DOSEN PEMBIMBING
OLEH:
Nama : Putri
Kelas : M7.8
NIM : 1847040057
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya hingga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya.Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita
baginda Rasulullah SAW beserta keluarganya,para sahabat,dan kaum muslimin yang
senantiasa iltizam diatas jalan kebenaran hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.makalah ini membahas materi tentang
“Kendala Dalam Keterampilan Berbahasa.”
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna,namun penulis telah berusaha dengan sengenap pikiran dan
kemampuan agar dapat menyususn dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga hasil
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Putri
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….……ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………..……………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………...……….21
DAFTAR PUSTAKA….…………………….……………….....……....……iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca.
Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua
kemampuan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang
telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang
berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap
tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang
yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga
bukan tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari keterampilan menyimak ?
2. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam menyimak ?
3. Apa pengertian dari keterampilan berbicara
4. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam berbicara?
5. Apa Pengertian dari keterampilan membaca
6. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam membaca?
7. Apa Pengertian keterampilan menulis
8. Apa saja kendala dan kasus yang dialami anak SD dalam menulis?
C. Tujuan penulisan
1. mengetahui pengertian dari keterampilan menyimak
2. mengetahui kendala dan kasus dari keterampilan menyimak
3. mengetahui pengertian dari keteampilan berbicara
1
4. Mengetetahui kendaladan kasus dari keterampilan berbicara
5. mengetahui pengertian dari keterampilan membaca
6. mengetahui kendala dan kasus dari keterampilan membaca
7. mengetahui pengertian dari keterampilan menulis
8. mengetahui Kendala dan kasus dari keterampilan menulis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menggangu kita tidak berkonsentrasi dalam menyimak. Kendala
yang dihadapi seperti kecilnya daya tampung ingatan siswa selain
itu adanya kosakata yang asing atau tidak dimengerti.
b. Konsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah
memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan
simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan
perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara
dengan baik, penyimak harus dapat menghindarkan gangguan
menyimak, baik yang berasal pada diri anda sendiri ataupun berasal
dari luar. Seperti: orang yang datang terlambat, keanehan-keanehan
yang terjadi antara pembicara dan penyimak, pembicara yang tidak
menarik.
c. kurangnya motivasi
Cari motivator yang bisa membuat kita termotivasi
seperti orang tua, kerabat dekat, maupun teman. Sehingga kita
termotivasi dalam menyimak, dan harus kita sadari bahwa apa yang
disimak kita itu adalah kebutuhan yang harus kita dapat.
Permasalahan yang membuat siswa tidak termotivasi untuk
menyimak karena ia beranggapan bahwa pelajaran menyimak tidak
bemanfaat bagi siswa
d. Metode pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi
guru hanya memberikan metoe itu-itu saja sehinga
membuat siswa merasa bosan dan tiak tertertarik tehadap
pembelajaran menyimak. Seperti hanya membacakan teks tanpa
menggunakan media .
e. Faktor pembicara
Faktor pembicara ini sangat penting dalam menarik
perhatian penyimak maka dari itu pembicara harus mengetahui
4
apa yang diinginkan oleh penyimak, dan pembicara harus bisa
membaca situasi dan kondisi penyimak. Jika penyimak
mengalami kejenuhan dan kebosanan maka pembicara harus bisa
menghibur atau menarik hati penyimak sehingga penyimak tidak
mengalami kejenuhan dan kebosanan.
f. Pendengaran
Kesiapan dalam menyimak itu adalah salah satunya
dengan pendegaran yang kuat, apabila pendengaran kita kurang
dalam menyimak maka kita tidak mendapatkan informasi apa
yang kita simak. Maka dari itu kita harus mempersiapkan diri dan
pendengaran kita ketika akan menyimak pembicaraan orang lain,
selain itu siswa tidak dapat menyimak dengan baik karena
memiliki gangguan pendengaran Seperti tuli, adanya infeksi pada
telinga.
g. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi sangat berpengaruh dan menentukan
keefektifan menyimak. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam situasi menyimak: ruangan atau tempat berlangsungnya
peristiwa menyimak ahrus menunjang, waktu berlangsungnya
peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan
sebaiknya pasa saat yang tepat misalnya pada pagi-pagi, saat
pendengar masih segar dan rileks, suasana dan lingkungan tenang
jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu
konsentrasi selain kondisi sekitar ruangan, perlu diperhatikan juga
kondisi di dalam ruangan seperti jumlah sisiwa yang terlalu
banyak akan mempengaruhi proses menyimak karena guru sulit
mengontrol dan memilih metode dalam menyimak
2. Kasus tentang kendala dalam keterampilan menyimak
a. Kasus
5
Kurang bervariasinya metode pembelajaran menyimak
Dalam beberapa kasus di SD ( sekolah dasar ) yang membuat
kegiatan menyimak tidak berhasil karena Medote pembelajaran
menyimak yang kurang menarik. Guru kurang kreatif dalam
mengajar pembelajaran menyimak karena hanya menyajikan
metode yang sama sehingga membuat siswa bosan dan jenuh
dengan metode yang itu-itu saja. Seperti guru hanya
membacakan teks lalu meminta siswanya untuk menyimak, tentu
hal tersebut membuat siswa kurang serius dalam menyimak karena
tidak tertarik.
b. Solusi
1) Guru menyajikan metode yang kreatif sehingga dapat menarik
perhatian siswa dalam menyimak.
2) Guru juga dapat memnfaatkan media yang di sediakan oleh
sekolah untuk menunjang keberhasilan dari kegitan menyimak
3) Guru dapat melakukan proses belajar sambil bermain. Ada
beberaa metode yang dapat di terapkan oleh guru yaitu :
simak terka, simak cerita, mengidentifikasi kata kunci, bisik
berantai, dll
6
untuk mengekspresikan , menyatakan, menyampaikna pikiran, gagasan,
serta perasaan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara
diartikan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalama bentuk bunyi-
bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah keampuan mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Pendengar menerima pean atau informasi melaluiangkian nada, tekanan
dan penjedaan.
7
c. Berekspresi
Anak yang terbiasa melakukan aktivitas secara soliter
(sendirian) tanpa interaksi dengan orang lain, tidak terlatih untuk
berekspresi. Kalau pun dia menyerap suara percakapan dari orang-
orang di sekitarnya, namun karena tidak mendapat penguatan makna
apalagi menggunakannya, maka anak tidak memiliki pemahaman
akan isi percakapan itu.
d. Kurang keberanian
Anak tidak mampu mengeluarkan pendapat atau gagasannya
karena kurangnya keeranian seperti : belum pernah berbicara di
depan umum dan tergagap-gagap ketika bicara karena belum adanya
kesiapan berbicara
2. Kasus tentang kendala dalam keterampilan berbicara
a. Kasus :
pengucapan ( adanya kelainan). Salah satu kasus yang menjadi
kendala seorang anak berbicara yaitu adanya kelainan seperti cadel,
cadel ini dapat di sebabkan oleh dua hal yait kerusakan syaraf dan
kurangnya stimulus pada perkembangan anak. Cadel ini tentu
mepengaruhi berbicara anak karena pengucapan hurufnya yang
kurang jelas ( seerti hutuf R namun ia mengucapkan huruf L ) dan
adaya rasa takut untuk menyampaikan pendapat atau ketika
bebbicara dengan oang lain karena malu, takut di tertawakan atau di
bully.
b. Solusi
Apabila cadel ini di sebabkan karena adanya kerusakan syaraf
dapat di atasi dengan ke dokter namun jika cadel ini disebabkan
karena kurangnya stimulus yang di beriakan kepada anak, disinilah
peran orang tua untuk lebih megajarkan kepada anak pengucapan
8
yang benar,sering mengajak anak cerita,melatih anak untuk
mengucapkan huruf dengan benar.
9
1) Sebab sering diucapkan seba [p]
2) Sapta sering diucapkan sa [b]ta
3) Murid sering diucapkan muri [t]
4) TV sering diucapkan [ti] [vi] yang benar [teve]
5) Baterai ABC sering diucapkan baterai ab [se] yang
benar ab[ce]
Untuk memastikan apakah siswa mengalami kesulitan
dalam mengenali huruf dapat dilakukan melaluipengujian secara
informal atau pengujian secara formal dengan menggunakan tes
pengenalan huruf. Upaya yang ditempuh guru dalam membantu
siswa yang mengalami jenis kesulitan ini dapat berupa: huruf
dijadikan bahan nyanyian dan menampilkan huruf dan
mendiskusikan bentuk (karakteristiknya), khususnya huruf-huruf
yang memiliki kemiripan bentuk
b. Membaca Kata Demi Kata
Siswa yang mengalami jenis kesulitan ini biasanya berhenti
setelah membaca sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata
berikutnya. Membaca kata demi kata seringkali disebabkan oleh: (a)
gagaI menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding), (b)
gagal memahami makna kata, atau (c) kurang lancar membaca.
Membaca kata demi kata memang merupakan tahap awal dari
kegiatan membaca. Akan tetapi jika siswa tidak mengalami
kemajuan dalam hal tersebut, maka dia termasuk kategori siswa
yang menghadapi masalah. Untuk memastikan apakah seorang
siswa mengalami kesulitan terse but dapat ditempuh melalui
pengamatan.
10
kesulitannya paling rendah suruh siswa menulis kalimat dan
membacanya dengan keras.
Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan
kosa kata, maka perlu pengayaan kosa kata jika siswa tidak
menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah kegiatan
siswa membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.
c. Memparafraskan yang Salah
11
Misalnya:
1) Majalah dibaca malaja
2) Tujuh dibaca tujuh
3) Mudah dibaca muda dll
Penghilangan huruf, kata ini biasanya disebabkan oleh
ketidakmampuan siswa mengucapkan huruf-huruf yang
membentuk kata. Bahka ada kata yang sengaja tidak baca
dikarenakan sulit membacanya.
Untuk mengatasi hal ini dapat ditempuh beberapa upaya
yaitu:
1) Lakukan koreksi secara tidak langsung (misalnya disuruh
membaca ulang) terhadap siswa yang memiliki kebiasaan
menghilangkan huruf atau kata dalam membaca.
12
f. Menggunakan Gerak Bibir, Jari Telunjuk, dan Menggerakan
Kepala
Kebiasaan siswa yang menggerakan bibir, menggunakan jari
telunjuk, dan menggerakan kepala sewaktu dia membaca dalam hati
dapat menghambat perkembangan siswa dalam membaca.
g. Kesulitan Vokal
13
dan sebagainya). Huruf [e] dapat melambangkan bunyi [e] (dalam
kata sering, lebih, setengah dan sebagainya), juga melambangkan
[e](dalam kata kota Serang, selera, belerang, lentera, dan
sebagainya), dan melamhangkan bunyi [e] (dalam
kataderet, mobil derek, melek, cewek, dan sebagainya). Huruf-huruf
yang melambangkan beberapa bunyi seringkali merupakan sumber
kesulitan bagi siswa dalam membaca.
14
dipungut dari bahasa asing), serta imbuhan yang terdapat dalam kata
tersebut.
15
1) Ambil satu kata dan daftarlah kata turunannya (misalnya kata
baca: membaca, membacakan, dibaca, dibacakan,
bacaan, dan terbaca).
16
2. Kasus Tentang Kendala Keterampilan Membaca
a. Kasus
b. Solusi
17
yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah dimengerti. Menulis bukan
sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memlukan usaha sadar
“menuliskan “ kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan
dan mengatur
Menuru Gere ( Eva Kadang, tanpa tahun :34 ) menulis dalam arti
komunikasi ialah menyampaikan pengetahan atau informasi tentang subjek.
Menulis berarti mendukung ide.
Dengan demikian maka menulis merupakan suatu proses kreatf yang
banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar ) daripada konvergen
( memusat ).
18
b. materi – materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar
kelas I guru kurang memahami keinginan siswa siswa yang
benar-benar malas belajar menulis
kesulitan menulis yang dialami anak pada anak SD yaitu:
1) Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalami gangguan atau kesulitan dalam menulis (tulisannya
tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis).
2) Perilaku
Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan,
dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk
pekerjaan menulis.
3) Persepsi
Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan
dalam menulis. Jika persepsi visualnya yang tergangu, anak
mungkin akan sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang
hampir sama seperti d dengan b, p dengan q, dan lain-lain.
Namun jika persepsi auditorisnya yang terganggu, mungkin
anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang
diucapkan oleh guru
4) Memori
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya
kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat
apa yang akan ia tulis.
5) Memegang pensil
Banyak anak berkesulitan belajar menulis karena dalam
memegang pensil dengan menggunakan cara yang tidak benar.
2. Kasus tentang kendala dalam keterampilan menulis
19
a. Kasus
Kesalahan siswa dalam memegang pensil, membuat
kegiatan menulis itu terhambat karena tulisan yang dihasilkan
kurang baik atau rapi tidak hanya itu dalam beberapa kasus di
SD tulisan yang dihasilkan melewati garis kertas dan jarak antar
huruf terlalu jauh bahkan ada siswa yang dalam penulisan
hurufnya tidak jelas seperti tidak dapat membedakan penulisan
huruf “c” dan e.
b. Solusi
Untuk mengatasi masalah kasus mengenai cara siswa
yang salah dalam memegang pensil yaitu :
1) Dalam lingkungan keluarga, Orang tua sejak dini perlu
memperhatikan dan meluangkan waktu untuk
mengajari/melatih anaknya memengang pensil dengan baik
dan dalam
2) lingkungan sekolah, guru perlu mengajari siswa untuk
mengetahui dan mampu menuliskan huruf- huruf dengan
jelas dan benar.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang,
karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih
mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami sesuatu . Tarigan
membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek yang mana telah kita
pelajari sebelumnya dalam beberapa pertemuan kemarin, empat aspek
tersebut, yaitu :
a. Keterampilan Membaca
b. Keterampilan Menyimak
c. Keterampilan Berbicara
d. Keterampilan Menulis
Dengan menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek
diatas, kita akan mampu bersikap dan bertindak ilmiah, yang mana hal terseut
sangat penting untuk dimiliki.
Mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam keterampilan
berbahasa akan memberikan motivasi kepada kita untuk mempelajari solusi
dari permasalahan tersebut untuk menutupi kekurangan yang ada.
21
DAFTAR PUSTAKA
iii