Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

“IMUNISASI CAMPAK ”

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

Disusun oleh :

Dewi Ajeng R.

Pembimbing :

dr. Ratna Indarsari

Program Internship Dokter Indonesia


Puskesmas Pegambiran
Periode 3 Desember 2018 – 26 Maret 2019
A. Latar Belakang
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kuman yang
dimasukkan ke dalam tubuh bayi atau anak yang disebut antigen. Di dalam tubuh
antigen akan bereaksi dengan antibodi, sehingga akan terjadi kekebalan. Juga pada
vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang disebut antitoksin
(Depkes RI, 1993).
Pada tahun 2005 Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa lebih
dari 10 juta balita meninggal tiap tahun, dengan perkiraan 2,5 juta meninggal (25%)
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang kini ada maupun yang
terbaru. Oleh karena itu sangat jelas bahwa imunisasi sangat penting untuk
mengurangi seluruh kematian anak. Dalam era globalisasi dan komunikasi tanpa
batas, yang berdampak pada peningkatan kerentanan dalam penyebaran penyakit,
membuat peran imunisasi semakin vital (Depkes RI, 2007).
Penyakit campak atau juga disebut morbili adalah penyakit morbili pada
waktu yang lampau dianggap penyakit anak biasa saja bahkan dikatakan lebih baik
anak mendapatkannya ketika masih anak-anak daripada sudah dewasa. Tetapi
sekarang termasuk penyakit yang harus dicegah karena tidak jarang menimbulkan
kematian yang disebabkan komplikasinya (Ngastiyah, 1997).
Campak merupakan penyakit menular dan menjadi salah satu penyebab
kematian anak di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan
virus campak yang dapat dicegah dengan imunisasi. Meskipun sedikit jumlah
kematian akibat kasus ini yaitu 1:1000 kasus dan sebagian dari kasus tersebut terjadi
pada saat anak berusia 6 bulan sampai 3 tahun atau setidaknya 15-20% sering terjadi
saat anak berusia 36 bulan. Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir
setiap anak dan dapat mengakibatkan kematian karena komplikasi, seperti radang
paru (pneumonia), diare, radang telinga, dan radang otak, terutama pada anak bergizi
buruk. Kegiatan Imunisasi campak di wilayah puskesmas pegambiran berdasarkan
data profil puskesmas pegambiran memiliki cakupan 345 (90,1%) sehingga pada
tahun 2018 di harapkan mencapai target sejumlah 90.
B. Permasalahan
Penyakit campak dapat menyerang hampir setiap anak dan mengakibatkan kematian
karena komplikasi, seperti radang paru (pneumonia), diare, radang telinga, dan radang
otak, terutama pada anak bergizi buruk. Sehingga perlu dilakukan tindakan
pencegahan dari penyakit tersebut, salah satunya dengan imunisasi campak.

C. Perencanaan Dan Pemilihan Intervensi


Pemberian imunisasi campak dilakukann sebanyak 2 kali, pertama di usia 9
bulan, dan yang kedua di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak pertama sesuai
jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit
campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR
(Measles Mump Rubella). Imunisasi campak terdiri dari satu dosis tunggal 0,5 mL
disuntikan secara subkutan pada lengan bagian atas.
Komposisi vaksin campak tiap dosis (0,5 mL) vaksin yang sudah dilarutkan
mengandung: Zat aktif: Virus Campak strain CAM 70 tidak kurang dari 1.000
CCID50, dan CCID50 = Cell Culture Infective Dose 50.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan imunisasi campak dilaksanakan di kegiatan posyandu balita pada tanggal
18 Januari 2019 di Rw 16 Pegambiran. Dalam kegiatan ini selain imunisasi campak,
juga dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tingi badan dan imunisasi
primer lainnya, seperti BCG, DPT, Hepatitis B, dan Polio. Selain dilaksanakan dalam
kegiatan posyandu, imunisasi campak juga diberikan di puskesmas setiap hari kamis.
E. Monitoring Dan Evaluasi
1. Penyelenggarakan imunisasi yang tidak hanya dilakukan di puskesmas tetapi juga
dilakukan di posyandu, memberikan keuntungan bagi masyarakat yang rumahnya
jauh dari puskesmas, sehingga para orang tua tetap bisa mengikutsertakan balitanya
dalam program imunisasi.
2. Kepedulian orang tua untuk mengikutsertakan balitanya dalam program imunisasi
cukup tinggi, tetapi untuk ketepatan jadwal kadang masih belum bisa terpenuhi
sepenuhnya karena banyak faktor.

Cirebon, Maret 2019

Peserta Internship Pembimbing

dr. Dewi Ajeng R. dr. Ratna Indarsari


Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Imunisasi Campak

Anda mungkin juga menyukai