Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

“PENDIDIKAN BERKARAKTER DI LINGKUNGAN KELUARGÁ”

Disusun Oleh :

SRI YULIANTI HADJU


NIM : 532418017

DOSEN : PROF. Dr. H. Hamzah B. Uno,M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
PRODI PEND.TEKNOLOGI INFORMASI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik
serta Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menulis Makalah
yang berjudul “PENDIDIKAN BERKARAKTER DIKINGKUNGAN KELUARGA”yang
dapat terselesaikan pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk melengkapi persyaratan mata kuliah.
Disamping itu penulis berharap para pembaca mampu memahami isi makalah ini. Dan
penulisan makalah ini melibatkan banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno,M.Pd
Dan sangat diharapkan kepada para pembaca untuk bisa memberi kritik dan saran
yang sifatnya ilmiyah dan membangun, sehingga makalah ini bisa menjadi sempurna.
Akhir kata semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, sehingga bermanfaat bagi
kita semua.
Gorontalo,15 september 2018

Sri Yulianti Hadju


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang........................................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................................

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian................................................................................................................

B. Teori-teori Yang Mendukung...............................................................................

C. Hasil-hasil Penelitian..............................................................................................

D. Penerapan Dalam Pembelajaran..........................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. KESIMPULAN............................................................................................................

B. SARAN..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak


selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi
pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan,
kecerdasan, intelektual, maupun minat anak diperoleh pertama-tama dari orang tua
(keluarga) dan anggota keluarga lainnya.
Menurut uno, Hamzah dan Nina lamatenggo (2013:105) bahwa “ha;-hal
tersebut mempengaruhi system nilai budayadi lingkungan keluarga, yang dengan
sendirinya akan berlangsung di masyarakat yang bersangkutan karena proses
pendidikan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sosiokultural”
Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat
diperlukan bagi perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, tangguh dan memiliki sifat-sifat kepribadian
yang baik pula, seperti tidak mudah marah, tidak mudah emosional, mampu
beradaptasi dan lain sebagainya.
Berdasarkan suatu pengamatan tidak semua orang tua (keluarga) dalam
membimbing anaknya mempunyai suatu pandangan yang sama, tergantung pada
bentuk-bentuk kepemimpinan yang diterapkan oleh orang tua dalam keluarga itu
sendiri. Secara umum bentuk kepemimpinan orang tua dalam keluarga ada tiga
macam yakni demokratis, otoriter dan liberal (laissez faire). Dalam pelaksanaannya
ketiga bentuk kepemimpinan orang tua tersebut memiliki khas/kecerdasan yang dapat
memadai apakah kepentingan orang tua tersebut termasuk dalam bentuk
kepemimpinan yang demokratis, otoriter ataukah liberal (faissez faire).

B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian pendidikan di lingkungan keluarga
B. Teori-teori yang mendukung
C. Hasil-hasil penelitian
D. Penerapan dalam pembelajaran

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengertian pendidikan berkarakter dalam keluarga dan
untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak Prof.Dr.Hamzah B. Uno,M,pd
serta menambah pengetahuan saya akan penddikan dalam keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan dilingkungan keluarga


Pendidikan yang berkarakter di lingkungan keluarga pertama-tama diperoleh
dari orang tua. Dalam proses ini orang tua menyampaikan isi pendidikan kepada
anak-anaknya kadang dengan sadar, kadang juga tidak, tetapi menurut cara-cara yang
berlaku didalam kebudayaan ( Hamza B. Uno, Nina Lamatenggo,2016. Landasan
Pendidikan:251).

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai karakter (kebajikan)


pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada
anaknya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak hendaknya
berorientasi pada kebutuhan anak sebagai makhluk biopsikososialreligius serta
menggunakan cara-cara yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Peranan orang tua terutama ibu sangat besar pengaruhnya terhadap


perkembangan anak. Menurut Errickson: “ Perasaan aman hidup didunia hanya
mungkin dipunyai anak bila sejak lahir diliputi oleh suasana cinta kasih, serta diterima
oleh ibunya dengan kegembiraan dan keikhlasan.

Keluargalah atau orang tua yang pertama dan utama memberikan dasar
pendidikan seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih
sayang, rasa aman, dasar-dasar mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan. Hendaknya diberikan oleh orang tua dengan contoh perbuatan,
bukanlah nasihat-nasihat sebab satu sifat anak-anak adalah suka meniru (Hamza B.
Uno, Nina Lamatenggo,2016. Landasan Pendidikan: 249).

B. Teori-teori yang mendukung

A. Menurut Ki Hajar Dewantara


Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini menjelaskan bahwa pendidikan
adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
B. Menurut Ahmad D. Marimba
Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau
bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani
terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
C. Menurut Driyarkara
Pendidikan disimpulkan sebagai satu usaha dalam memanusiakan manusia
muda atau pengangkatan manusia muda ke skala yang insani.
D. Menurut H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
E. Menurut Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas
hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang
belum dewasa menuju kedewasaan.
F. Menurut Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan
penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
G. Menurut Stella Van Petten Henderson
Pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan
sosial.
H. Menurut Carter. V. Good
Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan
perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu
lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat
mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.
I. Menurut John Dewey
Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan
merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin
manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian
pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang
melalui pendidikan.

C. Hasil-hasil penelitian
Hasil pendidikkan karakter dalam keluarga menunjukkan bahwa anak-anak
yang tumbuh dalam keluarga lengkap merasa lebih terpenuhi kasih sayangnya, anak-
anak yang bermasalah lebih sedikit, anak yang mandiri lebih sedikit jika dibandingkan
dengan anak dari keluarga single parent, namun demikian anak-anak lebih penurut.
Dalam keluarga single parent, anak merasa kurang kasih sayang, anak yang
bermasalah lebih banyak, anak yang mandiri lebih banyak daripada anak dari keluarga
lengkap, namun anak-anak kurang penurut lebih banyak. Kendala dalam proses
pendidikan karakter dalam keluarga: kondisi perkawinan orang tua yang tidak
harmonis; hubungan orang tua dan anak yang tidak hangat; pengasuhan yang kurang
baik; kondisi sosial ekonomi yang kurang.
Hasil penelitian memberi gambaran bahwa sosialisasi dan pengasuhan anak
dalam keluarga dilandasi oleh kebudayaan yang diturunkan dari leluhurnya. Keluaga
besar dalam masyarakat sederhana merupakan ciri khas masyarakat tradisional yang
kurang memperhatikan anak-anaknya, pergeseran tugas dan tanggung jawab kepada
sekolah dan lembaga-lembaga lain, pearian kedalam tradisionalisme karena tidak
dapat mengikuti perkembangan dunia kultural longgarnya ikatan kekeluargaan, dan
berkembang menjadi individualistis dalam arti hanya bertanggungjawab terhadap
anak istriya saja (Hamza B. Uno, Nina Lamatenggo,2016. Landasan Pendidikan:
252).

D. Penerapan dalam pembelajaran


Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak
terutama pentingnya pendidikan dalam keluarga, karena apa yang terjadi dalam
pendidikan membawa pengaruh terhadap pendidikan anak dan terhadap pendidikan
yang akan dialaminya di sekolah dan di mayarakat. Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang utama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah
manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Menurut (Ahmadi, 2004 : 167)
“keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari 29 ayah, ibu, dan
anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan di dasarkan atas ikatan darah,
perkawinan, dan adobsi”.
Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu kesatuan hidup dan
keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama, keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling
kerjasama, dan saling memberi kasih sayang (Hasbullah, 2013 : 87). Keluarga
menyediakan situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua
dalam kelangsungan dalam pendidikannya.
Karena orang tua memegang peran utama dari anak sejak kecil yang meniru
apa yang diajarkan oleh orang tua. Peran keluarga dalam pendidikan anaknya tidak
hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup, tetapi
juga dengan pengasuhan dari orang tua dengan memberi perhatian, kasih sayang,
kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam pendidikan anak
sangatlah besar, keluarga merupakan unsur terkecil dalam sebuah masyarakat, dari
lingkungan keluargalah anak tumbuh dan berkembang dan dari sinilah awal
pendidikan diperoleh oleh anak, dari keluargalah anak belajar berprilaku, dan
bersikap, ketika keluarga telah menanamkan akhlak yang baik, perilak yang baik,
etika yang baik, dan akhirnya terbentuk sebuah kebiasaan yang baik, maka anak
tersebut berarti 30 telah siap untuk mengarungi kehidupan di luar lingkungan
keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep dasar pendidikan dalam keluarga,mengidentifikasikan serta
menetapkan tingkah laku dari kepribadian anak didik.Mempertimbangkan dan
memilih system belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang
akurat.memilih dan menetapkan prosedur,metode dan teknik belajar dalam
keluarga.Menetapkan norma-norma dan batasan minimal tingkah laku anak dan cara
ia berperilaku kepada setiap orang terutama orang yang lebih tua dari padanya juga
dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam melakukan pendidikan dalam keluarga
mereka.

B. Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran
yang berkaitan dengan Peranan Keluarga Dalam Pendidikan:
1. Kita harus mempunyai rasa tanggung jawab dalam mendidik anak-anak.
2. Kita harus mendidik dan menumbuhkan segala aspek kepribadian anak.

C. Kata Penutup
Alhamdulillah, penyusunan makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan. Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Maka dari itu, penulis berharap para pembaca agar
memberi kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusunan makalah ini bisa
sempurna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno, M. (2010). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai