Laporan Umum KP Januari
Laporan Umum KP Januari
PENDAHULUAN
2
Sebelah timur : Persawahan penduduk
Peta lokasi PT. Indo Acidatama Tbk Dapat dilihat pada Gambar I.1
3
Tata letak (Lay Out) merupakan pengaturan tempat kedudukan dalam
area pabrik. Denah tata letak (lay out) pabrik dapat di lihat pada gambar 1.2
(terlampir). Secara garis besar tata letak PT. Indo Acidatama Tbk terbagi
menjadi lima bagian utama, yaitu :
1. Bagian Tangki Penyimpanan Bahan Baku
2. Bagian Kantor
3. Bagian Proses, terdiri dari :
a) Unit Fermentasi (A-200)
b) Unit Etanol (A-300)
c) Unit Aldehide (A-400)
d) Unit Asam Asetat (A-450)
e) Unit Etil Asetat (A-500)
4. Bagian Utilitas, Bengkel dan Gudang
5. Bagian Pengolahan Limbah
Tata letak PT. INDO ACIDATAMA Tbk dapat dilihat pada gambar I.2.
4
Gambar I.2. Tata Letak PT. Indo Acidatama Tbk
Keterangan gambar :
5
1A. Mess 19. Fermentasi area 200
12. Asam asetat area 400 dan 500 31. Bak anaerob I
16. Tangki produksi area 400 35. Gudang kapur dan pemroses
6
PT. Indo Acidatama Tbk menggunakan bahan baku tetes tebu
(molasses) yang merupakan hasil samping pabrik gula. Sumber dari tetes
tebu di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Dalam negeri (Lokal) yaitu dari Lampung, PG. Tasik Madu, PG.
Trangkil, PG. Madukismo dan pabrik gula lainnya yang berada di
sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur .
2. Luar negeri (impor) yaitu berasal dari Pakistan dan Australia
Kapasitas produksi PT. Indo Acidatama Tbk mengolah sampai
892.740 ton tetes tebu pertahunnya. Tetes tebu digunakan sebagai media
fermentasi yang menghasilkan alkohol. Tetes tebu itu memiliki persyaratan
minimum:
Kekentalan 85 οBrix
Kadar Gula 56%
Tetes diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tangki dan
akan ditimbang terlebih dahulu di atas jembatan timbang yang terletak di
bagian depan pabrik. Kemudian tetes tersebut diumpankan ke dalam tangki
penyimpanan tetes melalui hopper dan penyaringan dengan bantuan screw
pump. Tangki penyimpanan yang tersedia ada 4 buah dan masing-masing
mempunyai kapasitas 6.000 m3. Selanjutnya tetes tersebut dikirim ke unit
fermentasi sebagai bahan baku pembuatan Mash dengan bantuan screw
pump. Komposisi molasess dapat di tabel 1.1 lihat
Tabel 1.1 Kandungan dalam Molasses
Komponen %bv/v
Sukrosa 50
Air 20
Selulosa 6
Padatan Tersuspensi (Cu, Phosfor) 11
Kadar Abu 13
b. Asam Asetat
PT. Indo Acidatama Tbk menggunakan bahan baku asam asetat
untuk pembuatan etil asetat. Dahulu PT. Indo Acidatam Tbk
memproduksi asam asetat sendiri. Karena ketidak stabilan pasar dunia
dan banyaknya industri asam asetat dari bahan baku gas alam yang
7
harga produknya lebih murah, maka untuk menghindari kerugian PT.
Indo Acidatama Tbk menghentikan produksi asam asetat dan memilih
untuk mengimpor asam asetat dari luar sebagai bahan baku pembuatan
etil asetat.
1.3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk-produk yang dihasilkan PT. Indo Acidatama Tbk Pada awalnya
adalah sebagai berikut :
a. Etanol : ±150.000 liter/hari
Pemasaran produk diantaranya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
dan sebagian lagi di ekspor. Ekspor perdana dapat direalisasikan pada tanggal 5
Desember 1988 ke Jepang sejumlah 1.500 kiloliter etanol. Hingga saat ini
kapasitas produksi PT. Indo Acidatama Tbk telah mengalami peningkatan sebagai
berikut :
a. Produk Utama
1. Etanol
Kapasitas : 150.000 liter/hari
Spesifikasi
o Kenampakan : bening
o Bau dan Rasa : spesifik
o Kadar : min 96,5% volume
o Waktu Test Permanganat : min 30 menit
o Minyak Fussel : max 0,2 mg/100 ml
o Asetaldehid : max 0,2 mg/100 ml
o Asam Asetat : max 0,4 mg/100 ml
o Asam Asetat dan metil ester : max 2,0 mg/100 ml
o Basa dan furfural : tak terdekteksi
o Abu : max 0,5 mg/100 ml
2. Etil Asetat
Kapasitas : 15.000 kg/hari
Spesifikasi
o Kenampakan : tidak berwarna, tak bersuspensi
o Kadar : 100% berat
o Titik Didih (1 atm) : 76-77,80C
o Warna : max w APHA
o Berat Jenis (200C) : 0,85 g/cc
o Titik Nyata : -40C
o Kelarutan dalam air : 7,7% berat
o Kandungan Air (200C) : 3,35 berat
o Keasaman : max 0,03 ml/100g
b. Produk Antara
8
Mash
Mash merupakan hasil fermentasi tetes (molasses). Kadar etanol dalam
tetes kira-kira 11-12% volume.
staff organization. Struktur organisasi PT. Indo Acidatama Tbk secara garis besar
9
PT. Indo Acidatama Tbk dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang
membawahi 3 bidang yaitu :
A. Bidang Produksi (Plant Executive officer)
B. Bidang Keuangan dan Adminiistrasi (Finance and Administrative
Executive Officer)
C. Bidang Komersial (Commercial Executive officer)
10
Plant executive Officer dibantu oleh Vice Executive Officer to
Plant, Plant Maintenance Engineering dan Safety Inspector, membawahi 5
bagian:
1. Departemen Produksi
Bagian ini terdiri dari :
a. Staf Produksi
b. Shift Head Department, membawahi :
1. Fermentation Supervisor
2. Production 1 Supervisor
3. Production II Supervisor
4. Production III Supervicor
c. Proses Control and Micro Lab Section, membawahi :
1. Prosess Control Shift Supervisor
2. Micro Lab Supervisor
2. Departemen Utilitas
Bagian ini terdiri dari :
1) Power Station Section
Dibantu oleh bagian Maintenance Diessel Supervisor
2) Shift Leader
3. Electrical Maintenancee Departement
Bagian ini terdiri dari :
a. Plant Electric and instrument Section, membawahi :
1) Plant Electric Supervisor
2) Plant Instrumen Supervisor
11
Finance and Administrative executive Officer dibantu oleh Vice
Executive Officer to Industrial Relation, secretary dan Security Assurance.
Membawahi 5 bagian :
1. Accounting Department
Bagian ini terdiri dari :
a. Financial Accounting Supervisor
b. Cost Accounting Supervisor
c. Tax Staff
d. Marketing Staff
2. Finance
Dibantu oleh Cashir
3. Computer and Data Producing Staff
4. Human Resources Department
Bagian ini terdiri dari :
a. Personal Section, membawahi :
o Compensation Staff
o Personal Administration and Traning Staff
o Conseling and Labor Relation Staff
b. Security Section
dibantu oleh Security Staff Supervisor
5. General Affair Department
Bagian ini terdiri dari :
a. Transport and Housing Section, membawahi :
o Transport Supervisor
o General Maintenance Supervisor
b. General Affair Section, membawahi :
o Office and Service Supervisor
o Conteen Supervisor
c. Policlinic
12
o Chemical and Raw Supervisor
o Finished Product Supervisor
4. Quality Assurance Section
Dibantu oleh Quality Assurance Staff
13
Dipimpin oleh seorang Finance and Administration Executive Oficer
yang dibantu oleh Vice Executive Oficer to Industrial Relation,
membawahi lima bagian yaitu:
Finance Departement
Computer & Data Processing Departement
Accounting Departement
Human Resourses Departement
General Affairs Departement
14
Karyawan shift berhubungan langsung dengan proses produksi.
Yang termasuk karyawan shift adalah bagian proses, utilitas dan
laboratorium. Karyawan shift ini dibagi menjadi 4 group, yaitu A, B, C,
dan D.
Jam kerja karyawan diatur sebagai berikut :
Shift I (pagi) : jam 07.00 – 15.00
Shift II (siang) : jam 15.00 – 23.00
Shift III (malam) : jam 23.00 – 07.00
Jadwal pekerja di PT. Indo Acidatama Tbk dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Jadwal Pekerja
GROUP TANGGAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A 3 - - 2 2 1 1 3 3 - - 2 2 1 1
B 1 3 3 - - 2 2 1 1 3 3 - - 2 2
C - 2 2 1 1 3 3 - - 2 2 1 1 3 3
D 2 1 1 3 3 - - 2 2 1 1 3 3 - -
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 3 - - 2 2 1 1 3 3 - - 2 2 1
1 1 3 3 - - 2 2 1 1 3 3 - - 2
- - 2 2 1 1 3 3 - - 2 2 1 1 3
2 2 1 1 3 3 - - 2 2 1 1 3 3 -
Perusahaan juga memberikan jaminan sosial yang cukup baik bagi tenaga
kerja. Ketentuan jaminan sosial yang berlaku di PT. Indo Acidatama Tbk adalah :
1) Sarana Kesehatan yaitu Poliklinik
2) Sarana K3 yang meliputi perlengkapan sarana kerja
3) Transportasi karyawan dengan sistem pool
4) Menyelenggarakan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5) Rekreasi dan Olahraga
15
6) Pakaian kerja dua stel
1.4.4 Fasilitas
1.4.4.1 Fasilitas Karyawan
Fasilitas yang disediakan untuk kesejahteraan karyawan PT. Indo
Acidatama Tbk yaitu :
a) Fasilitas Kesehatan (poliklinik)
Poliklinik ini merupakan tempat pelayanan kesehatan bagi karyawan di
bawah pengawas dokter perusahaan.Poliklinik ini juga memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi di lingkungan perusahaan
sebelum korban dibawa ke rumah sakit.
b) Sarana Olah Raga
PT. Indo Acidatama Tbk menyediakan sarana olah raga antara lain
bulutangkis, bola voli, tenis lapangan dan sepak bola
c) Kesenian
PT. Indo Acidatama Tbk menyediakan wadah penyalur bakat dan aspirasi seni
bagi karyawan melalui seni karawitan.
d) Sarana Ibadah (Masjid)
Disediakan bagi karyawan yang beragama Islam untuk melaksankan ibadah
dan pada hari-hari tertentu dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar lokasi
pabrik
e) Tunjungan Istimewa Tahunan
Pada Hari Raya Idul Fitri setiap karyawan mendapatkan tunjangan yang
besarnya diatur oleh perusahaan.
f) Tunjangan Hari Tua
Setiap karyawan berhak mendapat tunjangan atau pensiunan hari tua sesuai
posisi terakhir bekerja di pabrik.
g) Asuransi Tenaga Kerja
Karyawan tetap telah diasuransikan oleh pihak pabrik.
h) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
Karyawan berhak menjadi anggota SPSI yang berguna bagi karyawan dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan dengan pihak pabrik.
i) Kantin
Setiap karyawan mendapatkan fasilitas makan dari pabrik dalam
kesehariannya di pabrik.
j) Transportasi
Disediakan bus karyawan untuk mengantar dan menjemput para karyawan
bagi karyawan senior mendapatkan fasilitas mobil.
16
a) Perkantoran
Perkantoran yang terdapat dalam pabrik digunakan untuk mengurus
administrasi karyawan, serta pemasaran produk (marketing)
b) Bea Cukai
Mengawasi pengeluaran produk etanol dari pabrik. Etanol yang akan
dijual ke pasar nasional maupun internasional merupakan bahan kimia
yang terkena cukai pemerintah
c) Armada Angkut Truk Container
Untuk distribusi etanol, asam asetat, dan etil asetat dari pabrik ke seluruh
konsumen dipulau Jawa.
d) Jembatan Timbang
Untuk menimbang bahan baku, bahan pembantu, dan produk jadi yang
terdapat didalam truk container yang akan masuk dan keluar pabrik.
e) Hydrant
Untuk mengatasi kebakaran. Siap dipergunakan sewaktu-waktu.
f) Shipping station
Sebagai tempat pengisian produk berupa etanol ke tangki-tangki dalam
truk container sebelum dipasarkan.
g) Gudang (warehouse)
Sebagai tempat untuk menyimpan jerigen (kemasan asam asetat).
h) Bengkel (workshop)
Untuk memperbaiki alat-alat yang rusak dan tempat penyimpanan suku
cadang peralatan dan mesin-mesin proses produksi.
i) Pos penjagaan
Untuk menjaga keamanan diseluruh lingkungan pabrik dan memeriksa
semua kendaraan yang keluar dan masuk area pabrik termasuk truk-truk
container.
j) Area parkir
Untuk menempatkan kendaraan karyawan dan truk-truk container yang
mengangkut bahan.
1.4.5. Logo Perusahaan
Awalnya logo PT. Indo Acidatama Tbk berupa tiga buah labu Erlenmeyer
dengan warna biru tua. Pada tanggal 8 Agustus 2007 PT. Indo Acidatama Tbk,
mengganti logo mereka menjadi paramida yang berwarna hijau, orange, dan
hitam.
17
Logo PT. Indo Acidatama Tbk dirancang sebagai simbol perusahaan sekaligus
sebagai gambaran singkat tentang industri kimia ini. Dimana simbol ini
memiliki arti sebagai berikut :
a. Warna Hitam
Melambangkan kegigihan, kesabaran dan perjuangan dari PT. Indo
Acidatama Tbk, yang sampai sekarang masih tetap berdiri kokoh dalam
dunia industri di Indonesia.
b. Warna Hijau
Mebangkan bahwa produk yang dihasilkan oleh PT. Indo Acidatama Tbk
ramah terhadap lingkungan.
c. Warna Orange
Melambangkan kesejahteraan karyawan PT. Indo Acidatama Tbk.
18
b. Imussing Safety Rule, yaitu menentukan langkah-langkah dalam pengoprasian
unit atau peralatan yang mana diperhitungkan pada faktor-faktor keselamatan
kerja maupun peralatannya.
c. Good House Keeping, yaitu menciptakan tenaga kerja dengan lingkungan
yang bersih serta aman, sehingga dapat terhindar dari terjadinya kecelakaan
dan kebakaran.
Sedangkan materi peningkatan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
Perencanaan yang baik oleh pemimpin.
Penerapan yang aman oleh tenaga kerja.
Pemasangan pagar pengaman dan alat lindung terhadap mesin yang
berbahaya.
19
TDS : 90.000 – 120.000 ppm
Sulfat : ± 2.500 ppm
Pengolahan limbah pada pabrik dilakukan dengan dua cara yaitu diolah sampai
baku mutu dan dipakai sebagai bahan pembuat pupuk.
1.6.1. Pengolahan Sampai Baku Mutu
Pengolahan limbah dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1. Proses Anaerob
Limbah masuk ke lagoon anaerob yang ditutup dengan HDPE
(High Density Poly Ethylen) dengan waktu tinggal 100 hari (3 lagoon
masing-masing 33 hari). Lagoon tersebut berukuran 48 x 149 x 7 meter.
Proses yang terjadi adalah pendegradasian oleh lumpur aktif. Pada proses
ini limbah diberi nutrisi berupa N (urea) dan P (TSP). Penambahan nutrisi
ini dibuat sedemikian rupa sehingga COD : N : P = 100:5:1. Perlakuan
yang lain adalah sirkulasi yang merata dengan menggunakan pompa
(masing-masing lagoon memiliki 6 pompa) dan diharapkan tidak dead
zone dari mikroba. Dari pengolahan ini diperoleh kadar CCH4 ± 55%, CO2
42% komponen Organik 2%, H2S 1%. Saat ini gas tersebut dipakai sebagai
bahan bakar boiler, adapun jumlah gas yang dihasilkan dari masing-
masing lagoon adalah 28.800 m/hari. Dari anaerobic lagoon COD tinggal
25.000 ppm dan BOD 5000 ppm. Selanjutnya dimasukkan ke aerob
lagoon.
2. Proses Aerob
Proses ini limbah memiliki waktu tinggal 20 jam. Aerobic lagoon
dilengkapi dengan 5 buah aerator yang dibuat sedemikian rupa sehingga
DO di dalam lagoon min 1,5 ppm. Lumpur aktif pada proses ini
membutuhkan oksigen untuk aktivasinya. Pada proses ini ditambahkan
nutrisi urea dan TSP. perbandingan COD : N : P = 25:3:1. Dari aerobic
lagoon limbah dimasukkan ke 2 buah clarifier. Clarifier I merupakan
biological clarifier yang berfungsi untuk menghasilkan sludge (lumpur)
dari cairan, sludge (lumpur) dikembalikan ke lagoon. Cairannya masuk ke
clarifier II yang sebelumnya ditambahkan bahan kimia yang berfungsi
sebagai koagulan (pengikat partikel penyebab keruh) dan flokulan
(penggumpalan).
3. Proses Kimia – fisika
20
Proses ini dilakukan di clarifier II dimana dilakukan pemisahan
antara sludge (lumpur) dan cairannya. Sludge (lumpur) diambil sebagai
subtitusi pembuatan pupuk dan cairannya dibuang ke perairan bebas
melalui 2 buah filter yaitu sand filter dan carbon filter. Limbah keluar dari
filter pada umumnya memiliki COD 180 -200 ppm dan BOD 80-100
ppm.
Baku mutu limbah PT. Indo Acidatama Tbk sudah sesuai dengan
Ketetapan Pemerintah tentang baku mutu limbah cair, dapat dilihat pada tabel
1.3. berikut ini :
Beberapa unsur dalam limbah yang direduksi agar sesuai dengan baku
mutu limbah cair PT. Indo Acidatama Tbk adalah :
21
1) pH limbah harus dinetralkan dari 4,85 menjadi 7 dengan injeksi larutan basa
yaitu larutan kapur jenuh.
2) Temperatur limbah harus direduksi dari 37 0C menjadi 30 0C.
3) Zat padat terlarut dari limbah direduksi dari 25 ppm menjadi 20 ppm dengan
cara pengendapan kemudian diteruskan dengan proses filtrsi dengan
menggunakan sand filter.
4) Kandungan besi limbah harus direduksi dari 0,035 ppm menjadi 0,005 ppm,
dengan proses adsorbsi dengan menggunakan karbon sand filter.
5) Kandungan Chromium dari limbah harus direduksi dari 0,5 ppm menjadi 0
ppm, dengan proses adsorbs menggunakan karbon sand filter.
6) Kandungan Chadmium dari limbah harus direduksi dari 0,1 ppm menjadi
0,025 ppm dengan proses adsorbs dengan mnggunakan karbon sand filter
7) Kandungan sulfide pada limbah harus direduksi dari1,08 ppm menjadi 0,01
ppm dengan proses adsorbsi menggunakan karbon sand filter.
8) Kandungan Chlorin bebas dari limbah harus direduksi dari 0,75 ppm menjadi
0,005 ppm dengan proses adsorbs menggunakan karbon sand filter.
9) Kandungan amoniak bebas limbah harus direduksi dari 1,85 ppm menjadi 0,9
ppm dengan proses adsorbsi menggunakan karbon sand filter.
10) Kandungan nitrit limbah harus direduksi dari 0,5 ppm menjadi 0,005 ppm
dengan proses adsorbsi mengunakan karbon sand filter.
11) BOD limbah harus direduksi dari 35.000 ppm menjad 100 ppm dengan proses
anaerob dengan bantuan bakteri jenis methane, yaitu Methana bacterium.
12) COD limbah harus direduksi dari 120.000 ppm menjadi 300 ppm dengan
proses pengendapan kemudian dilanjutkan dengan proses filtrasi kemudian
proses adsorbsi dengan menggunakan sand filter dan karbon sand filter.
22
13 Nikel (Ni) ppm -
14 Sianida (Si) ppm -
15 Sulfida (S) ppm 0,012
16 Fluorida (F) ppm -
17 Chlorine bebas (Cl2) ppm 0,05
18 Amoniak Bebas ppm 0,84
19 Nitrit (NO2) ppm 0,005
20 Phospat (PO4) ppm -
21 BOD Ppm 155
22 COD Ppm 300
1.6.2. Pengolahan Sebagai Bahan Baku Pupuk
Pembuatan pupuk organik di PT. Indo Acidatama Tbk menggunakan bahan
organik padat (biasanya berupa serbuk gergaji) yang disiram dengan stillage
(sebelumnya telah ditanamkan mikroba sehingga bisa hidup pada kondisi
anaereob, aerob, fotosintetik, fakultatif anaerob). Penyiraman dilakukan setiap
hari dan diaduk dengan escavator. Proses ini berlangsung selama 26 hari, dan
dihentikan pada saat rasio C : N dibawah 20 telah menjadi kompos.
Selanjutnya kompos diperkaya dengan penambahan unsur (kotoran
ayam), P (rock pospat), K (arang kayu). Prosesnya disebut proses pembokasian
(selama 4 hari) dengan menambahkan mikroba tertentu dan berlangsung ssecara
anaerob. Setelah 4 hari pupuk organik tersebut di pack dengan merk Alfinase.
Sedangkan stillage sisa yang berwujud cairan ini dikentalkan dalam
fertilizer plant Area 1200 untuk membuat produk pupuk organik cair dengan merk
POMI.
23
BAB II
DISKRIPSI PROSES
24
pengembangbiakan yeast di pre fermenter, dan tahap terakhir
pembentukan mash di main fermenter. Produk yang dihasilkan dari unit
fermentasi berupa mash dengan kadar alkohol 8-9%. Proses fermentasi
diawali dengan mencampur molasses dengan air proses, kemudian
dialirkan menuju seed fermenter, pre fermenter, dan main fermenter.
Proses fermentasi di seed fermenter dan pre fermenter terjadi secara aerob
sedangkan proses di main fermenter terjadi secara anaerob. Masing-
masing tahapan akan mengalami inkubasi, sehingga keluaran dari tiap
tahapan akan dihasilkan mash dengan kadar alkohol yang berbeda-beda.
Seed fermenter menghasilkan mash dengan kadar alkohol 3-3,5%, pre
fermenter menghasilkan mash dengan kadar alkohol 6-7% dan main
fermenter menghasilkan mash dengan kadar alkohol 8-9%.
Mash yang di hasilkan dari tangki main fermenter akan dikirim ke
unit etanol untuk didistilasi sehingga menghasilkan alkohol dengan kadar
± 96% sebagai produk utama.
25
tersuspensi 11% v/v, kadar abu 13% v/v, dan gula lain yang tidak dapat
difermentasi (selulosa) 6% v/v.
26
Setelah media tersebut dingin, yeast diinokulasikan dimana pada tahap ini
proses berlangsung secara aerob.
Media yang diinokulasikan dengan yeast culture diaerasi dengan
kecepatan 20 m3/jam dengan menggunakan blower. Blower yang
digunakan adalah BA 226. Temperature dijaga tetap pada suhu ± 32 oC
selama waktu inkubasi media ± 16 jam. Pengambilan sampel dilakukan
setiap 4 jam sekali untuk analisa sehingga diperoleh kekentalan awal ±
20oBrix, kekentalan akhir adalah ± 9-10o Brix. Jumlah sel awal ±
0,35x107/cc, jumlah sel akhir ± 4,2x108/cc, kadar alkohol sebesar ± 3-
3,5%.
Hasil akhir dari seed fermenter diambil sebanyak 16 liter sebagai
yeast culture untuk inokulum batch selanjutnya, sedangkan sisanya
dialirkan ke tangki pre fermenter secara gravitasi.
Fermenter Pertama (Pre fermenter/FB 210,211,212)
Pre fermenter merupakan tempat yang digunakan untuk proses
pembiakan lebih lanjut dari yeast. Sebelum digunakan, tangki ini harus
dicuci dan disterilisasi terlebih dahulu menggunakan steam selama ± 1 jam
pada suhu 98-100oC.
Bahan utama yang masuk ke dalam pre fermenter yaitu molasses
(± 8 m3), air ( ± 36 m3). Bahan pendukung yang digunakan yaitu udara ( ±
200 m3/jam), urea (50 kg), asam phospat ( ± 67 kg) sebagai nutrisi dan
antifoam 5 liter serta formalin 0,1 liter untuk sterilisasi tangki.
Molasses dan air proses dari tangki penyimpanan di area 100 (FC
206 dan FC 207) dipompa ke tangki pre fermenter dengan bantuan pompa
ulir (P202). Bahan nutrisi berupa asam phospat dan urea juga dimasukkan
ke dalam tangki pre fermenter. Media yang berupa tetes, air proses, dan
nutrisi dipasteurisasi menggunakan steam pada suhu 78 oC. Media tersebut
didinginkan dengan pendingin sistem surface area sampai suhu ± 32oC.
selanjutnya yeast culture dari seed fermenter (FB 209) dipindahkan
kedalam pre fermenter secara gravitasi.
Setelah media tersebut dingin, yeast diinokulasikan dan diaerasi
dengan kecepatan 200m3/jam dan temperature dijaga tetap ± 32oC. Media
diinkubasi selama ± 16 jam. Pengambilan sampel dilakukan setiap 2 jam
sekali untuk analisa kekentalan awal sekitar ± 20oBrix, dan kekentalan
akhir sekitar ± 8-10oBrix. Jumlah sel awal ± 0,20x108/cc, jumlah sel akhir
27
± 4,20x108/cc. dan kadar alkohol sebesar ± 5-7%. Hasil akhir dari pre
fermenter dialirkan ke tangki main fermenter.
Fermenter Utama (Main fermenter/FB 213,214,215,216,217,218)
Unit Etanol merupakan area distilasi Etanol, dimana mash dari unit
fermentasi yang mengandung 8-9%. Etanol didistilasi di unit ini dan
dikondensasikan hingga menghasilkan Etanol 96,0 % atau lebih (produk
utama yang dijual), head alkohol (94,9%), feint alkohol (89,3%), serta
fussel oil (non commercial by product).
28
Alat-alat utama pada unit Etanol adalah :
Mash Distilling column (DA 301)
Rectifying column (DA 302)
Hydroselection column (DA 303)
Recovery column (DA 304)
29
Hasil atas menara DA 302 berupa uap alkohol yang masih
mengandung metanol di kondensasikan pada AE 301 (diflasing)
menggunakan lutter water dari DA 302. Alkohol keluar dari AE 301
berupa cairan dan uap, cairannya direfluks ke menara DA 302 sedang
uapnya yang mengandung metanol diumpankan ke dalam menara DA 304.
Lutter water yang keluar dari AE 301 dialirkan ke separator F 301 untuk
memisahkan uap dan cairannya, uap yang terbentuk dialirkan ke menara
DA 301 sebagai penambah energi, sedangkan cairannya (lutter water)
direfluks ke dalam AE 301 dan sebagian dipakai sebagai pemanas HE 302.
Netral alkohol (95,9%) diambil dari tray atas (59 dan 63) langsung diambil
sebagai hasil setelah didinginkan pada HE 304.
Hasil bawah menara DA 302 selain dialirkan ke AE 301, sebagian
dialirkan ke menara DA 303 sebagai pengencer dan penambah energi. Dan
tray 20 diambil head alkohol, feints dan fussel oil yang selanjutnya
diumpankan ke kolom DA 304.
31
BAB III
SPESIFIKASI ALAT
3.1 ALAT UTAMA
Unit Fermentasi
1. Seed Fermenter Tank (FB 209 A/B/C)
Tugas : Merupakan tempat pembiakan awal yeast
Bentuk : Silinder tegak tertutup dilengkapi dengan
pendingin Jacket Cooler
Tinggi :2m
Diameter : 1,3 m
Bahan : Stainless steel
Volume : 2,65 m3
Kondisi : Sterilisasi tangki sampai suhu 100oC
Waktu fermentasi : 16 jam
Kekentalan tetes : 18o brix menjadi 12 o brix
Bahan pembantu : Urea, antifoam, yeast, TSP
Produk : mash dengan kadar alkohol 3-4 %
2. Pre Fermenter Tank (FB 210, FB 211, FB 212)
Tugas : Merupakan tempat pembiakan lebih lanjut dari
yeast
Bentuk : Silinder tegak tertutup dilengkapi sistem
pendinginan surface area
Tinggi : 3,8 m
Diameter : 6,5 m
Bahan : Stainless steel
Volume : 68 m3
Kondisi : Sterilisasi tangki sampai suhu 100oC
Waktu fermentasi : 16 jam
Kekentalan tetes : 12 o brix menjadi 8-9 o brix
Bahan pembantu : Urea, antifoam, yeast, TSP
Produk : mash dengan kadar alkohol 5-7 %.
3. Main Fermenter Tank (FB 213, 214, 215, 216, 217, 218)
Tugas : Merupakan tempat fermentasi utama yang
menghasilkan alcohol dengan kadar 8-9 %.
Bentuk : Silinder tegak tertutup dilengkapi dengan Heat
Exchanger
Tinggi : 9,8 m
Diameter : 10,35 m
Tinggi atap : 1,6 m
Bahan : Carbon steel
Volume : 824 m3
Kondisi : Sterilisasi tangki sampai suhu 100oC
Waktu fermentasi : 36-40 jam
Kondisi fermentasi : Anaerob dengan suhu 32oC
Bahan pembantu : Urea, antifoam, yeast, TSP
32
Produk : mash dengan kadar alkohol 9-10 %.
Unit Destilasi
1. Mash Distilling column (DA 301)
Tugas : Memisahkan alkohol dengan stillage
Tinggi : 15.970 mm
Diameter : 900 mm
Bahan : Stainless steel
Jenis : Sieve tray column
Jumlah tray : 39
Tray spacing : 400 mm
Bahan isolasi : Rock wool
Penutup isolasi : Stainless steel
Kondisi operasi : Suhu kolom : atas : 80-85oC ; bawah : 75oC
Tekanan kolom : atas : 0,3 bar ; bawah : 0,5 bar
33
Tinggi : 21.320 mm
Diameter : 900 mm
Bahan : Stainless steel
Jenis : Sieve tray column
Jumlah tray : 40
Bahan isolasi : Rock wool
Penutup isolasi : Stainless steel
Kondisi operasi : Suhu kolom : atas : 99,4oC ; bawah : 105oC
Tekanan kolom : atas : 2,65 bar ; bawah : 1,7 bar
34
Bahan : Carbon steel
Tinggi : 1,88 m
Diameter : 2,4 m
3. Heat Exchanger (HE 213, 214, 215, 216, 217 dan 218)
Tugas : mendinginkan mash dari main fermenter.
Jenis : plate
Jumlah plate : 109 buah
Kondisi operasi : Tekanan maksimum : 13 bar
Suhu maksimum : 55 oC
Luas transfer panas : 53,5 m2
Panjang : 1,05 m
Ketebalan plate : 0,4 m
4. Pompa 201 ( P 201)
Tugas : mengalirkan molasses dari hopper (FC 206) ke
fermenter
Jenis : screw pump
Jumlah : 2 buah
Kondisi operasi : Kecepatan : 55-319 rpm
Suhu : 25-35 oC
Viskositas : 5.000 cp
Kapasitas : 7-30 m3/jam
Tekanan : 3 bar
Motor : 7,5 Kw
5. Pompa 202 ( P 202)
Tugas : memompa air proses dari hopper (FC 207) ke
fermenter
Jenis : screw pump
Jumlah : 2 buah
Kondisi operasi : Kecepatan : 68-414 rpm
Suhu : 25-35 oC
Viskositas : 5.000 cp
Kapasitas : 22-90 m3/jam
Tekanan : 2 bar
Motor : 15 Kw
6. Pompa 203 ( P 203)
Tugas : mengalirkan cleaning water dari FC 207 ke
fermenter
Jenis : centrifugal pump
Jumlah : 2 buah
Kondisi operasi : Kecepatan : 2.900 rpm
Kapasitas : 60-80 m3/jam
Tekanan : 10 bar
Motor : 18,5 Kw
7. Pompa 204 (P 204)
Tugas : mengalirkan process water dari hopper unit utilitas
(FC 207) ke hopper (FC 207)
Jenis : centrifugal pump
35
Jumlah : 2 buah
Kondisi operasi : Kecepatan : 2.900 rpm
Kapasitas : 60-80 m3/jam
Tekanan : 10 bar
Motor : 18,5 Kw
Unit Destilasi
1. Falling Film Heat Exchanger (AE 301)
Tugas : Mengembunkan uap etanol dari DA 302 dan
sebagai pemanas DA 301
Tinggi : 7.070 mm
Diameter : 600 mm
Bahan : Stainless steel
Jumlah pipa : 173
36
Jumlah pass :1-1
Jumlah tube : 22
OD : 45,6 mm
37
OD : 42,4 mm
Jenis : plate
Jumlah plate : 10
38
Jenis : pompa sentrifugal
Power : 1,5 kW
Frekuensi : 50 Hz,
220 – 380 V
Kapasitas : 1 m3/h
TDH : 28,1 m
39
TDH : 13,7 m
40
column (DA 304) ke Hydroselection column (DA
303)
Jenis : pompa sentrifugal
Power : 3 kW
Frekuensi : 50 Hz,
220 – 380 V
Kapasitas : 15 m3/h
TDH : 24,8 m
41
BAB IV
UTILITAS
42
tersebut kemudian dialirkan ke Sand Filter untuk mengalami proses filterisasi
atau penyaringan dengan menggunakan media pasir silika.
Sistem yang digunakan di PT. Indo Acidatama Tbk adalah :
Pre Treatment bisa dilakukan dalam waktu singkat,
Dapat menghilangkan bakteri dan turbidity semaksimal mungkin,
Waktu penyaringan cepat,
Pemakaian air pencuci (wash water) sedikit,
Sebagai langkah awal proses air yang berlanjut ke proses pelunakan air (soft
water).
43
Gambar 4.1 Skema Pendingan Air di Cooling Tower
PT. INDO ACIDATAMA Tbk memiliki 2 cooling tower dengan
sistem open cooling system. Cooling tower 1 dilengkapi dengan 4 unit fan dan
cooling tower 2 dilengkapi dengan 3 unit fan. Cooling tower dilengkapi
dengan 2 bak (bassin) yaitu cold basin yang menampung cooling water dan
hot basin yang menampung water return dari plant. Pompa distribusi yang
digunakan minimal berkekuatan 37,5 kW dan yang paling besar berkekuatan
90 kW.
Cara kerja cooling tower ini sebagai berikut, cooling water dari plant
dialirkan ke hot basin. Air dalam hot basin akan dialirkan ke atas
menggunakan pompa sirkulasi berkekuatan 30 kW menuju dack atas cooling
tower dan dijatuhkan. Hal ini bertujuan agar terbentuk titik-titik air karena
bertumbukan dengan kisi-kisi kayu. Udara luar akan dihisap oleh fan
berkekuatan 55 kW melewati kisi-kisi. Maka akan terjadi proses perpindahan
panas antara air panas dengan udara luar yang lebih dingin. Sehingga air
menjadi dingin dan ditampung dalam cold basin untuk didistribusikan ke
plant lagi.
Karena pendinginan cooling water yang bersifat open cooling system,
kualitas cooling water sangat dijaga untuk menjaga agar tidak terjadi masalah
seperti :
44
a. Inorganic fouling (scale/bentuk Kristal CaCO3, CaSO4, CaSiO3,
MgSiO3)
b. Sedimentasi fouling (pasir/lumpur)
c. Organic fouling (minyak/waxes)
d. Microbial fouling (algae, fungi, bakteri)
45
Parameter Unit Recommended Value
Ca Hardness ppm CaCO3 100-300
Total Hardness ppm CaCO3 Max 350
Total Iron ppm Fe Max 2
Chloride ppm Cl Max 350
Silica ppm SiO2 Max 180
Ortho Phosphate ppm PO4 4-9
O-PO4 (unfiltered-filterd) Max 2
Zinc ppm Zn 0,1-2,5
Free Residual Halogen ppm Cl2 0,2-0,5
COD ppm Max 100
Cycle of Conc-Silica 2,5
Total Aerobic Bacteria cfu/ml 1 x 106
Slime Former Bacteria cfu/ml 5 x 105
46
Proses treatmentnya dimulai dari air yang berasal dari Water Pit di
alirkan kedalam tangki softener. Di dalam softener tank terdapat Resin Na+
yang bertujuan mengikat Ca (kalsium) dan Mg (magnesium) yang merupakan
komponen pembentuk kerak nineral CaCO3 yang akan menempel pada
dinding boier sehingga menghambat terbentuknya panas. Bila konsentrasi Ca
dan Mg sudah terlalu banyak yang diikat oleh Resin Na+ maka sakan terjadi
kejenuhan atau tidak trace atau air menjadi sadah (Total Hardness CaCO 3) di
atas 4 ppm. Maka harus dilakukan proses Regenerasi dengan garam dapur
NaCl (larutan garam) ± 700 kg/ regenerasi. Setelah melalui proses kimia
didalam tangki softener, air sudah disebut dengan Soft Water dan ditampung
di tangki FC 701.
47
Tempa bertemunya udara/ oksigen yang dihembuskan oleh blower, bahan
bakar (solar, batubara, gas methane) dan api sehingga terjadi pembakaran,
bagian ini juga disebut Lorong Api.
2. Pipa Api
Didalam Boiler, pipa-pipa tersusun sejajar dan terendam Feed Water.
Berfungsi sebagai jalannya gas panas yang dihasilkan dari pembakaran di
lorong api, sehingga temperature Feed Water menjadi naik/ panas dan
menjadi uap.
3. Heat Exchanger (HE)
Sebagai pemanas awal Soft Water dengan menggunaan system Cell and Tube,
sumber panas dari air Blowdown.
4. Dearator
Alat yang berfungsi membuang sisa Oksigen yang ikut terbawa bersama Feed
Water Boiler agar tidak terjadi korosif dalam boiler.
48
No Parameter Unit Recommended Value
5 Silica Ppm SiO2 Max 450
6 Iron Ppm Fe Max 1,0
7 Conductivity/ TDS Uscm-1 / Max 5000
ppm
8 Sulfite Ppm SO3 20 – 40
9 Appearance Jernih
Boiler no 2
Spesifikasi :
Merk : ALSTOM
Buatan : South Africa (RSA)
Kapasitas : 14 ton steam/jam
Tekanan uap max. : 1400 kPa
Temperatur operasi : 195 oC
Bahan bakar : batu bara
Konsumsi bahan bakar : 30 ton/hari
Boiler no 3
Spesifikasi :
Merk : BASUKI
49
Buatan : Indonesia
Kapasitas : 16 ton steam/jam
Tekanan uap max. : 13 bar
50
Alat ini berfungsi untuk membuang sisa-sisa oksigen yang ikut terbawa
dari air umpan boiler untuk mencegah korosif dalam boiler. Pemanas
dalam deaerator diambil dari steam header.
51
Gas metana yang dibutuhkan boiler no 1 untuk beroperasi sekitar 916
Kg/Jam.
Solar
Solar digunakan untuk bahan bakar alat-alat transportasi.
Biogas Plant
Biogas adalah hasil samping pengolahan limbah dari area 300 yang
ditampung dalam bak anaerob yang telah ditutup dengan membran polimer
HDPE. Gas yang dihasilkan oleh bak anaerob berupa gas metana yang
bermanfaat untuk pengganti BBM dari boiler no 1. Gas metana yang
dihasilkan memiliki tekanan 1,54 bar pada suhu 34oC. Hasil gas metana yang
dipakai ± 48.000 m3/hari.
Cara operasional dari Biogas plant :
Gas dihasilkan oleh bak anaerob dihisap dan dimampatkan meggunakan
blower 1 kemudian dialirkan melalui pipa PVC menuju biogas plant.
Gas di masukkan ke scrubber 1 yang berisi air yang disemprotkan untuk
memisahkan partikel-partikel kotoran yang terbawa dalam aliran gas. Air
yang digunakan berasal dari well pump. Sedangkan air dari scrubber
tersebut dialirkan ke bak anaerob pada bagian WWT sebagai pengencer.
Setelah melewati scrubber 1, maka gas metana dimasukkan ke dalam
scrubber 2 yang berisi larutan NaOH untuk mengikat sulfur dalam gas
metana yang akan mengakibatkan korosi pada boiler dan bau menyengat
pada cerobong boiler. Di dalam kolom scrubber 2 juga dilengkapi plat besi
dengan posisi diagonal yang berfungsi menangkap/ menjebak kandungan
air yang ikut lolos dari kolom scrubber 1 agar pembakaran di dalam Boiler
menjadi sempurna.
Gas metana yang keluar dari scrubber 2 kemudian dihisap dan
dimamatkan oleh blower 2 sehingga tekanan gas akan naik menjadi 0,28-
0,7 bar sesuai dengan kebutuhan boiler agar terjadi pembakaran sempurna.
52
Keterangan :
1.2.3 : bak anaerob
4 : blower 1
5 : scrubber 1
6 : scrubber 2
7 : blower 2
8 : boiler no 3
9 : pompa scrubber
53
pael power COS yang berisi ACB (Air Circuit Breaker) yang berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus power listrik.
Tabel 4.4 Pembagian Power COS
No COS Pembagian Power
1 COS I Evaporator
Biogas Plant
4 COS IV Fermentasi
Penerangan CR
54
1. Compressor Turbo
Ada 2 unit masing-masing dengan kapasitas udara terpasang 4.800
kg/jam, digerakkan oleh motor yang berkekuatan 500 kW/ unit., udara di
Compressor ini mengalami perlakuan pemampatan sampai 3 kali oleh turbo
dimana setiap selesai di mampatkan udara akan menjadi panas dan
didinginkan di Inter Cooler sedangkan pendingin udara yang paling akhir
adalag after cooler. Hal ini dilakukan agar didapatkan udara tekan dengan
pressure, temperature dan flow yang sesuai dengan kebutuhan plant.
2. Compressor Piston
Ada 4 unit dengan kapasitas udara terpasang per unit 1.250 kg/ jam,
compressor ini dilengkapi motor berkekuatan 160 kW yang menggerakkan 2
buah piston secara horizontal, yaitu Piston Low Pressure (LP) dan Piston
High Pressure (HP).
55
Udara dari 2 jenis compressor ini kemudian di tampung di tangki
stabilizer FA 550 A, B, D yang akan didistribusikan ke plant A dan plant B,
sedang tangki FA 550 C untuk menampung udara instrument.
Udara instrument adalah udara proses dari tangki FA 550 D yang
dialirkan ke Air Dryer, yaitu suatu alat dimana udara mengalami proses
pengeringan dan pendinginan dari temperature 60oC menjadi 10oC agar
kandungan air didalam udara terkondensasi, sehingga tidak mengakibatkan
peralatan di plant maupun di Control Room tidak cepat korosif. Tahap akhir
perjalanan udara instrument ini adalah melalui Hyper Filter S dan Q sebagai
alat untuk memastikan bahwa kandungan air dalam udara instrument ini
sudah sangat minimal.
BAB V
LABORATOTRIUM
56
Laboraturium di PT. Indo Acidatama Tbk, bertugas untuk
menganalisa mutu bahan baku dan produk jadi atau siap jual (Quality
Control) serta bahan-bahan selama diproses (plant analysis). Hasil analisa
bahan baku digunakan untuk menentukan kelayakan molasses untuk diproses
atau tidak. Gula sisa dalam mash dianalisa untuk mengetahui sejauh mana
proses pembentukan alkohol dalam mash. Makin tinggi konsentrasi gula sisa
dalam mash, makin rendah efisiensi fermentasi. Unfermented sugar yang ada
juga mempengaruhi makin tingginya kadar gula sisa dalam mash. Hasil
analisa produk digunakan untuk menjelaskan kepada konsumen tentang
kandungan dan komposisi produk sesuai spesifikasi konsumen, hasil analisa
bahan-bahan yang diproses digunakan sebagai informasi ke control room
setiap 4 jam, sehingga pengendalian proses produksi berjalan dengan baik.
Adapun yang dianalisa dalam laboratorium adalah :
57
Mengambil sampel etanol dari tiap menara distilasi setiap hari untuk
dianalisa berat jenisnya
- Periode
Sebagian sampel dari analisa harian dikumpulkan dan setiap 15 hari
dilakukan analisa total yang meliputi indeks bias, berat jenis, kadar
etanol, dan uji logam berbahaya.
4. Pemeliharaan yeast
Yeast dipelihara dalam media agar-agar dan setiap 2 minggu sekali
dipindahkan ke media agar-agar baru.
5.2. Alat-alat Laboraturium
b. Alat Uji PH
1. pH meter
2. Beaker glass
3. Tissue
c. Alat Uji oBrix pada molasses
1. Neraca analytic
2. Gelas ukur 500 ml atau tabung panjang 50 cm, d = 4 in
3. Gelas beaker 600 ml
4. Pengaduk
5. Magnetic stirrer
6. Brix meter
d. Alat Uji oBrix pada mash
1. Gelas ukur 250 ml
2. Spindle saccharometer skala 5-25 oBrix
3. Pengaduk
58
- Lampu Bunsen
Menyiapkan reagen sebagai berikut :
- Molasses / tetes
- Urea
- Diamonium hydrogen phosphate
- Slant dari shaccaromices cereviceae sebanyak 10 ml
- Pepton from neat
- Extract of yeast powder
59
d. Uji Alkohol Yield
Cara kerja
- Menimbang 10 % total sugar untuk volume 60 ml
- Menimbang nutrisi meliputi urea 0,5 gr, Diamonium Hydrogen
Phosphate 0,25 gr, yeast extract 2,5 gr, peptone 2,5 gr
- Nutrisi tersebut bersamaan dengan tetes yang ditimbang dilarutkan
dengan aquadest sampai volume 500 ml dan memasukkannya kedalam
labu fermentasi volume 1000 ml
- Membilas labu takar yang digunakan untuk membuat media dengan 100
ml aquadest, mengaduk hingga homogeny
- Menutup labu fermentasi dengan kapas yang dibungkus kain kasa atau
dengan silicone plug lalu ditutup aluminium foil kemudian mensterilkan
dengan autoclave suhu 1200C / 1 atm selama 20 menit, lalu
mendinginkannya.
- Menginokulasikan dengan TT seed yang telah diinkubasi selama 1 hari.
- Menggagnti tutup dengan muffle leher angsa kemudian memberi
aquadest dan menginkubasinya selama 3 hari pada suhu kamar.
- Menganalisa alkohol content pada yield dengan cara sebagai berikut :
a. Mengambil 250 ml mash dengan labu takar, lalu masukan kedalam
labu destilasi volume 1000 ml dan membilas labu takar dengan
aquadest sebanyak 250 ml
b. Mendestilasi dan menampung destilat dengan erlenmeyer sampai
volume 300 ml dan memindahkan kedalam labu takar 500 ml dan
menjadikan volumenya 500 ml dengan aquadest. Mengocok hingga
homogeny lalu menyimpan dalam freezer sampai suhu dibawah 20 0C
lalu mengocok lagi.
c. Memasukkan kedalam gelas ukur volume 250 ml atau 500 ml dan
memasukkan spindle alcohol meter range 0 – 7 % dan membaca tepat
pada suhu 200C.
Perhitungan :
60
e. Pertumbuhan Yeast
Untuk pertumbuhan yeast yang secara langsung didatangkan dari Jepang.
Yaitu saccharomyces cereviceae Kyowa.
Cara Kerja :
- Yeas dar YMA (Yeast Media Agar)t ditempatkan dalam media tumbuh 10
ml YMP ( Yeast Malt Pepton).
- Selanjutnya yeast diinkubasi selama 24 jam, disebut inkubasi awal.
- Yeast ditransfer ke media yang lebih besar yaitu 500 ml molasses pada
suhu 30 oC dan diinkubasi kedua selama 24 jam
- Proses pembibitan dilanjutkan pada media yang lebih besar, yaitu
molasses sebanyak 4000 ml dengan kondisi operasi yang sama
- Yeast yang terbentuk pada tahap ini disebut fresh yeast culture
- Setiap satu kali proses batch memerlukan 16 L ( 4 x 4000 ml) fresh yeast
culture
5.4. Instrumentasi
Instrumentasi berfungsi untuk mengetahui kondisi operasi dan
mengendaan kondisi tersebut terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi
sehingga menjamin proses produksi dan utilitas dapat beroprasi sesuai yang
diharapkan. Instrumentasi ini dipasang sesuai dengan kebutuhan dan bekerja
secara manual (digerakan oleh manusia) atau otomatis (dapat diamati dari
ruang kendali dan digerakan dengan sistem pneumatic atau sistem elektris).
Instrument yang penting di PT. Indo Acidatama Tbk, yaitu :
1. Control valve, fungsinya untuk menentukan besar kecilnya aliran
2. Transmitter, berfungsi untuk menunjukan level yang tampil di plant
3. Thermocouple, fungsinya untuk menunjukan temperature alat
4. Manometer, fungsinya untuk menunjukan tekanan alat
BAB VI
PENUTUP
62
6.2 Saran
6.2.1. Perlu adanya peningkatan efisiensi kerja saat instrument dan analisa
laboratorium sehingga akan memberikan informasi yang lebih
akurat.
6.2.2. Perlunya ditingkatkan kesadaran para pekerja dalam penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri) sehingga K3 di lingkungan pabrik lebih baik.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Farah et all, 2011, Study Of Growth Kinetic And Modeling Of Ethanol
Production By Saccharomyces Cerevisiae, Departemen Of Biotechnology
Engineering, Kuala Lumpur
Faith W.L., & Keys, D.B., 1957, Industrial Chemicals, John Wiley & Sons, Inc.
New York
Himmelblau, David, 1989, Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, Prentice Hall, New Jersey
Perry, R.H., and Green, D., 2000, Perry’s Chemical Engineers Hand’s book, 8th
Edition, Mc Graw Hill Book Co, New York
Prescott, S.C., Dunn, C.G., 1959, Industrial Microbiology, Mc Graw Hill Book
Company, New York
Ruslina, Maya.,2012, Laporan Kerja Praktek PT Indo Acidatama Tbk
Departemen Produksi Unit Fermentasi, Universitas Indonesia, Depok
64