TEKNIK PERMESINAN
Oleh :
NIM : 20110130115
YOGYAKARTA
2014
1
Ultrasonic Machining (USM)
Zat pada yang keras selalu kaku,kuat dan tahan aus. Di sisi lain biasanya zat padat
yang keras menunjukkan perpatahan variabel stasis dan sensitivitas tinggi terhadap kerusakan
mesin. Ketika di muat dengan kekuatan tarik zat padat keras lewat dari batas elastis untuk
fraktur suatu perilaku bahan yang selalu gagal, dengan bertambahnya perluasan retakan dari
suatu bahan. Sehingga zat padat yang keras biasanya rapuh, karena zat padat keras memiliki
kapasitas kecil untuk mengubah energi elastis menjadi deformasi plastis pada temperatur
tertentu (Dieter,1981). Zat padat rapuh dan keras dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok yaitu :
- Mineral
- Polycrystalline
- Kristal
- Gelas amorphus
Mineral sering digunakan sebagai bahan baku dalam produksi dalam berbagai macam
produk seperti amplas, batu permata, logam dan paduan, kristal sintesis yang diproduksi pada
skala besar dan lain-lain. Keramik dan gelas banyak digunakan untuk pembuatan produk
yang sering kita gunakan di kehidupan sehari-hari. Keramik di zaman modern ini telah di
adopsi sebagai bahan fungsional dan rekayasa struktural (Chiang et al. 1997). Keramik
fungsional dan kristal secara luas digunakan dalam produksi listrik, eletronik, magnetik dan
kompenen optik untuk sistem kerja tinggi seperti transduscer, resonator, aktuator dan sensor
(Fraden, 1996).
2
Dua dekade terakhir ini terlihat kebangkitan luar biasa dalam penggunaan keramik yang
modern dalam aplikasi struktural seperti roller dan bantalan geser, mesin diesel adiabtik, alat
pemotong dll. Proses pembentukan dan sintering keramik yang konvensional tidak selalu
memberikan akurasi dimensi yang tinggi dan kualitas permukaan yang bagus untuk
komponen yang fungsional dan strukutral. Oleh karena itu dikembangkan teknologi mesin
yang yang presisi, yang digunakan untuk pembuatan komponen yang presisi, hemat biaya,
kualitas yang baik untuk memproduksi zat padat yang rapuh dan keras. Ultrasonic machining
menawarkan solusi untuk mempermudah dalam proses permesinan bahan yang padat dan
keras seperti kristal, gelas,dan keramik. Dan untuk meningkatkan operasional yang kompleks,
dan untuk memberikan bentuk yang rumit dan profil kerja yang rumit. Oleh karena itu mesin
ini digunakan untuk proses pemotongan bahan yang keras dan rapuh yang tidak bisa
dilakukan oleh mesin konvensional. Mesin ini sebenarnya melakukan metodee pemotongan
dengan menggunakan partikel abrasif tersuspensi dalam cairan, atau dengan tool berlian
beralpis yang berputar. Jenis ini biasanya dikenal dengan nama ultrasonic machining
3
Ultrasonic machining (USM), adalah proses permesinan nonkonvensional yang
menggunakan campuran air dan partikel abrasive yang biasa disebut dengan slurry. Slurry
nantinya akan disemprotkan dengan kecepatan tinggi ke suatu titik diantara tool dan benda
kerja, proses pemakanan benda kerja sendiri terjadi dengan cara menggetarkan tool pada
amplitudo yang rendah sekitar 25-100 micron. Dan frekuensi tinggi antara 15-30 kHz. Tool
nantinya akan berisolasi dengan arah tegak lurus terhadap permukaan benda kerja yang
selanjutnya partikel abrasif akan mengikis sedemikian rupa sehingga dihasilkan bentuk yang
sesuai dengan bentuk negatif tool yang digunakan seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.
Seperti penjelasan diatas untuk menghasilkan keadaan tertentu maka tool akan di dorong
ke bawah dengan pemberian gaya pemakanan secara perlahan. Namun demikian jarak antara
tool dan benda kerja harus tetap terjaga sehingga dapat dialirkan cairan campuran air dan
material yang akan memakan benda kerja. Vibrasi amplitudo harus terus- menerus dijaga
agar gap antara tool dan benda kerja tetap pada kondisi ideal yaitu pada jarak sedikit lebih
besar dari ukuran butir partikel abrasive yang hendak dilewatkan. Setelah proses pemakanan
terjadi oleh material abrasive, tatal yang terbentuk nantinya akan di dorong dan dia alirkan
4
kembali menuju ke bak penampungan bersama dengan slurry. Setelah itu slurry akan
Dari bentuk fisik, tampilan dan juga struktur mekanik dari ultrasonic machining pada
umumnya memilki kemiripan dengan mesin drill maupun milling, akan tetapi terdapat
beberapa fitur-fitur tambahan yang pada ultrasonic machining seperti pada pencekam yang
mengakomodir pencengkaman yang lebih baik dari pencekam yang ada pada mesin drill
maupun milling yang menggunakan 4 pencekam (chuck), selain itu terdapat juga saluran
slurry yang digunakan untuk menyemprotkan cairan dan juga partikel abrasive pada benda
kerja. Perbedaan yang menonjol lainnya terdapat pada bagian meja USM yang tidak dapat
digerakkan. Namun untuk mengakomodir ukuran benda kerja yang berbeda-beda maka tool
holder yang terhubung dengan tranduscer dapat digerakkan ataupun turun secara manual.
5
Komponen-komponen ultrasonic machining :
4. Horn atau concentrator sebagai amplifer mekanis guna menghasilkan amplitude pada
5. Tool , tool umumnya menggunakan materia yang bersifat ductile, seperti brass dan
6. Human computer interface (HCI) . layar ini menampilkan beberapa pilihan dalam
7. Amplitude digunakan untuk mengatur sistem tenaga untuk mengontrol generator bagi
amplitudo
Gambar 4 : Generator
6
Gambar 5 : Tranduscer and concentraor with tool holder and tool
7
D. Cara kerja ultrasonic machining
Proses permesian pada USM terjadi akibat adanya Gerakan osilasi dengan Frekuensi
tinggi dikombinasikan dengan amplitude rendah ditransmisikan pada tool. Pada saat yang
bersamaan Aliran yang berisi campuran antara cairan dan partikel abrasive didorong
mengunakan pompa dan dilewatkan diantara benda kerja dan tool USM. Tool yang bergerak
osilastik dikombinasikan dengan cairan slurry akan memakan benda kerja dengn bentuk
berkebalikan dari bentuk tool yang digunakan. Dalam proses USM sendiri sebenarnya tidak
terjadi kontak antara tool dengan benda kerja. yang sesungguhnya terjadi adalah
terjadinyakontak antara material abrasive (slurry) dengan benda kerja. kemudian tatal yang
timbul akibat proses pemakana akan dialirkan mengunakan slurry dan ditampung pada tangki
8
E. Kemapuan Proses ultrasonic machining
antara 40HRC hingga 60 HRC seperti karbida, kramik, tungsten dan gelas yang tidak
3. Kemampuan surface finish berkisar antara -0.25 micron sampai 0.75 micron
kompatibilitas bahan untuk keramik , karbida dan bahan kearas lainya. Proses ini serbaguna,
menawarkan fleksibilitas untuk memenuhi berbagai persyaratan desain, dan hasil bagian
berkualitas tinggi dengan kerusakan bawah permukaan sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali selain itu tidak menghasilkan HAZ yang umumnya terjadi pada proses permesianan
lainya . Manfaat ini membuatnya menjadi sumber daya berharga bagi, insinyur ilmuwan dan
desainer beberapa aplikasi yang dapat dikerjakan mengunakan USM antara lain:
2. Untuk pembuatan lubang dalam jumlah besar namun dengn diameter kecik
9
Gambar 8 : proses pemotongan material
10
- Hasil dari proses ultrasonic machining.
1. Dapat digunakan untuk proses permesinan terhadap material yang keras, brittle ,
2. Tidak terjadi perubahan pada struktur mikro material baik secara fisik maupun
kimia
11
5. Dapat dikombinasiakn dengan proses permesinan lain seperti EDM, ECM.ECG.
mm/menit)
2. Tidak data membuat lubang yang dalam , hal ini dikarenakan pergerakan aliran
3. Angka Tool Wear Rate yang tinggi menyebabkan proses pergantian tool
berlangsung cepat (angka tool wear rate bervariasi sekitar 1:1 hingga 1:200)
4. USM hanya dapat digunakan apabila tingkat kekerasan material yang hendak
12
Daftar Pustaka.
http://share.pdfonline.com/6379a76571c343788002fe8a13544166/prospro%20jadi.htm
2013
http://www.thomasnet.com/articles/custom-manufacturing-fabricating/types-machining
IDENTITAS PENULIS :
E-mail : Widhyhay99@gmail.com
13