Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUKARASA
Jl. Gegerkalong Hilir no 157 Bandung Telp. (022) 2004741

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUKARASA


NOMOR: 042/SK/UKP/UPTPKMSKRS/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

Menimbang : a. Bahwa salah satu fungsi Puskesmas adalah sebagai


penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
primer/tingkat pertama yang berkualitas dan
berorientasi pada pengguna layanannya..
b. Bahwa untuk pelaksanaan pelayanan klinis di UPT
Puskesmas Sukarasa perlu menetapkan Keputusan
Kepala UPT Puskesmas Sukarasa tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis mulai dari pasien datang ke
puskesmas sampai dipulangkan.
Mengingat : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan;Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 148 Tahun 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 149 Tahun 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1438 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 519 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi
Intensif Rumah Sakit;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer;
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Khusus;
n. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah;
o. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Gigi;
p. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor
637 Tentang Berlakunya Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit;
q. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 856 Tahun 2009 Tentang Standar IGD
(Instalasi Gawat Darurat) Rumah Sakit.
r. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUKARASA


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KESATU : Bahwa pelayanan klinis di UPT Puskesmas Sukarasa


mulai pasien datang ke Puskesmas Sukarasa sampai
dipulangkan meliputi :

A. Proses Pendaftaran

B. Pengkajian Awal Klinis, Perencanaan Layanan Medis


dan Pembuatan Keputusan Medis

C. Rencana layanan terpadu

D. Pelaksanaan Pelayanan Klinis

E. Rencana Rujukan dan Pemulangan

F. Pelaksanaan Anastesi dan Sedasi

G. Pelayanan Unit Gawat Darurat

KEDUA : Bahwa penjelasan dari point A sampai dengan G dalam


diktum KESATU tercantum dalam Lampiran Surat
Keputusan ini.

KETIGA : Bahwa proses pelayanan klinis seperti tercantum pada


diktum KESATU dan KEDUA memerlukan tahapan yang
jelas dan distandarkan dalam Prosedur Baku yang
disepakati.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan


ditinjau kembali apabila terjadi kekeliruan
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 5 April 2016

KEPALA UPT PUSKESMAS SUKARASA

THERESIA WIDURI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUKARASA
NOMOR : 042/SK/UKP/UPT PKM SKRS/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS SUKARASA

A. Proses Pendaftaran Pasien


i. Proses pendaftaran dilaksanakan oleh petugas dengan prosedur
yang jelas
ii. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten
iii. Pendaftaran dilakukan dengan ramah, sopan dan santun
iv. Petugas pendaftaran melakukan identifikasi pasien sebagai
upaya untuk menjamin keselamatan pasien
v. Pelanggan memperoleh informasi mengenai pelayanan klinis
yang tersedia meilputi: tarif, jenis pelayanan dan informasi
kerjasam dengan fasilitas kesehatan lain, juga termasuk hak dan
kewajiban pasien serta petugas
vi. Terdapat penilaian kepuasan pelanggan terhadap proses
pendaftaran melalui survey kepuasan pelanggan atau melalui
mekanisme lain (kotak saran, sms, dan sebagainya).
vii. Terdapat mekanisme koordinasi antara petugas pendaftaran
dengan unit lain agar pasien/keluarga memperoleh pelayanan.
viii. Terdapat proses identifikasi kendala fisik, bahasa, dan budaya
serta penghalang lain untuk kemudian ditindaklanjuti

B. Pengkajian awal klinis, perencanaan layanan medis, dan


pembuatan keputusan medis
i. Proses pengkajian awal dilakukan oleh tenaga yang kompeten
secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan
pasien/keluarga.
ii. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan
iii. Pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada standar profesi
kedokteran dan standar asuhan keperawatan
iv. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu
v. Proses kajian dilaksanakan dengan langkah-langkah SOAP
vi. Hasil kajian awal klinis terdokumentasikan dengan baik di
dalam rekam medis.
vii. Prosedur pengkajian memprioritaskan pasien sesuai dengan
kegawatdaruratan pasien
viii. Petugas Unit Gawat Darurat wajib melakukan triase untuk
memprioritaskan penanganan pada pasien sesuai dengan
kegawatdaruratannya
ix. Rencana layanan medis disusun untuk setiap pasien dan
melibatkan pasien dalam pembuatan keputusannya
x. Perencanaan layanan medis dilakukan berdasarkan prosedur
medis yang dibukukan
i. Penyusunan rencana layanan medis mempertimbangkan
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan
memperhatikan tata nilai budaya pasien
ii. Rencana layanan medis disusun dengan hasil dan waktu yang
jelas dengan memperhatikan efisiensi sumber daya
iii. Terdapat proses identifikasi risiko yang yang mungkin terjadi
dalam pelayanan juga efek samping yang mungkin terjadi. Hal
ini harus diberitahukan kepada pasien.
iv. Rencana layanan medis tercatat dalam rekam medis
v. Rencana layanan medis harus memuat pendidikan/penyuluhan
pasien.
vi. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan keputusan layanan
dilakukan dengan peralatan dan tempat yang memadai
vii. Dalam proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan keputusan
layanan petugas wajib menjamin keamanan dan keselamatan
pasien dan petugas
viii. Petugas Unit Gawat darurat wajib melakukan upaya untuk
menstabilkan pasien sebelum merujuk pasien
C. Rencana Layanan Terpadu
i. Terdapat tim interprofesi jika diperlukan penanganan secara tim
ii. Tim interprofesi menggunakan rujukan internal antar ruang
pelayanan untuk merujuk pasien antar petugas kesehatan

D. Pelaksanaan Pelayanan Klinis


i. Pelaksanaan pelayanan klinis dilakukan sesuai rencana asuhan
dengan menggunakan pedoman atau standar yang berlaku, yang
menjamin kesinambungan dalam pelayanan.
ii. Terdapat penanggung jawab pelayanan klinis, yaitu drg. Yeni
iii. Layanan yang diberikan kepada pasien maupun perubahan
rencana layanan berdasarkan perkembangan kondisi pasien.
iv. Layanan maupun perubahan rencana layanan kepada pasien
termasuk semua pemeriksaan, penunjang diagnostik, tindakan
dan pengobatan yang diberikan kepada pasien
didokumentasikan dalam rekam medis.
v. Perawat dan petugas kesehatan lain wajib mengingatkan dokter
jika terjadi pengulangan yang tidak perlu.
vi. Jika diperlukan tindakan medis, pasien/keluarga terlebih
dahulu mengisi informed consent.
vii. Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau
berisiko tinggi dipandu oleh prosedur yang berlaku.
viii. Pelaksanaan kewaspadaan universal dalam hal pengendalian
infeksi perlu diperhatikan.
ix. Penggunaan dan pemberian obat atau cairan intra vena
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang baku.
x. Indikator ditetapkan guna memantau dan menilai pelaksanaan
layanan klinis.
xi. Keluhan pasien diidentifikasi dan ditindaklanjuti. Informasi
tersebut digunakan untuk perbaikan.
xii. Tersedia prosedur penolakan pasien untuk tidak melanjutkan
pengobatan.
xiii. Pasien/keluarga pasien perlu mendapatkan penyuluhan
kesehatan dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan
kebutuhan klinis pasien termasuk PHBS dengan pendekatan
komunikasi interpersonal.
xiv. Pasien yang berisiko nutrisi memperoleh terapi gizi dalam
kegiatan home care.
xv. Terdapat pendelegasian wewenang baik dalam melakukan kajian
maupun membuat keputusan layanan klinis kepada tenaga
kesehatan professional yang memenuhi persyaratan

E. Rencana Rujukan
i. Tersedia prosedur rujukan dan persiapan rujukan untuk
menjamin pasien memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di
tempat rujukan pada saat yang tepat.
ii. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas melakukan
inform consent penolakan atau penundaan rujukan dan
memberikan alternatif pelayanan
iii. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain (sarana
kesehatan rujukan) untuk menjamin kelangsungan asuhan.
iv. Rujukan disertai dengan resume klinis tentang kondisi klinis
pasien juga tindakan yang telah dilakukan.
v. Pasien berhak memilih tempat dan sarana rujukan
vi. Kriteria rujukan meliputi pasien yang tidak mampu ditangani
oleh puskesmas karena ketidaksesuaian kompetensi petugas
dan atau ketidaklengkapan fasilitas puskesmas
vii. Selama proses rujukan pasien secara langsung, petugas yang
kompeten terus memonitor kondisi pasien. Persyaratan
kompetensi petugas dijelaskan lebih lanjut dalam prosedur
baku.

F. Pemberian Anestesi Lokal dan Sedasi


i. Tersedia pelayanan anestesi lokal dan sedasi sesuai kebutuhan
dengan dipandu oleh prosedur yang jelas.
ii. Jenis-jenis sedasi dan anestesi lokal yang dapat diberikan di
puskesmas serta tenaga kesehatan yang mempunyai
kewenangan melakukan anestesi lokal dan sedasi ditetapkan
dengan prosedur.
iii. Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas melakukan
monitoring status fisiologi pasien.
iv. Teknik anestesi lokal dan sedasi dicatat dalam rekam medis.
v. Pelaksanaan pembedahan minor yang membutuhkan anestesi
harus memenuhi prosedur yang berlaku dan dicatat dalam
rekam medis

G. Pelayanan Unit Gawat Darurat


i. Pelayanan kegawatdaruratan dilakukan berdasarkan metode
triase
ii. Pelayanan unit gawat darurat terbagi menjadi tiga shift selama
24 jam setiap hari
iii. Dilakukan pendelegasian wewenang kepada tenaga kesehatan
yang bertugas di UGD untuk melakukan pendaftaran, triase,
pengkajian awal klinis, perencanaan layanan medis, pemberian
terapi dan pemeriksaan laboratorium sederhana
iv. Pelayanan Unit Gawat Darurat termasuk pembuatan surat
kematian, visum et repetum, dan pelaksanaan rujukan
emergency

KEPALA UPT PUSKESMAS SUKARASA

RR THERESIA WIDURI

Anda mungkin juga menyukai