Akpri Sap 5 KLP 1
Akpri Sap 5 KLP 1
Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit satuan moneter dan
berlaku untuk jangka waktu mendatang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa anggaran merupakan hasil kerja terutama berupa taksiran-taksiran yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang dan anggaran diwujudkan dalam bentuk
tertulis yang disusun secara teratur dan sistematis. Penganggaran adalah proses
kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja.
1
manajemen puncak.
(4) Anggaran menyatakan sasaran dalam kriteria kinerja atau standar yang
dapat diukur dan dibandingkan dengan hasil operasi yang dicapai. Dengan
demikian dapat dijadikan dasar bagi evaluasi/penilaian kinerja bagi manajer
pusat biaya dan laba.
(5) Anggaran berfungsi sebagai alat kontrol yang dapat menunjukkan secara nyata
kepada manajemen mengenai bagian-bagian yang menjadi kekuatan atau
kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen menentukan
tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
(6) Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan
operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
2
menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab
mengambil tindakan.
(2) Resistensi
Meskipun anggaran banyak digunakan dan manfaatnya sangat didukung,
anggaran masih ditentang oleh banyak pelaku organisasi. Salah satu alasan utama
untuk ini adalah bahwa anggaran memberi pertanda dan membawa perubahan,
sehingga mengancam keadaan status quo. Literatur dalam bidang ilmu sosial,
3
manajemen, dan bidang perilaku organisasi telah menggambarkan fenomena penolakan
karyawan terhadap perubahan.
Alasan lain untuk resistensi anggaran adalah bahwa proses anggaran
memerlukan banyak waktu dan perhatian. Manajer atau pengawas mungkin merasa
terlalu terbebani dengan tuntutan yang ekstensif di waktu mereka dan dengan tanggung
jawab sehari-hari lainnya. Akhirnya, banyak manajer dan pengawas sama sekali tidak
memahami seluk-beluk pembuatan anggaran.
4
seberapa canggih teknik anggaran, proses anggaran mungkin akan menguras dana
perusahaan kecuali potensi masalah dibahas terlebih dahulu dan ditangani dengan
tepat.
5
sistem yang meningkatkan partisipasi seluruh perusahaan, kerjasama, dan koordinasi.
6
Dalam hal ini, gaya kepemimpinan otoriter telah terbukti lebih efisien daripada
demokratis, yaitu gaya partisipatif.
b. Keselarasan Tujuan
Keselarasan tujuan organisasi dengan subunit-subunit dan anggota-anggota
yang berpartisipasi akan terjadi ketika individu memandang bahwa kebutuhan
pribadinya dapat dipenuhi dengan mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi
maupun individu tidaklah statis, maka keselarasan tujuan harus terus dicapai di
setiap siklus perencanaan. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang teratur
antara manajemen puncak dan manajemen tingkat bawah serta karyawan. Jika
keselarasan tujuan tidak dicapai akan menimbulkan persaingan tidak sehat dan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan atau kualitas barang-barang
dagangan yang dihasilkan menurun.
c. Partisipasi
Partisipasi adalah suatu “proses pengambilan keputusan bersama oleh dua
bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa
depan terhadap mereka yang membuatnya”. Dengan kata lain manajer tingkat
bawah dan karyawan memiliki suara dalam proses manajemen. Keterlibatan
tersebut dapat berupa kehadiran pada pertemuan-pertemuan anggaran sampai pada
partisipasi dalam diskusi yang berkaitan dengan kewajararan dari kuota penjualan
dan target produksi, serta pada hak untuk melakukan negoisasi dalam menetapkan
sasaran dari orang itu sendiri. Partisipasi telah menunjukkan damapk positif
terhadap sikap karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan
meningkatkan kerja sama di antara manajer.
Dalam organisasi besar dan birokratis yang dikelola secara sentral,
7
partisipasi dalam menentukan tujuan dan menetapkan sasaran akan terbatas pada
sekelompok eksekutif puncak. Manajemen puncak akan menyusun anggaran dan
meneruskan ke bawah hierarki sebagai perintah yang harus dipatuhi dan anggaran
digunakan sebagai alat untuk mengendalikan pengeluaran orang dan memotivasi
kinerja yang optimum.
Perusahaan dengan gaya kepemimpinan yang demokratis atau
terdesentralisasi memungkinkan partisipasi manajemen lebih besar dalam
penetapan anggaran. Alasannya karena orang bereaksi secara berbada terhadap
kemungkinan untuk berperan dalam menetapkan standar kinerja mereka sendiri.
Ketidakberhasilan partisipasi adalah tidak ada usaha serius yang dibuat
untuk menjamin partisipasi dan kerja sama dari para manajer tingkat yang bawah
dan karyawan. Agar partisipasi menjadi efektif, partisipasi harus memiliki input
“rill” terhadap keputusan dan pandangan mereka harus memiliki bobot tertentu
dalam hasil akhir.
d. Manfaat Partisipasi
Manfaat dari partisipasi yang berhasil antara lain, partisipan menjadi
terlibat secara emosi bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka. Partisipasi
meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua
tingkatan manajemen, meningkatkan rasa kesatuan kelompok, meningkatkan
kerjasama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan (internalisasi tujuan),
penurunan tekanan dan kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran. Partisipasi
juga dapat menurunkan ketidakadilan yang dianggap ada dalam alokasi sumber
daya organisasi diantara subunit organisasi dan menghindari permasalahan
potensial yang berkaitan dengan anggaran karena masing-masing mengetahui
permasalahan antar departemen.
Kinerja dan prestasi karyawan akan meningkat apabila mereka terlibat
secara aktif dalam penyusunan anggaran pada unit organisasi dimana mereka
bekerja, anggaran menjadi lebih realistis juga akan meningkatkan kesadaran
karyawan akan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya sehingga
pada akhirnya akan menimbulkan komitmen organisasional pada karyawan karena
anggaran yang ada juga merupakan tujuannya.
8
anggaran mereka. Kekuasaan ini memiliki konsekuensi disfungsional bagi
organisasi itu. Contoh: para manajer bisa memasukan “slack organisasional” ke
dalam anggaran mereka. Slack adalah selisih antara sumber daya yang sebenarnya
diperlukan untuk secara efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya
yang lebih besar dan diperuntukkan bagi tugas tersebut. Dengan kata lain slack
adalah penggelembungan anggaran. Manajer menciptakan slack dengan
mengestimasi pendapatan lebih rendah sedangkan biaya diestimasi lebih tinggi.
Masalah slack yang berlebihan dapat diatasi jika manajemen puncak menetapkan
prosedur yang efektif untuk tinjauan mendalam selama proses penyusunan
anggaran.
Jika tujuan anggaran terlalu mudah untuk dicapai karena slack atau faktor-
faktor lain yang ditimbulkan data partisipasi dalam proses penyusunan anggaran,
maka manfaat motivasional menjadi minimal atau tidak ada sama sekali.
Intinya adalah anggaran yang terlalu ketat atau terlalu longgar atau disusun
dengan slack yang berlebihan atau tanpa slack sama sekali dapat menciptakan
tanggapan keperilakuan yang berlawanan dengan kepentingan perusahaan. Harus
ada kehati-hatian dalam memastikan bahwa dokumen anggaran akhir menghindari
kekurangan yang berkaitan dengan anggaran yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
Sebagaimana kebanyakan hal lainnya, organisasi sebaiknya mengambil arah
tengah.
8. Tahap Implementasi
Anggaran diimplementasi melalui komunikasi kepada karyawan kunci dalam
organisasi. Hal ini menginformasikan kepada mereka mengenai harapan manajemen,
alokasi sumber daya, kuota produksi dan tenggang waktu. Untuk membuat anggaran,
semua karyawan harus melihat anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian
aktivitas organisasi bukan sebagai beban atau senjata manajemen.
a. Pengomunikasian Anggaran
Pengontrol atau direktur perencanaan bertanggung jawab
mengimplementasikan anggaran dengan cara mengkomunikasikan sasaran
operasional yang disetujui kepada orang-orang di tingkat organisasi yang lebih
rendah. Untuk menghilangkan beberapa masalah potensial, pengontrol harus
menerjemahkan sasaran organisasi secara keseluruhan ke dalam sasaran yang dapat
dipahami bagi setiap subunit organisasi. Sasaran tersebut sangat efektif jika
9
dijelaskan secara pribadi dan dilengkapi dengan pedoman tertulis atau diskusi
tindak lanjut informal dengan pimpinan sub bagian.
b. Kerjasama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-
orang dengan beraneka ragam keterampilan dan bakat. Hal ini juga
memperlihatkan tugas-tugas yang saling berhubungan yang menyusun seluruh
aktivitas organisasi dan mengungkapkan peran yang dimainkan oleh setiap subunit.
Koordinasi adalah seni menggabungkan seluruh sumber daya organisasi
secara efektif. Dari sudut pandang keperilakuan, hal ini berarti menggabungkan
bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan membuatnya berjuang
untuk mencapai tujuan yang sama. Untuk melaksanakan ini, pelaksana harus
berhasil mengkomunikasikan bagaimana pekerjaan bagaimana pekerjaan setiap
orang memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
Direktur perencanaan memerlukan lebih dari sekedar pemahaman teknis
keuangan organisasi. Ia juga harus memahami perilaku manusia, dinamika
kelompok, struktur organisasi dan peran formal.
Laporan-laporan Kinerja
Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan
termotivasi kearah pencapaian sasaran, laporan kinerja sebaiknya disusun dan
didistribusikan paling tidak secara sebulan. Penerbitan laporan kinerja yang tepat
waktu memiliki dampak mendorong moral karyawan dan kinerja. Selain itu
meningkatkan akurasi tugas dan keyakinan serta hubungan baik yang tinggi.
Jika partisipasi sukses meningkatkan internalisasi tujuan dan jika orang-orang
memandang tujuan itu adil dan realistis, maka tingkat pencapaian yang ditetapkan
dalam anggaran dapat menjadi tingkat aspirasi dari angkatan kerja.
Evaluasi dan umpan balik kinerja yang berkala akan meningkatkan efisienisi
organisasi dengan mengidentifikasi sasaran yang harus direvisi untuk siklus
10
perencanaan yang berikutnya. Manajer dapat menyimpulkan hal tersebut dari yang
diketahui mengenai tingkat aspirasi.
Relevansi antara penetapan tujuan, standar kinerja dan slack terhadap perilaku
manusia dan pembaharuan standar secara kontinu dilihat dari laporan kinerja. Laporan
kinerja sebagai alat komunikasi yang memicu reaksi manusia. Karena itu penting untuk
menetapakan standar untuk pengendalian mutu serta batas pengeluaran dan produksi.
Tingkat pengeluaran dan produksi orang dapat terlihat menguntungkan dalam suatu
laporan kinerja jika input berkualitas buruk digantikan dengan input berkualitas baik.
Hal tersebut menunjukkan bagaimana modifikasi dalam suatu sistem akuntansi melalui
penyesuaian anggaran dan informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dalam
bentuk laporan kinerja dapat mengubah perilaku manusia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat: Jakarta
Siegel, G,Marconi, dan Helena R. Behavioral Accounting. South Western Publishing
Co.1989
12