Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup manussia pastilah bergerak. Gerak adalah
proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencapai tujuan.
Menurut Bergson, gerak memerlukan waktu yang dinamis. Karena itu, gerak
tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai. Gerak tidak bersifat materiil
tetapi merupakan suatu bagan atau skema yang dapat dimengerti oleh akal
budi kita. Gerak manusia adalah suatu proses yang melibatkan sebagian atau
seluruh bagian tubuh dalam satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak
statis ditempat dan dinamis berpindah tempat.
Bagi orang atau anak reguler (normal), bergerak adalah hal yang
mudah, tetapi bagi anak yang mengali hambatan motroik bergerak sedikit
susah atau bahkan mereka mengalami keuslitan dalam bergerak. Supaya
mereka bisa mandiri mereka harus tetap belajar bergerak untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, snagat diperlukan bagi anak yang
mengalami gangguan motorik melakukan latihan bina gerak. Hal tersebutlah
yang mendasari penulis menulis makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep dasar bina gerak itu?
2) Ada berapa jenis-jenis gerak itu?
3) Bagaimana bina gerak bagi anak yang mengalami gangguan motorik?
C. Tujuan
1) Mengetahui konsep dasar dari bina gerak
2) Mengetahui jenis-jenis gerak
3) Mengetahui bina gerak bagi anak yang mengalami gangguan motorik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bina Gerak


Gerak adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain
untuk mencapai tujuan. Menurut Bergson (1981), gerak memerlukan
waktu yang dinamis. Karena itu, gerak tidak terlepas dari tujuan yang
hendak dicapai. Bergson adalah seorang filsafat Perancis, yang pada
zamannya telah mengemukakan sifat dinamis dari pada waktu.
Menurutnya bahwa hidup merupakansuatu rangkaian yang mengalir dari
satu peristiwa ke peristiwa berikutnya, yakni dari masa lampau ke masa
sekarang dan masa sekarang bergulir pada masa yang akan datang.
Perubahan-perubahan itu akan berjalan secara terus-menerus, begitu pula
terhadap jalan pikiran manusia yang mengikuti perubahan dari suat masa
menuju masa yang lainnya sehingga secara berkesinambungan dapat
menciptakan seseuatu yang baru.
Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaandan latihan
yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus,
secara terencana dan terprogram terhadap individu yang mengalami
gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga individu tersebut
mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas mobilisasi.
Boleh dikatakan bahwa pegertian tentang waktu ini mengandung
pengertian terhadap arti koordinasi dan integrasi. Hal tersebut kaan terlihat
pada saat kita melkaukan gerak. Karena gerakan kita tidak lepas dari gerak
yang sudah pernah kita alami sebelummnya, dan apa yang kita hadapi
sekarang dan selanjutnya merupakan gerakan yang akan kita capai pada
masa mendatang. Gerak tidak bersifat materiil tetapi merupakan suatu
bagan atau skema yang dapat dimegerti oleh akal budi kita. Gerak manusia
suatu proses yang melibatkan srebagian atau seluruh bagian tubuh dalam
satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak ststis ditempat dan dinamis
berpindah tempat.
Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya
stimulus (S) yang diterima oleh Reseptor (R) yang terdiri dari panca
indera, lantas dibawa oleh saraf-saraf sensorik menuju ke otak (O).
Stimulus tersebut diolah ke otak, lalu memberikan balikan melalui saraf
motori ke alat-alat gerak atau efektor (E) seperti otot, tulang, dan sendi.
Sehingga manusia dapat bergerak.
Secara sistematis prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:
O
S................................................... ....................................... R

Keterangan:
S = Stimulus/ rangsangan
O = Otak
R = Reseptor/ panca indera
E = Efektor (alat-alat gerak)

Prinsip-prinsip perkembangan gerak dimulai dari bagian proksimal


menuju ke bagian distal, misalnya kemampuan mengontrol gerakan badan,
kemampuan menggerakkan bahu lebih dahulu dibandingkan geraka siku dan
tangan. Dimulai dari sikap fleski menuju sikap ekstensi. Misalnya bayi yang
baru lahir pada proses telungkup sendi-sendi dalam keadaan fleksi,
punggung melengkung. Umur 3 bulan, kepala mulai terangkat ke arah
ekstensi, pada umur 6 bulan ekstensi telah sampai pada daerah tubuh.

B. Jenis-jenis Gerak
Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak yang didasari dan
gerakan yang tidak didasari atau gerak refleks. Gerak yang didasari
prosesnya melalui otak, sedagkan gerak yang tidak didasari prosesnya
tidak melalui otak melainkan melalui sumsum tulang belakang. Dimulai
dari adanya stimulus (rangsang): panas, dingin, lapar, silau, dsb, diterima
oleh reseptor, diteruskan ke sumsum tulang belakang, menuju ke efektor,
terjadilah gerakan yang tidak disadari (gerak refleks).
Gerakan dasar tubuh dimulai dari gerakan terlentang, miring,
tengkurap, berguling, merayap, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, dan
berlari. Selain gerakan dasar, kita kenal gerak manipulatif dan gerak non-
manipulatif. Gerakan manipulatif adalah gerak yang memerlukan
koordinasi dengan ruang dan benda di sekitarnya. Misalnya, gerakan
melempar atau throwing, menangkap atau catching and collecting,
menendang atau kicking, memukul atau punting, memantul-mantulkan
atau dribbling, melambungkan atau volleying, memukul atau raket,
memukul alat atau pemukul kayu.
Sedangkan yang termasuk gerakan non-manipulatif adalah gerakan
yang dilakukan tanpa menggunakan alat dan dapat berpindah tempat.
Contohnya, gerakan membelok atau turning, berputar atau twisting,
mengguling atau rolling, mengatur keseimbangan tubuh atau balancing,
perpindahan tenpat atau transferring weigh, melompat dan mendarat atau
jumping and landing, meregangkan atau strecthing, mengerut atau curting.
Adapun jesnis-jenis gerakan menurut pergerakan sendi meliputi:
1) Fleksi, yaitu memperkecil sudut diantara dua bagian rangka
dalam bidang sagital
2) Ekstensi, yaitu memperbesar sudut diantara dua bagian rangka
dalam bidang sagital.
3) Adduksi, yaitu mendekatkan bagian rangka ke bidang tengah
badan
4) Abduksi, yaitu menjauhkan bagian rangka dari bidang tengah
badan
5) Rotasi, yaitu menggerakkan sekeliling sumbu panjang suatu
bagian rangka (berputar pada porosnya)
6) Sirkumduksi, yaitu gerak melingkar kombinasi dari semua
gerak tersebut diatas.

Selain itu, ada juga jenis-jenis gerakan sendi, dianataranya:


1) Inversi, yaitu gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh
2) Eversi, yaitu gerakan memiringkan telapak kaki ke luar. Juga
perlu diketahui untuk istilah inversi dan eversi hanya untuk
wilayah di pergelangan kaki.
3) Elevasi, yaitu merupakan gerakan mengangkat. Contoh
Gerakan membuka mulut (elevasi) dan gerakan pundak keatas
(elevasi)
4) Depresi, yaitu gerakan menurunkan. Contoh, gerakan menutup
mulut dan gerakan ketika pundak kebawah.
5) Supinasi, yaitu gerakan menengadahkan tangan
6) Pronasi, yaitu gerakan menelungkupkan. Juga perlu diketahui
istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah
pergelangan tangan saja
7) Endorotasi, yaitu gerakan menelungkupkan. Juga perlu
diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk
wilayah pergelangan tangan saja
8) Eksorotasi, yaitu gerakan rotasi ke luar.

C. Bina Gerak bagi Anak yang Mengalami Gangguan Motorik

Perkembangan motorik dimulai dari perkembangan motorik kasar,


motorik halus, termasuk keseimbangan. Individu yang mengalami
gangguan dalam perkembangan motorik kasar, akan ditandai dengan
adanya keterlambatan perkembangan motorik. Misalnya terlambat dalam
perkembangan: tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, merembet, berjalan,
berlari, jongkok, melompat, meloncat.

Keterlambatan individu dalam perkembangan motorik tersebut,


memerlukan latihan atau pembinaan. Pembinaan dimaksud kita kenal
dengan layanan Bina Gerak. Dalam bidang medis layanan tersebut
merupakan bagian dari rehabilitasi medis yaitu Fisioterapi. Materi, metoda
dan model evaluasi mengacu kepada bidang kajian fisioterapi.
Layanan bina gerak dilingkungan sekolah khusus atau SLB
diberikan oleh guru-guru pendidikan kebutuhan khusus yang memiliki
profesi melayani bina gerak dengan alasan bahwa anak-anak yang
mengalami gangguan gerak berada di sekolah luar biasa. Guru-guru
pendidikan kebutuhan khusus pada dasarnya telah dibekali oleh
pengetahuan dan keterampilan tentang tatalaksana bina gerak.

Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan


yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus,
secara terencana dan terprogram terhadap individu yang mengalami
gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga individu tersebut
mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas mobilisasi.

Yang menjadi subyek dalam pelaksanaan bina gerak adalah


individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, tulang, meliputi anak
Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amyotonia,
Amputasi, dan jenis-jenis gangguan gerak lain, baik yang disebabkan oleh
gangguan fisik, neurologis, congenital, atau gabungan dua atau lebih dari
gangguan tersebut. Individu yang mengalami gaguan tersebut
pendidikannya di sekolah khusus (SLB).

Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu


menuju pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-
motorik akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.

Pelaksanaan layanan bina gerak yang diberikan kepada siswa di


SLB bervariasi sesuai dengan kesimpulan hasil dari identivikasi dan
asesmen, sehingga program bina gerak sifatnya individual. Bagi siswa
yang mengikuti pendidikan di sekolah regular, fihak sekolah dapat
bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga
dalam bidang bina-gerak bagi anak-anak yang mengalami gangguan
gerak-motorik. Kerjasama kemitraan dapat dilakukan dengan tenaga
fisioterapist di klinik fisioterapi, atau Rumah Sakit di bag. Instalasi
Rehabilitasi Medis.
Setelah kita memahami tentang pengertian bina gerak, maka
selanjutnya akan kita bahas tentang prinsip dasar bina gerak :

1) Prinsip gerakan pasif: Adalah layanan yang diberikan dalam bentuk


latihan-latihan pasif bagi klien yang belum memiliki kemampuan atau
kekuatan otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi saraf,
sel-sel otot dan melancarken peredaran pembuluh darah. Dalam
pelaksanaannya pelatih lebih aktif dalam menstimulasi otot dan sendi,
sementara klien pasif karena kemampuannya masih minim. Secara
bertahap kemampuan geraknya akan bertambah.
2) Prinsip gerakan aktif: Adalah latihan atau pembinaan untuk
meningkatkan kemampuan gerak yang telah dimiliki oleh klien.
Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan gerak sendi sehingan
mencapai ROM yang optimal. Dalam latihan ini pelatih secara
bertahap meningkatkan kemampuan otot-sendi klien dengan mengikut
sertakan klien secara aktif dibantu pelatih dalam mengoptimalkan
gerakan-gerakan otot dan sendi.
3) Prinsip kekuatan: Adalah kegiatan layanan atau pembinaan yang
diberikan kepada klien dengan menambah beban atau kekuatan secara
terstruktur dan berkelanjutan. Tujuannya adalah meningkatkan
kekuetan otot dan sendi, sehingga mampu menambah beban atau
kekuatan dalam melakkan mobilisasi. Misalnya pada awalnya klien
dapat melangkah dua langkah dengan bantuan trifoot, maka kita latih
kekuatan melangkahnya menjadi tiga langkah, dan akhirnya klien
mampu berjalan tanpa alat.
4) Prinsip evaluasi: Adalah kegiatan layanan atau pembinaan secara
terstruktur dan berkelanjutan diadakan evaluasi tentang keberhasilan
yang telah dicapai, dengan standar perkembangan atau kemampuan
stanar normal.
5) Prinsip lokomosi-mobilisasi: Akhir dari bina gerak adalah kemampuan
individu dalam mobilisasi atau bergerak. Dalam hal ini sasaran bina
gerak adalah sampai klien dapat berjalan sendiri, atau mampu mandiri
dalam aktivitas berlokomosi. Misalnya berjalan dengan menggunakan
brace, kruch, trifoot, kursi roda tanpa bantuan orang lain.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Gerak adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain
untuk mencapai tujuan. Menurut Bergson (1981), gerak memerlukan
waktu yang dinamis. Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan
pembinaandan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam
pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu
yang mengalami gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga
individu tersebut mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas
mobilisasi. Ada beberapa jenis-jenis gerakan menurut pergerakan sendi,
diantaranya: Fleksi, Ekstensi, Adduksi, Abduksi, Rotasi, Sirkumduksi.
Anak yang mengalami gangguan motorik juga perlu mengikuti program
bina gerak. Langkah awalnya adalah dengan mengetahui prinsip-prinsip
bina gerak. Prinsip bina gerak adalah prinsip gerakan pasif, prinsip
gerakan aktif, prinsip kekuatan, prinsip evaluasi, dan prinsip lokomasi-
mobilitas.

B. Saran
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsini. 2017. Fisioterapi. Malang: Gunung Samudera.


Tanpa Penulis . Tanpa Tahun. “Bina Diri dan Bina Gerak”. Dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1954031019
88032-MIMIN_CASMINI/Hand_Out_Bina_Diri_dan_Bina_Gerak.pdf.
Tanpa Penulis. Tanpa Tahun. “Dasar Istilah Anatomi”. Dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_istilah_anatomi.
Tanpa Penulis. Tanpa Tahun. “Persendian Dalam Manusia”. Dalam
https://seputarpendidikan16.blogspot.com/2016/12/persendian-pada-
manusia-pengertian.html.
Tarmansyah. 2008. “Bina Diri dan Bina Gerak bagi Anak yang Mengalami
Gangguan Fisik-Motorik (Tunadaksa)” . Dalam
http://specialneededucation.blogspot.com/2008/12/bina-diri-dan-gerak-
bagi-anak-yang.html.

Anda mungkin juga menyukai