2017
Siregar, Elpidayanti
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5609
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
DAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA AIR
TUGAS AKHIR
ELPIDAYANTI SIREGAR
142401175
DEPARTEMEN KIMIA
ALAM
MEDAN
2017
TUGAS AKHIR
ELPIDAYANTI SIREGAR
142401175
DEPARTEMEN KIMIA
MEDAN
2017
Disetujui di
Medan, Juli 2017
Disetujui Oleh
Ketua Program Studi D3 Kimia Dosen Pembimbing
Ketua Departemen
Kimia FMIPA USU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ELPIDAYANTI SIREGAR
142401175
karya ilmiah ini dengan baik, serta shalawat seiring salam tak lupa penulis
(COD) dan total suspended solid (TSS) pada Air Limbah Di PT Sucofindo
Medan. Yang merupakan Salah satu syarat untuk menyeleseikan studi Program D-
III Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauhan Alam Universitas Sumatera
Utara.
bantuan, masukan dan saran yang sangat berharga serta dorongan semangat dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang paling berharga ini penulis
Sumatera utara.
Terkhusus buat Ayah, Ibunda, Kakak, Adik penulis tercinta yang telah
Penulis menyadari dalam penulisan Karya ilmiah ini masih jauh dari
Besar harapan penulis agar kiranya Karya ilmiah ini dapat bermamfaat
Medan, Juli
Penulis
Elpidayanti Siregar
ABSTRAK
Kata kunci : COD, TSS, Limbah Cair, Metode refluks tertutup, Gravimetri
ABSTRACT
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif.
memerlukan biaya yang cukup besar, disamping itu juga dapat mencemari
lingkungan.
usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini. Salah satu usaha
yang sedang digalakkan sektor industri baik yang berupa industri berat maupun
yang berupa industri ringan. Maka dengan munculnya industri perlu dipikirkan
juga efek sampingnya yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah
pula tingkat pencemaran pada perairan udara dan tanah yang disebabkan oleh
menghasilkan limbah cair yang mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi
degradasi bahan organik yang lebih besar. Industri pengolahan uap menghasilkan
limbah cair yang mengandung senyawa organik yang relatif tinggi dalam bentuk
ditandai dengan pertumbuhan ganggang secara pesat dan kadar oksigen terlarut
yang rendah.
mengandung bahan kimia. Dimana kandungan bahan kimia yang ada didalam air
limbah dapat merugikan lingkungan berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat
menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang
tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya bila bahan
Untuk itu sebelum dibuang keperairan bebas, limbah tersebut harus diolah
parameter yang harus ditentukan misalnya COD, BOD, TSS, TDS dan lain
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat dialam secara
manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Kuantitas air yang
mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada fisik tanah, misalnya bobot isi
(bobot tanah tiap satuan volume tanah, permeabilitas (daya tanah melakukan air),
infiltrasi (daya tanah meresapkan air), porositas (jumlah volume udara yang
butiran-butiran tanah ).
pembersih alam yang dipunyai air penampungnya. Air buangan yang mengandung
bahan kimia dan sisa-sisa pelumas dapat merubah warna, bahkan dapat
kadar Chemical oxygen demand (COD) dan kadar Total Suspended Solid (TSS)
pada beberapa limbah cair, yang selanjutnya dapat diketauhi apakah limbah cair
tersebut telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa kadar Chemical oxygen demand
1.3.Tujuan
Untuk menentukan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended
Solid (TSS) pada sampel limbah cair yang ada dilaboratorium kimia lingkungan
PT Sucofindo Medan.
1.4.Manfaat
dianalisa kadar COD dan TSS nya, mengetauhi kualitas air limbah yang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus di lindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang harus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Air
antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air. Oleh karena itu diperlukan pengelolahan dan perlindungan
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
dan peternakan
Air menutupi sekitar 70 % permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km
juta km3 air terdapat dalam berbagai betuk, misalnya uap air, es, cairan dan
salju. Air tawar terutama terdapat sungai, danau, air tanah dan gunung es. Semua
badan air didataran dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus
terlarut, bau dan rasa. Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik
maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah industri. Suhu air mempengearuhi
jumlah oksigen terlarut. Semakin tinggi suhu air, jumlah oksigen terlarut makin
rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna
oleh adanya organisme dalam air seperti alga, juga oleh adanya gas H2 S hasil
(biological oxygent demand), kesadahan dan senyawa kimia beracun. Nilai pH air
dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik
dalam bentuk molekul daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut
dipengaruhi pH.
berasal dari hasil fotosintesis selain dari absorbsi atmosfer. Semakin tinggi jumlah
untuk menguraikan bahan organik dalam air secara biologi. Makin tingginya
jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah. COD menunjukkan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dalam air secara
kimia. Makin tinggi nilai COD menunjukkan tingginya jumlah bahan organik dan
dalam air. Adanya senyawa arsen meskipun dalam jumlah yang kecil dapat
point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik, dan saluran limbah
industri. Pencemar yang berasal dari point source bersifat local. Efek yang
jumlah yang banyak. Misalnya :limpasan dari daerah pertanian yang mengandung
pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah permukiman (domestik) dan limpasan
daerah perkotaan.
Bahan pencemar (polutan) adalah bahan –bahan yang bersifat asing bagi
alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan
(misalnya badan air) secara alamiah misalnya akobat letusan gunung berapi, tanah
longsor, banjir, dan fenomena alam yang lain. Polutan yang memasuki ekosistem
polutan tersebut
Bahan pencemar atau polutan adalah bahan bahan yang bersifat asing bagi
alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tanam
Air dari alam atau natural water secara fundamental berbeda kondisinya
dengan air dari tempat budidaya (kolam/tambak). Jumlah biota ditambak /kolam
air umumnya jauh lebih banyak dibandingkan jumlah air, akibatnya material sisa
metabolisme (metabolit) yang di keluarkan biota berupa kotoran dan urine tidak
dapat seimbang. Disamping itu, didalam air juga terjadi proses lain secara
biologis. Pada organisme hidup lain seperti plankton. Dengan begitu tingkat
faktor baik faktor internal (di dalam tambak /kolam ) seperti pengolahan air,
pakan, kepadatan dan lain lain, maupun faktor eksternal (di luar)seperti cuaca dan
sumber air.
1. Padat penebaran
5. Pengelolaan air
7. Perubahan cuaca
kerusakan biologis apabila tidak di tangani dengan benar, baik melalui efek
langsung maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila
masalah bahan sisa (limbah) radioaktif. Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan –bahan
pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi
perdagangan). Sumber industri dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah,
air permukaan atau air hujan. Air tanah, permukaan dan air hujan pada kondisi
tertentu masuk sebagai komponen limbah cair, karena pada keadaan sistem
saluran pengumpulan limbah cair sudah atau retak, air alam itu dapat menyatu
dengan komponen limbah cair yang lainnya dan harus di perhitungkan upaya
penangannya.
a. Aktivitas manusia
diantaranya.
PDAM, dll. Limbah cair dari sumber itu biasanya dihasilkan dari
baku yang di olah/di proses, jenis barang atau bahan jadi yang di
manajemen industri.
nya air untuk mengaliri lahan pertanian. Secara alami dan dalam
penerima.
b. Aktivitas alam
yang disebut air larian. Air larian yang jumlahnya berlebihan sebagai
akibat dari hujan yang turun dengan intesitas tinggi dan dalam waktu yang
lama dapat menyebabkan terjadinya banjir. Atas dasar itu air hujan atau air
dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat air hujan, baik bagi
limbah cair yang penting untuk diketauhi adalah: bahan padat tersuspensi
berat(heavy metals)
Bahan padat terlarut adalah bahan padat yang terdapat dalam filtrat
pengolahan konvensional.
oksigennya.
gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion Chrom. Nilai COD
e. Organisme Koliform
f. pH
oksigen pada limbah cair sangat bervariasi dan sama sekali tidak
badan air
j. Logam Berat
Sesuai dengan sumber asalnya, maka limbah mempunyai komposisi yang sangat
bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi secara gratis besar zat-zat
yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan sperti pada skema berikut
ini:
Air Limbah
Air
(99%) Bahan
Padat
(0,1%)
( Organik Anorganik
kkk
Protein (65%) Butiran
Karbohidrat (25 %) Garam
Lemak (10 %) Metal
(sugiharto.1978).
telah di coba dan dikembangkan selama ini. Tekhnik –tekhnik pengolahan air
metode pengolahan :
Untuk suatu jenis air buangan tertentu , ketiga metode pengolahan tersebut dapat
terlebih dahulu.
Pada dasarnya, reaktir pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu :
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses kumpur aktif terus berkembang
dengan berbagai modifikasinya antar lain: oxidation ditch dan kontak –stabilisasi.
85%-90 %(di bandingkan 80% -85%), dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak,juga
termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti
indonesia, waktu detendi hidrolis selama 12-18 hari didalam kolam oksidasi
maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen
yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di lagoon yang diaerasi cukup
1. Trickling filter
2. Cakram Biologi
3. Filter terendam
Sampah yang masi baru hanya sedikit berwarna jeruh tetapi kemudian
menjadi semakin kelam dan tajam. Sampah yang baru berisi sedikit oksigen larut
dan kadang-kadang sejumlah kecil nitrit dan nitrat, khususnya setelah hujan.
Sampah yang baru hanya mengandung sedikit alkali tetapi selama oksidasi
dari permukaan. Jadi penting sekali untuk segera membuang secara tuntas sampah
lingkungann. Dengan cara yang sama, pembuangan sanpah industri pun penting,
Adalah lebih mudah dan hampir selalu lebih murah untuk membenahi limbah
Hal ini disebabkan oleh karean secara umum mudah merubah bentuk
campuran sampah dengan limbah perdangan menjadi satu aliran yang memenuhi
COD atau Kebutuhan Oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg
O2) yang di butuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 L
(oxidizing agent).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis
angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan.Dalam tabel 2.1. tercantum
Angka perbandingan yang lebih rendah dari yang seharusnya , misalnya untuk air
Tidak semua zat-zat organis dalam air buangan maupun air permukaan
dapat dioksidasikan melalui tes COD atau BOD. Theoretical Oxygen Demand
organis dalam air yang dihitung bila komposisi zat organis terlarut telah diketauhi
dan dianggap semua C, H, dan N habis teroksidasi menjadi CO2,H2O dan NO3.
Untuk masing –masing jenis air (air sungai, air buangan penduduk, air limbah
tabel 2.2 menunjukkan perbandingan angka –angka tersebut untuk air buangan
penduduk .
ThOD 100 %
COD(tes cepat ) 70
Kadar Klorida (Cl-) sampai 2000 mg/L didalam sampel dapat mengganggu
bekerjanya katalisator Ag2SO4 dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh
dikromat.
analisa Bod memerlukan waktu 5 hari. Untuk menganalisa Cod antara 50 sampai
(reproducibility) tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari Gangguan dari
tes COD.
Tes COD hanya merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu reaksi
oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam
), sehingga merupakan suatu pendekatan saja. Karena hal tersebut di atas maka
tes COD tidak dapat membedakan untuk zat-zat yang sebenarmya tidak
D. Ketelitian
diperkenankan.
Gunakan botol kaca bila memungkinkan . Penggunaan botol Plastik harus bersih
dari zat-zat organik yang mungkin masih tersisa di dalamnya. Sampel yang
lumpur juga terdiri dari zat-zat organik yang harus dioksidasikan dalam tes COD
Sampel yang tidak stabil yaitu yang mempunyai kadar bakteri Fe2+ tinggi,
Dalam larutan ditemui dua kelompok zat , yaitu zat terlarut seperti garam
dan molekul organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat,
lwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini di temukan melalui
Dalam metode analisa zat padat, pengertian zat padat total adalah semua
zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam
bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat
padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organis dan inorganis.
Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan antara lain zat padat terapung
yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis
dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam
keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya
beratnya.
Prinsip total suspended solid yaitu : sampel disaring dengan filter kertas
0
filter yang mengandung zat padat tersuspensi dikeringkan pada 105 selama 2
jam.
yang tidak dapat mengendap yaitu tetap tersebar secara merata dalam larutan,
maka penyimpanan baku yang relatif hanya 2 sampai 5% atau kurang lebih
harus representatif yaitu dengan cara pengambilannya yang benar, sampel harus
isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawaan tertentu dari unsur tersebut
dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan itu dipisahkan dari
suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar
radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil.
yang dapat dengan mudah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang. Lalu
bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dihitung dari pengetauhan kita tentang
pemisahan unsur atau senyawaan yang terkandung dapat dicapai dengan beberapa
METODELOGI PERCOBAAN
3.1.1. Alat
1 .Buret vakum 25 mL
2. Erlenmeyer 100 mL
4. Pipet takar 10 mL
5. COD Thermoreactor
6. Tabung COD
7. Gelas Ukur
8. Gelas Piala
9. Cawan petri
3.1.2. Bahan
1. Sampel air
2. Aquadest
3. K2Cr2O7 0,01 M
5. Indikator Phenantroline
Sebagian besar zat - zat organik dalam sampel akan dioksidasi oleh larutan
3.3.Pembuatan pereaksi
- Kemudian dihomogenkan
dihomogenkan
5. Didinginkan
Merah bata.
Contoh uji yang telah homogen di saring dengan kertas saring yang
mencapai berat konstan pada suhu 103℃ sampai dengan 105 ℃. Kenaikan berat
7. Dikocok sampel, lalu dipipet sampel sebanyak 300 mL ke dalam beaker glass
dan corong
4.1. Hasil
Dari hasil analisa kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total
Suspended Solid (TSS) pada Sampel air limbah yang Ada di laboratorium kimia
lingkungan PT Sucofindo Medan dapat di lihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2
4.1. Data analisa Chemical Oxygen Demand dari sampel limbah cair di PT
Sucofindo Medan adalah
Sampel Parameter Satuan Percobaan
I II III
4.2. Data analisa Total Suspended Solid (TSS) Dari sampel limbah cair di PT
Sucofindo Medan adalah
Sampel Bobot Kosong Bobot Isi TSS (mg/L)
( )× × × ×
Rumus : COD ( )=
Keterangan :
BE O2 = 8 gram/molek
Fp = Faktor pengenceran
V.titrasi I : 3,08
II : 3,10
V.Blanko : 3,76
N.Fas : 0,0962
Hasil :
( , , )× . × ×
CODp262 I :
.
= 209,33
Keterangan :
Vs : Volume sampel
a :34,2409
b :34,2241
Vs : 100
Hasil
, ,
TSS p262 :
= 106 mg/l
Perhitungan yang sama dilakukan terhadap sampel limbah karet, limbah domestik
Dari data percobaan Tabel 4.1 diperoleh kadar COD pada limbah kelapa
sawit sebesar 206,25 mg/l, limbah karet sebesar 178,37 mg/l, limbah farmasi
sebesar 84,85 mg/l dan limbah domestik sebesar 77,96 mg/l. Adanya
perbedaan kadar COD yang besar dari limbah cair kelapa sawit, limbah karet,
kandungan senyawa bahan kimia yang terdapat dari masing - masing limbah
cair tersebut, dimana pada limbah cair domestik mengandung bahan mineral
dan zat-zat organik yang sebagian besar terdiri dari bahan – bahan nitrogen,
karbohidrat, lemak dan sabun. Limbah cair kelapa sawit mempunyai kadar
organik yang lebih besar. Salah satu limbah cair industri kelapa sawit
Limbah cair pabrik karet juga mengandung senyawa organik yang tinggi
anatara lain dalam bentuk senyawa karbon, nitrogen dan fosfat yang dapat
kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk cair, padat, maupun uap.
Air limbah farmasi merupakan pencemaran yang sangat potensial hal ini
Pada analisa TSS yaitu bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu, yang mana residu dianggap
sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama
penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion utama
karbondioksida dan gas –gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak
1µm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm.
TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama
disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa kebadan air.
Dari Tabel percobaan 4.2 diperoleh kadar TSS pada limbah kelapa sawit
sebesar 106 mg/l, limbah karet sebesar 52 mg/l, limbah farmasi sebesar 26
mg/l dan limbah domestik 67 mg/l. Adanya perbedaan kadar TSS yang di
peroleh lebih besar pada limbah kealapa sawit dikarenakan limbah kelapa
berupa ion – ion yang biasa ditemukan diperairan maupun dikolam limbah
(Cl). Dan pada Limbah karet, Limbah Farmasi, maupun, Limbah Domestik
memiliki kadar TSS atau angka pencemaran yang cukup rendah di karenakan
aktivitas di dalam limbah tersebut sedikit terdapat bahan bahan organik atau
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa kadar COD dan TSS yang telah dilakukan di PT
1. Kadar COD limbah kelapa sawit= 206,25 mg/l, limbah karet = 178,37 mg/l,
2. Kadar TSS pada sampel limbah cair adalah adalah limbah kelapa sawit=106
mg /l, limbah karet =53 mg/l, limbah farmasi=26 mg/l, dan limbah domestik
=67 mg/l.
5.2 Saran
seminggu dengan menggunakan percobaan triplo ( tiga kali) dan dianalisa secara
sekitarnya dan untuk anlisa TSS selanjutnya sebaiknya kertas saring yang berisi
penyaringan.
Boyd, C.E. 1988. Water Quality in warmwater fish ponds. Fourth Printing.
Auburn University Agricultural Station, Alabama,
USA.359 p.
Christian. G.D,1980. Analytical Chemistry,3 rded.J wiley:New york.
MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
BALTHASAR
KAMBUAYA
MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
BALTHASAR
KAMBUAYA
MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
BALTHASAR
KAMBUAYA
Catatn :
Kadar Paling tinggi untuk setiap parameter pada tabel di atas di nyatakan dalam
miligram parameter perliter air limbah.
MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
BALTHASAR
KAMBUAYA