Anda di halaman 1dari 12

Laporan Studi Kasus Eks Pecandu Alkohol

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kimia


oleh Ibu Dra. Erlyna Widjayanti

Disusun Oleh:
Ivonna Violetta Izni Putri Mulyaningrum

XII IPA 3

SMA NEGERI 1 CIBEBER


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan studi
kasus mengenai penggunaan alkohol dengan metode wawancara kepada eks pecandu
alkohol.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan laporan ini.
   
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki laporan ini.
   
Akhir kata saya berharap semoga laporan studi kasus ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ i
DAFTAR ISI ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ 1
B. Rumusan Masalah ....... ........ ........ ........ ........ ........ ........
1
C. Tujuan Kegiatan ............... ........ ........ ........ ........ ........ 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Kajian Teori ... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ 2
B. Jenis-jenis Minuman Beralkohol ...... ........ ........ ........ ........
3
C. Pengguna Alkohol di Indonesia ....... ........ ........ ........ ........
5
BAB III : HASIL OBSERVASI
A. Transkrip Wawancara ........ ........ ........ ........ ........ ........
6
B. Identitas Narasumber ........ ........ ........ ........ ........ ........
6
C. Waktu dan Tempat Kegiatan ........ ........ ........ ........ ........
6
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ............ ........ ........ ........ ........ ........ ........ 7
B. Saran ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ 7
C. Daftar Pustaka........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ 7
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alkoholisme, juga dikenal dengan kecanduan alkohol, adalah kondisi yang
ditandai dengan kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Kecanduan
terjadi jika alkohol diminum terlalu banyak di mana tubuh menjadi ketergantungan
dan kecanduan terhadap alkohol. Apabila hal ini terjadi, alkohol dapat
menyebabkan perubahan di otak yang membuat seseorang kehilangan kendali
dalam tindakannya. Seseorang dapat minum alkohol berlebihan sepanjang hari
atau menjalani binge drinking, di mana seseorang mengonsumsi sekitar 4 sampai 5
gelas minuman dalam 2 jam. Kecanduan alkohol dapat menyebabkan stress yang
signifikan pada tubuh dan mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Penting
untuk segera mencari pertolongan medis apabila dirasa memiliki masalah
penyalahgunaan alkohol.
Alkoholisme umum terjadi dan dapat mempengaruhi pria dan wanita usia
berapapun. Orang dengan kecanduan alkohol akan terus minum walaupun minum
alkohol berakibat negatif, seperti kehilangan pekerjaan. Mereka mungkin tahu
bahwa kebiasaan minum dapat mempengaruhi hidup mereka, namun sering kali
tidak cukup untuk menghentikan kebiasaan mereka.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang mengalami kecanduan
alkohol. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor psikologis, sosial, dan genetik.
Biasanya stres yang dialami seseorang menjadi faktor psikologis yang
mengakibatkan seseorang mengalami kecanduan alkohol. Faktor sosial, seperti
dorongan dari orang lain untuk minum alkohol, serta ketersediaan alkohol, juga ikut
mempengaruhi. Seseorang yang memiliki keluarga pecandu alkohol juga lebih
rentan untuk kecanduan alkohol, sehingga faktor genetik juga dianggap
berhubungan dengan kecanduan alkohol.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh alkohol bagi tubuh?
2. Apa sajakah manfaat dari alkohol?
3. Bagaimana efek alkohol untuk tubuh menurut mantan pecandu alkohol?
4. Bagaimana persentase pecandu alkohol di Indonesia?

C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan studi kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh alkohol bagi tubuh.
2. Untuk mengetahui manfaat dari alkohol.
3. Untuk mengetahui efek alkohol bagi tubuh menurut mantan pecandu alkohol.
4. Untuk mengetahui besar persentase pecandu alkohol di Indonesia.
BAB II: PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol;
dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena
memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut,
bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang
digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Adapun manfaat dari alkohol dalam dunia medis adalah:
1. Sebagai pelarut
2. Sebagai antiseptik
3. Digunakan untuk bahan bakar
4. Membuat bahan kimia lain
5. Antibeku
6. Untuk menghangatkan suhu tubuh
Selain dalam dunia medis, alkohol juga bermanfaat dalam bidang lain, misalnya
dalam dunia kecantikan. Alkohol dapat membersihkan kulit, menghaluskan kaki
dan tangan, hingga menghilangkan ketombe.
Minuman beralkohol atau kadang disingkat minol adalah minuman yang
mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya
menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman
beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah
melewati batas usia tertentu. Alkohol tergolong zat depresan, berarti ia
memperlambat fungsi-fungsi tubuh yang vital—mengakibatkan cadel, gerakan
goyah, persepsi yang terganggu dan ketidakmampuan untuk cepat bereaksi.
Meskipun tergolong zat depresan, jumlah yang diminum menentukan jenis
efeknya. Kebanyakan orang meminumnya untuk memperoleh efek stimulan, dengan
segelas bir atau anggur untuk "relaksasi". Tetapi jika seseorang mengonsumsi
melebihi batas yang dapat diatasi oleh tubuh, maka ia akan mengalami efek depresi
alkohol. Mereka akan mulai merasa "bodoh" atau kehilangan koordinasi dan kendali.
Alkohol berlebihan juga mengakibatkan efek pelambatan yang lebih nyata lagi
(ketidakmampuan untuk merasa sakit, keracunan yang membuat tubuh
memuntahkan racunnya, dan berakhir dengan ketidaksadaran, atau yang lebih buruk,
koma atau meninggal karena overdosis racun). Reaksi-reaksi ini tergantung pada
jumlah dan kecepatan konsumsinya.
Di Indonesia, terdapat undang-undang yang mengatur tentang minuman
beralkohol. Dalam undang-undang tersebut, minuman beralkohol terbagi menjadi
tiga golongan, yakni golongan A dengan kadar etanol lebih dari 1% sampai dengan
5%, golongan B dengan kadar etanol lebih dari 5% sampai dengan 20%, dan
golongan C dengan kadar etanol lebih dari 20% sampai dengan 55%. –Rancangan
UURI Tentang Larangan Minuman Beralkohol (Pasal 4 ayat 1)
Selain itu, larangan mengonsumsi minuman beralkohol diatur dalam Pasal 7
yang berbunyi “Setiap orang dilarang mengonsumsi Minuman Beralkohol golongan
A, golongan B, golongan C, Minuman Beralkohol tradisional, dan Minuman
Beralkohol campuran atau racikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.”
Sedangkan untuk hukuman pidana mengenai konsumsi alkohol tercantum
dalam pasal 20 yang berbunyi “Setiap orang yang mengkonsumsi Minuman
Beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipidana dengan pidana penjara
paling sedikit 3 (tiga) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling sedikit
Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).”

B. Jenis-jenis Minuman Beralkohol


Ada beberapa jenis alkohol yang terkenal di dunia, sebagai berikut:
1. Rum

Rum ini dikenal sebagai hasil fermentasi serta distilasi dari air tebu atau
molase. Bentuk dan rupa dari rum ini adalah cairan yang berwarna bening
di mana ini adalah hasil distilasi. Rum akan mengalami pematangan ketika
disimpan di dalam tong kayu.

2. Anggur (Wine)

Jenis minuman beralkohol ini pada dasarnya dibuat dari sari anggur khusus
di mana jenis dari sari anggur tersebut adalah Vitis vinifera. Pembuatan
anggur atau wine sendiri adalah melewati fermentasi gula yang terkandung
pada buah anggur.

3. Tequila

Minuman beralkohol satu ini sudah tergolong populer. Tequila sendiri


adalah hasil penyulingan atau distilasi yang dibuat dengan bahan utama
tanaman agave. Penyajian tequila sendiri termasuk unik karena biasanya
ditambah dengan jeruk nipis maupun garam.

4. Brendi

Minuman alkohol ini adalah salah satu dari hasil distilasi dengan kadar
alkohol antara 40-60 persen. Tak hanya anggur, bahan baku brendi ini pun
diketahui adalah pomace (fermentasi sari buah).

5. Bir

Proses produksi bir sendiri adalah dengan melalui proses fermentasi dari
bahan berpati tanpa adanya proses distilasi atau penyulingan seperti
sejumlah jenis minuman beralkohol lainnya sesudah
fermentasi. Brewing merupakan istilah yang kerap dipakai untuk menyebut
proses pembuatan bir. Karakteristik setiap bir pun terbilang berbeda
dikarenakan pemakaian bahan  juga tidak sama antara satu tempat dengan
lainnya. Untuk kadar alkohol, pada umumnya bir hanya dibekali 4-6 persen
ABV saja.
6. Wiski

Dalam bahasa Inggrisnya, wiski ini juga disebut dengan istilah whiskey di


mana ini merujuk pada kategori minuman beralkohol hasil fermentasi
serealia dengan proses penghalusan atau mashing lalu dicampur air
sebelum akhirnya dipanaskan. Melalui proses distilasi, hasilnya akan
disimpan lebih dulu di dalam tong kayu untuk kemudian dimatangkan.
Kadar alkohol diperkirakan antara 20-50 persen karena setiap produksinya
akan berbeda.

7. Ciu

Istilah lainnya yang paling sering dijumpai adalah ciu rantai di mana
memang merupakan sejenis minuman dengan kandungan alkohol dari
proses fermentasi ketela pohon cair yang sebenarnya berasal dari
pembuatan tapai dan terbuang. Ciu ini sangatlah terkenal di daerah Jawa
Tengah, Indonesia.

8. Tuak

Untuk minuman beralkohol satu ini, diketahui bahwa tuak ini adalah hasil
fermentasi dari beras, nira atau buah serta bahan yang berkandungan gula.
Untuk kadar kandungan alkohol di dalamnya, pada dasarnya tuak dibuat
dengan kadar alkohol yang berbeda-beda dan daerah pembuatnya adalah
yang menentukan hal tersebut.

Untuk tuak yang berjenis arak, ini biasanya pembuatannya adalah di Pulau
Bali dan kita sering menyebutnya dengan sebutan brem Bali. Pada brem ini
ada kandungan alkohol yang termasuk tinggi. Meski banyak yang
mengatakan bahwa minuman beralkohol itu jahat, pada kenyataannya
masyarakat Tapanuli di Sumatra Utara justru menganggap tuak berefek
baik dan menghangatkan tubuh sehingga dapat menyegarkan sekaligus
menyehatkan badan.

9. Absinthe

Anise atau perisa adas adalah nama lain dari minuman beralkohol ini.
Bahan utama pembuatan minuman ini diketahui adalah apsintus atau
istilah lainnya adalah wormwood. Pada minuman ini, proses pembuatannya
rupanya menyuling alkohol bersama dengan daun pala, ketumbar, juniper,
hisop, dittany, apsintus, fennel dan juga adas.

10. Vodka

Tentunya minuman beralkohol satu ini juga sudah sangat terkenal di mana-
mana karena kadar alkohol di dalamnya yang juga termasuk tinggi. Vodka
sendiri berbentuk bening namun tidaklah berwarna dan didistilasi dari
gandum yang sudah melewati proses fermentasi. Kandungan paling besar
di dalamnya adalah alkohol dan air kecuali untuk beberapa perasa.

Kandungan alkohol di dalam vodka ini biasanya 40 persen meski memang


kandungan yang dianggap sempurna justru adalah 38 persen menurut
Museum Vodka yang ada di Rusia. Hanya saja, pada zaman itu, pajak yang
dikenakan ternyata tergantung dari kadar alkoholnya, sehingga kenaikan
persentase pun menjadi solusi dan akhirnya menjadi 40 persen supaya
penghitungan pajak lebih mudah.

11. Sake

Minuman hasil fermentasi beras ini sudah sangat populer dan diistilahkan
juga sebagai anggur beras. Sake sendiri dalam bahasa Jepang memiliki arti
minuman beralkohol dan tampaknya menjadi minuman beralkohol yang
sudah dikenal seluruh dunia.

12. Jagermeister

Banyak juga orang yang sudah mengenal jagermeister ini walau sudah
ada bahaya minum arak bagi tubuh. Kandungan alkohol pada jenis
minuman ini adalah sekitar 35 persen namun jangan terkejut akan rasanya
yang herbal. Ini karena 56 sari tumbuhan digunakan dalam pembuatan
jagermeister ini sehingga memang termasuk menjadi minuman obat untuk
sejumlah penyakit.

13. Margarita

Minuman beralkohol ini dikenal juga sebagai jenis tequila yang berbasis
koktail. Diketahui bahwa pembuatannya mencampurkan tequila dengan
triple sec serta jus lemon ataupun jeruk nipis.

14. Soju

Beras adalah bahan utama dari pembuatan soju di mana sebagian besar
merknya rupanya dihasilkan di Korea Selatan. Meski beras diketahui
menjadi bahan baku dasar, namun produsen soju kebanyakan juga sudah
memanfaatkan bahan-bahan tambahan atau bahkan bahan yang bisa
menggantikan beras seperti tapioka, ubi jalar, jelai, gandum, serta kentang.

C. Pengguna Alkohol di Indonesia


Indonesia adalah negara pengonsumsi minuman beralkohol terendah di
kawasan Asia Tenggara. Dalam sebuah laporan Bank Dunia yang dirilis pada 2015
tercatat hanya masyarakat negeri ini hanya mengonsumsi 0,6 liter  alkohol per
tahunnya.
Dengan populasi  penduduk berperingkat empat di dunia, jumlah itu tebilang
kecil. Di negeri jiran, seperti Malaysia dan Brunei Darusallam yang tegolong negara
agama sehingga mengharamkan alkohol, namun memiliki jumlah penduduk yang
lebih sedikit, konsumsi alkoholnya mencapai 1,7 dan 0,8 liter dalam setahun.
Pada tahun 2017, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta melakukan
riset terkait perilaku remaja di wilayah Jabodetabek.
Riset ini melibatkan 327 responden dengan usia 12-21 tahun. Dari data itu, 22
persen responden mengaku pernah mengonsumsi alkohol, dan 65 persen di
antaranya pernah mengonsumsi minuman keras oplosan. Dengan rincian, 1,4
persen responden berumur 12 tahun, 43 persen responden berumur 12-15 tahun,
41 persen berumur 16-18 tahun, dan 13,9 persen berumur 19-21 tahun.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, pada 2007 jumlah remaja pengonsumsi minuman
beralkohol masih di angka 4,9 persen. Tapi pada 2014, berdasarkan hasil riset yang
dilakukan GeNAM jumlahnya melonjak hingga angka 23 persen dari total jumlah
remaja saat ini sekitar 63 juta jiwa atau sekitar 14,4 juta orang.
Tanpa pengawasan ketat dari orang tua dan lingkungan sekitar, membuat para
remaja begitu mudah mendapatkan minuman beralkohol di minimarket. Akibatnya,
presentase peminum remaja pun cukup tinggi.
Larangan peredaran minuman beralkohol (minol) di minimarket resmi
diberlakukan pada tanggal 16 April 2015. Ketentuan tersebut diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang perubahan
kedua atas Permendag Nomor 20/M-DAG/4/2014 tentang pengendalian dan
pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penjualan minuman beralkohol.
BAB III: HASIL OBSERVASI
A. Transkrip Wawancara
Beberapa waktu lalu, saya sempat mewawancarai salah seorang mantan
pengguna alkohol. Beliau dulunya adalah seseorang yang disegani karena
penampilan kesehariannya yang “ditakuti”. Selain itu, beliau merupakan pecandu
alkohol berat. Pada saat itu, beliau masih berumur sekitar 20 tahunan. Karena
beliau tidak ingat secara pasti berapa umurnya saat itu. Beliau bilang, belum puas
jika belum jatuh tersungkur karena minol.
Saya melayangkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan studi kasus
saya, beliau jawab dengan senang hati tanpa merasa tersinggung atau segan.
Salah satu pertanyaan saya adalah, bagaimana pengaruh alkohol terhadap tubuh
sehingga hal itu dapat menjadi candu?
Beliau menjawab, efek yang diberikan alkohol terhadap tubuh adalah hilangnya
rasa sakit fisik yang sedang diderita. Walaupun itu hanya sementara. Selain itu,
badan terasa ringan sampai beban pikiran pun rasanya ikut menguap bersamaan
dengan minuman yang ditenggak.
Walau begitu, beliau sadar semua perbuatannya adalah sesuatu yang sangat
salah dijalani. Selain memberikan fantasi semata, tidak ada efek baik bagi tubuhnya
ketika minol dikonsumsi berlebihan. Apalagi ditenggak sampai pingsan, katanya.
Atas izin Allah swt., beliau berhasil keluar dari jeratan minuman keras. Karena
takut kondisi semakin parah, orang tua beliau memberangkatkan putra bungsunya
untuk pergi umrah dan bekerja di Arab Saudi. Selama empat tahun di sana, beliau
mulai belajar tentang indahnya hidup dengan agama, bukan alkohol.
Sekarang, penampilan beliau berubah. Dulu beliau berbadan kurus dan tampak
tua di usia yang seharusnya. Namun sekarang, beliau berbadan subur dan rapi.
Kepribadian beliau pun berubah sejak saat Umrah. Beliau tidak pernah
meninggalkan waktu sholat dan selalu hadir di mesjid.
Beliau juga bilang, mengonsumsi alkohol tidak pernah ada untungnya. Justru
membuat kita semakin rugi dan merusak diri sendiri.

B. Identitas Narasumber
 Nama : DS (inisial)

 Alamat : Kp. Joglo RT/RW:004/003

 Umur : 54 tahun

 Pekerjaan : Wiraswasta

 Status : Menikah

C. Waktu dan Tempat Kegiatan


Waktu : Minggu, 4 November 2018
Tempat Kegiatan : Kp. Joglo (Kediaman Narasumber)
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkoholisme dapat diartikan sebagai bentuk kerusakan kepribadian yang
disebabkan karena konsumsi alkohol yang berlebihan sehingga menjadi kebiasaan
yang sulit terkontrol. Pecandu alkohol dapat disebabkan karena kurangnya
pemahaman tentang bahaya alkohol dan juga faktor lingkungan yang mendorong
seseorang untuk meminum minuman beralkohol.
Selain berbahaya, alkohol dapat menjadi sesuatu yang berguna bila digunakan
sesuai porsinya. Alkohol bermanfaat dalam dunia kecantikan bahkan medis.
Alkohol juga sangat bermanfaat bagi tubuh. Sekali lagi, jika dikonsumsi sesuai
anjuran.
Dalam Undang-undang pun sudah tercantum aturan mengenai minuman
beralkohol serta aturan pengedaran minuman beralkohol.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum dalam menambah
wawasan mengenai alkohol.

B. Saran
Dari paparan yang telah disampaikan mengenai alkohol, hendaknya kita sadar
akan manfaat serta bahaya alkohol. Berikut beberapa saran dari saya selaku penulis:
1. Perlunya pemahaman yang lebih jauh mengenai alkohol sehingga dapat
terhindar dari dampak negatif alkohol
2. Perlu adanya penegasan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan
minuman beralkohol. Khususnya untuk para generasi muda.

C. Daftar Pustaka
 https://www.alodokter.com/kecanduan-alkohol.html

 https://hellosehat.com/penyakit/alkoholisme-kecanduan-alkohol/

 https://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol

 http://www.duniabebasnarkoba.org/drugfacts/alcohol.html

 https://law-justice.co/konsumsi-minuman-alkohol-di-indonesia-paling-rendah-di-
asia-tenggara.html

 https://halosehat.com/farmasi/aditif/alkohol

Anda mungkin juga menyukai