Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak
dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Di
dunia setiap tahun di perkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena
Pneumonia ( 1 Balita/ 15 detik ) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5
Kematian Balita, 1 diantaranya di sebabkan oleh Pneumonia. Bahkan
karena besarnya kematian ISPA ini, ISPA/Pneumonia di sebut sebgai
pandemic yang terlupakan atau The Forgotten Pandemic. Penyakit infeksi
pernapasan Akut ( P2 ISPA ) di Indonesia mulai pada tahun 1984,
bersamaan dengan mulainya P2 ISPA di tingkat global oleh WHO.

B. Ruang Lingkup Program P2 ISPA


Sesuai dengan tantangan yang dihadapi saat ini, rung lingkup P2 ISPA
meliputi :
1. Pengendalian Pneumoni Balita
2. Kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemic Influenza yaitu
penaggulangan episenter pandemic influenza, penanggulangan
epidemic/wabah dan penaggulangan pandemic Influenza.
3. Penyembangan Program P2 ISPA yaitu diarahkan pada pengendalian
ISPA diatas umur 5 tahun, ISPA akibat polusi udara sesuai dengan
perkembangan dan kemapuan program.
PENGERTIAN
Untuk memudahkan pemahaman dan kesamaan persepsi terhadap
pedoman ini perlu di jelaskan beberapa pengertian istilah dibawah ini
yaitu :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA )
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung hingga kantong paru ( alveoli ) termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus/ rongga disekitar hidung ( sinus paranasal ), rongga
telinga tengah dan pleura.
2. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (
alveoli ) dan mempunyai gejala batuk, sesak napas,ronki dan
infiltrate pada foto rontgen. Terjadinya pneumonia pada anak
seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada
bronchus yang disebut BronkhoPenumonia. Dalam pelaksanaan P2
ISPA semua bentuk pneumonia ( baik Pneumonia maupun
BronkhoPneumonia) disebut “Pneumonia” saja.
3. Influenza adalah Infeksi yang menyerang saluran pernapasan,
disebakan oleh virus Influenza dengan gejala deman ≥ 380 c disertai
salah satu atau lebih gejala batuk, nyeri tenggorokan,nyeri otot, pilek
dan kadang-kadang diare. Virus influenza terdiri dari 3 tipt yaitu A,B
dan C.
4. Severe Acute Respiratory Infection ( SARI ) atau infeksi pernpasan
akut berat sama dengan gejala ILI ( Influenza Like Illness ) yang
disertai dengan: napas cepat atau sesak napas dan membutuhkan
perawatan rumah sakit. Contoh SARS dan Pneumonia karena
A(H5N1) dan (H1N1).
5. ISPA akibat Polusi adalah ISPA yang disebabkan oleh factor resiko
polusi udara seperti asap rokok, asap pembakaran rumah tangga, gas
buang sarana transportasi dan industry, kebkaran hutan dan lain-lain.

TUJUAN DAN KEBIJAKAN

A. Tujuan khusus
1 .Pengendalian Pneumonia Balita
a. Tercapainya penemuan dan tatalaksana Pneumonia Balita.
b. Tersedianya SDM terlatih professional dalam penatalaksanaan
kasus Pneumonia Balita.
c. Tersedianya SDM terlatih professional dalam manajemen
program pengendalian Pneumonia Balita
d. Tersedianya sarana yang mendukung penatalaksanaan kasua
Pneumonia Balita secara komprehensif.
e. Tersedianya gambaran epideomiologi melalui gambaran
surveilans sentinel Pneumonia Balita.
f. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat didalam
pola pencarian pengobatan untuk Pneumonia Balita
2 .Sasaran
a. Pengendalian Pneumonia Balita
Usia Balita yaitu ( 0-<1 tahun ) dan Balita ( 1-<5 tahun ) dengan
fokus penanggulangan pada penyakit Pneumonia
b. Penaggulangan pandemic Influenza
Pengambil keputusan di pemerintah pusat, daerah provinsi dan
kabupaten/kota
c. Pengembangan Program P2 ISPA ( ISPA 5 tahun, ISPA akibat polusi
udara).
B. Kebijakan
Untuk mencapai tujuan Pengendalian Pneumonia dan Influenza maka
ditetapkan kebijakan operasional sebagai berikut :
1. Mengupayakan P2 ISPA sebagai salah satu program Prioritas Nasional
dari program Prioritas Pengendalian Penyakit dan kesehatan lingkungan
2. Pengendalian Penyakit ISPA dilaksanakan sesuai dengan otonomi daerah
dan disentralisasi dalam Negara Kesatuan Repuplik Indonesia.
3. Upanya pengendalian kesakitan dan kematian Pneumonia melalui
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) dilakukan
bekerjasama dengan lintas program yang terkai dengan kesehatan
Balita.
4. Penyebarluasan informasi pengendalian Penyakit ISPA melalui berbagai
media sesuai dengan kondisi social dan budaya setempat.

KEGITAN POKOK

A. Advokasi dan Sosialisasi


Advokasi dan sosialisasi merupakan kegiatan yang penting dalam upaya
untuk mendapatkan komitmen politis dan kesadaran dari semua
pihakpengambil keputusan dan seluruh masyarakat dalam upaya
pengendalian ISPA dalam hal ini Pneumonia penyebab utama kematian Bayi
dan Balita.

B. Penemuan dan Tatalaksana Kasus Pneumonia


1. Penemuan kasus secara pasif
Kegiatan ini dilaksanakan di seluruh Unit Pelayan Kesehatan ( UPK ) yang
ada, mulai dari tingakt desa/poskesdes, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas sampai rumah sakit.
2. Penemuan Kasus secara aktif
Kegitan ini dilaksanakan oleh petugas UPK bersama kader secara aktif
mendatangi sasaran ( pasien ) di wilayah kerja atau lapangan.
3. Tatalaksana kasus Pneumonia Balita
Penderita yang ditemukan dilpangan di rujuk ke UPK, penderita yang di
UPK diberikan pengobatan sesuai tatalaksana standar Pneumonia.
Penderita dengan klasifikasi Pneumonia berat dan atau ada tanda
bahaya harus segera dirujuk ke rumah sakit.
C. Pencatatan dan Pelaporan

Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan penyakit termasuk ISPA secara


efektif dan efisiensi, diperlukan data dasar ( baseline ) dan data program
yang lengkap dan akurat. Data atau Informasi tersebut di atas diperoleh
dari :
1. Pelaporan rutin berjenjang dari Puskesmas hingga ke pusat setiap bulan
2. Surveilans sentinel Pneumonia semua golongan umur berasal dari
rumah sakit dan Puskesman sentinel setiap bulan.
3. Laporan kasus Influenza ( H5N1, H1N1, dll ).
4. Hasil Survei dan penelitian.
PENUTUP
Meskipun Pengendalian ISPA telah di kembangkan sejak 1984, namun hingga saat
ni penyakit ISPA masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pneumonia
merupakan penyakit pembunuh utama Balita di dunia dan Indonesia namun
masih sedikit perhatian terhadap upaya pengendalian di Indonesia. Oleh karena
itu perlu perhatian dari seluruh elemen bangsa yaitu kemauan politik pemerintah
dan pemerintah daerah, lembga legislatif ( DPR,DPD,DPRD ) dan peran aktif dari
pemangku kepentingan terkai terhadap program P2 ISPA.

Anda mungkin juga menyukai