Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya “saya adalah nabi yang menciptakan
biji mata manusia”) atau bisa pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak mungkin , contoh
malaikat disurga selalu menyertai saya kemanapun saya pergi”) dan dipertahankan
meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham
sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik
sering ditemukan pada penderita skizofrrenia. Semakin akut psikosis semkin sering
ditemui waham disgornisasi dan waham sistematis. Kebanyakan pasien skizofernia
daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta
kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat
oleh orang lain (Tomb, 2013).

B. Faktor Penyebab Waham


Penyebab terjadinya waham tidak diketahui. Hasil investigasi menunjukkan bahwa
kemungkinan neurofisiologi neuropsikologi penyebab terjadinya waham.
Teori Biologi
Pada pasien dengan waham, pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa derajat lobus
temporal tidak simetris. Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil, sehingga terjadinya
waham kemungkinan melibatkan komponen degeneratif dan neuron. Waham somatik
terjadi karena disebabkan adanya gangguan sensori pada sisitem saraf atau kesalahan
penafsiran dari input sensori karena terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal
akibat penuaan (Boyd, 2005).
Psikologis
Carpenito (1998) menyatkan bahwa pasien dengan waham memproyeksikan perasaan
dasarnya dengan mencurigai. Pada pasien dengan waham kebesaran terdapat perasaan
yang tidak adekuat serta tidak berharga. Pertama kali mengingkari perasaannya
sendiri, kemudian memproyeksikan perasaannya kepada lingkungan dan akhirnya
harus menjelaskan kepada orang lain. Apa yang seseorang pikirkan tentang suatu
kejadian mempengaruhi perasaan dan prilakunya.
Genetik dan Biokimia
Gangguan waham mungkin secara biologi berbeda dari gangguan psikosa lainnya,
sedikit atau tidak perhatian, dan berhubungan dengan faktor genetik. Sistem dopamin
yang tidak berfungsi mempunyai peranan penting terjadinya waham. Mengingkari
realitas memiliki hubungan dengan tidak berfungsinya kortikal posterior. Bentall dkk.
(2001) mengemukakan bahwa kombinasi antara biologis dan pengalaman hidup
sebagai komponen penyebab terjadinya waham.

C. Pengkajian
Tanda gejala waham adalah :
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap berikut
ini:
a. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya adalah seorang jendral besar, semua pasien dirumah sakit harus
hormat dengan saya.” atau “Saya adalah terkaya di Indonesia.”

b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau berkelompok yang berusaha
merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh : “orang tua saya ingin membunuh karena cemburu dengan keberhasilan
saya.”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “Saya adalah titisan Budha Gautama”
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya merasa seperti ada batu yang menimpa dada saya”, setelah
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda adanya penyakit jantung.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya sudah meninggal 10 tahun yang lalu, sekarang roh saya sedang
melayang layang diudara”
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemasa,
merasa suatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalahartikan kesan terhadap
kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif/tidak dapat diterima
menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi
pembenaran/rasional/alasan interpretasi/personal tentang realita pada diri sendiri atau
orang lain.

Proses Terjadinya Waham


Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifikmreaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi
kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran
akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
impuls yang tidak dapat diterima dalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan
perasaan inferioritas, telah dihipoteksikan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi,
waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil
pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk
meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi
perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak
dapatdisangkal dan dihilangkan (kaplan dan sadock,1997).

Cameron, dalam kaplan dan sadock (1997) menggambarkan 7 situasi yang


mengembangkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat
terapi sadistik, situasi yang meningkatakan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi
sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan
menurunnya harga diri (harga diri rendah, situasi yang menyebabkan seseorang
melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan
untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan
untuk mengkaji pasien dengan wahaam :
1. Apakah pasien memiliki isi/pikiran yang berulang-ulang diungkapkan menetap dan
menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisiki atau kekuatan
lainnya atau yakin bawa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi


yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya.

Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan


menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.

Anda mungkin juga menyukai