Pengertian PISA
PISA merupakan singkatan dari Programme of International Student Assessment yang
diinisiasi oleh OECD – (Organisation of Economic Co-operation and Development atau
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi), untuk mengevaluasi sistem
pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari
sekolah-sekolah yang dipilih secara acak di seluruh dunia, menempuh tes dalam mata pelajaran
utama, seperti membaca, Matematika, dan Sains, dengan satu fokus mata pelajaran yang diujikan
setiap tahun penyelenggaraan PISA. Tes ini bersifat diagnostik guna memberikan informasi
yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan.
PISA berbeda dengan tes-tes lainnya karena tidak menghubungkan pendekatannya secara
langsung dengan kurikulum sekolah.
Tes berdurasi 2 jam ini mengombinasikan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup
yang disusun dalam kelompok-kelompok berdasarkan situasi atau konteks kehidupan nyata.
Murid-murid dan kepala sekolah mereka juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan
seputar latar belakang kehidupan, sekolah, dan pengalaman belajar, serta terkait sistem sekolah
dan lingkungan belajar yang lebih luas.
Dalam melakukan studi ini, setiap negara harus mengikuti prosedur operasi standar yang
telah ditetapkan, seperti pelaksanaan uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket, penentuan
populasi dan sampel, pengelolaan dan analisis data, dan pengendalian mutu.
B. Penyelenggara PISA
PISA adalah proyek dari Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) yang berkedudukan di Paris, Perancis. yakni berupa usaha kolaboratif dari negara
anggota OECD untuk mengukur pencapaian peserta didik pada usia 15 tahun. Pada abad ke-21,
science and technology sudah berkembang dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
masyarakat regional, nasional, dan dunia. Sehingga literasi sains terasa sangat diperlukan untuk
membekali peserta didik menghadapi tantangan masa depan. Usia 15 tahun dipilih karena
dianggap usia kritis, dimana pada usia ini harus sudah memiliki kemampuan yang diperlukan
bagi orang dewasa untuk dapat bertahan hidup. Teknis penyelenggaraan studi PISA
dikoordinasikan oleh konsorsium internasional yang diketuai oleh Australian Council for
Educational Research yang berkedudukan di Melbourne, Australia. Konsorsium ini terdiri atas
lembaga penelitian dan pengujian yang terkemuka di dunia yaitu The Netherlands National
Institute for Educational Measurement (CITO), Belanda; Educational Testing Service (ETS),
Amerika Serikat; Westat Amerika Serikat; dan National Institute for Educational Research
(NIER), Jepang. PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada
tahun 2000, 2003, 2006, 2009, 2012, dan seterusnya.
C. Tujuan PISA
Orientasi PISA merefleksikan perubahan dalam tujuan dan sasaran kurikulum, yang lebih
memperhatikan apa yang dapat dilakukan siswa daripada apa yang mereka pelajari di sekolah.
Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk literasi –pengetahuan atau
kemampuan dalam bidang atau aktivitas tertentu. PISA dirancang untuk mengumpulkan
informasi melalui asesmen 3 tahunan secara bergilir untuk mengetahui literasi siswa dalam
membaca, Matematika, dan Sains. PISA juga memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan skill dan sikap siswa baik di rumah maupun di sekolah, dan juga
menilai bagaimana faktor-faktor ini berintegrasi sehingga mempengaruhi perkembangan
kebijakan suatu negara. Jadi tujuan umum dari studi PISA adalah untuk menguji dan
membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk
meningkatkan metode metode pendidikan dan hasil-hasilnya.
Salah satu tujuan dari PISA secara khusus adalah untuk menilai pengetahuan matematika
siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah mengapa
digunakan istilah literasi metematika karena dalam PISA matematika tidak hanya dipandang
sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengplikasikan
suatu pengetahuan dalam masalah dunia nyata (real world) atau kehidupan sehari-hari. Sehingga
pengetahuan tersebut dapat dirasa lebih kebermanfaatan secara langsung oleh siswa.
Pada PISA matematika, dengan memiliki kemampuan literasi matematika maka akan
dapat menyiapkan siswa dalam pergaulan di masyarakat modern (OECD, 2010). Meningkatnya
permasalahan yang akan dihadapi oleh siswa dikehidupannya membutuhkan kepahaman akan
matematika, penalaran matematika, peralatan matematika, dll sebelum mereka benar-benar
menjalankan dan melewati permasalahan nyata itu.
Dari definisi matematika literasi di atas dapat dikatakan bahwa literasi matematika
merupakan kapasitas masing-masing individu untuk memformulasikan, menggunakan dan
menginterpretasikan matematika di banyak situasi konteks. Kepahaman individu meliputi
membuat penalaran matematika dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat untuk
mendeskrepsikan, menjelaskan dan memprediksi sebuah kejadian. Hal itu membantu individu
untuk memahami aturan yang menjadikan matematika sebagai warganegara.
Seseorang dikatakan memiliki tingkat literasi matematika baik apabila ia mampu menganalisis,
bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya secara efektif,
serta mampu memecahkan dan menginterpretasikan penyelesaian matematika. Dengan demikian,
pengetahuan dan pemahaman tentang literasi matematika sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Kemampuan literasi matematika dapat dilakukan penilaian. PISA menyajikan
teknik penilaian literasi matematika yang didasarkan pada konten, konteks dan kelompok
kompetensi. PISA menilai level dan tipe matematika yang sesuai dengan anak usia 15 tahun
dalam mengikuti alur (trajectory) untuk menjadi warga yang konstruktif, reflektif dan dapat
memberikan keputusan dan pendapat yang baik (OECD, 2010).
Matematika literasi yang dimiliki siswa dilihat bagaimana cara siswa dalam
menggunakan kemampuan dan keahlian matematika untuk menyelesaikan permasalahan.
Permasalahan mungkin terjadi di berbagai macam situasi atau konteks yang berhubungan dengan
tiap individu. Untuk menyelesaikan permasalahan maka dibutuhkan mathematical content yang
diorganisasikan oleh overaching ideas. Mathematical competencies harus diaktifkan untuk
menyambungkan ke realita kehidupan dimana permasalahan muncul dengan matematika dan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
1. Konten (Content)
Sesuai dengan tujuan PISA untuk menilai kemampuan siswa menyelesaikan masalah
real (students’ capacity to solve real problems), maka masalah pada PISA meliputi
konten matematika yang berkaitan dengan fenomena. Dalam PISA, fenomena ini dikenal
dengan over-arching ideas. Karena domain matematika sangat banyak dan bervariasi,
tidak mungkin untuk mengidentifikasi secara lengkap. Oleh karena itu, PISA hanya
mengidentifikasi pada 4 over-arching ideas yang utama, yaitu sebagai berikut:
a. Perubahan dan Hubungan (Change and Relationship)
merupakan kejadian atau peristiwa dalam setting yang bervariasi seperti pertumbuhan
organisma, music, siklus dari musim, pola dari cuaca, dan kondisi ekonomi. Kategori
ini berkaitan dengan aspek konten matematika pada kurikulum, yaitu fungsi dan
aljabar. Bentuk aljabar, persamaan, pertidaksamaan, representasi dalam bentuk table
dan grafik merupakan sentral dalam menggambarkan, memodelkan, dan
menginterpretasikan perubahan dari suatu fenomena. Interpretasi data juga
merupakan bagian yang esensial dari masalah pada kategori Change and
Relationship.
b. Ruang dan Bentuk (Space and Shape)
meliputi fenomena yang berkaitan dengan dunia visual (visual world) yang
melibatkan pola, sifat dari objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek,
pengkodean informasi visual, navigasi dan interaksi dinamik yang berkaitan dengan
bentuk yang riil. Kategori ini melebihi aspek konten geometri pada matematika yang
ada pada kurikulum.
c. Kuantitas (Quantity)
merupakan aspek matematis yang paling menantang dan paling esensial dalam
kehidupan. Kategori ini berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan,
antara lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung
dan mengukur benda tertentu. Termasuk ke dalam konten kuantitas ini adalah
kemampuan bernalar secara kuantitatif, mempresentasikan sesuatu dalam angka,
memahami langkah-langkah matematika, berhitung di luar kepala (mental
calculation), dan melakukan penaksiran (estimation).
d. Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and Data)
Ketidakpastian merupakan suatu fenomena yang terletak pada jantungnya analisis
matematika (at the heart of mathematical analysis) dari berbagai situasi. Teori
statistik dan peluang digunakan untuk penyelesaian fenomena ini. Kategori
Uncertainty and Data meliputi pengenalan tempat dari variasi suatu proses, makna
kuantifikasi dari variasi tersebut, pengetahuan tentang ketidakpastian dan kesalahan
dalam pengukuran, dan pengetahuan tentang kesempatan atau peluang. Presentasi
dan interpretasi data merupakan konsep kunci dari kategori ini.
2. Konteks (Context)
Masalah (dan penyelesaiannya) bisa muncul dari situasi atau konteks yang berbeda
berdasarkan pengalaman individu (OECD, 2009b). Oleh karena itu, soal-soal yang
diberikan dalam PISA disajikan sebagian besar dalam situasi dunia nyata sehingga dapat
dirasakan manfaat matematika itu untuk memecahkan permasalahan kehidupan
keseharian. Situasi merupakan bagian dari dunia nyata siswa dimana masalah (tugas)
ditempatkan. Sedangkan konteks dari item soal merupakan setting khusus dari situasi.
Pemilihan strategi dan representasi yang cocok untuk menyelesaikan sering masalah
bergantung pada konteks yang digunakan.
Soal untuk PISA 2012 (OECD, 2010) melibatkan empat konteks, yaitu berkaitan
dengan situasi/konteks pribadi (personal), pekerjaan (occupational),
bermasyarakat/umum (societal), dan ilmiah (scientific) dengan kategori konten meliputi.
Berikut uraian masing-masing.
a. Konteks Pribadi
yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari. Dalam
menjalani kehidupan sehari-hari tentu para siswa menghadapi berbagai persoalan
pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat
berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya.
b. Konteks Pekerjaan
yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah dan atau di lingkungan tempat
bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika diharapkan dapat membantu
untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah, dan memecahkan masalah
pendidikan dan pekerjaan pada umumnya.
c. Konteks Umum
yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan matematika dalam kehidupan
bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Siswa
dapat menyumbangkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan konsep
matematikanya itu untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam
kehidupan di masyarakat.
d. Konteks Ilmiah
yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak
dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan
masalah matematika.
3. Kelompok Kompetensi (Competencies Cluster)
Kompetensi pada PISA diklasifikasikan atas tiga kelompok (cluster), yaitu
reproduksi, koneksi, dan refleksi (OECD, 2009a).
a. Kelompok Reproduksi
Pertanyaan pada PISA yang termasuk dalam kelompok reproduksi meminta siswa
untuk menunjukkan bahwa mereka mengenal fakta, objek-objek dan sifat-sifatnya,
ekivalensi, menggunakan prosedur rutin, algoritma standar, dan menggunakan skill
yang bersifat teknis. Item soal untuk kelompok ini berupa pilihan ganda, isian
singkat, atau soal terbuka (yang terbatas).
b. Kelompok Koneksi
Pertanyaan pada PISA yang termasuk dalam kelompok koneksi meminta siswa untuk
menunjukkan bahwa mereka dapat membuat hubungan antara beberapa gagasan
dalam matematika dan beberapa informasi yang terintegrasi untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Dalam koneksi ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah
yang non-rutin tapi hanya membutuhkan sedikit translasi dari konteks ke model
(dunia) matematika.
c. Kelompok Refleksi
Pertanyaan pada PISA yang termasuk dalam kelompok refleksi ini menyajikan
masalah yang tidak terstruktur (unstructured situation) dan meminta siswa untuk
mengenal dan menemukan ide matematika dibalik masalah tersebut. Kompetensi
refleksi ini adalah kompetensi yang paling tinggi dalam PISA, yaitu kemampuan
bernalar dengan menggunakan konsep matematika. Mereka dapat menggunakan
pemikiran matematikanya secara mendalam dan menggunakannya untuk
memecahkan masalah. Dalam melakukan refleksi ini, siswa melakukan analisis
terhadap situasi yang dihadapinya, menginterpretasi, dan mengembangkan strategi
penyelesaian mereka sendiri.
F. Hasil PISA
Dari mulai tahun pertama penilaian PISA dilaksanakan selalu menyertakan kemampuan
literasi matematika (OECD, 2003; OECD, 2005; OECD, 2009; OECD, 2010; OECD, 2013).
Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan
menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan
penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk
menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan fenomena/kejadian (OECD, 2013;
Stacey, 2012). Pentingnya literasi matematis ternyata belum diikuti dengan prestasi siswa
Indonesia di mata dunia.
Penguasaan literasi matematis siswa Indonesia jauh dari yang diharapkan ini terlihat dari
studi internasional PISA dimana pada hasil PISA tahun 2000 Indonesia peringkat ke- 39 dari
43 negara peserta (OECD, 2003), pada tahun 2003, Indonesia peringkat ke- 38 dari 41
negara peserta (OECD, 2005), pada PISA tahun 2006, Indonesia peringkat ke-50 dari 57
negara peserta (OECD, 2007) pada tahun 2009, Indonesia peringkat 61 dari 65 negara
peserta (OECD, 2010). Serta penilaian PISA tahun 2012 Indonesia peringkat ke-64 dari 65
negara peserta (OECD, 2013). Pada tahun 2015 ke-62 dari 70 negara dengan nilai rata-rata
Matematika sebesar 386.
Pada bulan apa band No One’s Darling menjual lebih banyak CD daripada band The
Kicking Kangaroos untuk pertama kalinya?
a. Tidak ada
b. Maret
c. April
d. Mei
Jawaban yang benar adalah c. April.
Untuk soal di atas, persentase pencapaian siswa dari tiap negara adalah sebagai berikut.
Persentase Negara Persentase Negara
99% Shanghai-China 81% Thailand
98% Estonia, Singapore 80% Bulgaria, United Arab Emirates
Hong Kong-China, Korea, Japan,
97% 78% Chile, Mexico
Macao-China, Poland, Finland,
Liechtenstein
Switzerland, Canada, Vietnam,
96% 77% Malaysia
Netherlands, Denmark, Chinese Taipei
76%
95% Ireland, Latvia, Slovenia, Germany Costa Rica
2. Soal Level 2
HELEN SI PENGENDARA SEPEDA
Helen baru saja mendapat sepeda baru. Sepeda itu memiliki speedometer yang terletak di
stang. Speedometer dapat memberi tahu Helen jarak yang ditempuh dan kecepatan rata-
ratanya untuk perjalanan.
Dalam satu perjalanan, Helen menempuh 4 km dalam 10 menit pertama dan kemudian 2
km dalam 5 menit berikutnya. Manakah dari pernyataan berikut yang benar?
a. kecepatan rata-rata Helen lebih besar dalam 10 menit pertama daripada dalam 5 menit
berikutnya.
b. rata-rata kecepatan Helen adalah sama dalam 10 menit pertama dan dalam 5 menit
berikutnya.
c. kecepatan rata-rata Helen kurang dalam 10 menit pertama daripada dalam 5 menit
berikutnya.
d. tidak ada pernyataan apa pun tentang kecepatan rata-rata Helen dari informasi yang
diberikan.
Jawaban yang benar adalah b. rata-rata kecepatan Helen adalah sama dalam 10 menit
pertama dan dalam 5 menit berikutnya.
Untuk soal di atas, persentase pencapaian siswa dari tiap negara adalah sebagai berikut.
Untuk soal di atas, persentase pencapaian siswa dari tiap negara adalah sebagai berikut.
4. Soal Level 4
PINTU PUTAR
Pintu putar mencakup tiga sayap yang berputar dalam ruang berbentuk lingkaran.
Diameter bagian dalam ruang ini adalah 2 meter (200 cm). Sayap tiga pintu membagi
ruang menjadi tiga sektor yang sama. Rencana di bawah ini menunjukkan sayap pintu di
tiga posisi berbeda yang dilihat dari atas.
Pintu membuat 4 putaran penuh dalam satu menit. Ada ruang untuk maksimal dua orang
di masing-masing sektor tiga pintu. Berapa jumlah maksimum orang yang dapat
memasuki gedung melalui pintu dalam 30 menit?
a. 60
b. 180
c. 240
d. 720
Jawaban yang benar adalah d. 720.
Untuk soal di atas, persentase pencapaian siswa dari tiap negara adalah sebagai berikut.
Untuk soal di atas, persentase pencapaian siswa dari tiap negara adalah sebagai berikut.
Untuk soal di atas, persentase pencapaian siswa dari tiap negara adalah sebagai berikut.
Persentase Negara
31% Shanghai-China
19% Singapore
18% Chinese Taipei
12% Hong Kong-China, Korea
8% Japan, Macao-China
7% Liechtenstein, Switzerland
6% Belgium
5% Poland, Germany, New Zealand
4% Netherlands, Canada, Australia, Estonia, Finland, Vietnam
Slovenia, OECD average, Austria, Czech Republic, France, Slovak Republic, United
3%
Kingdom, Luxembourg
Iceland, United States, Israel, Ireland, Italy, Hungary, Portugal, Norway, Denmark, Croatia,
2%
Sweden, Latvia, Russian Federation
Lithuania, Spain, Turkey, Serbia, Bulgaria, Greece, Romania, United Arab Emirates,
1%
Thailand
Faktor narkoba menjadi penyebab tertinggi siswa SMA putus sekolah pada tahun ...
a. 2009
b. 2010
c. 2011
d. 2012
Jawaban
Berdasarkan grafik terlihat bahwa faktor narkoba menjadi penyebab tertinggi siswa SMA
putus sekolah adalah pada tahun d. 2012
2. Level 2
Karakteristik soal PISA level 2 antara lain adalah sebagai berikut:
Menuntut siswa untuk memahami situasi dalam konteks.
Memerlukan penerapan algoritma dasar, rumus, prosedur, atau kaidah.
Menuntut siswa mampu untuk melakukan penalaran langsung dan membuat
interpretasi yang jelas dari hasil.
Soal
Berikut ini adalah grafik penjualan novel di Toko Buku Metalic pada tahun 2018.
1600 1500
1400
Dilan 1990
1200
1000
1000 950 950
850
800
800 680 700 Eiffel I'm In
Love 2
600 550
400 420
400
200
200 Teman
Tapi
0 Menikah
Februari Maret April Mei
Berdasarkan grafik terlihat bahwa total penjualan novel Eiffel I’m In Love 2
mengalami penurunan dengan selisih yang tetap dari bulan Februari hingga bulan Mei.
Jika kondisi ini masih tetap sama di bulan selanjutnya, maka perkiraan total penjualan
novel Eiffel I’m In Love 2 pada bulan Juli adalah...eksemplar
a. 450
b. 250
c. 200
d. 400
Jawaban
Perkiraan total penjualan novel Eiffel I’m In Love 2 pada bulan Juli adalah b. 250
eksemplar.
3. Level 3
Karakteristik soal PISA level 3 antara lain adalah sebagai berikut:
Prosedur terdefinisi dengan jelas.
Membutuhkan strategi penyelesaian yang sederhana.
Bernalar secara langsung dengan menggunakan formasi yang ada.
Memerlukan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide.
Soal
Perhatikan tabel daftar berat badan siswa kelas VIII berikut ini!
No. Nama Siswa Berat Badan (kg)
1. Guido 32,8
2. Yasinta 34,2
3. Paulina 33,6
4. Yulio 32,4
5. Christanti 32,6
6. Ferianty 33,4
Urutan siswa dari yang memiliki berat badan paling berat hingga paling ringan
adalah...
a. Yulio → Christanti → Guido → Ferianty → Paulina → Yasinta
b. Christanti → Guido → Yulio → Yasinta → Ferianty → Paulina
c. Yasinta → Paulina → Ferianty → Guido → Christanti → Yulio
d. Yasinta → Paulina → Ferianty → Guido → Yulio → Christanti
Jawaban
Urutan siswa kelas VII dari yang memiliki berat badan paling berat hingga paling
ringan adalah c. Yasinta (34,2 kg) → Paulina (33,6 kg) → Ferianty (33,4 kg) →
Guido (32,8 kg) → Christanti (32,6 kg) → Yulio (32,4 kg).
4. Level 4
Karakteristik soal PISA level 4 antara lain adalah sebagai berikut:
Menuntut siswa untuk bekerja secara efektif dengan model eksplisit dari situasi
konkret yang kompleks.
Memerhatikan batasan dan membuat asumsi dibutuhkan dalam penyelesaian soal.
Menghubungkan representasi matematis yang berbeda dan menghubungkannya
dengan aspek dalam situasi dunia nyata.
Membangun argumentasi berlandaskan pada interpretasi mereka.
Soal
Perhatikan gambar di bawah!
10 m
16 m
8m
12 m
Pak Folfaldus ingin membuat rumah dengan sketsa seperti pada gambar di atas. Dia ingin
membeli kayu untuk membuat kuda-kuda yang berbentuk segitiga sama kaki. Jika ukuran
kuda-kudanya sesuai dengan gambar di atas, tentukan tinggi kuda-kuda tersebut!
Jawaban
Tinggi kuda-kuda tersebut adalah 6 meter.
5. Level 5
Karakteristik soal PISA level 5 antara lain adalah sebagai berikut:
Melibatkan permodelan atas situasi kompleks, pengidentifikasian kendala dan
mengenali asumsi.
Pemilihan, perbandingan, dan evaluasi terhadap strategi pemecahan masalah yang
hendak diterapkan.
Membutuhkan kemampuan bernalar dan menggunakan representasi matematis yang
lebih luas
Soal
Ruko Freshmart menerima kiriman sarden sebanyak 500 kaleng per hari. Jika terjadi
kerusakan pelabelan pada kaleng sarden, pemilik ruko mendapatkan potongan harga 5%
per kaleng. Oleh sebab itu pihak ruko melakukan pemeriksaan setiap hari. Pada hari
pertama ditemukan kerusakan pelabelan 15 kaleng. Pada hari keempat ditemukan
kerusakan pelabelan sebanyak 33 kaleng. Jika terdapat pola tertentu, maka berapakah
banyak kerusakan pelabelan pada hari kedua puluh lima?
Jawaban
Jumlah seluruh kaleng yang mengalami kerusakan pelabelan pada hari kedua puluh lima
adalah 165 kaleng.
6. Level 6
Karakteristik soal PISA level 6 antara lain adalah sebagai berikut:
Membutuhkan konseptualisasi, generalisasi, dan pemanfaatan informasi berdasarkan
pada investigasi siswa dan memodelkan situasi yang rumit.
Menghubungkan berbagai sumber informasi dan representasi secara fleksibel
berpindah dari satu representasi ke representasi lainnya.
Memerlukan penguasaan simbol dan operasi matematik formal serta hubungannya.
Kemampuan berkomunikasi secara tepat dan jelas dibutuhkan.
Soal
Seorang petani ingin memasukkan beras ke dalam gudangnya. Setiap karung beras berisi
100 liter beras. Jika satu kiloliter beras mengisi satu meter kubik, tunjukan bahwa volume
satu karung beras adalah 0,1 meter kubik!
Jawaban
100 liter setara dengan 0,1 meter kubik.