Anda di halaman 1dari 29

SILABUS MATA PELAJARAN: BAHASA DAERAH

KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SMA/MA/SMK/MAK


Kelas : X
Semester : Ganjil
Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai isi keilmuan

ALOKASI SUMBER
KOMPETENSI DASAR INDKATOR MATERI POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
WAKTU BELAJAR

6
1.3 Mensyukuri anugerah 1.3.1 Berdoa sebelum Observasi: 6 jp
Buku Pedoman
Tuhan akan keberadaan dan sesudah Mengamati sikap
Penulisan
bahasa daerah dan melakukan  Terintegrasi dalam pembelajaran pada KD spiriual dan sosial
Aksara
menggunakannya kegiatan 3 dan KD 4 peserta didik dalam
Jawa/Carakan
sebagai sarana pembelajaran Madura
komunikasi dalam 1.3.2 Memberi salam menggunakan
memahami, pada saat dan lembar observasi
menerapkan, dan akhir pelajaran yang berkaitan
menganalisis informasi dengan :
lisan dan tulis  Observasi
peserta didik
tentang
pembiasaan
berdoa pada
saat
mengawali
dan
mengakhiri
pembelajaran.

 Observasi
peserta didik
tentang
pembiasaan
memberi
salam pada
awal dan
akhir
pembelajaran.

2.2 Menunjukkan perilaku 2.2.1 Selalu Penilaian


jujur, disiplin, menggunakan Diri
tanggung jawab, dan bahasa daerah  Menilai diri
proaktif dalam sendiri tentang
menggunakan bahasa berkomonikasi penggunaan
daerah dalam bahasa daerah
pelaporan hasil karya dalam
sastra dan nonsastra, berkomunikasi
wacana beraksara
Jawa/carakan
Madhurả, dengan
tema bahasa, sastra
dan budaya daerah.

3.3 Mengidentifikasi, Mengamati: Tes Tulis :


3.3.1 Menjelaskan  Teks yang memuat
memahami, dan  Peserta didik  Menilai
tatacara penulisan Aksara
menganalisis teks membaca teks yang kemampuan
Aksara Murda/aksara rajȃ,
beraksara Jawa/ memuat Aksara peserta didik
Murda/aksara Aksara Swara, dan
carakan Madura Murda/aksara rajȃ, dalam menulis
rajȃ. Aksara Rekan/aksara
sesuai kaidah Aksara Swara, dan teks aksara
3.3.2 Menjelaskan rèkaan
Aksara Rekan/aksara Jawa/carakan
tatacara penulisan  Tata cara penulisan: rèkaan. Madura
Aksara Swara.
- Aksara
 Mencermati tata Penugasan :
3.3.3 Menjelaskan Murda/aksara rajȃ.
tulis Aksara
tatacara penulisan  Menulis kalimat
Aksara - aksara swara/ Murda/aksara rajȃ,
menggunakan
Aksara Swara, dan
Rekan/aksara  Aksara Rekan/aksara Aksara
rèkaan. Aksara Rekan/aksara
rèkaan Murda/aksara
rèkaan.
rajȃ, Aksara
Swara, dan
Menanya
4.5 Menyusun paragraf  Teknik menulis  Peserta didik bertanya
Aksara
4.5.1 Menulis kalimat kalimat Rekan/aksara
menggunakan aksara jawab tentang hal-hal
menggunakan : rèkaan
Jawa/ carakan yang mengandung yang berhubungan
Madura sesuai kaidah Aksara - Aksara dengan tata tulis
Murda/aksara Murda/aksara rajȃ kalimat menggunakan Tes Praktik :
Aksara Murda/aksara  Menulis
rajȃ - Aksara Swara
rajȃ, Aksara Swara, paragraf padu
- Aksara Rekan/aksara dan Aksara menggunakan
Rekan/aksara rèkaan. Aksara
rèkaan Murda/aksara
4.5.2 Menulis kalimat
Mengumpulkan rajȃ, Aksara
yang mengandung
informasi : Swara, dan
Aksara Swara.
 Teknik menulis  Peserta didik Aksara
4.5.3 Menulis kalimat paragraf mencari informasi Rekan/aksara
yang mengandung tentang tata tulis rèkaan
Aksara kalimat  Membaca
Rekan/aksara menggunakan paragraf padu
rèkaan. Aksara menggunakan
4.5.4 Menulis paragraf Murda/aksara rajȃ, Aksara
yang padu. Aksara Swara, dan Murda/aksara
Aksara Rekan/aksara rajȃ, Aksara
rèkaan dari berbagai Swara, dan
sumber Aksara
 Peserta didik berlatih Rekan/aksara
menulis kalimat rèkaan
menggunakan
Aksara
Murda/aksara rajȃ, Portofolio :
Aksara Swara, dan  Kumpulan hasil
Aksara Rekan/aksara kerja peserta
rèkaan. didik tentang
tatatulis Aksara
Mengasosiasi Murda/aksara
 Peserta didik rajȃ, Aksara
menganalisis Swara, dan
penerapan Aksara Rekan/aksara
Murda/aksara rajȃ, rèkaan.
Aksara Swara, dan
Aksara
Rekan/aksara
rèkaan.
 Peserta didik
menyimpulkan tata
tulis aksara
Jawa/carakan
Madura
menggunakan
Aksara
Murda/aksara rajȃ,
Aksara Swara, dan
Aksara
Rekan/aksara
rèkaan.

Mengomunikasikan:
 Peserta didik
menulis kalimat
yang memuat
Aksara
Murda/aksara
rajȃ, Aksara
Swara, dan
Aksara
Rekan/aksara
rèkaan.
 Peserta didik
menulis paragraf
padu
menggunakan
Aksara
Murda/aksara
rajȃ, Aksara
Swara, dan
Aksara
Rekan/aksara
rèkaan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Kelas/Semester : X/ Genap

Mata Pelajaran : Bahasa Jawa

Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (6 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

6.1 Mensyukuri anugerah 6.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah


Tuhan akan keberadaan melakukan kegiatan.
bahasa daerah dan 6.1.2 Memberi salam pada saat di
menggunakannya sebagai awal dan akhir pelajaran.
sarana komunikasi dalam
6
memahami, menerapkan,
dan menganalisis informasi
lisan dan tulis.
6.2 Menunjukkan sikap tanggung 6.2.1 Mengerjakan tugas tepat waktu
jawab, peduli, responsif, dan
santun menggunakan bahasa 6.2.2 Tidak menjadi plagiator dalam
daerah dalam teks sastra berkarya
dan non sastra, wacana
beraksara Jawa, dengan tema
bahasa, sastra dan budaya
daerah.
6.3 Menunjukkan perilaku jujur, 6.3.1 Selalu menggunakan bahasa
disiplin, tanggung jawab, dan daerah dalam berkomonikasi
proaktif menggunakan
bahasa daerah dalam
pelaporan hasil karya sastra
dan nonsastra, wacana
beraksara Jawa, dengan tema
bahasa, sastra dan budaya
daerah.

6.4 Mengidentifikasi, 6.4.1 Menjelaskan tatacara penulisan


memahami, dan menganalisis Aksara Murda.
teks beraksara Jawa/ sesuai 6.4.2 Menjelaskan tatacara penulisan
kaidah Aksara Swara.
6.4.3 Menjelaskan tatacara penulisan
Aksara Rekan.

6.5 Menyusun paragraf 6.5.1 Menulis kalimat yang


menggunakan aksara Jawa/ mengandung Aksara Murda.
carakan Madura sesuai
6.5.2 Menulis kalimat yang
kaidah.
mengandung Aksara Swara.

6.5.3 Menulis kalimat yang


mengandung Aksara Rekan.

6.5.4 Menulis paragraf yang padu.


C. Tujuan Pembelajaran
Sikap
Sikap Spiritual
1. Siswa berdoa menggunakan bahasa daerah sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan setelah dipimpin berdoa sesuai agama masing-masing.
2. Siswa memberi salam menggunakan bahasa daerah setelah guru memberi sapaan
setelah berdoa berakhir sesuai waktu.

Sikap Sosial

1. Siswa mengerjakan tugas tepat waktu ketika guru memberi tugas setelah
menjelaskan tentang aksara swara sesuai dengan kaidah penulisan sehingga hasilnya
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Siswa tidak menjadi plagiator setelah guru memberikan pengarahan sesuai dengan
cara mengerjakannya.
3. Siswa menggunakan bahasa daerah/Jawa setelah guru memberikan pengarahan dan
contoh kebiasaan menggunakan bahasa Jawa disekolah sehingga menjadi panutan
siswa.

Pengetahuan

1. Siswa dapat menjelaskan tata cara penulisan aksara murda setelah guru menjelaskan
sehingga siswa dapat mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis sesuai kaidah.
2. Dengan dijelaskannya tata cara penulisan materi dari guru, siswa dapat memahami
aksara swara dengan baik dan benar.
3. Dengan dijelaskannya tata cara penulisan materi dari guru, siswa dapat memahami
aksara rekan dengan baik dan benar.

Keterampilan

1. Dengan dijelaskan oleh guru mengenai tata cara penulisan aksara murda siswa
mampu menulis paragraf dengan benar.
2. Dengan diberikannya tanya jawab tentang aksara swara siswa dapat menulis
paragraf dengan tepat.
3. Dengan dijelaskannya tata cara penulisan aksara rekan oleh guru, siswa mampu
menulis paragraf sendiri dengan bahasa yang benar.
4. Dengan dijelaskannya berbagai macam aksara siswa mampu membuat paragraf
terpadu dengan bahasa yang baik dan benar.

D. Materi Pembelajaran
Materi pokok pembelajaran sbb (selengkapnya dijabarkan di lampiran):

1. Teks Aksara Murda, Aksara Swara, Aksara Rekan.


2. Teknik menulis Aksara Murda, Aksara Swara, Aksara Rekan.

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik dan Kontekstual
2. Model : Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
3. Sintaks pembelajaran :
a. Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
1) Membangun konteks. (pendahuluan)
2) Pemodelan teks. (mengamati)
3) Pemecahan masalah secara bersama. (mengkomunikasikan)
4) Pemecahan masalah secara individual. (penutup)

F. Metode : Demonstrasi, tanya jawab, diskusi


G. Teknik : Think Pair Share
H. KKM : 75

I. Kegiatan Pembelajaran 3 pertemuan


Pertemuan pertama

PENGORGANISASIAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PESERTA
WAKTU
DIDIK
1. Guru berdoa, memberi salam dan
mengabsen siswa
2. Guru mengondisikan siswa belajar
3. Guru melakukan apersepsi dengan
Pendahuluan mengulas materi pelajaran minggu yang KLASIKAL 10 menit
lalu melalui kegiatan bertanya jawab dan
demonstrasi.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
meliputi aspek sikap (sikap spiritual dan
sikap sosial), pengetahuan, dan
keterampilan.
5. Guru menyampaikan garis besar materi
dan penilaian.
Mengamati 20 menit
1. Peserta didik menyimak pemodelan
tentang teks Aksara Murda
2. Peserta didik mencermati penulisan aksara
Jawa.
Menanya
1. Peserta didik bertanya jawab tentang teks
Aksara Murda. 20 menit
2. Peserta didik bertanya jawab tentang
penulisan Aksara Murda.
Mengumpulkan informasi :
1. Peserta didik mencari informasi tentang
teks Aksara Murda dari berbagai sumber.
a. Peserta didik membentuk kelompok
diskusi Think-Pair-Share.
1) Think = Peserta didik menjawab secara
mandiri pertanyaan yang telah dirumuskan
bersama dengan temannya tentang teks aksara 20 menit
Kegiatan Inti Jawa.
2) Pairing = Peserta didik mendiskusikan
dalam kelompok kelompok kecil jawaban
yang ditemukan untuk mendapatkan
simpulan.
3) Sharing= Setelah memadukan jawaban,
kelompok peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.

Mengasosiasi:
1. Peserta didik membandingkan contoh-
contoh teks Aksara Murda.
2. Peserta didik menyebutkan ragam Aksara
Murda.
3. Peserta didik meyimak cara penulisan 20 menit
Aksara Murda.
4. Peserta didik menyimpulkan hasil temuan
terkait dengan penulisan Aksara Murda
5. Mengomunikasikan:
1. Peserta didik menulis paragraf Aksara
Murda.
2. Peserta didik mendemostrasikan hasil
tulisannya di depan kelas secara 20 menit
bergantian.
1. Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi hasil pembelajaran.
Penutup 2. Guru memberi tugas sebagai perbaikan 10 menit
dan pengayaan.
3. Guru menutup pelajaran.

Pertemuan ke dua

PENGORGANISASIAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PESERTA
WAKTU
DIDIK
1. Guru berdoa, memberi salam dan
mengabsen siswa
2. Guru mengondisikan siswa belajar
3. Guru melakukan apersepsi dengan
mengulas materi pelajaran minggu yang
lalu melalui kegiatan bertanya jawab dan
Pendahuluan demonstrasi. KLASIKAL 10 menit
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
meliputi aspek sikap (sikap spiritual dan
sikap sosial), pengetahuan, dan
keterampilan.
5. Guru menyampaikan garis besar materi
dan penilaian.
Mengamati 20 menit
1. Peserta didik menyimak pemodelan
tentang teks aksara swara.
2. Peserta didik mencermati penulisan aksara
Jawa.
Menanya
Kegiatan Inti
1. Peserta didik bertanya jawab tentang teks
Aksara swara 20 menit
2. Peserta didik bertanya jawab tentang
penulisan Aksara swara
Mengumpulkan informasi :
1. Peserta didik mencari informasi tentang
teks Aksara swara dari berbagai sumber.
2. Peserta didik membentuk kelompok
diskusi Think-Pair-Share.
1) Think = Peserta didik menjawab secara
20 menit
mandiri pertanyaan yang telah dirumuskan
bersama dengan temannya tentang teks aksara
Jawa.
2) Pairing = Peserta didik mendiskusikan
dalam kelompok kelompok kecil jawaban
yang ditemukan untuk mendapatkan
simpulan.
3) Sharing= Setelah memadukan jawaban,
kelompok peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.

Mengasosiasi:
1. Peserta didik membandingkan contoh-
contoh teks Aksara swara
2. Peserta didik menyebutkan ragam Aksara
20 menit
swara
3. Peserta didik meyimak cara penulisan
Aksara swara
4. Peserta didik menyimpulkan hasil temuan
terkait dengan penulisan Aksara swara
6. Mengomunikasikan:
1. Peserta didik menulis paragraf Aksara
swara
2. Peserta didik mendemostrasikan hasil 20 menit
tulisannya di depan kelas secara
bergantian.
1. Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi hasil pembelajaran.
Penutup 2. Guru memberi tugas sebagai perbaikan 10 menit
dan pengayaan.
3. Guru menutup pelajaran.
Pertemuan ke tiga

PENGORGANISASIAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PESERTA
WAKTU
DIDIK
1. Guru berdoa, memberi salam dan
mengabsen siswa
2. Guru mengondisikan siswa belajar
3. Guru melakukan apersepsi dengan
mengulas materi pelajaran minggu yang
lalu melalui kegiatan bertanya jawab dan
Pendahuluan demonstrasi. KLASIKAL 10 menit
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
meliputi aspek sikap (sikap spiritual dan
sikap sosial), pengetahuan, dan
keterampilan.
5. Guru menyampaikan garis besar materi
dan penilaian.
Mengamati
20 menit
1. Peserta didik menyimak pemodelan
tentang teks aksara rekan.
2. Peserta didik mencermati penulisan aksara
Jawa.
Menanya
1. Peserta didik bertanya jawab tentang teks
Aksara rekan. 20 menit
2. Peserta didik bertanya jawab tentang
penulisan Aksara rekan.
Mengumpulkan informasi :
Kegiatan Inti 1. Peserta didik mencari informasi tentang
teks Aksara swara dari berbagai sumber.
2. Peserta didik membentuk kelompok
diskusi Think-Pair-Share.
1) Think = Peserta didik menjawab secara
mandiri pertanyaan yang telah dirumuskan
20 menit
bersama dengan temannya tentang teks aksara
Jawa.
2) Pairing = Peserta didik mendiskusikan
dalam kelompok kelompok kecil jawaban
yang ditemukan untuk mendapatkan
simpulan.
3) Sharing= Setelah memadukan jawaban,
kelompok peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.

Mengasosiasi:
3. Peserta didik membandingkan contoh-
contoh teks Aksara rekan.
4. Peserta didik menyebutkan ragam Aksara
rekan.
20 menit
5. Peserta didik meyimak cara penulisan
Aksara rekan.
6. Peserta didik menyimpulkan hasil temuan
terkait dengan penulisan rekan.
7. Mengomunikasikan:
1. Peserta didik menulis paragraf Aksara
rekan.
2. Peserta didik mendemostrasikan hasil
tulisannya di depan kelas secara 20 menit
bergantian.
1. Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi hasil pembelajaran.
Penutup 2. Guru memberi tugas sebagai perbaikan 10 menit
dan pengayaan.
3. Guru menutup pelajaran.

J. Alat dan Media


a. Teks Aksara Murda, Aksara Swara, Aksara Rekan (media)
b. Panduan mengenai penulisan aksara Aksara Murda/Raja, Aksara Swara, Aksara
Rekan/Rekaan (media)
c. Papan tulis (alat)
d. Spidol (alat)
e. Laptop (alat)
a. LCD (alat)

1. Sumber Belajar
a. Bruce, Joice, Caolhun, 2009. Models of Teaching (model Pengajaran). Yogyakarta:
Pustka Pelajar.
b. Jatirahayu, Warih dan Margono Notopertomo. Pakartitama:Wayang Sebagai
Sumber Pendidikan Budi Pekerti. Klaten: CV Sahabat.
c. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Umum Ejaan bahasa Jawa
Huruf Latin yang Disempurnakan. Yogyakarta: Balai Bahasa
d. Mangunsuwito, S.A. 2002.Kamus Bahasa Jawa, Jawa-Indonesia. Bandung: CV.
YramaWidya.
e. Padmosoekotjo, S. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawi 1. Jogjakarta: Hien Hoo
Sing.
f. Padmosoekotjo, S. 1960. Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara Jawa.
Surabaya: PT. Citra Jaya Murti.
g. Saryono, Djoko. 2011. Sosok Budaya Jawa:Rekonstruksi Normatif Idealistis.
Malang: Aditya Media Publishing.
h. Sasangka Sry Tjatur Wisnu. 2011. Bunyi-bunyi Distingtif Bahasa
Jawa.Yogyakarta:Elmatera Publishing.
i. Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia:J.B. Wolter.

K. Penilaian
1. Sikap Spiritual dan Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi, Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri, Catatan
c. Kisi-kisi

Rubrik Butir
No. Sikap/Nilai Indikator
Penilaian Pertanyaan

6.1 Mensyukuri  Berdoa sebelum dan


anugerah Tuhan sesudah melakukan
akan keberadaan kegiatan. A1
bahasa daerah 1-5
dan  Memberi salam pada
menggunakannya saat awal dan akhir
1. sebagai sarana pembelajaran.
komunikasi
dalam A2
memahami, 1-5
menerapkan, dan
menganalisis
informasi lisan
dan tulis.
2. 6.2 Menunjukkan  Tidak berkata-kata 1-5 A3
perilaku jujur, kotor.
disiplin, peduli,
dan santun dalam  Tidak menyela
menggunakan pembicaraan. 1-5 A4
bahasa daerah
dalam konteks  Aktif dalam kerja
komunikasi lisan kelompok. 1-5 A5
maupun tulis  Tidak plagiator
mengenai konflik
sosial, politik,
ekonomi, dan
kebijakan publik.

2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Objektif, Tes Uraian Terstruktur/ Non Struktur
c. Kisi-kisi:

Indikator Rubrik
No. Butir Instrumen
Penilaian

1. Menjelaskan tatacara penulisan Aksara Murda 1-5 1-5

2. Menjelaskan tatacara penulisan Aksara Swara 1-5 6-10

3. Menjelaskan tatacara penulisan Aksara Rekan 1-5 11-15


3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : P1= Tes Produk
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi

Rubrik
No. Indikator Butir Instrumen
Penilaian
1. Menulis teks Aksara Murda 1-5 P1
2. Menulis teks Aksara Swara 1-15 P1
3. Menulis teks Aksara Rekan 1-5 P1
4. Menulis teks paragraf terpadu 1-15 P1

NILAI = (Skor yang didapat/Skor maks) x 100

Kepala Sekolah Guru Kelas


LAMPIRAN-LAMPIRAN:

A. Lembar Observasi Sikap Sosial


1. Contoh lembar pengamatan sikap sosial
Perilaku yang diamati pada pembelajaran
No
Mengerjakan tugas Tidak menjadi Selalu menggunakan
Nama tepat waktu plagiator dalam bahasa daerah/Jawa
berkarya dalam berkomunikasi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 A

2 B

3 C

Keterangan:
Rubrik Penilaian (Penafsiran angka): 1. sangat kurang, 2. kurang, 3. cukup, 4. baik, 5.
amat baik.

B. Lembar Observasi Pengetahuan


a) Isenana pitakonan ing ngisor iki!
1. Apa iku aksara murda?
2. Apa kagunaan aksara murda?
3. Pira cacahe aksara murda? Sebutana lan tulisna!
4. Kepriye aturan panulisan aksara murda?
5. Kepriye panulisan aksara murda yen sawijine aksarane ana kang dadi sigeg?
6. Apa iku aksara swara?
7. Apa kagunaan aksara swara?
8. Pira cacahe aksara swara? Sebutna lan tulisna!
9. Kepriye aturan panulisan aksara swara?
10. Kepriye yen aksara swara nemu sigeg?
11. Apa iku aksara rekan?
12. Pira cacahe aksara rekan? Sebutna lan tulisna!
13. Kepriye aturan panulisan aksara rekan?
14. Aksara rekan bisa diwenehi sandhangan, kenapa? Jelasna!
15. Apa wae sandhangan kang digunakake?

C. Lembar Observasi Keterampilan


Berilah tanda centang (√) pada pernyataan yang kamu anggap paling tepat!
Rubrik Penilaian (Penafsiran angka): 1. sangat kurang, 2. kurang, 3. cukup, 4. baik, 5.
amat baik

1. Lembar Observasi Keterampilan Menulis Aksara Murda

Aspek
No. Nama
1 2 3 4
1. A
2. B
3. C
… …

Keterangan :
1. 4 Jika siswa mampu menulis karangan sederhana dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara murda.
2. 3 Jika siswa mampu menulis 3 kalimat sederhana dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara murda.
3. 2 Jika siswa mampu menulis sebuah kalimat dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara murda.
4. 1 Jika siswa mampu menulis 2 kata dalam satu paragraph dengan
menggunakan aksara murda.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ


Nilai = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

2. Lembar Observasi Keterampilan Menulis Aksara Swara

Aspek
No. Nama
1 2 3 4
1. A
2. B
3. C
… …
Keterangan :

1. 4 Jika siswa mampu menulis karangan sederhana dalam satu paragraph


dengan menggunakan aksara swara .
2. 3 Jika siswa mampu menulis 3 kalimat sederhana dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara swara.
3. 2 Jika siswa mampu menulis sebuah kalimat dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara swara.
4. 1 Jika siswa mampu menulis 2 kata dalam satu paragraph dengan
menggunakan aksara swara.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ


Nilai = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

3. Lembar Observasi Keterampilan Menulis Aksara Rekan

Aspek
No. Nama
1 2 3 4
1. A
2. B
3. C
… …

Keterangan :

1. 4 Jika siswa mampu menulis karangan sederhana dalam satu paragraph


dengan menggunakan aksara rekan .
2. 3 Jika siswa mampu menulis 3 kalimat sederhana dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara rekan.
3. 2 Jika siswa mampu menulis sebuah kalimat dalam satu paragraph
dengan menggunakan aksara rekan.
4. 1 Jika siswa mampu menulis 2 kata dalam satu paragraph dengan
menggunakan aksara rekan.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ


Nilai = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

4. Lembar Observasi Keterampilan Menulis Paragraf Padu


Aspek
No. Nama
1 2 3 4
1. A
2. B
3. C
… …

Keterangan :

1. 4 Jika siswa mampu menulis karangan sederhana dalam satu paragraph


dengan paragraph terpadu .
2. 3 Jika siswa mampu menulis 3 kalimat sederhana dalam satu paragraph
dengan paragraph terpadu.
3. 2 Jika siswa mampu menulis sebuah kalimat dalam satu paragraph
dengan paragraph terpadu.
4. 1 Jika siswa mampu menulis 2 kata dalam satu paragraph dengan
paragraph terpadu.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ


Nilai = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Surabaya,……………..
Pengamatan
D. Bahan Ajar
1. Teks Aksara Murda, Aksara Swara, Aksara Rekan.
a. Aksara Murda

b. Aksara Swara

c. Aksara Rekan

2. Teknik Menulis Aksara Murda, Aksara Swara, Aksara Rekan.


a. Menulis Aksara Murda

Untuk aturan penulisan Aksara murda ini hampir sama dengan penulisan aksara-
aksara pokok di Hanacaraka, ditambah dengan beberapa aturan tambahan yakni :

 Murda tidak dapat dipakai sebagai sigeg (konsonan penutup suku kata).
 Bila ditemui aksara murda menjadi sigeg, maka dituliskan bentuk aksara pokoknya.
 Bila dalam satu kata atau satu kalimat ditemui lebih dari satu aksara murda, maka
ada dua aturan yang dapat dipergunakan yakni dengan menuliskan aksara murda
terdepannya saja, atau dengan menuliskan keseluruhan dari bentuk aksara mudra
yang ditemui.

2. Menulis Aksara Swara

Dalam menuliskan Aksara Swara, diikuti aturan penulisan aksara swara sebagai
berikut ini :

 Aksara swara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan.


 Bila aksara swara menemui sigegan (konsonan pada akhir suku kata sebelumnya),
maka sigegan itu harus dimatikan dengan pangkon.
 Aksara swara dapat diberikan sandangan wignyan, layar, cecak, suku, wulu dan
lainnya.

Contoh penggunaan Aksara Swara:

3. Menulis Aksara Rekan

Untuk menggunaan Aksara Rekan beserta pasangannya diikuti aturan sebagai berikut :

 Aksara rekan dapat menjadi pasangan


 Aksara rekan dapat diberikan pasangan
 Aksara rekan juga dapat diberikan sandangan sebagaimana aksara-aksara yang ada
dalam Hanacaraka.

Alasan dipakainya sandangan


Sandangan adalah tanda yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan
Jawa. Di dalam tulisan jawa, aksara yang tidak mendapat sandangan diucapkan sebagai
gabungan anatara konsonan dan vokal a. Vokal a di dalam bahasa Jawa mempunya dua
macam varian, yakni / / dan /a/.

 Vokal a dilafalkan seperti o pada kata bom, pokok, tolong, tokoh doi dalam bahasa
Indonesia, misalnya :
 Vokal a dilafalkan /a/, seperti a pada kata pas, ada, siapa, semua di dalam bahasa
Indonesia, misalnya :

Sandangan di dalam aksara jawa dapat dibagi menjadi tiga golongan yakni sebagai
berikut :

1. Sandangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara)


2. Sandangan Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging Wanda)
3. Sandangan Gugus Konsonan

Sandangan bunyi vokal

Sandangan bunyi vokal ada lima buah. Adapun bentuk dari sandangan bunyi vokal ini
adalah :

Pemakaian Sandangan Wulu

Sandangan Wulu dipakai untuk melambangkan vokal ( i ) di dalam suatu suku


kata. Sedangkan wulu ditulis di bagian atas akhir suatu aksara. Apabila selain wulu juga
terdapat sandangan yang lain, maka sandangan wulu digeser sedikit ke kiri.

Pemakaian Sandangan Suku

Penulisan sandangan suku dapat dituliskan dalam dua keadaan yaitu :

 Penulisan sandangan suku pada aksara. Sandangan suku dipakai untuk


melambangkan bunyi vokal u yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam
suatu suku kata, atau vokal U yang tidak dituliskan dengan aksara swara.Sandangan
suku dituliskan serangkai di bagian bawah akhir aksara yang mendapatkan
sandangan itu.
 Penulisan sandangan suku pada pasangan. Sandangan suku pada pasangan
dituliskan mengikuti letak penulisan pasangan itu. Letak sandangan sukunya sendiri
tetap berada pada bagian bawah akhir dari pasangan. Apabila sandangan suku
mengikuti pasangan aksara (ka), (ta), atau (la), maka pasangan ini harus dirubah
dulu ke dalam bentuk aksara pokoknya dahulu, baru kemudian diberikan sandangan
suku.

Pemakaian Sandangan Pepet

Kegunaannya untuk dipakai untuk melambangkan vokal e di dalam suatu suku


kata.

Aturan penulisan sandangan pepet tertera sebagai berikut:

 Sandangan pepet ditulis di bagian atas akhir aksara.


 Apabila selain pepet juga terdapat sandangan layar, maka sandangan pepet digeser
sedikit ke kiri dan sandangan layar ditulis di sebelah kanan pepet.
 Apabila selain pepet juga terdapat sandangan cecak, maka sandangan pepet digeser
sedikit ke kiri dan sandangan cecak ditulis di dalam pepet.
 Penempatan sandangan pepet pada aksara yang mendapatkan pasangan dituliskan
sesuai dengan aturan di atas, kecuali untuk aksara yang mendapatkan pasangan yang
dituliskan di atas seperti sandangan (ha), (sa), dan (pa). Untuk aksara yang
mendapatkan pasangan ini, maka penulisan pepet berada di atas pasangannya.

Pengecualian: Sandangan pepet tidak dipakai untuk menuliskan suku kata re dan le
yang bukan sebagai pasangan. Sebab suku kata re dan le yang bukan pasangan
dilambangkan dengan tanda pacerek (re) dan Nga lelet (le).

Pemakaian Sandangan Taling

Sandangan taling dipakai untuk melambangkan bunyi vokal e atau e yang tidak
ditulis dengan aksara swara E yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu
suku kata. Sandangan taling ditulis di depan aksara yang dibubuhi sandangan itu.

Catatan: Untuk membedakan penggunaan sandangan pepet dengan taling, maka dalam
perangkat lunak ini gunakan:

 e (kecil) untuk penulisan sandangan pepet


 E (besar) untuk penulisan sandangan taling

Pemaikaian Sandangan Taling Tarung

Sandangan taling tarung dipakai untuk melambangkan bunyi vokal O yang tidak
dituliskan dengan aksara swara di dalam suatu suku kata. Untuk Sandangan taling
tarung dituliskan mengapit aksara yang dibubuhi sandangan itu.Sandangan taling tarung
untuk aksara pasangan di tuliskan mengapit aksara yang dimatikan (yang menjadi
sigeg). Untuk aksara pasangan yang ada di atas seperti pasangan (ha), (sa), dan (pa),
maka taling ditaruh didepan aksara sigeg, sedangkan tarung ditaruh di belakang aksara
pasangan.

Sandangan penutup suku kata

Sandangan penutup suku kata ada 4 buah, yaitu:

Pemakaian Sandangan Wignyan

Sandangan wignyan adalah pengganti sigegan ha (konsonan ha di akhir suku).


Penulisan wignyan diletakkan di belakang aksara yang dibubuhi sandangan itu.

Pemakaian Sandangan Layar

Hampir sama dengan sandangan wignyan, sandangan layar digunakan untuk


pengganti sigegan ra (konsonan ra di akhir suku). Penulisan layar ditulis dibagian atas
akhir aksara yang mengikuti.

Pemakaian Sandangan Cecak

Sandangan cecak digunakan untuk menuliskan sigegan ng (sepasang konsonan nga


di akhir suku kata). ada tiga buah kondisi dalam menuliskan sandangan cecak, yakni :

 Sandangan cecak ditulis di atas aksara. Sandangan cecak dituliskan menurut aturan
ini bila menemui keadaan aksara yang diikuti tidak memiliki sandangan di atas
aksara selain dirinya.
 Sandangan cecak ditulis di atas aksara belakang sandangan wulu. Apa bila
sandangan cecak mengikuti sandangan wulu, maka sandangan cecak dituliskan di
belakang sandangan wulu.
 Sandangan cecak ditulis di atas aksara di dalam pepet. Sandangan cecak ( ) apabila
mengikuti sandangan pepet (), maka penulisan cecak di taruh di dalam sandangan
pepet. Dalam keadaan ini kedua sandangan penulisannya adalah sebagai berikut : ().

Pemakaian Sandangan Pangkon

Tidak seperti ketiga sandangan sebelumnya, sandangan pangkong memiliki


beberapa fungsi. Fungsi-fungsi itu adalah :

 Sandangan pangkong dipakai sebagai penanda bahwa aksara yang dibubuhi


sandangan pangkon itu merupakan aksara mati, aksara penutup suku kata, atau
aksara penyigeging wanda. Sandangan pangkong ditulis di belakang aksara yang di
bubuhi sandangan itu.
 Sandangan pangkon dapat juga dipakai sebagai pembatas bagian kalimat atau
rincian yang belum selesai, senilai dengan pada lingsa, atau tanda koma (,) di dalam
ejaan latin, di samping untuk mematikan aksara. Pada kasus ini pangkong berfungsi
ganda.
 Contoh:
bapak macul, aku angon sapi, adhiku dolanan ijen.

 Sandangan pangkon dapat ditulis untuk menghindarkan penulisan aksara yang


bersusun lebih dari dua tingkat.
 Contoh :
benik klambi

Sandangan gugus konsonan

Gugus konsonan adalah kumpulan dari dua konsonan dalam Hanacaraka yang
akan membentuk suatu suku kata. sebagai contoh kraton yang dapat dipisah menjadi
kra-ton. suku kata kra memiliki gugus konsonan kr. Di dalam Hanacaraka ada lima buah
gugus konsonan yang digunakan dalam bentuk sandangan.

Sandangan Cakra

Sandangan cakra merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya


berwujud konsonan r. Tanda cakra ditulis serangkai di bawah bagian akhir aksara yang
diberi tanda cakra itu. Aksara yang sudah diberikan cakra dapat diberikan sandangan
lagi selain sandangan cakra, cecak, cakra la, cakra wa. Dan apa bila sandangan itu
adalah pepet, maka sandangan cakra dan pepet ditulis menjadi cakra keret.

Sandangan Cakra Keret

Sandangan Cakra Keret dipakai untuk melambangkan gugus konsonan yang


berunsur akhir konsonan r dengan diikuti vokal e pepet. Dengan kata lain cakra keret
digunakan sebagai ganti tanda cakra yang mendapatkan penambahan sandangan pepet.
Tanda cakra keret ditulis serangkai di bawah bagian akhir aksara yang diberikan tanda
keret itu.
Sandangan Pengkal

Sandangan Pengkal dipakai untuk melambangkan konsonan yang bergabung


dengan konsonan lain di dalam suatu suku kata. Tanda pengkal ditulis serangkai di
belakang aksara yang diberi tanda pengkal.

Anda mungkin juga menyukai