Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketika persaingan diantara industri jasa semakin meningkat yang

diikuti dengan semakin meningkatnya kebutuhan manajemen terhadap

penyediaan informasi, perasahaan dituntut untuk mengubah teknologi,

proses produksi, desain produk, dan efektivitas keputusan yang berkenaan

dengan penentuan harga pokok. Sistem akuntansi biaya yang mampu

menyediakan informasi tentang sumber daya yang dikonsumsi dalam

pengadaan produk dan jasa dengan tepat waktu sangat diperlukan

manajemen untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi

perusahaannya.

Manajemen sebagai pengelola kegiatan operasional perusahaan

dituntut untuk dapat mengelola penggunaan sumber daya yang terbatas

dengan baik dan terarah hingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pengelolaan yang baik, tidak terlepas dari unsur perencanaan (planning),

pengkoordinasian (organizing), dan pengendalian (controlling).

Pengendalian terhadap biaya merupakan satu fungsi dari manajemen

karena fungsi tersebut merupakan ukuran kualitas daripada manajemen itu

sendiri. Fungsi ini membahas tentang analisis biaya produksi yang secara

langsung berhubungan dengan tingkat keuntungan perusahaan. Oleh

karena itu, manajemen memerlukan metode untuk mendukung tanggung

jawabnya dalam rangka proses pengendalian terhadap biaya produksi.

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah suatu konsep yang

terdiri dari beberapa unsur yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan

(Langfield-Smith, 2003). Anthony dan Govindarajan (2005) juga menje-

1
laskan kegiatan-kegiatan pengendalian manajemen, yaitu: a) merencanakan

apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi, b) mengkoordinasikan

kegiatan dari beberapa organisasi, c) mengkomunikasikan informasi, d)

mengevaluasi informasi, c) memutuskan tindakan apa yang seharusnya

diambil, e) mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku. Desain

sistem pengendalian manajemen tidak terlepas dari pertimbangan aspek

biaya dan manfaat.

Tujuan manajemen dalam menghasilkan suatu produk atau jasa

berprinsip pada least possible time (penghematan waktu seminim mungkin)

atau never permitting override (tak pernah ada yang diizinkan melangkahi

prosedur). Prinsip penghematan waktu seminim mungkin dapat berdampak

pada suatu simpulan bahwa tidak perlu adanya pengendalian. Pengendalian

yang tidak efektif dan tidak memberikan kontribusi positif hanyalah

merupakan pemborosan waktu dan biaya. Namun demikan, tanpa

pengendalian, kegiatan yang efisien dan efektif sukar dicapai. Dalam

praktiknya ada kalanya terjadi suatu penyimpangan yang melangkahi

prosedur pengendalian yang telah ditetapkan dengan alasan efisiensi dan

pemberian pelayanan prima atas suatu kegiatan yang tidak biasa (non rutin).

Secara prosedur hal ini tidak dibenarkan, namun demikian kasus

tersebut merupakan masukan bagi penyempurnaan system pengendalian

yang ada karena sistem pengendalian diciptakan untuk mencapai suatu

kegiatan yang efisien dan efektif. Penyimpangan yang dilakukan tersebut

harus didukung oleh pendokumentasian yang baik disertai persetujuan oleh

pejabat yang berwenang. Pendokumentasian penyimpangan tersebut

merupakan kunci pengendalian untuk mencegah adanya kecurangan.

2
Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem terpisah dalam

suatu organisasi, melainkan harus dianggap sebagai bagian integral dari

setiap sistem yang dipakai manajemen untuk mengatur dan mengarahkan

kegiatannya.

Pengendalian manajemen yang terpasang dalam organisasi sebagai

bagian dari sarana prasarana organisasi guna membantu manajemen

menjalankan organisasi dan mencapai tujuannya.

Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity Based Costing

(ABC) untuk menganalisis aktivitas. Penerapan ABC merupakan inovasi

yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak

memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang

akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai

dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kemudian pada tahun

1800-an dan awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok

produk berbasis aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi pada

akuntansi biaya tradisional. Sistem akuntansi ini disebut Activit-Based

Costing. Definisi metode Activity-Based Costing (ABC) merupakan suatu

sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya keaktivitas dan

kemudian keproduk (Hansen & Mowen, 1992).

Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara

akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu

biaya) yang digunakan. Dalam sistem penentuan harga pokok produk

dengan metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak

3
dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya

menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit.

Dalam metode ABC, menganggap bahwa timbulnya biaya

disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini

menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan

biaya dan akan lebih baik apabila diterapakan pada perusahaan yang

menghasilkan keanekaragaman produk.

Fungsi Activity Based Costing memperlihatkan bagaimana kelebihan

tersebut sangat berguna bagi perusahaan jasa perhotelan dalam rangka:

Melakukan efisiensi biaya dan penentuan tarif kamar hotel yang lebih tepat.

Sorotan utama di dalam penulisan ini adalah menganalisa Activity

Based Costing sebagai alat pengendalian manajemen pada Hotel Taman

Marannu.

1.2. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah

pokok adalah: "Bagaimana implementasi dan peranan Activity Based

Costing sebagai alat pengendalian manajemen pada Hotel Taman

Marannu”.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi dan

peranan Activity Based Costing sebagai alat pengendalian manajemen pada

Hotel Taman Marannu.

Sedangkan kegunaan penelitian adalah:

1. Sebagai masukan dan bahan informasi kepada perusahaan.


4
2. Sebagai acuan dan bahan pustaka kepada pihak-pihak yang menga-

dakan penelitian lanjutan pada obyek yang sama.

1.4. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui lebih jauh kerangka penulisan, maka dapat dilihat

pada sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, masalah pokok, tujuan

dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II. Landasan teori terdiri dari pengertian Activity Based Costing, konsep-

konsep dasar Activity Based Costing, struktur sistem ABC, syarat

penetapan sistem Activity Based Costing, pengertian pengendalian,

sistem pengendalian manajemen, konsep dasar, jenis pengendalian

manajemen, keterbatasan sistem pengendalian manajemen,

Bab III. Metode penelitian terdiri dari daerah dan waktu penelitian, metode

pengumpulan data, jenis dan sumber data, serta metode analisis.

Bab IV. Gambaran umum perusahaan terdiri atas sejarah singkat

perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab.

Bab V. Hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan hasil

penelitian.

Bab VI. Kesimpulan dan saran terdiri atas kesimpulan dan saran-saran.

5
6

Anda mungkin juga menyukai