Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING

Eva Kadang, S.S. , M.pd.

OLEH:

Nama : Putri

Kelas : M7.8

NIM : 1847040057

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya hingga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya.Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita
baginda Rasulullah SAW beserta keluarganya,para sahabat,dan kaum muslimin yang
senantiasa iltizam diatas jalan kebenaran hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.makalah ini membahas materi tentang
“Kendala Dalam Keterampilan Berbahasa.”

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna,namun penulis telah berusaha dengan sengenap pikiran dan
kemampuan agar dapat menyususn dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga hasil
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Makassar, 27 Maret 2019

Putri

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………..……………………1

B. Rumusan Masalah ……………………………………..…………………..1

C. Tujuan Penulisan …………………………………………..………………2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian keterampilan menyimak………………………….…..……….3


B. Kendala dan kasus pada anak SD saat menyimak ……………....…..…...3
C. Pengertian keterampilan berbicara………………………………..….…...6
D. kendala dan kasus pada anak SD saat Berbicara……….……………...….7
E. Pengertian keterampilan membaca………………….…………..……..….9
F. kendala dan kasus pada anak SD saat Membaca..………………..……….9
G. Pengertian keterampilan menulis……………………………….……….17
H. kendala dan kasus pada anak SD saat Menulis……………..……….…...18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………...……….21

DAFTAR PUSTAKA….…………………….……………….....……....……iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca.
Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua
kemampuan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang
telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang
berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap
tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang
yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga
bukan tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari keterampilan menyimak ?
2. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam menyimak ?
3. Apa pengertian dari keterampilan berbicara
4. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam berbicara?
5. Apa Pengertian dari keterampilan membaca
6. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam membaca?
7. Apa Pengertian keterampilan menulis
8. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam menulis?

C. Tujuan penulisan
1. mengetahui pengertian dari keterampilan menyimak
2. mengetahui kendala dan kasus dari keterampilan menyimak
3. mengetahui pengertian dari keteampilan berbicara

1
4. Mengetetahui kendaladan kasus dari keterampilan berbicara
5. mengetahui pengertian dari keterampilan membaca
6. mengetahui kendala dan kasus dari keterampilan membaca
7. mengetahui pengertian dari keterampilan menulis
8. mengetahui Kendala dan kasus dari keterampilan menulis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Menyimak


Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh ,
penuh perhatian, menangkap isi pesan atau isi serta interprestasi untuk
memperoleh informasi,mengkap isi atau pesan serta memahami mekna
komunikasi yang ddisampaikan secara nonverbal (Eva kadang, tanpa
tahun :2 ).
Menurut Achsin (Eva kadang, tanpa tahun : 2 ) menyatakan
“menyimak tergolog kegiatan mental dan kreatif, lebih aktif daripada
mendengar. Didalamnya terdapat proses mental ( psikis ) dalam berbagai
sastra, mulai dari proses mengudentifikai bunyi, posespenyususnan
pemahaman dan penafsiran sampaike proses penggunaan dan
penyimpanan bunyi yang di terima
Berdasarkan urian dapat disimpulkan menyimak adalah
rangkaian kegiatan mendengar ujaran atau pembicaraan, memahami,
mengintrerprestasi, mengevaluasi dan menaggapi gagasan atau pendapat
yang dinyatakan olehujaran atau pembicara itu.

B. Kendala dan kasus dalam keterampilan menyimak


1. Kendala dalam keterampilan menyimak
Ada beberapa kendala yang menyebabkan keterampilan
menyimak tidak terlaksana dengan baik yaitu :
a. Pemahaman
Pemahaman apa yang disimak adalah tujuan utama maka
dari itu kita harus memahami apa yang kita simak dengan
berkonsentrasi dalam menyimak dan hindari apa yang bisa

3
menggangu kita tidak berkonsentrasi dalam menyimak. Kendala
yang dihadapi seperti kecilnya daya tampung ingatan siswa selain
itu adanya kosakata yang asing atau tidak dimengerti.
b. Konsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah
memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan
simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan
perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara
dengan baik, penyimak harus dapat menghindarkan gangguan
menyimak, baik yang berasal pada diri anda sendiri ataupun berasal
dari luar. Seperti: orang yang datang terlambat, keanehan-keanehan
yang terjadi antara pembicara dan penyimak, pembicara yang tidak
menarik.
c. kurangnya motivasi
Cari motivator yang bisa membuat kita termotivasi
seperti orang tua, kerabat dekat, maupun teman. Sehingga kita
termotivasi dalam menyimak, dan harus kita sadari bahwa apa yang
disimak kita itu adalah kebutuhan yang harus kita dapat.
Permasalahan yang membuat siswa tidak termotivasi untuk
menyimak karena ia beranggapan bahwa pelajaran menyimak tidak
bemanfaat bagi siswa
d. Metode pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi
guru hanya memberikan metoe itu-itu saja sehinga
membuat siswa merasa bosan dan tiak tertertarik tehadap
pembelajaran menyimak. Seperti hanya membacakan teks tanpa
menggunakan media .
e. Faktor pembicara
Faktor pembicara ini sangat penting dalam menarik
perhatian penyimak maka dari itu pembicara harus mengetahui

4
apa yang diinginkan oleh penyimak, dan pembicara harus bisa
membaca situasi dan kondisi penyimak. Jika penyimak
mengalami kejenuhan dan kebosanan maka pembicara harus bisa
menghibur atau menarik hati penyimak sehingga penyimak tidak
mengalami kejenuhan dan kebosanan.
f. Pendengaran
Kesiapan dalam menyimak itu adalah salah satunya
dengan pendegaran yang kuat, apabila pendengaran kita kurang
dalam menyimak maka kita tidak mendapatkan informasi apa
yang kita simak. Maka dari itu kita harus mempersiapkan diri dan
pendengaran kita ketika akan menyimak pembicaraan orang lain,
selain itu siswa tidak dapat menyimak dengan baik karena
memiliki gangguan pendengaran Seperti tuli, adanya infeksi pada
telinga.
g. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi sangat berpengaruh dan menentukan
keefektifan menyimak. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam situasi menyimak: ruangan atau tempat berlangsungnya
peristiwa menyimak ahrus menunjang, waktu berlangsungnya
peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan
sebaiknya pasa saat yang tepat misalnya pada pagi-pagi, saat
pendengar masih segar dan rileks, suasana dan lingkungan tenang
jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu
konsentrasi selain kondisi sekitar ruangan, perlu diperhatikan juga
kondisi di dalam ruangan seperti jumlah sisiwa yang terlalu
banyak akan mempengaruhi proses menyimak karena guru sulit
mengontrol dan memilih metode dalam menyimak
2. Kasus tentang kendala dalam keterampilan menyimak
a. Kasus

5
Kurang bervariasinya metode pembelajaran menyimak
Dalam beberapa kasus di SD ( sekolah dasar ) yang membuat
kegiatan menyimak tidak berhasil karena Medote pembelajaran
menyimak yang kurang menarik. Guru kurang kreatif dalam
mengajar pembelajaran menyimak karena hanya menyajikan
metode yang sama sehingga membuat siswa bosan dan jenuh
dengan metode yang itu-itu saja. Seperti guru hanya
membacakan teks lalu meminta siswanya untuk menyimak, tentu
hal tersebut membuat siswa kurang serius dalam menyimak karena
tidak tertarik.
b. Solusi
1) Guru menyajikan metode yang kreatif sehingga dapat menarik
perhatian siswa dalam menyimak.
2) Guru juga dapat memnfaatkan media yang di sediakan oleh
sekolah untuk menunjang keberhasilan dari kegitan menyimak
3) Guru dapat melakukan proses belajar sambil bermain. Ada
beberaa metode yang dapat di terapkan oleh guru yaitu :
simak terka, simak cerita, mengidentifikasi kata kunci, bisik
berantai, dll

C. Pengertian Keterampilan Berbicara


Menurut Nurgiantoro (Eva kadang, tanpa tahun:13) berbicara
adalah aktivitas berbahaa kedua yang dilakukan dalam kehidupan
berbahasa, yaitu setelah aktivitas medengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi
yang di dengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan
akhirnya terampil berbiara
Menurut Tarigan (Eva kadang, tanpa tahun:14 ) berbicara diartikan
sebagai kemamopuan mengucapkan bunyi-buyi artikulasi atau ata-kata

6
untuk mengekspresikan , menyatakan, menyampaikna pikiran, gagasan,
serta perasaan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara
diartikan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalama bentuk bunyi-
bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah keampuan mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Pendengar menerima pean atau informasi melaluiangkian nada, tekanan
dan penjedaan.

D. Kendala dan kasus dalam keterampilan berbicara


1. Kendala dalam keterampilan berbicara
a. pemerolehan kosa kata
Anak yang tidak sering mendengar percakapan orang lain dan
terlibat langsung dalam komunikasi, memasukan lebih sedikit kata
dalam bank kosa katanya. Di zaman yang digital anak hanya
memperoleh kata-kata hanya bersumber pada gadget dan TV. Masa
ini anak menyerap secara total semua bunyi yang didengarnya. Jika
dia lebih banyak berinteraksi dengan TV misalnya, beragam kata,
tanpa disaring akan masuk ke memorinya. Dengan sedikitnya
pemerolehan kata pada momen kritis perkembangan bahasa, koleksi
katanya pun akan minim. Minimnya kosa kata akan menjadikan
anak kesulitan dalam berekspresi dan mengungkapkan perasaannya
atau keinginannya secara lisan.
b. pengucapan
Anak yang sering menyimak suara manusia dalam
berkomunikasi lisan, akan melatih anak untuk menirukan dan
mengucapkan kata-kata tersebut. Begitu pula sebaliknya. Anak-
anak yang tidak terlatih untuk menyimak, akan mengalami kesulitan
dalam mengucapkan kata.

7
c. Berekspresi
Anak yang terbiasa melakukan aktivitas secara soliter
(sendirian) tanpa interaksi dengan orang lain, tidak terlatih untuk
berekspresi. Kalau pun dia menyerap suara percakapan dari orang-
orang di sekitarnya, namun karena tidak mendapat penguatan makna
apalagi menggunakannya, maka anak tidak memiliki pemahaman
akan isi percakapan itu.
d. Kurang keberanian
Anak tidak mampu mengeluarkan pendapat atau gagasannya
karena kurangnya keeranian seperti : belum pernah berbicara di
depan umum dan tergagap-gagap ketika bicara karena belum adanya
kesiapan berbicara
2. Kasus tentang kendala dalam keterampilan berbicara
a. Kasus :
pengucapan ( adanya kelainan). Salah satu kasus yang menjadi
kendala seorang anak berbicara yaitu adanya kelainan seperti cadel,
cadel ini dapat di sebabkan oleh dua hal yait kerusakan syaraf dan
kurangnya stimulus pada perkembangan anak. Cadel ini tentu
mepengaruhi berbicara anak karena pengucapan hurufnya yang
kurang jelas ( seerti hutuf R namun ia mengucapkan huruf L ) dan
adaya rasa takut untuk menyampaikan pendapat atau ketika
bebbicara dengan oang lain karena malu, takut di tertawakan atau di
bully.
b. Solusi
Apabila cadel ini di sebabkan karena adanya kerusakan syaraf
dapat di atasi dengan ke dokter namun jika cadel ini disebabkan
karena kurangnya stimulus yang di beriakan kepada anak, disinilah
peran orang tua untuk lebih megajarkan kepada anak pengucapan

8
yang benar,sering mengajak anak cerita,melatih anak untuk
mengucapkan huruf dengan benar.

E. Pengertian Keterampilan Membaca


Farr ( Dalman, 2013: 5) mengemukakan, “reading is the heart of
education” yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Dalam
hal ini, orang yang sering membaca, pendidikannya akan maju dan ia akan
memiliki wawasan yang luas.

Menurut Tarigan ( Eva kadang, tanpa tahun :24)membaca adalah suatu


proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.dalam hal ini membaca adalah suatu usaha untuk
menelusuri makna yang ada.

F. Kendala dan kasus dalam keterampilan membaca


1. Kendala dalam keterampilan membaca
a. Kurang mengenali huruf

Kesulitan yang berupa ketidakmampuan siswa mengenali


huruf-huruf dalam alfebetis seringkali dijumpai oleh guru.
Ketidakmampuan siswa membedakan huruf besar dan kecil
termasuk dalam kategori kesulitan ini. Ketidakjelasan siswa dalam
melafalkan sebuah huruf sering terjadi khususnya pada huruf
seperti [p], [b], [d], [t], [c], [v].
Kata-kata yang mengandung huruf-huruf tersebut
memungkinkan siswa kurang mengenali huruf sehingga terjadi
salah ucap seperti kata:Sabtu sering diucapkan sa[p] tu

9
1) Sebab sering diucapkan seba [p]
2) Sapta sering diucapkan sa [b]ta
3) Murid sering diucapkan muri [t]
4) TV sering diucapkan [ti] [vi] yang benar [teve]
5) Baterai ABC sering diucapkan baterai ab [se] yang
benar ab[ce]
Untuk memastikan apakah siswa mengalami kesulitan
dalam mengenali huruf dapat dilakukan melaluipengujian secara
informal atau pengujian secara formal dengan menggunakan tes
pengenalan huruf. Upaya yang ditempuh guru dalam membantu
siswa yang mengalami jenis kesulitan ini dapat berupa: huruf
dijadikan bahan nyanyian dan menampilkan huruf dan
mendiskusikan bentuk (karakteristiknya), khususnya huruf-huruf
yang memiliki kemiripan bentuk
b. Membaca Kata Demi Kata
Siswa yang mengalami jenis kesulitan ini biasanya berhenti
setelah membaca sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata
berikutnya. Membaca kata demi kata seringkali disebabkan oleh: (a)
gagaI menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding), (b)
gagal memahami makna kata, atau (c) kurang lancar membaca.
Membaca kata demi kata memang merupakan tahap awal dari
kegiatan membaca. Akan tetapi jika siswa tidak mengalami
kemajuan dalam hal tersebut, maka dia termasuk kategori siswa
yang menghadapi masalah. Untuk memastikan apakah seorang
siswa mengalami kesulitan terse but dapat ditempuh melalui
pengamatan.

Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang


mengalami jenis kesulitan ini adalah gunakan bacaan yang tingkat

10
kesulitannya paling rendah suruh siswa menulis kalimat dan
membacanya dengan keras.
Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan
kosa kata, maka perlu pengayaan kosa kata jika siswa tidak
menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah kegiatan
siswa membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.
c. Memparafraskan yang Salah

Dalam membaca, siswa seringkali melakukan pemenggalan


(berhenti membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak
memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma. Jika kesulitan
ini tidak di atasi, siswa akan mengalami banyak hambatan dalam
proses membaca yang sebenarnya.
Untuk mengatasi jenis kesulitan ini dapat digunakan
beberapa cara berikut:
1) Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan siswa terhadap
makna kelompok kata (frasa), sajikan sejumlah kelompok kata
dan latihan cara membacanya.

2) Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan siswa tentang


tanda baca, perkenalkan fungsi tanda baca dan cara
membacanya. Berikan paragraf tanpa tanda baca, suruhlah
siswa untuk membacanya. Selanjutnya ajaklah siswa-siswa
untuk menuliskan tanda baca pada paragraf tersebut.

d. Penghilangan Huruf atau Kata

Yang dimaksud dengan kesulitan penghilangan ini adalah siswa


menghilangkan (tidak dibaca) satu huruf, kata dari teks yang
dibacanya.

11
Misalnya:
1) Majalah dibaca malaja
2) Tujuh dibaca tujuh
3) Mudah dibaca muda dll
Penghilangan huruf, kata ini biasanya disebabkan oleh
ketidakmampuan siswa mengucapkan huruf-huruf yang
membentuk kata. Bahka ada kata yang sengaja tidak baca
dikarenakan sulit membacanya.
Untuk mengatasi hal ini dapat ditempuh beberapa upaya
yaitu:
1) Lakukan koreksi secara tidak langsung (misalnya disuruh
membaca ulang) terhadap siswa yang memiliki kebiasaan
menghilangkan huruf atau kata dalam membaca.

2) Kenali jenis huruf atau kata yang dihilangkan Berikan latihan


membaca kata atau frasa
e. Pengulangan Kata
Kebiasaan siswa mengulangi kata atau frasa dalam
membaca juga disebabkan oleh faktor tidak mengenali kata,
kurang menguasai huruf-bunyi, atau rendah keterampilannya.

Untuk mengatasi kesulitan ini dapat digunakan cara-


cara berikut :

1) Siswa perIu disadarkan bahwa mengulang akta dalam


membaca merupakan kebiasaan buruk.
2) Kenali jenis kata yang sering diulang
3) Siapkan kata atau frasa sejenis untuk dilatihkan.

12
f. Menggunakan Gerak Bibir, Jari Telunjuk, dan Menggerakan
Kepala
Kebiasaan siswa yang menggerakan bibir, menggunakan jari
telunjuk, dan menggerakan kepala sewaktu dia membaca dalam hati
dapat menghambat perkembangan siswa dalam membaca.

Untuk mengubah kebiasaan siswa yang selalu


menggerakkan bibir sewaktu membaca dalam hati dapat dilakukan
cara:

a. Suruh siswa menggumamkan suatu kalimat, selanjutnya suruh


siswa untuk mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa
menggumam.

b. Jelaskan pada siswa bahwa membaca dengan cara menggumam


dapat menghambat keefektifan membaca.

Menghadapi siswa yang menggunakan jari telunjuk dalam


membaca, lakukan kegiatan berikut:

1) Perhatikan apakah siswa mengalami gangguan mata Gunakan


bacaan yang cetakannya besar dan jelas Latihkan teknik
membaca frasa

2) Peringatkan siswa untuk tidak menggunakan jari telunjuknya


dalam membaca.

g. Kesulitan Vokal

Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan


dalam satu huruf, mi~alnya huruf [i] selain melambangkan bunyi
[i] juga melambangkan bunyi [e](dalam kata titik, kancil, dinding,

13
dan sebagainya). Huruf [e] dapat melambangkan bunyi [e] (dalam
kata sering, lebih, setengah dan sebagainya), juga melambangkan
[e](dalam kata kota Serang, selera, belerang, lentera, dan
sebagainya), dan melamhangkan bunyi [e] (dalam
kataderet, mobil derek, melek, cewek, dan sebagainya). Huruf-huruf
yang melambangkan beberapa bunyi seringkali merupakan sumber
kesulitan bagi siswa dalam membaca.

Cara-cara berikut dapat digunakan untuk mengatasi


kesulitan siswa dalam memahami dan mengucapkan bunyi vokal.

1) Tanamkan pengertian dalam diri siswa bahwa huruf-huruf


tertentu dalam melambangkan lebih dari satu bunyi, misalnya
huruf [i] dapat melambangkan bunyi [i] dan [e], huruf [e] dapat
melambangkan bunyi [e],[e], dan [e].

2) Berikan contoh huruf {i] yang melambangkan bunyi [i]dan


[e], huruf [e] yang melambangkan bunyi [e], [e],dan [e] dalam
kata-kata.

3) Ajaklah siswa mengumpulkan kata yang di dalamnya


terkandung huruf [i] yang melambangkan bunyi [i]dan
[e], huruf [e] yang melambangkan bunyi [e], [e],dan [e].

h. Kesulitan Menganalisis Struktur Kata

Siswa seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku


kata yang membangun suatu kata. Sebagai akibatnya, dia tidak dapat
mengucapkan kata yang dibacanya. Kesulitan ini seringkali
disebabkan oleh ketidaktahuan siswa terhadap kata dasar suatu kata,
pemenggalan kata ke dalam suku kata (khususnya kata yang

14
dipungut dari bahasa asing), serta imbuhan yang terdapat dalam kata
tersebut.

Cara-cara berikut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi


kesulitan dalam menganalisis struktur kata.

a. Catatlah kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk


diucapkan oleh siswa. Perkenalkan kata-kata terse but kepada
siswa dengan memanfaatkan metode SAS.

b. Suruhlah siswa mencari kata-kata lain yang sejenis dan


membacanya.

i. Tidak Mengenali Makna Kata dalam Kalimat dan Cara


Mengucapkannya

Ketidakmampuan siswa mengenali makna kata dalam


kalimat dan pengucapannya disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya, kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya
penguasaan struktur kata, dan kurangnya penguasaan unsur
konteks (kalimat dan hubungan antarkalimat). Dalam beberapa
kasus, siswa memahami makna kata baca, akan tetapi setelah kata
tersebut digunakan dalam kalimat (misalnya Toni membacakan
cerita untuk adiknya).

Beberapa cara berikut dapat dipertimbangkan untuk


membantu siswa yang mengalami kesulitan mengenali makna kata
dalam kalimat.

15
1) Ambil satu kata dan daftarlah kata turunannya (misalnya kata
baca: membaca, membacakan, dibaca, dibacakan,
bacaan, dan terbaca).

2) Ambil suatu bacaan (dari buku pelajaran atau sumber yang


lain).

3) Ajaklah siswa mengenali kata baca dan turunannya yang


terdapat dalam bacaan tersebut.

4) Ajaklah siswa untuk memaknai kata baca dan turunannya yang


terdapat dalam bacaan terse but.

5) Alihkan pada kata lain (misalnya kata tulis, gambar, makan,


lari, dan sebagainya) dan lakukan kegiatan seperti yang
dikemukakan di atas.

j. Tidak mengenali ide pokok dan ide penjelasan, hubungan antaride,


menari inferensi, dan menggeneralisasi

Ketidakmampuan siswa memahami isi bacaan disebabkan


oleh berbagai faktor, diantaranya, kurangnya penguasaan kosakata,
struktur, dan kurang mapannya penguasaan dasar-dasar berpikir.
Dalam banyak kasus, siswa kebingungan mengidentifikasi isi
pokok bacaan dan ide penjelas dalam bacaan, tidak tabu mana yang
menjadi sebab dan mana yang menjadi akibat. Secara umum,
kemampuan siswa menarik inferensi dan menggeneralisasikan isi
bacaan juga sangat memprihatinkan. Guru seringkali merasa
frustasi msiswaala menyuruh siswa membuat rangkuman tentang
suatu bacaan. HasH rangkuman yang dibuat oleh siswa tidak
menggambarkan isi bacaan yang dirangkumnya

16
2. Kasus Tentang Kendala Keterampilan Membaca

a. Kasus

Kebiasaan siswa yang menggerakan bibir, menggunakan jari


telunjuk, dan menggerakan kepala sewaktu dia membaca dalam hati
dapat menghambat perkembangan siswa dalam membaca. Hal ini
sering kita lihat dilakukan oleh anak SD. Mereka beanggapan ketika
mereka melakukan hal seperti itu akan membuat mereka cepat
dalam membaca padahal hal tersebut tidak benar. Justru denagn hal
tersebut akan membuat mereka lambat dalam membaca.

b. Solusi

Kendala seperti ini dapat di hentikan dengan Suruh siswa


menggumamkan suatu kalimat, selanjutnya suruh siswa untuk
mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa menggumam dengan
menjelaskan pada siswa bahwa membaca dengan cara menggumam
dapat menghambat keefektifan membaca. Kemudian untuk siswa
yang serimh menggunakan jari telunjuk dalam membaca dapat
dicegah dengan Perhatikan apakah siswa mengalami gangguan mata
Gunakan bacaan yang cetakannya besar dan jelas Latihkan teknik
membaca frasa dan peringatkan siswa untuk tidak menggunakan jari
telunjuknya dalam membaca.

G. Pengertian Keterampilan Menulis

Menurut Tarigan (Eva kadang, tanpa tahun :34 ) Menulis berarti


mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan
perasaan. Sarana mewujudkan hal itu bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa
itu akan dimrngerti rang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa

17
yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah dimengerti. Menulis bukan
sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memlukan usaha sadar
“menuliskan “ kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan
dan mengatur
Menuru Gere ( Eva Kadang, tanpa tahun :34 ) menulis dalam arti
komunikasi ialah menyampaikan pengetahan atau informasi tentang subjek.
Menulis berarti mendukung ide.
Dengan demikian maka menulis merupakan suatu proses kreatf yang
banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar ) daripada konvergen
( memusat ).

H. Kendala dan kasus dalam keterampilan menulis


1. Kendala dalam keterampilan menulis
Ada beberapa factor yang menyebabkan kendala dalam menulis
yaitu :
1. Lingkungan keluarga
Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang memberikan
makna lisan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Namun
terkadang orang tua kurang memperhatikan anaknya. Keberhasilan
anak sekolah pada dasarnya dapat ditentukan pada apa yang
dilakukan di rumah, dorongan serta rangsangan minat menulis anak.
Luangkan waktu untuk membimbingnya, kenalkan anak pada huruf
abjad, ajarkan pada anak cara memegang pensil yang benar, sikap
menulis yang benar supaya anak memiliki kemampuan dasar
menulis dari rumah.
2. Lingkungan sekolah
a. adanya penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat
sehingga timbul permasalahan dalam proses pembelajaran
menulis anak

18
b. materi – materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar
kelas I guru kurang memahami keinginan siswa siswa yang
benar-benar malas belajar menulis
kesulitan menulis yang dialami anak pada anak SD yaitu:
1) Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalami gangguan atau kesulitan dalam menulis (tulisannya
tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis).
2) Perilaku
Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan,
dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk
pekerjaan menulis.
3) Persepsi
Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan
dalam menulis. Jika persepsi visualnya yang tergangu, anak
mungkin akan sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang
hampir sama seperti d dengan b, p dengan q, dan lain-lain.
Namun jika persepsi auditorisnya yang terganggu, mungkin
anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang
diucapkan oleh guru
4) Memori
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya
kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat
apa yang akan ia tulis.
5) Memegang pensil
Banyak anak berkesulitan belajar menulis karena dalam
memegang pensil dengan menggunakan cara yang tidak benar.
2. Kasus tentang kendala dalam keterampilan menulis

19
a. Kasus
Kesalahan siswa dalam memegang pensil, membuat
kegiatan menulis itu terhambat karena tulisan yang dihasilkan
kurang baik atau rapi tidak hanya itu dalam beberapa kasus di
SD tulisan yang dihasilkan melewati garis kertas dan jarak antar
huruf terlalu jauh bahkan ada siswa yang dalam penulisan
hurufnya tidak jelas seperti tidak dapat membedakan penulisan
huruf “c” dan e.
b. Solusi
Untuk mengatasi masalah kasus mengenai cara siswa
yang salah dalam memegang pensil yaitu :
1) Dalam lingkungan keluarga, Orang tua sejak dini perlu
memperhatikan dan meluangkan waktu untuk
mengajari/melatih anaknya memengang pensil dengan baik
dan dalam
2) lingkungan sekolah, guru perlu mengajari siswa untuk
mengetahui dan mampu menuliskan huruf- huruf dengan
jelas dan benar.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang,
karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih
mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami sesuatu . Tarigan
membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek yang mana telah kita
pelajari sebelumnya dalam beberapa pertemuan kemarin, empat aspek
tersebut, yaitu :
a. Keterampilan Membaca
b. Keterampilan Menyimak
c. Keterampilan Berbicara
d. Keterampilan Menulis
Dengan menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek
diatas, kita akan mampu bersikap dan bertindak ilmiah, yang mana hal terseut
sangat penting untuk dimiliki.
Mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam keterampilan
berbahasa akan memberikan motivasi kepada kita untuk mempelajari solusi
dari permasalahan tersebut untuk menutupi kekurangan yang ada.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kadang , Eva. Tanpa Tahun . Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Dalman . 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Kurniati. 2015. Kendala Yang Dihadapi Anak Usia Golden Age.


http://bahasania.wordpress.com/makalah-ilmiah/kendala-yang-dihadapi-anak-usia-
golden-age-dalam-proses-perkembangan-keterampilan-berbicara/

iii

Anda mungkin juga menyukai