Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Rosali Br Sembiring1 dan Mukhtar2


rosali_sembiring@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan: (1) perbedaan hasil belajar Matematika siswa yang
diajarkan dengan Strategi Pembelajaran diskoveri dengan bimbingan dan siswa yang
diajarkan dengan Strategi Pembelajaran langsung; (2) mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan minat belajar rendah; dan (3)
interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan minat belajar dalam
mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Metode penelitian menggunakan metode
quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2x2, sedangkan teknik analisis data
menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikansi  = 0.05. Hasil penelitian
diperoleh: (1) hasil belajar matematika siswa yang belajarkan dengan menggunakan
strategi pembelajaran diskoveri dengan bimbingan lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran langsung, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki minat belajar
tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah dan
(3) terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dengan minat belajar
dalam mempengaruhi hasil belajar matematika.

Kata Kunci: strategi pembelajaran diskoveri dengan bimbingan dan pembelajaran


langsung, minat belajar, hasil belajar matematika

Abstract: This research was aimed to: (1) the difference of results in learning
mathematics between the students taught by using guided discovery and direct
instructional strategy; (2) the difference of the student’s study result who have high
interest in learning and those who have interest in learning low; and (3) interaction
between the application of learning strategy and interest in learning in affecting the
result of learning mathematics. The research method used quasi experiment with
factorial design 2x2. The data analysis technique was analysis of variance (ANOVA)
two way at significant  = 0.05. research findings of showed that: (1) the students
results in mathematics that by using guided discovery higher with direct instructional
strategy, (2) the students result in mathematics learning of the students who have high
interest in learning is higher compared with that those who have low interest in
learning, and (3) be found interaction between learning strategy with interest in learning
the students result of mathematics.

Keywords: guided discovery and direct instructional strategy, interest in learning, the
result of learning mathematics

1
Guru SMA Negeri 1 Tiga Panah
2
Dosen Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 214
PENDAHULUAN Dalam mengajarkan matematika
Matematika adalah salah satu mata diperlukan strategi pembelajaran yang
pelajaran pokok yang diajarkan mulai dari tepat yang dapat menekankan
tingkat Sekolah Dasar (SD), sampai pertumbuhan dan pengembangan nilai-
Perguruan Tinggi dan juga merupakan nilai manusiawi, yaitu pengembangan
salah satu mata pelajaran yang diuji dalam segala potensi yang ada pada diri siswa.
Ujian Nasional di tingkat Sekolah Guru matematika akan mampu
Menengah Atas (SMA). Dalam kurikulum mengajarkan matematika untuk mencapai
KBK 2004 dan KTSP 2006, bahwa tujuan tujuan yang ditetapkan, bila ia memahami
pembelajaran matematika adalah: (1) dengan baik strategi yang akan digunakan
melatih cara berpikir dan bernalar dalam sebagai wahana untuk mencapai tujuan
menarik kesimpulan, misalnya melalui pembelajaran tersebut. Apabila
kegiatan penyelidikan, mengeksplorasi, pemahaman guru terhadap bagaimana
eksperimen, menunjukkan kesamaan, penyampaian materi matematika kurang
perbedaan, konsisten dan inkonsistensi; tepat berakibat tujuan pembelajaran
(2) mengembangkan aktivitas kreatif yang matematika sebagai wahana pendidikan
melibatkan imajinasi, intuisi, dan tidak akan tercapai seperti yang
penemuan dapat mengembangkan diharapkan.
pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin Upaya untuk meningkatkan hasil
tahu, membuat prediksi serta mencoba- belajar matematika siswa diusulkan
coba; (3) mengembangkan kemampuan dengan menyajikan strategi pembelajaran
memecahkan masalah; (4) yang dimanipulasi menjadi dua taraf yaitu
mengembangkan kemampuan strategi pembelajaran Guided Discovery
penyampaian informasi atau dan strategi Direct Instruction sedangkan
mengkomunikasikan gagasan antara lain kondisi pembelajaran yang berhubungan
melalui pembicaraan lisan, grafik, dengan karakteristik siswa salah satunya
diagram dalam menjelaskan gagasan. adalah minat belajar siswa. Berkaitan
Matematika memegang peranan dengan karakteristik siswa, Dick, Carey
penting di dalam dunia pendidikan dan and Carey (2005) secara tegas
juga diperlukan oleh semua ilmu menyatakan bahwa, salah satu variabel
pengetahuan, oleh sebab itu matematika yang paling berpengaruh terhadap hasil
harus dipelajari dan dikuasai oleh setiap belajar adalah karakteristik siswa
peserta didik dengan harapan agar siswa termasuk minat belajar siswa.
dapat mencapai hasil belajar yang lebih Terdapat berbagai strategi
baik. Namun kenyataannya tidak semua pembelajaran yang dapat dipergunakan
siswa dapat mencapai hasil belajar seperti guru di kelas di antaranya strategi
yang diharapkan. Kualitas pendidikan pembelajaran ekspositori, strategi
matematika di Indonesia belum mencapai pembelajaran problem based learning,
hasil yang diharapkan, makanya tidak strategi pembelajaran kooperatif, strategi
mengherankan bila prestasi belajar pembelajaran discovery, Namun perlu
matematika juga perlu diperhatikan oleh disadari bahwa strategi tersebut tidak ada
berbagai pihak, baik oleh pemerintah, yang terbaik atau terburuk, karena strategi
pemerhati pendidikan dan oleh guru tersebut memiliki keunggulan dan
sebagai pelaku pendidikan itu sendiri. kekurangan. Strategi pembelajaran Guided
Dari pernyataan tersebut maka dapat Discovery dan strategi Direct Instruction
dilihat bahwa kamampuan matematika sebagai salah satu alternatif pembelajaran
siswa masih rendah sehingga diperlukan yang efektif, inovatif dan menyenangkan
perhatian yang khusus dalam upaya untuk mata pelajaran matematika,hal ini
perbaikannya. perlu dilakukan agar pembelajaran yang
disampaikan dapat menarik perhatian

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 215
siswa dan setiap detik yang berlangsung dengan dorongan dan minat untuk ikut
dalam kegiatan pembelajaran yang serta menemukan jawaban permasalahan
dilakukan akan bermakna dan tidak melalui lembar kegiatan siswa, yang kelak
membosankan bagi siswa sehingga diharapkan akan berpengaruh pada hasil
strategi pembelajaran ini diduga dapat belajar matematika siswa. Menggunakan
memaksimalkan hasil belajar peserta strategi pembelajaran diskoveri dalam
didik. karena strategi pembelajaran mengajarkan matematika kepada siswa
Guided Discovery adalah suatu strategi haruslah diikuti dengan bimbingan,
pembelajaran yang mengatur sehingga pengajarannya terprogram,
pembelajaran sedemikian rupa sehingga terencana dan siswa dapat berperan aktif
siswa memperoleh pengetahuan yang memperhatikan, mencari dan menemukan
belum diketahuinya tidak melalui konsep-konsep matematika sesuai dengan
pemberitahuan tetapi pengetahuan yang materi yang diajarkan.
diperoleh melalui penemuan siswa dengan Matematika merupakan ilmu
bimbingan guru. Dengan konsep itu, hasil pengetahuan yang memiliki cakupan
pembelajaran diharapkan lebih bermakna objek yang sangat luas dan kompleks,
bagi siswa. Proses pembelajaran mencakup konsep, fakta, skill dan prinsip,
berlangsung alamiah dalam bentuk transfer belajar, kemampuan inkuiri,
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, kemampuan memecahkan masalah,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke kemampuan berpikir kritis dan
siswa. Dalam konteks itu, siswa perlu kemampuan lain sebagainya. Matematika
mengerti apa makna belajar, apa sangat dibutuhkan dalam kebutuhan
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan belajar karena mampu untuk membantu
bagaimana mencapainya. Mereka sadar seseorang dalam memecahkan berbagai
bahwa yang mereka pelajari berguna bagi persoalan yang dihadapinya,
hidupnya nanti. Dengan begitu mereka menggunakan pola pikir yang sistematis
memposisikan diri sebagai diri sendiri dan terstruktur (rasional), cermat, jelas
yang memerlukan suatu bekal untuk dan akurat. Kemampuan untuk
hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa menciptakan gagasan-gagasan dan
yang bermanfaat bagi dirinya dan alternatif pemecahan masalah secara
berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, rasional ini dapat dimiliki oleh siswa
mereka memerlukan guru sebagai dengan kemampuan dan keterampilan
pengarah atau pembimbing. matematika yang memadai guna
Sehubungan dengan itu dalam memperoleh hasil belajar matematika
belajar matematika diperlukan minat yang yang optimal. Dalam pelajaran
tinggi agar pembelajaran dapat dimengerti matematika, seorang siswa dikatakan
dan dipahami sehingga akan berdampak memperoleh hasil belajar yang baik dalam
pada pencapaian hasil belajar yang belajar, apabila siswa tersebut dapat
optimal. Hal ini perlu dilakukan agar dengan mudah memecahkan soal-soal
pembelajaran yang disampaikan dapat matematika yang berkaitan dengan bahan
menarik perhatian siswa dan setiap detik yang diajarkan. Menurut (Hudoyo, 1998)
yang berlangsung dalam kegiatan siswa yang berhasil dalam belajar
pembelajaran yang dilakukan akan matematika akan dapat
bermakna dan tidak membosankan bagi mendemonstrasikan pengetahuan,
siswa pengalaman dan keterampilannya dalam
Untuk meningkatkan hasil belajar menjawab berbagai persoalan matematika.
matematika siswa, peneliti menggunakan Strategi pembelajaran diskoveri
strategi pembelajaran penemuan dengan (Discovery learning) adalah prosedur
bimbingan (Guided Discovery) dengan pembelajaran yang menitikberatkan studi
penekanan pada partisipasi aktif siswa individu, manipulasi objek-objek, dan

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 216
eksperimen yang dilaksanakan siswa terjawab atau tidak. Apakah terbukti atau
sebelum mengambil kesimpuan. Diskoveri tidak, dan (6) penarikan kesimpulan.
adalah belajar mencari dan menemukan Tahap selanjutnya berdasarkan hasil
sendiri. Dalam penerapan strategi verifikasi tadi, siswa belajar menarik
diskoveri siswa memperoleh kebebasan kesimpulan atau generalisasi tertentu.
belajar secara mandiri untuk mengolah Slavin (2009) menyatakan
informasi yang diperolehnya. Bertolak pembelajaran penemuan juga dapat
dari asumsi bahwa untuk memperoleh menghasilkan kesalahan dan membuang
ilmu maka seseorang yang belajar harus buang waktu. Sehingga dikembangkan
melakukan kegiatan berpikir, maka pembelajaran penemuan terpimpin
semakin besar kegiatan berpikir tersebut (Guided Discovery Learning), dimana
semakin efektif pengajaran mencapai guru memainkan peran yang lebih aktif
tujuan. dengan memberikan petunjuk, menata
Pada strategi diskoveri, pengajaran bagian-bagian suatu kegiatan, atau
betul-betul menjadi student contered. memberikan garis besar.
Peran guru dalam proses belajar mengajar, Strategi mengajar yang lazim
lebih banyak sebagai fasilisator belajar dipergunakan oleh guru di sekolah biasa
siswa sehingga yang penting diupayakan disebut strategi pembelajaran langsung.
bagaimana siswa belajar bukannya strategi pembelajaran langsung
bagaimana guru mengajar (Sobel, 1991). merupakan strategi pembelajaran yang
Dalam sistem belajar mengajar ini guru didasarkan pada pendekatan ekspositori,
menyajikan bahan pelajaran tidak dalam yaitu strategi yang mendudukkan posisi
bentuk final, tetapi siswa diberi peluang guru sebagai pengatur utama kegiatan
untuk mencari dan menemukannya sendiri belajar siswa. Sebagaimana dijelaskan
dengan menggunakan teknik pendekatan oleh Ahmadi (1993) bahwa strategi
pemecahan masalah. Secara garis besar pembelajaran langsung yang dilakukan
prosedur strategi diskoveri menurut berdasarkan pendekatan ekspositori, yaitu
Djamarah (2002) adalah : (1) simulasi, strategi yang mendudukkan posisi guru
Guru mulai bertanya dengan mengajukan sebagai pengatur utama kegiatan belajar
persoalan baik secara lisan atau tulisan, siswa.
atau menyuruh anak didik membaca atau Killen (dalam Sanjaya, 2008)
mendengarkan uraian yang membuat menamakan ekspositori (metode
permasalahan. Sebagian besar memilihnya ceramah) dengan istilah pembelajaran
yang dipandang paling menarik dan langsung (Direct Instruction). Pada
fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan strategi pembelajaran langsung guru
yang dipilih itu selanjutnya harus mengawali pelajaran dengan penjelasan
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. tentang tujuan dan latar belakang
yakni pernyataan sebagai jawaban pembelajaran, serta mempersiapkan siswa
sementara atas pertanyaan yang diajukan, untuk menerima penjelasan guru.
(3) pengumpulan data. Untuk menjawab Pengajaran langsung menurut Kardi (1997
pertanyaan ini, siswa diberi kesempatan :3), dapat berbentuk ceramah, demontrasi,
untuk mengumpulkan berbagai informasi pelatihan atau praktik, dan kerja
yang relevan dengan melakukan uji coba kelompok. Pengajaran langsung
sendiri (eksperimen), (4) pengolahan data. digunakan untuk menyampaikan pelajaran
Semua informasi hasil ekperimen diolah, yang ditransformasikan langsung oleh
diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila guru kepada siswa, penyusunan waktu
perlu dihitung serta ditafsirkan, (5) yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembuktian. Berdasarkan hasil pembelajaran harus seefesien mungkin,
pengolahan atau tafsiran, pertanyaan yang sehingga guru dapat merancang dengan
terdahulu kemudian dicek, apakah tepat waktu yang digunakan.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 217
Strategi pembelajaran langsung minat merupakan pemuasan tenaga psikis
menghendaki siswa dapat menangkap dan yang tertuju pada suatu objek yang terlihat
mengingat informasi yang telah diberikan pada sedikit banyaknya kekuatan yang
guru, serta mengungkapkan kembali apa menyertai aktivitas yang dilakukan.
yang telah dimilikinya menjadi respon Hurlock (dalam Amien,1988) mengatakan
yang ia berikan pada saat guru bahwa minat adalah satu aspek psikologis
melontarkan pertanyaan. Di sini terjadi yang mempunyai pengaruh cukup besar
komunikasi satu arah, karena itu proses terhadap sikap dan prilaku seseorang.
belajar siswa kurang optimal sebab Winkel (2010) mengemukakan
terbatas pada mendengarkan dan mencatat bahwa minat merupakan kecenderungan
apa yang disampaikan guru subyek yang menetap untuk merasa
Strategi Direct Instructional untuk tertarik pada suatu bidang tertentu
pengajaran matematika pada umumnya sehingga menimbulkan perasaan senang.
terdiri dari pemberian penjelasan Dari pendapat Winkel ini indikator yang
(ceramah) kepada siswa dan diiringi menunjukkan adanya minat seseorang
dengan pemberian tugas. Kegiatan guru terhadap suatu objek adalah perhatian dan
terutama memberikan penjelasan di depan kesenangan, berarti bila seseorang
kelas dan mengadakan tanya jawab serta berminat pada sesuatu, maka ia akan
memberikan contoh pemecahan masalah. memberikan perhatian dan menyenangi
Disiplin siswa sangat diutamakan dan objek yang dimaksud). Oleh karena itu
guru punya wewenang penuh dalam kelas. minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya
Hubungan guru dengan siswa lebih kaku, aktif untuk menerima sesuatu dari luar diri
sebab guru dianggap sebagai tokoh yang seseorang.
harus ditiru. Penyampaian informasi Sementara itu Djaali (2011)
pelajaran berbentuk penjelasan-penjelasan mengatakan bahwa minat pada dasarnya
dari guru pada siswa dan diikuti dengan adalah penerimaan akan suatu hubungan
tanya jawab tentang isi pelajaran yang antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
belum jelas. diri. Untuk itu semakin kuat atau dekat
Minat merupakan suatu hubungan tersebut maka semakin besar
kecenderungan untuk bertingkah laku minatnya, jika seorang siswa memiliki
yang berorientasi kepada objek, kegiatan minat untuk berperan aktif di lingkungan
pengalaman tertentu dan kecenderungan sekolah maka minat akan timbul perasaan
tersebut antara individu yang satu dengan aktif dalam diri siswa untuk mengikuti
yang lain sama intensitasnya. Sejalan kegiatan-kegiatan kelas atau sekolah. Hal
dengan itu Hilgard (dalam Daryanto, ini sejalan dengan pendapat Utomo (1991)
2010) memberi rumusan tentang minat mengatakan, jika seseorang ingin berhasil
adalah “ Interes is persisting tendency to dalam belajar, maka ia harus aktif belajar,
pay attention to and enjoy same activity or dan untuk keaktifannya, minat harus
content” Kecenderungan untuk ditimbulkan semaksimal mungkin.
memperhatikan beberapa kegiatan Dengan demikian, Minat adalah kesadaran
tersebut diperhatikan terus menerus yang seseorang bahwa suatu objek seseorang,
disertai dengan rasa senang. Menurut Carl suatu soal atau situasi mengandung
safran (dalam Sukardi, 1988) minat dapat sangkut paut dengan dirinya. Minat berarti
didefenisikan sebagai suatu sikap atau kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan
perasaan yang positif terhadap suatu sesuatu hal yang berbahagia bagi orang.
aktivitas, orang, pengalaman, atau benda. Sesuatu yang berharga bagi seseorang
Selanjutnya Sukardi (1988) menyatakan adalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
bahwa minat adalah merupakan suatu Minat individu siswa dapat diketahui dari
kesukaan, kegemaran atau kesenangan kecenderungannya terpikat atau tertarik
akan sesuatu. Menurut Suryabrata (2008) terhadap suatu pengalaman tersebut.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 218
Menurut Slameto (1995) minat adalah adanya, tanpa melakukan perubahan
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan situasi kelas dan jadwal pembelajaran.
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada Perlakuan dilaksanakan pada
yang menyuruh. Minat pada dasarnya pembelajaran matematika dengan
adalah penerimaan akan suatu hubungan membandingkan antara strategi
antara diri sendiri dengan sesuatu diluar pembelajaran Guided Discovery dengan
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan strategi Direct Instruction dan
tersebut, semakin besar minat. dilaksanakan pada kelas perlakuan yang
Tujuan penelitian ini dilaksanakan telah ditetapkan. Guru yang biasa
adalah sebagai berikut: (1) untuk melakukan pembelajaran matematika di
mengetahui perbedaan hasil belajar kelas tersebut diberikan petunjuk untuk
matematika siswa yang diajarkan dengan melakukan pembelajaran dengan strategi
strategi pembelajaran Guided Discovery pembelajaran yang telah di tentukan. Di
dengan hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Tiga Panah melaksanakan
yang diajarkan dengan strategi strategi pembelajaran diskoveri dengan
pembelajaran langsung (direct Guided Discovery, sedangkan di SMA
instruction); (2) untuk mengetahui hasil Negeri 2 Kabanjahe melaksanakan Direct
belajar matematika siswa yang memiliki Instructional . Sebelum perlakuan
minat belajar tinggi dengan hasil belajar dilaksanakan dilakukan uji coba
matematika siswa yang memiliki minat instrument tes hasil belajar pada kelas XI
belajar rendah; dan (3) untuk mengetahui (sebelas) pada sekolah SMA Negeri 2
pengaruh interaksi antara strategi Kabanjahe, selanjutnya pada masing-
pembelajaran dan minat belajar terhadap masing kelas perlakuan diberikan angket
hasil belajar matematika siswa. untuk mengetahui tinggi rendahnya minat
Dari kerangka berpikir di atas, belajar siswa dan angket diberikan
maka dapat dirumuskan hipotesis sebelum dilakukan perlakuan.
penelitian sebagai berikut: (1) hasil belajar Desain penelitian yang digunakan
matematika siswa yang diajar dengan adalah rancangan factorial 2x2 yang
strategi pembelajaran Guided Discovery mengelompokkan strategi pembelajaran
lebih tinggi dengan hasil belajar Guided Discovery dengan strategi Direct
matematika siswa yang diajar dengan Instructional terhadap minat belajar tinggi
strategi direct instruction; (2) hasil belajar dan minat belajar rendah. Alasan
matematika siswa yang memiliki minat pemilihan rancangan ini adalah: (1)
belajar tinggi, lebih tinggi dari hasil memungkinkan pengajuan hipotesis
belajar matematika siswa yang memiliki penelitian sekaligus di dalam satu
minat belajar rendah; (3) terdapat eksperimen, (2) dapat meneliti ada
pengaruh interaksi antara strategi tidaknya interaksi antara variabel-variabel
pembelajaran dengan minat belajar bebas yang mempengaruhi variabel terikat
terhadap hasil belajar matematika siswa. yang diukur, dan (3) memungkinkan
dilakukannya eksperimen tanpa mengubah
METODE PENELITIAN sistem yang ada.
Populasi dalam penelitian ini Teknik analisis data yang
diambil dari 2 (dua) sekolah yaitu SMA digunakan adalah Teknik Statistik
Negeri 1 Tiga Panah dan SMA Negeri 2 Deskriptif dan Inferensial. Teknik statistik
Kabanjahe. Teknik pengambilan sampel Inferensial digunakan untuk menguji
penelitian dengan teknik cluster random hipotesis penelitian, di mana teknik
sampling. Penelitian ini menggunakan Inferensial yang akan digunakan adalah
metode quasi experimental research teknik Analisis Varians dua jalur (disain
dengan melakukan eksperimen di dalam faktorial 2x2) dengan taraf signifikan
kelas yang sudah tersedia sebagai mana 0,05. Sebelum Anava dua jalur dilakukan,

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 219
terlebih dahulu ditentukan persyaratan jawabkan jika sampel diambil secara acak.
analisis yakni persyaratan Normalitas Uji persyaratan analisis data dilakukan
menggunakan Uji Lilliefors, sedangkan dengan strategi Liliefors untuk uji
untuk uji persyaratan Homogenitas normalitas dan uji Barlett untuk menguji
menggunakan Uji Fisher (F) dan Uji hipotesis. Pengujian normalitas digunakan
Bartlett (Sudjana,1984). Setelah untuk mengetahui sampel yang digunakan
melakukan pengujian persyaratan analisis, apakah berasal dari populasi berdistribusi
selanjutnya dilakukan pengujian Anava 2 normal atau tidak. Uji normalitas
jalur. Jika Anava 2 jalur signifikan, maka dilakukan pada delapan kelompok sampel.
diadakan uji lanjut (post hoc test). Uji Uji normalitas dilakukan dengan uji
lanjut akan dilakukan dengan Uji Tuckey Liliefors. Setelah dilakukan pengujian
jika jumlah sampel tiap sel sama besar (n kedua persyaratan analisis yakni uji
sama), tetapi jika jumlah sampel tiap sel normalitas dan uji homogenitas, maka
tidak sama (n tidak sama), maka akan dapat dipastikan bahwa persyaratan yang
digunakan uji Scheffe’. harus dipenuhi oleh data penelitian dalam
rangka penggunaan teknik analisis varians
HASIL DAN PEMBAHASAN (ANAVA) telah dipenuhi, maka teknik
Hasil analisis tersebut telah dapat digunakan.
Sebelum hipotesis diuji perlu Pengujian hipotesis dilakukan
dilakukan persyaratan analisis data. menggunakan teknik analisis varians
Persyaratan data yang dibutuhkan untuk (ANAVA). Untuk keperluaan analisis
menguji hipotesis ialah data yang varians, data yang diperlukan dapat dilihat
berdistribusi normal dan homogen agar pada Tabel 1.
hasil penelitian dapat dipertanggung
.
Tabel 1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa

Strategi Pembelajaran (A)


Minat Belajar
Strategi Pembelajaran Strategi Direct Total
(B)
Guided Discovery ( ) Instructional )
= 19 = 15 = 34
MB Tinggi = 565 = 422 = 987
( ) = 16875 = 11950 = 28825
= 29,73 = 28,13 = 28,93
= 14 17 = 31
MB Rendah = 385 = 862
= 477
( )
= 10651 = 13499 = 24150
= 27,5 = 28,05 = 27,77
= 33 = 32 = 65
= 950 = 899 = 1849
Total = 27526 = 25449 = 52975
=28,61 = 28,09 = 28,35

Hasil perhitungan ANAVA seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2. yaitu


rangkuman analisis faktorial 2x2.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 220
Tabel 2. Rangkuman Analisis Faktorial 2x2

Sumber Varians JK dk RJK Fhitung F tabel Keterangan


Strategi
Pembelajaran 90,95 1 90,95 4,48 3.96 Signifikan
Minat Belajar 24,25 1 24,25 16,82 3.96 Signifikan
Interaksi 262,86 1 262,86 48,61 3.96 Signifikan
Antar Kelompok 48,20 3 16,06
Dalam Kelompk 329,86 61 5.41
Total 378,06 64

Hasil belajar matematika siswa Fhitung = 4,485 lebih besar dari Ftabel (0,05) =
yang diajar dengan strategi pembelajaran 3,96 pada taraf signifikan α = 0,05
guided discovery lebih tinggi dengan hasil sehingga H0 pada taraf signifikan α = 0,05.
belajar matematika siswa yang diajar Dengan demikian hipotesis yang berbunyi
dengan strategi direct instruction. bahwa hasil belajar Matematika siswa
pengujian hipotesis statistik untuk strategi yang diajar dengan strategi pembelajaran
pembelajaran guided discovery dan guided discovery lebih tinggi dengan hasil
strategi direct instructional adalah belajar matematika siswa yang diajar
sebagai berikut : dengan strategi direct instruction teruji
Ho : A1 = A2 kebenarannya.
Ha : A1 > A2 Hasil belajar matematika siswa
H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar yang memiliki minat belajar tinggi, lebih
Matematika antara siswa yang tinggi dari hasil belajar matematika siswa
diajar dengan menggunakan yang memiliki minat belajar rendah.
Strategi Pembelajaran Guided Pengujian hipotesis statistik untuk minat
Discovery dan siswa yang diajar belajar tinggi dan minat belajar rendah
dengan Strategi Direct Instructional adalah sebagai berikut:
. Ho : B1 = B2
Ha = Ada perbedaan hasil belajar Ha : B1 > B2
Matematika antara siswa yang H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar
diajar dengan Strategi Pembelajaran Matematika antara siswa yang
Guided Discovery dan siswa yang memiliki minat belajar tinggi
diajar dengan Strategi Direct dengan siswa yang memiliki minat
Instruction. belajar rendah.
Berdasarkan perhitungan data, Ha = Ada perbedaan hasil belajar
dapat diketahui bahwa hasil belajar Matematika antara siswa yang
matematika siswa yang memiliki minat memiliki minat belajar tinggi
belajar tinggi dan minat belajar rendah dengan siswa yang memiliki minat
jika diajar dengan strategi pembelajaran belajar rendah.
guided discovery memperoleh nilai rata- Berdasarkan perhitungan data,
rata ( ) 28,6 dengan simpangan baku 2,35 dapat diketahui bahwa hasil belajar
sedangkan hasil belajar matematika siswa Matematika siswa yang memiliki minat
yang memiliki minat belajar tinggi dan belajar tinggi memperoleh nilai rata-rata
rendah jika diajar dengan strategi direct ( ) 28,94 dengan simpangan baku 2,28,
Instruction memperoleh nilai rata-rata ( ) sedangkan hasil belajar Matematika siswa
28,1 dengan simpangan baku 2,49. yang memiliki minat belajar rendah
Hasil analisis varians untuk kedua memperoleh = 27,78 dengan simpangan
strategi Pembelajaran menunjukkan harga baku 2,45.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 221
Hasil analisis varians untuk kedua Berdasarkan Tabel 4.14
minat belajar menunjukkan harga Fhitung = rangkuman Analisis Faktorial 2 x 2 di atas
16,820 lebih besar dari F tabel (0,05) = 3,96 diperoleh hasil perhitungan data tentang
pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga H0 interaksi Strategi Pembelajaran dan Minat
ditolak pada taraf signifikan α = 0,05. Belajar. Hasil analisis varians untuk kedua
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi Strategi Pembelajaran menunjukkan harga
bahwa hasil belajar Matematika siswa Fhitung = 48,609 lebih besar dari Ftabel (0,05) =
yang memiliki minat belajar tinggi lebih 3,96 pada taraf signifikan α = 0,05,
tinggi daripada hasil belajar Matematika sehingga H0 ditolak pada taraf signifikan
siswa yang memiliki minat belajar rendah α = 0,05. Dengan demikian hipotesis yang
teruji kebenarannya. Interaksi antara berbunyi bahwa terdapat pengaruh
strategi pembelajaran dengan minat interaksi antara Strategi Pembelajaran dan
belajar terhadap hasil belajar matematika Minat Belajar terhadap hasil belajar
siswa. Pengujian hipotesis statistik antara Matematika teruji kebenarannya.
Strategi Pembelajaran dan minat belajar Adanya interaksi antara strategi
terhadap hasil belajar Matematika adalah pembelajaran dan minat belajar terhadap
sebagai berikut : hasil belajar matematika, maka perlu
Ho : A  B = 0 dilakukan uji lanjutan (scheffe test), untuk
Ha : A  B  0 mengetahui rata-rata hasil belajar
H0 = Tidak ada interaksi antara Strategi matematika kelompok mana yang
Pembelajaran dan Minat Belajar berbeda. untuk melihat bentuk interaksi
terhadap hasil belajar Matematika antara strategi pembelajaran dan minat
Ha = Ada interaksi antara Strategi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar
Pembelajaran dan Minat Belajar matematika digunakan uji scheffe. Hasil
terhadap hasil belajar Matematika . rangkuman uji scheffe dapat ditabulasikan
seperti dalam Tabel 3. di bawah ini :

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Scheffe

Hipotesis Statistik Fhitung Ftabel (3,61)  = 0,05


Ho: A1B1 = A2B1 Ha: A1B1 > A2B1 2.860 2,73
Ho: A1B1 = A1B2 Ha: A1B1 > A1B2 3.334 2,73
Ho: A1B1 = A2B2 Ha: A1B1 > A2B2 2.784 2,73
Ho: A2B1 = A1B2 Ha: A2B1 < A1B2 0.848 2,73
Ho: A2B1 = A2B2 Ha: A2B1 > A2B2 0.11 2,73
Ho: A2B2 = A1B2 Ha: A2B2 > A1B2 0.793 2,73

Berdasarkan Tabel 3. di atas terdapat satu Discovery berdasarkan Minat Belajar


dari enam kombinasi yang dibandingkan Tinggi.
menunjukkan hasil yang tidak signifikan, Dari hasil uji Scheffe di atas
hal ini disebabkan oleh tidak terdapatnya diperoleh simpulan: (1) rata-rata hasil
perbedaan yang signifikan antara rata-rata belajar matematika siswa yang
hasil belajar Matematika yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
dibelajarkan dengan menggunakan guided discovery berdasarkan minat
Strategi Direct Instructional berdasarkan belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan
Minat Belajar Tinggi dan rata-rata hasil dengan rata-rata hasil belajar matematika
belajar Matematika yang dibelajarkan siswa yang dibelajarkan dengan strategi
dengan Strategi Pembelajaran Guided direct instructional berdasarkan minat

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 222
belajar tinggi. (2) rata-rata hasil belajar pelajaran matematika memberikan
matematika siswa yang dibelajarkan semangat kepada siswa untuk
dengan strategi pembelajaran guided mempelajarinya. (6) rata-rata hasil belajar
discovery berdasarkan minat belajar matematika siswa dengan strategi direct
tinggi lebih tinggi dibanding dengan rata- instructional berdasarkan minat belajar
rata hasil belajar matematika siswa rendah lebih rendah dibandingkan dengan
dengan strategi pembelajaran guided rata-rata hasil belajar matematika siswa
discovery berdasarkan minat belajar dengan strategi pembelajaran guided
rendah. (3) rata-rata hasil belajar discovery berdasarkan minat belajar
matematika siswa yang dibelajarkan rendah
dengan strategi pembelajaran guided Hasil pengujian lanjut di atas,
discovery berdasarkan minat belajar tinggi menunjukkan adanya interaksi antara
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar
hasil belajar matematika siswa yang terhadap hasil belajar Matematika.
dibelajarkan dengan strategi direct Interaksi Strategi Pembelajaran dan Minat
instructional dan minat belajar rendah. (4) Belajar dapat ditunjukkan seperti pada
rata-rata hasil belajar matematika siswa Gambar 1. berikut ini:
yang dibelajarkan dengan strategi direct
instruction berdasarkan gaya minat belajar
tinggi lebih rendah dibanding dengan rata-
rata hasil belajar matematika siswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
guided discovery berdasarkan minat
belajar rendah, karena dalam pemilihan
strategi pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. seperti
komposisi di atas, siswa yang memiliki
minat belajar tinggi tetap membutuh
strategi pembelajar yang sesuai juga
dengan karakteristik dan materi pelajaran.
(5) rata-rata hasil belajar matematika
siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran langsung berdasarkan minat
belajar tinggi lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata hasil belajar matematika
siswa yang dibelajarkan dengan strategi
direct instructional berdasarkan Minat
Belajar Rendah, ghal ini relevan dengan
teori yang dinyatakan Winkel (2010)
mengatakan minat adalah kecenderungan
subjek yang menetap, untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajari materi itu. Berarti minat
terhadap suatu bidang ilmu/pelajaran
matematika akan merasa tertarik dan
senang untuk melakukan segala kegiatan
yang berhubungan dengan bidang
matematika. minat terhadap suatu mata

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 223
29,73 Guided
Discovery

28,05 Direct
Instructional
28,13

27,5

Gambar 1. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar

Berdasarkan hasil pengujian lengkap. Penelitian ini juga membuktikan


hipotesis ketiga yang menyatakan adanya faktor Minat Belajar sebagai salah satu
interaksi antara Strategi Pembelajaran karakteristik siswa perlu diperhatikan
dengan Minat Belajar maka perlu karena terbukti bahwa Minat Belajar
dilakukan uji perbedaan rata-rata antara berpengaruh terhadap hasil belajar
dua proporsi. Gambar 1 menunjukkan Matematika. Hasil belajar matematika
pengaruh dan interaksi dari Strategi merupakan deskripsi tentang tingkat
Pembelajaran dan Minat Belajar terhadap penguasaan siswa terhadap cakupan isi
hasil belajar Matematika yang diperoleh mata pelajaran yang dikenai perlakuan.
siswa, rata rata hasil belajar Matematika
yang dibelajarkan dengan Strategi Pembahasan
Pembelajaran Guided Discovery lebih Perbedaan hasil belajar
tinggi dibandingkan dengan Strategi matematika antara siswa yang diajarkan
Direct Instructional, hal ini sesuai dengan dengan menggunakan strategi
yang dinyatakan Slavin (2009) bahwa pembelajaran guided discovery dan siswa
pembelajaran penemuan juga dapat yang diajarkan dengan menggunakan
menghasilkan kesalahan dan membuang strategi pembelajaran langsung). Dari
buang waktu. Sehingga dikembangkan hasil pengolahan data yang dilakukan
Guided Discovery Learning, dimana guru terdapat perbedaan hasil belajar
memainkan peran yang lebih aktif dengan matematika antara peserta didik yang
memberikan petunjuk, menata bagian- diajarkan dengan strategi pembelajaran
bagian suatu kegiatan, atau memberikan Guided Discovery dan siswa yang
garis besar. Sebagai alternatif untuk diajarkan dengan strategi Direct
pengajaran penemuan, guru yang efektif Instructional , hal ini ditunjukkan dari
sering menggunakan strategi Guided nilai rata-rata hasil belajar Matematika
discovery untuk mengajarkan konsep dan siswa yang diajar dengan menggunakan
generalisasi. Selama diskoveri terpimpin, strategi pembelajaran Guided Discovery
guru masih perlu memberikan susunan lebih tinggi dibandingkan siswa yang
(structure) dan bimbingan (guidance) diajar dengan menggunakan strategi
untuk memastikan bahwa abtraksi yang Direct Instructional. Kenyataan ini
sedang dipelajari sudah akurat dan membuktikan bahwa penggunaan strategi

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 224
pembelajaran Guided Discovery baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
dalam meningkatkan pengetahuan peserta (6) manajer, guru mengelola sumber
didik dalam pembelajaran Matematika. belajar, waktu, dan mengorganisasi kelas,
Hasil tersebut cukup beralasan karena dan (7) rewarder, guru memberi
siswa yang dibelajarkan dengan penghargaan pada prestasi yang dicapai
pembelajaran Guided Discovery mendapat siswa.
pengarahan langsung dari bimbingan Sedangkan pada strategi direct
guru. instructional merupakan bentuk dari
Hal ini sesuai dengan pendapat pendekatan berorientasi kepada guru
Slavin (2009) yang menyatakan bahwa (teacher centered approach). Dikatakan
guided discovery cenderung menghasilkan demikian karena dalam strategi ini guru
ingatan dan transfer jangka panjang yang memegang peran yang sangat dominan,
lebih baik. di mana guru memainkan melalui strategi ini guru menyampaikan
peran yang lebih aktif dengan materi pelajaran yang disampaikan itu
memberikan petunjuk, menata bagian- dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus
bagian suatu kegiatan, atau memberikan utama strategi ini adalah kemampuan
garis besar. Bimbingan (guidance) yang akademik (academik achievement) siswa.
diberikan guru selama discovery dengan Strategi pembelajaran dengan kuliah
bimbingan, berguna untuk memastikan merupakan ciri khas dari strategi
bahwa abstraksi yang sedang dipelajari pembelajaran ekspositori. Strategi
sudah akurat dan lengkap. Di samping itu, pembelajaran ekspositori akan efektif jika:
ketika menggunakan discovery dengan (1) Guru akan menyampaikan bahan-
bimbingan, guru menghabiskan bahan baru serta kaitannya dengan yang
penggunaan waktu lebih sedikit untuk akan dan harus dipelajari siswa. Biasanya
menjelaskan dan waktu lebih banyak bahan atau materi baru itu diperlukan
untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti
sehingga siswa cenderung lebih aktif kegiatan pemecahan masalah atau untuk
secara kognitif dan mendorong melakukan proses tertentu. Oleh sebab itu
pembelajaran dan motivasi. Ada tiga materi yang disampaikan adalah materi-
sasaran utama kegiatan pembelajaran materi dasar seperti konsep-konsep
discovery di kelas, yaitu sebagai berikut: tertentu, prosedur atau rangkaian aktivitas,
(1) Keterlibatan siswa secara maksimal dan lain sebagainya; (2) Apabila guru
dalam proses kegiatan belajar; (2) menginginkan agar siswa mempunyai
keterarahan kegiatan secara logis dan gaya model intelektual tertentu, misalnya
sistematis pada tujuan pembelajaran; dan agar siswa mengingat bahan pelajaran
(3) mengembangkan sikap percaya diri tertentu sehingga ia akan dapat
siswa tentang apa yang ditemukan dalam mengungkapkannya kembali manakala
proses discovery diperlukan; (3) Jika bahan pelajaran yang
Trianto (2009) menyatakan bahwa akan diajarkan cocok untuk
untuk menciptakan kondisi seperti itu, dipresentasikan, artinya dipandang dari
peranan guru adalah sebagai: (1) sifat dan jenis materi pelajaran, memang
motivator, artinya guru memberi materi pelajaran itu hanya mungkin dapat
rangsangan agar siswa aktif dan bergairah dipahami oleh siswa manakala
berpikir, (2) fasilitator, guru menunjukkan disampaikan oleh guru, misalnya materi
jalan keluar jika siswa mengalami pelajaran hasil penelitian berupa data-data
kesulitan, (3) penanya, guru menyadarkan khusus; (3) Apabila seluruh siswa
siswa dari kekeliruan yang mereka buat, memiliki tingkat kesulitan yang sama
(4) administrator, guru bertanggung jawab sehingga guru perlu menjelaskan untuk
terhadap seluruh kegiatan kelas, (5) seluruh siswa; (4) Apabila guru akan
pengarah, guru memimpin kegiatan siswa mengajar pada kelompok siswa yang rata-

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 225
rata memiliki kemampuan rendah; (5) Jika penyelesaiannya oleh siswa sedangkan
lingkungan tidak mendukung untuk pada kelas yang diberi perlakuan strategi
menggunakan strategi yang berpusat pada direct instruction guru lebih banyak
siswa, misalnya tidak ada sarana dan menyelesaikan soal-soal yang disajikan
prasarana yang dibutuhkan dalam contoh. hal ini dibuktikan dengan
Strategi direct instruction hanya lamanya waktu penyajian materi pelajaran
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa pada kelas direct instructional
yang memiliki kemampuan mendengar dibandingkan dengan waktu penyajian
dan menyimak secara baik, namun untuk materi pada kelas guided discovery . Pada
siswa yang tidak memiliki kemampuan kelas guided discovery dengan melalui
seperti itu sebaiknya digunakan strategi bimbingan guru, siswa menemukan
pembelajaran yang lain. Strategi ini tidak sendiri pengetahuan dari masalah yang
mungkin melayani perbedaan setiap diberikan guru sehingga pengetahuan
individu baik perbedaan kemampuan, tersebut akan lebih bermakna. hal ini
perbedaan pengetahuan,jenis kelamin, menyebabkan menjadi penyebab
kecerdasan emosional, gaya belajar, gaya tingginya hasil belajar matematika pada
berpikir, bakat serta perbedaan minat kelas guided discovery .
belajar siswa. Karena strategi ini Hal tersebut cukup beralasan
cenderung menggunakan ceramah, maka karena siswa yang memiliki Minat Belajar
akan sulit mengembangkan kemampuan tinggi akan memiliki rasa ingin tahu akan
siswa dalam bidang kemampuan bagaimana cara mencari atau
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta menyelesaikan soal-soal yang berkenaan
kemampuan berpikir kritis. Keberhasilan dengan matematika sampai mereka
strategi Direct Instructional sangat menemukan jawaban yang benar,
bergantung kepada apa yang dimiliki memiliki semangat belajar yang besar
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa agar dapat meraih prestasi, artinya siswa
percaya diri, semangat, antusiasme, tersebut tidak mudah dipengaruhi oleh
motivasi, dan berbagai kemampuan hal-hal yang berada di luar jangkauan
seperti kemampuan bertutur logika seperti image bahwa pelajaran
(berkomunikasi), dan kemampuan eksakta merupakan pelajaran yang sulit
mengolah kelas. Tanpa itu dapat atau hal-hal intern dan ekstern yang
dipastikan proses pembelajaran tidak berhubungan dengan belajar dan
mungkin terlaksana dengan baik. Pada sebagainya.
strategi ini gaya komunikasi lebih banyak Sedangkan siswa yang memiliki
terjadi satu arah (one-way Minat Belajar rendah cenderung memiliki
communication), maka kesempatan untuk kepribadian rapuh dan mudah putus asa.
mengontrol pemahaman siswa akan materi Apabila seseorang memiliki minat belajar
pembelajaran sangat terbatas pula. rendah maka cenderung menarik diri dari
Disamping itu, komunikasi satu arah bisa pergaulan, tertutup, merasa tidak memiliki
mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki kemampuan dalam menguasai materi
siswa akan terbatas pada apa yang pembelajaran dan kurang percaya diri
diberikan guru bahwa mereka dapat memperoleh hasil
Dari hasil pengamatan dan diskusi yang baik, jika hal ini terjadi maka
peneliti bersama dengan guru dalam selanjutnya siswa tersebut akan
pengkajian strategi pembelajaran pada mengalami kesulitan dalam memahami
kelas guided discovery dan strategi direct pelajaran , sehingga sulit juga menerapkan
instructional, untuk kelas perlakuan dalam kehidupan sehari-hari.
strategi pembelajaran guided discovery Interaksi antara Strategi
guru hanya memberi masalah atau soal- Pembelajaran dengan Minat Belajar
soal yang berbeda untuk dicari terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 226
Temuan penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan hasil belajarnya. Sedangkan
terdapat interaksi antara strategi siswa yang memilki minat belajar rendah
pembelajaran dan Minat Belajar terhadap mungkin akan merasa khawatir kalau
hasil belajar matematika. Siswa yang mereka tidak mampu mengikuti
memiliki minat belajar tinggi memiliki pembelajaran matematika yang dianggap
hasil belajar yang lebih tinggi daripada sulit oleh sebahagian siswa, dianggap
siswa yang memiliki minat belajar rendah momok dalam deretan mata pelajaran
yang diajar dengan menggunakan strategi yang ditekuni sehingga akan berakibat
pembelajaran guided discovery demikian terhadap hasil belajar yang dicapainya.
pula halnya dengan siswa yang memiliki Hal ini terjadi karena karakteristik minat
minat belajar rendah memiliki hasil belajar rendah adalah kurangnya motivasi
belajar yang lebih tinggi daripada siswa belajar, kurangnya percaya diri akibat
yang memiliki minat belajar tinggi pada tidak mampu mengubah keadaan yang
kelas yang diberi strategi direct buruk. Siswa yang memiliki minat belajar
instructional . Hal ini mengindikasikan rendah juga kurang mampu
adanya interaksi antara penggunaan mengendalikan diri yang mengisyaratkan
strategi pembelajaran dengan minat apa yang dikehendaki oleh orang lain
belajar terhadap hasil belajar matematika sehingga dalam komunikasi dengan guru
siswa. dalam pembelajaran tidak terjadi dengan
Strategi pembelajaran Guided baik yang berakibat dapat melunturkan
Discovery merupakan strategi semangat belajar siswa jika dibelajarkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menggunakan strategi
(student centered) yang menuntut pembelajaran guided discovery .
keterampilan mental yang lebih tinggi Strategi Direct Instruction
untuk merancang, melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang
mengumpulkan dan menganalisis data berorientasi pada guru yang bersifat linier
yang ada serta pada akhirnya mengambil sehingga lebih cocok bagi siswa yang
kesimpulan, dengan demikian siswa memiliki minat belajar rendah, hal ini
belajar melakukan pemecahan masalah disebabkan siswa yang memilki minat
secara individual dengan bantuan dari belajar rendah cenderung pasif menunggu
guru sebagai fasilitator dan informasi dari guru. Dengan demikian
mengembangkan keterampilan berpikir guru memiliki banyak kesempatan untuk
sehingga melatih keterampilan kognitif memberikan motivasi, semangat dan
siswa untuk menemukan dan memecahkan arahan sehingga siswa lebih termotivasi
masalah. Dalam strategi pembelajaran dan terdorong dalam mengetahui dan
Guided Discovery sangat diharapkan memahami informasi penerapan
keterlibatan siswa secara aktif agar dapat Matematika dalam kehidupan sehari-hari
memecahkan masalah baik secara mandiri dan meningkatkan hasil belajarnya. Akan
maupun secara bersama-sama dalam tetapi jika pembelajaran Strategi Direct
diskusi secara klasikal dan mampu Instruction diberikan kepada siswa yang
berpikir bebas, dan memiliki minat belajar memilki minat belajar tinggi akan
yang tinggi agar hasil belajar yang menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.
diperoleh benar-benar maksimal. Hal ini disebabkan proses pembelajaran
Sejalan dengan itu bagi siswa yang terkesan monoton dan kurang memiliki
memiliki minat belajar tinggi akan terpacu variasi dalam penyajiannya serta
untuk lebih giat belajar dan mampu pembelajaran kurang memberikan
mengendalian diri karena mereka selalu kesempatan kepada siswa untuk aktif dan
optimis untuk dapat mengetahui informasi kreatif. Dengan dimikian hasil belajar
tentang tujuan pembelajaran Matematika matematika siswa yang memiliki minat
dalam kehidupan sehari hari dan belajar rendah lebih tinggi dibandingkan

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 227
dengan siswa yang memiliki minat belajar siswa sehingga dapat berpengaruh pada
tinggi jika dibelajarkan dengan hasil belajar siswa.
menggunakan strategi direct intruction. 3. Disarankan kepada pihak pengambil
Dengan demikian pembelajaran strategi kebijakan dilingkungan SMA untuk
pembelajaran guided discovery lebih tepat mengadakan pelatihan bagi guru-guru
dibelajarakan kepada siswa yang memiliki tentang penggunaan strategi
minat belajar tinggi dan pembelajaran pembelajaran yang tepat dan dapat
dengan menggunakan strategi direct dijadikan alternatif dalam
instructional lebih tepat diberikan kepada menyampaikan materi melalui
siswa yang memiliki minat belajar rendah. (MGMP) musyawarah guru mata
pelajaran, untuk pembelajaran
PENUTUP Matematika yang lebih baik.
Simpulan 4. Guna penelitian lebih lanjut pada
Berdasarkan pengolahan data dan penggunaan strategi pembelajaran
pembahasan terhadap hasil penelitian disamping guru yang menjadi mitra
yang dikemukakan maka dalam penelitian peneliti, perlu disosialisasikan terlebih
ini dapat disimpulkan bahwa : dahulu kepada siswa bagaimana
1. Hasil belajar Matematika siswa yang tahapan strategi pembelajaran sehingga
dibelajarkan dengan menggunakan peggunaan waktu dapat dimaksimalkan
Strategi Pembelajaran Guided seefisien mungkin serta efektifitas
Discovery lebih tinggi dari hasil pembelajaran dapat tercapai.
belajar Matematika siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan DAFTAR PUSTAKA
strategi Direct Instructional . Amien, M. (1988). Mengajar Ilmu
2. Hasil belajar Matematika siswa yang Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Minat Belajar Tinggi lebih tinggi Menggunakan Metode Diskovery
daripada hasil belajar Matematika dan Inquiri. Jakarta: P2LP
siswa yang memiliki Minat Belajar Depdikbud.
Rendah
3. Terdapat interaksi antara penggunaan Ary,D. Lucy C, J dan Asghar,R (1982).
Strategi Pembelajaran dan Minat Pengantar Penelitian dalam
Belajar dalam mempengaruhi hasil Pendidikan, Terjemahan Arif
belajar Matematika siswa. Furchan, Judul Asli : Introduction to
research in Education, Surabaya:
Saran Usaha Nasional.
Berdasarkan simpulan yang telah
dikemukakan maka disarankan beberapa Azhar, M. L.(1993). Proses Belajar
hal sebagai berikut : Mengajar pola CBSA Surabaya:
1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar Usaha Nasional.
Matematika, maka guru yang
mengasuh mata pelajaran Matematika Daryanto. (2010). Belajar dan
disarankan agar menggunakan strategi Mengajar.Bandung : Yrama Widya.
pembelajaran yang tepat dan variatif
dalam menyajikan materi dan aplikasi Degeng, I Nyoman Sudana. (1990).
Matematika dalam kegiatan Disain Pembelajaran: Teori ke
pembelajaran di kelas. Terapan, Malang : PPS IKIP
2. Disarankan kepada guru agar Malang.
memperhatikan karakteristik siswa
khususnya Minat Belajar yang dimiliki

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 228
Dick and Carey. (2005). The Systematic Making in Course,Planning and
Design of Instructional, New York : Curiculum Design, New York:
Harper Collins Publishers. Nicholas Publlishing
Company.
Dimyati dan Mujiono.(2000). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Sanjaya W.(2008). Strategi Pembelajaran
Cipta berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media
Djaali, H. (2011). Psikologi Pendidikan. Group.
Jakarta : Bumi Aksara
Santoso, R.(1984). Keefektifan Metode
Djamarah, S.B. & Zain, A. 2002. Strategi Discovery Ditinjau Dari Prestasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Belajar pada Pengajaran
Cipta Matematika di SMP PPSP IKIP
. Jakarta :PPS IKIP Jakarta.
Gagne, R.M. (1989). Kondisi Belajar dan
Teory Pembelajaran: The Slameto.(2010). Belajar & Faktor-faktor
Conditional of learning and Yang Mempengaruhinya. Jakarta
Theory of Instruction. Penerjemah :Rineka Cipta.
Munadir, Jakarta: PALI -UT.
Slavin, R E .(2009). Cooperative
Hamalik, O. (1993), Perencanaan Learning, Teori, Riset dan Praktek.
Pengajaran Berdasarkan Bandung: Nusa Media.
pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi
Aksara. Sobel, M.A, M. Maletsky, (1991).
Teaching Mathematics, A Source
Jacobsen, D.A, Eggen, P. Kauchak, D. Book of Aids, Activity and
(2009), Method for Teaching: Strategies, Second Edditions,
Yogyakarta: pustaka pelajar Boston : Allian and Bacon.

Owens, Daougglas,T (1993). Research Suparman, A. (2001). Desain Instrusional,


Ideas for Classroom, Middle Grades Jakarta: Universitas Terbuka
Mathematics, New York ;Macmillan
Publishing Company. Utomo, T dan Ruiter, K. (1991).
Peningkatan dan Pengembangan
Reigeluth, C. M. (1983). Instructional Pendidikan, Jakarta: Gramedia.
Design Theories and Models; An
Overview of Their Currred Woolfolk. A.E. (2009). Educational
Status, London : Laurence Erlbaums Psychology Active Learning Edition.
Associaties. Bagian Pertama. Penerjemah: Helly
Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti
Romizowski ,A.J. (1981). Designing Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka
Instruction System, Decesion Pelajar

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 1, April 2013, ISSN: 1979-6692 229

Anda mungkin juga menyukai