radiating to his arm and neck. He reports a feeling like ”an elephant is standing on his chest” and states
that his symptoms are accompanied with nausea. His chest pain began approximately 30 minutes ago
while he was watching television and it has not completely resolved since the onset. His medical history
includes hypertension, hyperlipidemia and a 50 pack/year history of cigarette smoking. The physical
examination saw that the patient has a diaphoretic and moderate distress with the following vital signs:
blood pressure 160/95 mmHg, pulse 113 bpm, respiratory rate 24 breaths /min and oxygen saturation 98%
on room air. He is tachycardia with a normal S1 and S2 and without murmur, rubs or gallops. His jugular
venous pressure is not elevated. Chest auscultation reveals faint crackles at the left base but is otherwise
clear. His abdomen is protuberant but soft and without masses. His lower extremities are without edema.
An electrocardiogram (ECG) is performed and shown elevation ST in V1 – V4
Step 1
Rubs or gallops : keadaan bunyi jantung yang ditandai dengan pengisisan darah ke ventrikel terhambat
selama diastolic.
Step 2
Step 3
Vena
Sinus coronarius vena obliqua atrii sinister, v. posterior ventrikel sn, v. cordis media. v. cordis
magna atrium dan ventrikel sn, ventrikel dextra, v. marginalis. v. cordis parva atrium dan
ventrikel dextra, v. marginalis dextra
Parasympathetic fibers from the vagus nerve (CN X) course as preganglionic nerves that
synapse on postganglionic neurons in the cardiac plexus or within the heart wall itself (Fig. 3-21).
Parasympathetic stimulation:
• Decreases heart rate. • Decreases the force of contraction. • Vasodilates coronary resistance
vessels (although most vagal effects are restricted directly to the SA node region).
Sympathetic fibers arise from the upper thoracic cord levels (intermediolateral cell column of
T1-T4/T5) and enter the sympathetic trunk (Fig. 3-21). These preganglionic fibers synapse in the
upper cervical and thoracic sympathetic chain ganglia, and then postganglionic fibers pass to the
cardiac plexus. Sympathetic stimulation:
• Increases the heart rate. • Increases the force of contraction. • Minimally vasoconstricts the
coronary resistance vessels (via alpha adrenoceptors).
3. Mengapa pasien merasakan nyeri pada dada, tangan dan leher dan selama 30menit
Sumbatan arteri kororner oleh arterosklerosis suplai aliran darah kebagian distal terhambat
hipoksia jaringan energi sel otot menggunakan metabolisme CO2 (metabolisme anaerob)
menghasilkan asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti:
histamin, kinin, atau enzim proteolitk selular merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di
otot jantung impuls nyeri dihantarkan melalui serat saraf aferen simpatis thalamus korteks
serebri serat saraf eferen dipersepsikan nyeri.
(buku ajar.ilmu penyakit dalam,jilid 1,edisi ke 3 ,1996,haL 1082,jakarta,FK UI
Nyeri tangan dan leher : saat embryonal bermula pada leher dan lengan, karenanya kedua ini
menerima serabut saraf aferen dari segmen medulla spinalis selanjutnya dilanjutkan ke 4 nervi
thoracis basis atas dan dari nervus tsb menjalar ke tangan lewat nervus intercostobrachialis
yang berhubungan dengan n. brachii.
Dari segmen medulla spinalis thoracal III-VI 4 nervi thoracalis basis atas n.
intercostobrachialis tangan n.brachii
Nyeri dada AP disalurkan melalui aferen saraf simpatis jantung. Saraf ini bergabung dengan
saraf somatic cervico-thoracalis pada jalur ascending dari dalam medulla spinalis, sehingga
keluhan AP yang khas adalah nyeri dada bagian kiri atau substernal yang menjalar ke bahu kiri
terus ke kelingking kiri. (Karim,2000)
Jantung dipersarafi oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis system saraf otonom melalui
plexus cardiacus.Saraf system simpatis berasal dari truncus simpaticus bagian cervical dan
thoracica bagian atas, saraf parasimpatis berasal dari nervus vagus kesadaran. Akan tetapi
apabila suplai darah ke myocardium terganggu, impuls rasa nyeri
mencapai kesadaran melalui lintasan tersebut.
Serabut eferen postganglioner berjalan ke nodus SA dan nodus AV dan juga tersebar ke bagian
jantung lainnya sebagai plexus saraf sekitar a.coronaria.Serabut aferen yang berjalan bersama
n. vagus berperan sebagian pada reflex cardiovascular.Serabut aferen yang berjalan
bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang normalnya tidak mencapai
merokok menyebabkan akumulasi toksi di pembuluh darah yang menimbulkan aterosklerosis
yang pada akhirnya memicu timbulnya hipertensi. Akibat adanya plak aterosklerosis ini, lumen
pembuluh darah menyempit dan memudahkan terjadinya oklusi (penyumbatan) pembuluh
darah terutama di arteri koronaria. Oklusi ini mengakibatkan aliran darah koroner tidak adekuat.
Sebagai akibatnya, terjadilah iskemia miokard. Terjadi penurunan perfusi jantung yang berakibat
pada penurunan intake oksigen dan akumulasi hasil metabolisme senyawa kimia. Akumulasi
metabolit ini timbul karena suplai oksigen yang tidak adekuat, maka sel-sel miokard
mengompensasikan dengan berespirasi anaerob. Sebagai produk sampingannya yaitu asam
laktat. Asam laktat membuat pH sel menurun. Perubahan metabolisme sel-sel miokard inilah
yang menstimulasi reseptor nyeri melalui symphatetic afferent di area korteks sensoris primer
(area 3,2,1 Broadman) yang menimbulkan nyeri di dada.
Keringat dingin :
Peningkatan aktivasi saraf simpatis(HR meningkat, kontraktilitas meningkat, RR meningkat)
sekresi epinefrin meningkat keringat dingin
Mual :
Karena aktivitas tinggi metabolisme meningkat kerja jantung meningkat saraf simpatis
meningkat mempengaruhi proyekting vomiting medulla menurunkan gerakan peristaltic
perut penuh mual
Hyperlipidemia : akumulasi LDL pada pembuluh darah berikatan dengan protein endothel
penumpukan teroksidasi menjadi radikal bebas menghasilkan serangkaian kimia sehinggan
monosit menuju lokasi perdangan menjadi makrofag sel busa respon inflamasi
mengeluarkan sitokin zat zat akan naik ke tunika intima proliferasi kolagen berlebih
plak berbentuk trombus atau emboli
Hipertensi :
Penyumbatan pada pembuluh darah kerja jantung naik semakin
Dari merokok yang menghasilkan CO yang akan diikat oleh Hb dalam peredaran darah
sedangkan kebutuhan jaringan thd O2 blm terpenuhi kompensasi jantung meningkatkan
kerja jantung
hipertensi dan obesitas biasanya akn menunjukkan peningkatan kadar LDL dalam darah.
Kadar LDL yang tinggi meningkatkan resiko ateroskeerosis yang berhubungan dengan penyakit
jantung. Ateroskelrosis berhubungan dengan proses inflamasi kronik pada dinding arteri
terhadap bentuk tertentu jejas sel endotel. Penyebab jejas sel endotel meliputi hiperlipidemia,
gangguan hemodinamik, merokok, hipertensi, toksin dan agen penyebab infeksi.Selanjutnya
jejas endotel meningkatkan permeabilitas endotel, adhesi leukosit serta trombosit dan aktivasi
koagulasi. Hal itu akan menimbulkan pelepasan dan aktivasi mediator kimia yang kemudian
didikuti oleh rekruitmen dan proliferasi sel otot polos dalam tunika intima untuk menghasilkan
ateroma (schoen, 2009)
Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa
berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan
di
dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber
utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan
kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding
pembuluh darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak,
terutama kolesterol , sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada
dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian
ini
disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat
lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri
& hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat
merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat
aliran
darah dalam arteri tersebut.
CHEST PAIN
1. CLASSIC ESOEPHAGEAL
ANGINA
PSYHCHIATRIC ILLNESS
2. ATYPICAL
ANGINA
LAIN2
3. ANGINAL
EQUIVALENT
4. Variant/Prinzmetal
ANGINA
5. Syndrom X
(MICROVASCULAR
ANGINA))
Another term for chest pain, usually in reference to chest pain associated with
coronary heart disease.
a. Classic Angina
Rasa berat seperti ditekan di dada;diperas;dipicu oleh aktivitas sedang-berat dan
hilang dengan istirahat;daerah substernal,menyebar ke kiri;bisa menyebar ke
rahang,area interscapular,atau ke bawah lengan;biasanya mulai perlahan dan
berlangung hanya beberapa menit.
b. Atypical Angina
Dengan gejala yang hampir sama dengan tipe klasik tapi kehilangan salah satu cirri
khasnya;bisa tidak dengan dipicu aktivitas terlebih dahulu atau mereda dengan
istirahat;malah bisa menjadi sensasi seperti ditusuk atau ditikam.
c. Equivalent Angina
Ditambah dengan sensasi dyspeneu.
d. Variant/Prinzmetal Angina
Muncul saat istirahat;disebabkan karena kontrasi otot polos a. coronaria; secara
periodic;ada ‘free-pain period’
e. Syndrom X/Microvascular
Tidak ada bukti atherosclerotic obstructive;terbukti ada metabolic laktat;diduga
menderiita angina karena pembuluh darah kecilnya.
2. Non-Cardiac
Dialami 10-30% pasien.
a. Esophageal
Hampir 50% menderita gangguan esophagus;harus dengan pemeriksaan penunjang
yang bisa menyingkirkan diagnosis banding cardiac/ischemic chest pain;memiliki cirri
khas yang benar2 mirip dengan cardiac chest pain/angina; penelitian menyimpulkan
bahwa 1. Bagaimana mekanisme penyakit ini menghasilkan ‘heartburn’ tidak begitu
bisa dipahami atau diketahui, 2. Esophageal chest pain sering dihubungkan dengan
stimulasi mekanoreseptor atau chemoreceptor;sangat rumit, karena hampir 50%
pasien CAD juga memiliki penyakit ini;ciri2nya adalah rasa sakit yang berhubungan
dengan makan atau tidur, sakit yang hilang atau mereda dengan antasida dan gejala
penyakit lambung lainnya.
Gejala :
Nyeri dada hingga tangan dan leher
Mual
Riwayat : hipertensi, hyperlipidemia, perokok
DD Dx
IHD (ischemic heart disease ) karena: nyeri dada, mual,hipertensi, hiperlipid
Arterosclerosis : TD tinggi, perokok
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang
berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang
disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak
tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng,
rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak
tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat juga
menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang,
kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang
keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang
disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
10. Factor resiko diagnosis
Obesitas
Hipertensi
Hiperlipidemia
Merokok
Emosi
DM
Kurang latihan jasmani
Yang tidak dapat dikoreksi
Factor keturunan
Umum
Jenis kelamin
Kepribadian tipe A
(IPD Jilid 1,Balai Penerbitan FKUI.jakarta,Trisnohadi,H.B.2000)
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1, tahun 1996, FKUI)