jenis
b) Anjurkan penggunaan tekhnik nyeri.
relaksasi dan distraksi. b) menggunakan strategi ini sejalan
dengan pemberian analgesic untuk
c) Yakinkan pada klien bahwa mengurangi atau mengalihkan
perawat mengetahui nyeri yang respon terhadap nyeri.
dirasakannya dan akan berusaha
c) ketakutan bahwa nyari akan tidak
membantu untuk mengurangi nyeri dapat diterima seperti peningkatan
tersebut. ketegangan dan ansietas yang nyata
d) Berikan kembali skala pengkajian dan menurunkan toleransi nyeri.
nyeri d) memungkinkan pengkajian terhadap
keefektifan analgesic dan
mengidentifikasi kebutuhan
e) Catat keparahan nyeri pasien terhadap tindak lanjut bila tidak
dengan bagan. efektif.
e) membantu dalam menunjukkan
kebutuhan analgesic tambahan atau
f) Kolaborasi pemberian analgesik pendekatan alternative terhadap
sesuai indikasi. penatalaksanaan nyeri.
f) analgesic lebih efektif bila diberikan
pada awal siklus nyeri.

e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan


informasi.
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang normal dan tanda-
tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitan dengan kehamilan
trimester pertama..
2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan.
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.

Intervensi Rasional

a) Jelaskan tentang Hiperemesis


a) untuk mengetahui seberapa dalam
Grvidarum dan kaji pengetahuan pengetahuan pasien tentang
pasien.
penyakitnya dan tentang
b) Berikan pendidikan kesehatan penatalaksanaannya di rumah.
tentang hiperemesis gravidarum. b) untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang hiperemesis
c) Buat hubungan perawat-klien yang gravidarum.
mendukung dan terus menerus. c) peran penyuluh atau konselor dapat
memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggunmg
d) Evaluasi pengetahuan dan jawab individu terhadap kesehatan.
keyakinan budaya saat ini
d) memberikan informasi untuk
berkenaan dengan perubahan membantu mengidentifikasi
fisiologis/psikologis yang normal kebutuhan-kebutuhan dan membuat
pada kehamilan, serta keyakinan rencana keperawatan.
tentang aktivitas, perawatan diri dan
sebagainya.
e) Klarifikasi kesalahpahaman.
e) ketakutan biasanya timbul dari
kesalahan informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran
f) Tentukan derajad motivasi untuk selanjutnya.
belajar. f) klien dapat mengalami kesulitan
dalam belajar kecuali kebutuhan
g) Pertahankan sikap terbuka terhadap untuk belajar tersebut jelas.
keyakinan klien/pasangan. g) penerimaan penting untuk
mengembangkan dan
h) Jawab pertanyaan tentang mempertahankan hubungan.
perawatan dan pemberian makan
h) memberikan informasi yang dapat
bayi. bermanfaat untuk membuat pilihan.
i) Identifikasi tanda bahaya
i) membantu klien membedakan yang
kehamilan, seperti perdarahan, normal dan abnormal sehngga
kram, nyeri abdomen akut, sakit membantunya dalam mencari
punggung, edema, gangguan perawatan kesehatan pada waktu
yang tepat.
penglihatan, sakit kepala dan
tekanan pelvis.

f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi kejaringan-
jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit halus,
kenyal, utuh.

Intervensi Rasional

a) Observasi kemerahan, pucat,


a) area ini meningkat risikonya untuk
ekskoriasi. kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
b) Dorong mandi tiap 2 hari 1x,
b) sering mandi membuat kekeringan
pengganti mandi tiap hari. kulit.
c) Gunakan krim kulit dua kali sehari
c) melicinkan kulit dan mengurangi
dan setelah mandi. gatal.
d) Diskusikan pentingnya perubahan
posisi sering, perlu untuk
d) meningkatkan sirkulasidan perfusi
mempertahankan aktivitas. kulit dengan mencegah tekanan lama
e) Tekankan pentingnya masukan pada jaringan.
nutrisi/cairan adequat. e) perbaikan nutrisi dan hidrasi akan
memperbaiki kondisi kulit.

g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi sekunder.


Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
1) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi.
2) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas.
Intervensi Rasional

a) Tingkatkan tirah baring/duduk.


a) meningkatkan istirahat dan
Berikan lingkungan yang tenang; ketenangan.
batasi pengunjung sesuai keperluan.
b) Ubah posisi dengan sering. Berikan
b) meningkatkan fungsi pernapasan
perawatan kulit yang baik. dan meminimalkan tekanan pada
area tertentu untuk menurunkan
risiko kekurangan jaringan.
c) Tingkatkan aktivitas sesuai
c) tirah baring lama dapat
toleransi, bantu melakukan latihan menurunkan kemampuan. Ini dapat
rentang gerak sendi pasif/aktif. terjadi karena keterbatasan aktivitas
yang mengganggu periode istirahat.
d) Dorong penggunaan tekhnik
d) meningkatkan relaksasi dan
manajemen stress. Contoh relaksasi penghematan energy, memusatkan
progresif, visualisasi, bimbingan kembali perhatian dan dapat
imajinasi. meningkatkan koping.
e) Kolaborasi pemberian obat sesuai
e) membantu dalam manajemen
indikasi: sedatif, agen antiansietas, kebutuhan tidur.
contoh diazepam (valium);
lorazepam(ativan).

4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan :
a. Mengkaji tanda-tanda adanya dehidrasi
1) Kulit kering dan turgor buruk, selaput lendir kering, mata cekung.
2) Urine jadi lebih pekat dan ologuri
3) Lemah, hypotensi, vertigo dan syncope
b. Memonitor tanda-tanda vital
c. Memberikan cairan sesuai program
d. Memberikan nutrisi porsi kecil tapi sering
e. Menimbang BB secara periodik
f. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi asidosis metabolik.
g. Menganjurkan klieen untuk perbanyak istirahat.
h. Menyediakan ruangan yang sejuk.
i. Mengintervensipsikologis
j. Memp[ertahankan kebersihan mulut
k. Memberikan terapi anti emetik sesuai program.

5. Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkandan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan. Kemudian
mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan (Verney, 20014)

Anda mungkin juga menyukai