Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN TBC


DALAM MENJALANI PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI TIGA
PUSKESMAS, KABUPATEN SUMEDANG

Martia Dewi*Nursiswati**Ridwan***

ABSTRAK
Tuberkulosis membutuhkan pengobatan jangka panjang untuk mencapai
kesembuhan. Tipe pengobatan jangka panjang menyebabkan pasien tidak patuh
dalam menjalani pengobatan. Kepatuhan pasien dipengaruhi oleh dukungan
keluarga. Dukungan keluarga ini terbagi menjadi dukungan emosi, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan pasien TBC dalam menjalani pengobatan Obat Anti Tuberkulosis. Jenis
penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 51 orang
menjalani pengobatan OAT di tiga puskesmas yaitu Puskesmas Cimalaka,
Puskesmas Situ, dan Puskesmas Paseh. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket yang berskala Likert pada variabel dukungan keluarga dan angket
berskala guttmant pada variabel kepatuhan. Hasil pengujian didapatkan dengan
menggunakan Skor T untuk analisa univariat dan Chi Square untuk analisa
bivariat, dengan menggunakan nilai signifikansi alpha 5% (α = 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien TBC yang menjalani pengobatan
OAT di tiga puskesmas, Kabupaten Sumedang. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka seharusnya keluarga dapat meningkatkan kesadaran dan
kepedulian terhadap kondisi pasien yang sedang menjalankan pengobatan OAT
guna mencapai kesembuhan pasien. Kesembuhan pasien ini harus ditunjang
dengan partisipasi petugas kesehatan dalam meningkatkan pemahaman pasien
terhadap pentingnya pengobatan TBC.

Kata kunci : TBC, Dukungan keluarga, Pengobatan.

ABSTRACT
Tuberculosis needs long-term medication to reach recovery. The type of
long-term medication causes the patient disadherence in doing medication.
Patient adherence is influenced by family support. This family support is divided
into emotional support, appreciation support, instrumental support, and
information support. The aims of this research were to know the correlation of
family support with adherence of TBC patient in doing medication of drugs of
tuberculosis. The type of research was used cross sectional design. Sampling
taking used total sampling technique by the sum of sample as many as 51
people who do medication drug of tuberculosis at Puskemas Cimalaka,
Puskesmas Situ, dan Puskesmas Paseh. Data collecting technique used
questionaire with Likert’s scale to the variable of family support and questinaire
with Gutman’s scale to adherence variable. The experimental result gained by
using T score for univariate analysis and Chi-square for bivarate analysis, by
using significance score of alfa 5 % (α=0,05). Based on the research result
showed there wasn’t correlation between family support with adherence of TBC
that run medication Drug of Tuberculosis at Three Puskesmas, Kabupaten

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 60


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Sumedang. Based on the research result thus the family can increase the
awareness and care toward patient condition that is being conducted medication
drug of tuberculosis to reach the patient recovery. This patient recovery should
be support with health staff participation in increasing the patient understanding
toward the importance medication of TBC.

Keywords : TBC, family support, Medication.

PENDAHULUAN didapatkan total kasus TBC dewasa


Tuberkulosis sampai saat ini sebanyak 2.235, kasus temuan BTA
masih menjadi masalah kesehatan di positif baru dan kambuh 840, dan
seluruh belahan dunia, terutama di proporsi BTA positif dari total kasus
negara berkembang seperti 35,48 % (ideal mendekati 65%).
Indonesia. Pada tahun 1993, WHO Penemuan kasus TBC ini tersebar di
mencanangkan kedaruratan global seluruh puskesmas dan rumah sakit
penyakit Tuberkulosis (TBC), karena di Kabupaten Sumedang. Kabupaten
sepertiga penduduk dunia telah Sumedang memiliki 32 puskesmas
terinfeksi penyakit tersebut dan yang tersebar di setiap kecamatan.
tidak terkendali. Hal ini disebabkan Apabila dilihat dari tabel 1,
banyaknya pasien yang tidak Puskesmas Paseh dan Puskesmas
berhasil disembuhkan, terutama Situ memang bukan puskesmas
pasien menular yaitu pasien yang yang terbanyak kejadian kasus TBC
dalam pemeriksaan dahaknya nya, bahkan masih terdapat
ditemukan Basil Tahan Asam positif beberapa puskesmas lain yang
yang selanjutnya disebut BTA positif banyak menangani kasus TBC dan
(Dep. Kes. RI. 2008). derajat kesembuhannya kecil.
Menurut hasil Survei Pemilihan puskesmas tersebut dipilih
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), berdasarkan oleh keterbatasan
penyakit TBC merupakan penyebab peneliti dalam memantau
kematian ketiga setelah penyakit berlangsungnya penelitian. Peneliti
jantung dan penyakit pernapasan memilih Puskesmas Cimalaka,
akut pada seluruh kalangan Puskesmas Paseh, dan Puskesmas
usia. Pada tahun 2004, WHO Situ karena memenuhi karakteristik
memperkirakan di Indonesia setiap tempat penelitian yang telah
tahun terjadi 539.000 kasus baru ditentukan sebelumnya. Selain itu,
TBC dengan kematian karena TBC ketiga tempat pun dapat dipantau
sekitar 101.000 orang. TBC secara bersamaan dalam penelitian
merupakan masalah dunia yang oleh peneliti.
harus segera diketahui Berdasarkan hasil wawancara
pemecahannya. Terkait dengan hal kepada perawat penanggung jawab
tersebut maka WHO telah program TBC di Puskesmas
merekomendasikan sebuah strategi Cimalaka, Puskesmas Paseh, dan
untuk menangani penyebaran Puskesmas Situ didapatkan bahwa
penyakit ini dengan strategi DOTS dalam dokumentasi masing-masing
(Drugs Obbserved Treatment, Puskesmas, di wilayah Kecamatan
Shortcourse Chemotherapy). Cimalaka, Paseh dan Situ dari bulan
Dalam profil Dinas Kesehatan Januari sampai Desember 2008
Kabupaten Sumedang tahun 2008, diketahui bahwa :

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 61


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Tabel 1 Data Penemuan kasus TBC dan Hasil Pengobatan TBC dari
bulan Januari sampai Desember 2008 di wilayah Kecamatan Cimalaka,
Paseh dan Situ

No Puskesm Jenis TBC Hasil Pengobatan


as
BT BTA Ekst TB Se Peng DO Pinda Menin Tan
A ra An mb obat Dru han ggal pa
- ak uh an g Ket.
+ Par Lanju Erup
RO + u tan tion

1 Cimalaka 55 8 9 20 39 10 2 2 1 -

2 Situ 36 3 - - 15 4 - 3 - -

3 Paseh 25 3 15 - 19 13 3 1 2 5

Berdasarkan tabel 1 ketiga berperan sebagai PMO. Hasil


puskesmas tidak mencapai derajat wawancara yang didapatkan penulis
kesembuhan sehingga hal ini dari 8 orang pasien TBC adalah 7
merupakan salah satu masalah yang orang pasien mengatakan
menyebabkan angka TBC di keluarganya tidak mengawasinya
Indonesia masih tetap tinggi. minum obat secara teratur sampai
Derajat kesembuhan yang telah selesai pengobatan, 6 orang pasien
ditetapkan provinsi tidak tercapai mengatakan keluarganya jarang
oleh puskesmas karena kebanyakan memberikan dorongan kepada
pengobatan yang dilakukan pasien pasien untuk berobat teratur, 7
tidak teratur. Ketidakteraturan orang pasien mengatakan
dalam pengobatan TBC ini keluarganya tidak mengingatkan
dikarenakan oleh ketidakpatuhan jadwal periksa ulang dahak pada
pasien dalam minum obat. waktu yang telah ditentukan, dan 3
Menurut Smet (1994), faktor- orang pasien mengatakan
faktor yang mempengaruhi keluarganya mau mendengarkan
kepatuhan berobat adalah ciri keluhannya. Selain itu penulis pun
kesakitan dan ciri pengobatan, melakukan wawancara kepada 5
komunikasi antara pasien dan orang keluarga pasien TBC dan
petugas kesehatan, persepsi dan didapatkan bahwa seluruh keluarga
penghargaan pasien, ciri individual, pasien yang diwawancara bersikap
dan dukungan keluarga. Faktor- pasrah akan kondisi pasien dan
faktor tersebut memiliki definisi dapat menerima pasien saat
masing-masing yang mampu mengetahui pasien terkena TBC, 4
mempengaruhi kepatuhan pasien dari 5 orang keluarga pasien yang
dalam berobat. diwawancara mengatakan
Peneliti melakukan membantu pasien menemani ke
wawancara kepada 13 orang puskesmas untuk diberikan
responden. Ketiga belas responden penjelasan, dan 3 dari 5 orang
ini terdiri dari 8 orang pasien TBC keluarga pasien yang diwawancara
dan 5 orang keluarga pasien yang

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 62


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

menyerahkan pengobatan buah angket dengan skala yang


selanjutnya kepada pasien. berbeda. Untuk angket yang
mengukur dukungan keluarga
METODE PENELITIAN menggunakan skala bertingkat
Jenis penelitian ini adalah (skala likert) yang biasanya
penelitian deskriptif korelasional. digunakan untuk mengukur sikap,
Pada penelitian ini akan dicari pendapat, dan persepsi seseorang
adakah hubungan dukungan atau kelompok terhadap fenomena
keluarga dengan kepatuhan pasien sosial, sedangkan untuk
unt mengukur
TBC dalam menjalani pengobatan kepatuhan pasien menggunakan
Obat Anti Tuberkulosis di Tiga skala Guttman.
Puskesmas Kabupaten Sumedang. Teknik statistik yang
Metode penelitian yang digunakan digunakan untuk menguji tingkat
adalah cross sectional. atau eratnya hubungan antara dua
Populasi dalam penelitian ini variabel kategorik adalah Chi Square
adalah seluruh pasien
pasi TBC usia atau Chi Kuadrat. Dalam penelitian
dewasa di Puskesmas Cimalaka, ini, variabel yang digunakan adalah
Puskesmas Situ, dan Puskesmas dukungan
gan keluarga dan kepatuhan
kepatuh
Paseh yang sedang menjalani dalam pengobatan pasien TBC,
pengobatan TBC kategori I dan Rumus Chi Square.
kategori II atau pasien yang sudah
dideteksi BTA posistif RO positif atau HASIL DAN PEMBAHASAN
BTA negatif RO positif sampai Dukungan Emosi
tanggal 18 Juni 2009. Jumlah
populasi dalam penelitian ini Diagram 1 Distribusi Frekuensi
sebanyak 54 orang yang terdiri dari Dukungan Emosi terhadap
29 orang pasien dari Cimalaka, 14 Pasien TBC yang Menjalani
orang dari Situ, dan 8 orang dari Pengobatan OAT di Tiga
Paseh. Puskesmas, Kabupaten
Pengambilan sampel pada Sumedang Tahun 2009
penelitian ini ditentukan dengan
teknik total sampling yaitu dengan
cara mengambil bagian
agian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh 27,45
populasi.
Sampel pada penelitian ini
adalah seluruh populasi pasien 72,55 Tidak…
dewasa TBC yang berada di Menduku…
Puseksmas Cimalaka, Situ, dan
Paseh yang sedang menjalani
pengobatan TBC kategori I dan
Berdasarkan diagram 1 dapat
kategori II. Jumlah sampel pada
diketahui bahwa sebagian besar
penelitian ini adalah 54 orang tetapi
pada saat dilakukan penelitian keluarga responden memberikan
dukungan emosi kepada pasien yang
jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 51 orang karena 2 orang menjalani pengobatan TBC dan
pasien meninggal dunia dan 1 orang hampir setengahnya dari keluarga
responden tidak memberikan
pindah pengobatan ke luar kota.
dukungan emosi terhadap pasien.
Peneliti menggunakan dua

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 63


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Dukungan Penghargaan pasien yang menjalani pengobatan


TBC dan hampir setengahnya dari
Diagram 2 Distribusi Frekuensi keluarga responden tidak
Dukungan Penghargaan memberikan dukungan instrumental
terhadap Pasien TBC yang terhadap pasien.
Menjalani Pengobatan OAT di
Tiga Puskesmas, Kabupaten Dukungan Informasi
Sumedang Tahun 2009
Diagram 4 Distribusi Frekuensi
Dukungan Informasi terhadap
22% Pasien TBC yang Menjalani
Pengobatan OAT di Tiga
Puskesmas, Kabupaten
78% Sumedang Tahun 2009

Tidak… 17,64
Mendukung… Tidak
% Mendukung…

Berdasarkan diagram 2 dapat


diketahui bahwa hampir seluruh
keluarga responden memberikan
dukungan penghargaan kepada 82,35
pasien yang menjalani pengobatan %
TBC dan sebagian kecil keluarga
responden tidak memberikan Berdasarkan diagram 4 dapat
dukungan penghargaan terhadap diketahui bahwa hampir seluruh
pasien. keluarga responden memberikan
dukungan informasi kepada pasien
Dukungan Instrumental yang menjalani pengobatan TBC dan
sebagian kecil keluarga responden
Diagram 3 Distribusi Frekuensi tidak memberikan dukungan
Dukungan
ukungan Instrumental instrumental terhadap pasien.
terhadap Pasien TBC yang
Menjalani Pengobatan OAT di Dukungan Keluarga Secara
Tiga Puskesmas, Kabupaten Keseluruhan
Sumedang Tahun 2009
Diagram 5 Distribusi Frekuensi
Dukungan Keluarga terhadap
Tidak…
Pasien TBC yang Menjalani
45% Pengobatan OAT di Tiga
55% Puskesmas, Kabupaten
Sumedang Tahun 2009

25% Tidak
menduku…
75%
Berdasarkan diagram 3 dapat
diketahui bahwa sebagian besar
keluarga responden memberikan
dukungan instrumental kepada

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 64


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Berdasarkan diagram 5 dapat dalam dua fase pengobatan


diketahui bahwa sebagian besar tergambar dalam tabel sebagai
keluarga responden memberikan berikut:
dukungan keluarga kepada pasien
yang menjalani pengobatan TBC dan Tabel 3 Distribusi Frekuensi
hampir setengahnya dari keluarga Kepatuhan Pasien TBC yang
responden tidak memberikan Menjalani Pengobatan OAT di
dukungan keluarga terhadap pasien. Tiga Puskesmas Berdasarkan
Fase Pengobatan yang sedang
Kepatuhan Pasien TBC dalam Dijalani,Kabupaten Sumedang
Menjalani Pengobatan OAT di Tahun 2009
Puskesmas Cimalaka, Situ, dan
Paseh
Kateg Intensif Lanjutan
Hasil penelitian mengenai
ori % %
kepatuhan pasien TBC yang F F
menjalani pengobatan OAT di 68,42 31,58
Puskesmas Cimalaka, Situ, dan % %
Paseh disajikan dalam bentuk tabel Patuh 13 6
50% 50%
yaitu sebagai berikut: Tidak
patuh 16 16
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Kepatuhan Pasien TBC yang Total 29 22
Menjalani Pengobatan OAT di
Tiga Puskesmas, Kabupaten Berdasarkan tabel 3 di atas
Sumedang Tahun 2009 dapat diketahui bahwa pada fase
intensif sebagian besar responden
Variabel Kategori F % patuh dalam pengobatan TBC dan
sebagian responden tidak patuh
Kepatuhan Patuh 19 37,3 dalam pengobatan TBC, sedangkan
pada fase lanjutan hampir
Tidak Patuh 32 62,7 setengahnya responden patuh dalam
Jumlah 51 100
pengobatan TBC dan sebagian
responden tidak patuh menjalani
pengobatan TBC.
Berdasarkan tabel 2 di atas
Hubungan Dukungan Keluarga
dapat diketahui bahwa hampir
dengan Kepatuhan Pasien TBC
setengahnya dari responden patuh
dalam Menjalani Pengobatan
menjalani pengobatan TBC baik fase
OAT di Tiga Puskesmas,
intensif maupun fase lanjutan,
Kabupaten Sumedang
sedangkan sebagian besar
responden tidak patuh menjalani
Dengan derajat signifikan 0,05
pengobatan TBC.
disajikan dalam bentuk tabel sebagai
Adapun distribusi frekuensi
berikut:
kepatuhan pasien yang menjalani
pengobatan TBC yang dibedakan ke

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 65


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Tabel 4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC


dalam Menjalani Pengobatan OAT di Tiga Puskesmas, Kabupaten
Sumedang Tahun 2009

N Variabel Kepatuhan OR 95%Cl p X2


o
. Patuh Tidak
Patuh
F % f %
1 Dukungan
. Emosi 7 50 7 50 0,480 0,137- 0,247 1,341
a. Tidak 1,681
Mendukung 25 67,6 12 32,4
b. Mendukung
2 Dukungan
Penghargaan
a. Tidak 15 65,2 8 34,8 1,213 0,386- 0,741 0,110
Mendukung 1,381
b. Mendukung 17 60,7 11 39,3

3 Dukungan
Instrumental
a. Tidak 6 54,5 5 45,5 0,646 0,267- 0,525 0,403
Mendukung 2,5
b. Mendukung 26 65 14 35

4 Dukungan
Informasi
a. Tidak 4 44,4 5 55,6 0,4 0,93- 0,211 1,566
Mendukung 1,727
b. Mendukung 28 66,7 14 33,3

5 Dukungan
Keluarga
a. Tidak 7 41,2 10 58,8 0,779 0,236- 0,057 0,168
Mendukung 2,574
b. Mendukung 12 35,3 22 64,7

Dukungan Emosi terhadap sembuh dari sakit dan


Pasien TBC yang Menjalani mempengaruhi kognitif, fisik, dan
Pengobatan OAT di Tiga keadaan emosi (Ryan dan Austin
Puskesmas, Kabupaten dalam Friedman, 1998).
Sumedang Dukungan emosi keluarga
Keluarga merupakan sistem memegang peranan penting dalam
pendukung utama yang membantu menentukan kondisi pasien.
dalam perawatan secara langsung Pasangan hidup dalam hal ini suami
pada setiap keadaan sehat maupun atau istri sebagai orang terdekat
sakit. Secara lebih spesifik, pasien dan mempunyai ikatan
dukungan keluarga yang adekuat emosional yang cukup erat
terbukti berhubungan dengan merupakan salah satu faktor yang
menurunnya mortalitas, lebih mudah

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 66


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

cukup berpengaruh dalam aspek keadaan pasien. Adanya dukungan


dukungan emosi pada pasien TBC. tersebut meyakini bahwa dirinya
Ikatan emosi antara anak, diurus, diperhatikan, dan disayangi
ayah, maupun ibu juga memiliki (Cobb dalam Smet, 1994).
ikatan emosi yang cukup erat dan Berdasarkan diagram 1
berpotensi untuk saling berkaitan dapat diketahui bahwa sebagian
dalam kondisi sehat maupun sakit. besar keluarga responden
Kepercayaan yang timbul diantara memberikan dukungan emosi
anak, ayah dan ibu tersebut kepada pasien yang menjalani
menumbuhkan ketergantungan pengobatan TBC dan hampir
terutama dari anak terhadap orang setengahnya dari keluarga
tuanya. Dalam penelitian ini, responden tidak memberikan
kebanyakan responden berada pada dukungan emosi terhadap pasien.
tahap perkembangan dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa masih
Walaupun kebanyakan responden ada keluarga yang tidak
masih tinggal bersama orang tuanya memberikan rasa empati, perhatian,
tapi sesuai dengan tahap dan kasih sayang kepada pasien
perkembangan ini biasanya padahal pasien sedang menjalani
seseorang sudah memiliki pengobatan TBC dalam jangka
kemandirian dan kepercayaan diri panjang.
dalam membuat keputusan. Kekurangpedulian keluarga
Kepercayaan ini akan menumbuhkan kepada pasien ini dikarenakan
rasa aman, rasa percaya diri, harga keluarga menganggap pasien sudah
diri, dan keberanian sehingga dapat mengatur dirinya sendiri
dukungan emosi yang diberikan untuk dapat minum obat secara
keluarga hanya merupakan salah teratur sehingga dengan alasan
satu pendorong seseorang untuk tersebut keluarga jarang mengawasi
membuat suatu keputusan, dalam pasien apakah sudah minum obat
hal ini adalah kepatuhan dalam atau belum. Padahal sudah jelas
pengobatan. bahwa keluarga merupakan salah
Empati merupakan alat yang satu bagian dari PMO (Pengawas
efektif untuk memecahkan masalah Minum Obat) yang bertugas untuk
yang dinilai cukup berat oleh pasien. memastikan pasien untuk minum
Bagi pasien, empati dari keluarga obat secara teratur.
terutama dari orang tua, anak, istri
maupun suami akan membuat Dukungan Penghargaan
pasien merasa aman (merasa ada terhadap Pasien TBC yang
yang memperhatikan). Bagi pasien- Menjalani Pengobatan OAT di
pasien yang harus menjalani Tiga Puskesmas, Kabupaten
pengobatan jangka panjang seperti Sumedang
pasien TBC, pengobatan ini akan Penghargaan mempunyai
menimbulkan stressor dan peranan dalam mengajar anak untuk
kejenuhan tersendiri bagi pasien. berperilaku sesuai dengan norma
Oleh karena itu, untuk yang diterapkan oleh keluarga.
meminimalkan dampak stressor Pertama, penghargaan memiliki nilai
akibat kejenuhan pasien terhadap mendidik, kedua penghargaan
pengobatan diperlukan dukungan berfungsi sebagai motivasi, dan
emosi dari pihak keluarga yang ketiga penghargaan berfungsi untuk
mencakup ungkapan empati, memperkuat perilaku yang disetujui
perhatian, dan kepedulian terhadap secara sosial.

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 67


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Berdasarkan diagram 2 dapat kesehatan fisik dan mental yang


diketahui bahwa hampir seluruh lebih baik. Penguasaan material
keluarga responden memberikan misalnya uang dapat menciptakan
dukungan penghargaan kepada kondisi yang optimal bagi pasien
pasien yang menjalani pengobatan untuk berobat secara tenang.
TBC dan sebagian kecil keluarga Pasien tidak perlu khawatir saat
responden tidak memberikan akan berangkat ke puskesmas
dukungan penghargaan terhadap karena tidak ada kendaraan
pasien. Hal ini menunjukkan bahwa ataupun uang di perjalanan.
kebanyakan keluarga peduli kepada Dukungan instrumental
pengobatan pasien terutama apabila merupakan dukungan yang diberikan
pasien dapat teratur minum obat kepada pasien dalam bentuk dana,
dan akhirnya sembuh. pengawasan ketat, pemberian
Dalam aspek penghargaan pertolongan dan lain-lain.
ini, keluarga dapat memberikan Berdasarkan diagram 3 dapat
penghargaan positif dan diketahui bahwa sebagian besar
reinforcement atau penguatan keluarga responden memberikan
kepada pasien. Pemberian dukungan instrumental kepada
penghargaan dalam penelitian ini pasien yang menjalani pengobatan
bukan pada konteks berupa hadiah TBC dan hampir setengahnya dari
atas keberhasilan pasien minum keluarga responden tidak
obat secara teratur, tapi dalam hal memberikan dukungan instrumental
ini adalah keluarga mengekspresikan terhadap pasien. Hal ini
kepuasan diri terhadap keberhasilan menunjukkan bahwa dalam hal dana
anggota keluarganya yang mampu maupun pertolongan bantuan bagi
mempertahankan konsistensinya pasien tidak menjadi hal yang sulit
meminum obat secara teratur. bagi keluarga untuk
Kepuasan ini ditunjukkan dengan memperhatikannya. Keluarga
keceriaan saat berkomunikasi mempunyai peran dan tanggung
dengan pasien, mau menerima jawab yang penuh untuk
kondisi pasien apa adanya, dan berkontribusi dalam mencapai
menguatkan pasien bahwa penyakit derajat kesehatan anggota
ini tidak hanya dimiliki oleh dirinya keluarganya.
seorang dan masih banyak orang
yang lebih menderita daripada Dukungan Informatif terhadap
pasien. Pasien TBC yang Menjalani
Pengobatan OAT di Tiga
Dukungan Instrumental Puskesmas, Kabupaten
terhadap Pasien TBC yang Sumedang
Menjalani Pengobatan OAT di Informasi dalam pengobatan
Tiga Puskesmas, Kabupaten TBC dapat diperoleh dari penjelasan
Sumedang petugas kesehatan, selebaran,
Menurut Caplan dalam televisi, koran, dan lain-lain.
Friedman (1998) berpendapat Informasi ini bertujuan untuk
bahwa keluarga merupakan sumber meningkatkan kepatuhan pasien
pertolongan praktis dan konkret. dalam minum obat secara teratur
Kesediaan keluarga dalam dan tepat baik waktu maupun
membantu anggota keluarga lain dosisnya.
yang sedang sakit akan Berdasarkan diagram 4 dapat
memberikan dampak pada diketahui bahwa hampir seluruh

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 68


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

keluarga responden memberikan Pencapaian derajat


dukungan informasi kepada pasien kesehatan yang optimal dalam
yang menjalani pengobatan TBC dan kehidupan keluarga pada
sebagian kecil keluarga responden kenyataannya diraih dengan usaha
tidak memberikan dukungan masing-masing dari anggota
informasi terhadap pasien. Hal ini keluarga, bukan diraih dengan
menunjukkan bahwa banyak kerjasama dari seluruh anggota.
keluarga yang memberikan Pada kenyataannya tidak semua
dukungan informasi.
Informasi yang diberikan keluarga dapat memahami keadaan
kepada pasien berguna untuk pasien dan kebutuhan yang
menambah wawasan klien untuk diperlukan pasien. Melalui
patuh dalam minum obat. Dukungan pendekatan yang baik, secara
informasi semakin tinggi apabila psikologis keluarga mampu
informasi yang diberikan pada meringankan beban yang dirasakan
pasien dimengerti dan diikuti oleh oleh pasien. Menurut Sarafino dalam
pasien. Informasi yang diberikan Smet (1994), orang-orang yang
oleh keluarga disampaikan dengan merasa menerima penghiburan,
karakteristik seperti nada bicara, perhatian, dan pertolongan yang
infleksi suara, kecepatan, lama mereka butuhkan dari seseorang
waktu, dan jeda dalam berbicara atau kelompok biasanya cenderung
semuanya mengandung arti. lebih mudah mengikuti nasehat
Karakteristik tersebut mempermudah medis daripada pasien yang tidak
pasien untuk memahami isi dari mendapatkan dukungan sosial. Oleh
informasi yang diberikan sehingga karena itu, seharusnya untuk
apabila keluarga memberikan mencapai kesembuhan pasien,
informasi yang akurat dan dapat keluarga mempunyai peran untuk
dipahami, pasien merasa selalu memberikan dukungan baik secara
diperhatikan. Dukungan dalam fisik maupun psikis.
bentuk perhatian dapat Berdasarkan hasil penelitian
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam diagram 5 diketahui bahwa
dalam pengobatan. dari 51 responden secara umum
sebagian besar responden
Dukungan Keluarga terhadap mendukung pengobatan pasien
Pasien TBC yang Menjalani yang menderita TBC dan hampir
Pengobatan OAT di Tiga setengahnya dari responden tidak
Puskesmas, Kabupaten mendukung pasien menjalani
Sumedang pengobatan TBC. Hal ini
Dukungan keluarga menunjukkan bahwa di wilayah
diharapkan dapat membangkitkan Puskesmas Cimalaka, Situ, dan
semangat pasien untuk selalu Paseh masih ada keluarga yang
berusaha mencapai kesembuhannya. mendukung pengobatan pasien dan
Seperti salah satu tugas keluarga sisanya menunjukkan bahwa
dalam memberikan perawatan terdapat beberapa keluarga yang
kepada anggota keluarga yang sakit, tidak mendukung pasien untuk
maka seharusnya keluarga dapat menjalankan pengobatan TBC.
menjalankan tugas keluarga tersebut Kurangnya perhatian dan dukungan
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga terhadap pasien
yang optimal. disebabkan karena keluarga merasa
dengan umur pasien yang sudah

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 69


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

dewasa, pasien memiliki disebabkan karena kemungkinan


kemandirian dan kemauan sendiri pasien pada fase intensif memiliki
untuk berobat secara teratur dan motivasi yang besar untuk mematuhi
tidak perlu diberikan dorongan aturan dalam pengobatan. Pada fase
seperti kepada anak kecil. lanjutan, pasien sudah merasa sehat
sehingga pasien cenderung tidak
Kepatuhan Pasien TBC dalam patuh dalam pengobatannya.
Menjalani Pengobatan OAT di Dalam penelitian ini, variabel
Tiga Puskesmas, Kabupaten kepatuhan dilihat dari 3 (tiga)
Sumedang indikator yaitu keteraturan minum
Kepatuhan pasien sangat obat, ketepatan dosis, dan
dituntut dalam menjalani ketepatan waktu. Dari hasil
pengobatan jangka panjang ini. penelitian yang didapatkan bahwa
Dengan upaya patuh dalam minum beberapa pasien tidak patuh dalam
obat diharapkan kemampuan menjalani pengobatan. Hasil
bakteri dalam tubuh dapat penelitian menunjukkan bahwa di
berkurang dan mati. Kepatuhan Puskesmas Cimalaka, Situ, dan
minum obat ini diperlukan pada Paseh banyak pasien yang teratur
seluruh penyakit terutama penyakit minum obat dan minum sesuai
TBC dan AIDS yang membutuhkan dengan dosis obat yang telah
pengawasan ekstra dalam ditentukan, namun sayangnya tidak
pengobatannya. tepat pada waktunya sehingga hal
Berdasarkan table 2, dapat ini dapat menyebabkan munculnya
diketahui bahwa hampir efek samping obat yang dapat
setengahnya dari responden patuh mengganggu keteraturan
menjalani pengobatan TBC baik fase pengobatan pasien. Apabila efek
intensif maupun fase lanjutan, samping dari obat ini dibiarkan maka
sedangkan sebagian besar kemungkinan pasien akan malas
responden tidak patuh menjalani minum obat dan akhirnya gagal
pengobatan TBC. Hal ini disebabkan dalam pengobatan.
karena ketiga indikator dalam
menilai kepatuhan tidak terpenuhi Hubungan Dukungan Emosi
oleh pasien. dengan Kepatuhan Pasien TBC
Apabila dilihat dari dua fase yang Menjalani Pengobatan OAT
pengobatan yang dijalani oleh di Tiga Puskesmas, Kabupaten
pasien TBC seperti pada tabel 3 Sumedang
dapat diketahui bahwa pada fase Berdasarkan pengujian
intensif sebagian besar responden hipotesa didapatkan bahwa tidak
patuh dalam pengobatan TBC dan ada hubungan yang signifikan antara
sebagian responden tidak patuh dukungan emosi dengan kepatuhan
dalam pengobatan TBC, sedangkan pasien TBC dalam menjalani
pada fase lanjutan hampir pengobatan OAT di tiga puskesmas,
setengahnya responden patuh dalam Kabupaten Sumedang. Hal ini
pengobatan TBC dan sebagian disebabkan oleh kepatuhan pasien
responden tidak patuh menjalani TBC untuk menjalani pengobatannya
pengobatan TBC. Hasil penelitian ini tidak hanya dipengaruhi oleh
menunjukkan bahwa pada fase dukungan emosi tetapi juga
intensif kecenderungan pasien untuk dipengaruhi oleh beberapa hal
patuh lebih tinggi daripada pasien misalnya motivasi pasien, dukungan
yang menjalani fase lanjutan. Hal ini petugas kesehatan, dan lain-lain.

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 70


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Menurut Niven (2002), salah tradisi keluarga dalam memberikan


satu faktor ketidakpatuhan dalam perlakuan kepada orang yang sakit.
pengobatan adalah isolasi sosial dan Dukungan penghargaan dipengaruhi
keluarga. Baekeland dan Lundwall oleh pengalaman. Pengalaman
(1975) dalam Niven (2002) pun pribadi merupakan salah satu faktor
menegaskan bahwa derajat dimana pembentukan sikap sehingga adanya
seseorang terisolasi dari stimulasi yang berulang akan
pendampingan orang lain, isolasi membentuk pengalaman bagi
sosial, secara negatif berhubungan keluarga (Azwar, 2003).
dengan kepatuhan. Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian,
teori tersebut maka sebesar apapun dukungan penghargaan ini memang
dukungan yang diberikan kepada cukup baik tapi karena penyakit TBC
pasien, peluang ketidakpatuhan masih dianggap penyakit yang
pasien dalam pengobatan akan tetap menakutkan di sebagian
terjadi apabila pasien merasa masyarakat, pasien dan keluarga
terisolasi. mempunyai pengalaman yang
kurang baik terhadap persepsi
Hubungan Dukungan masyarakat tersebut. Pengalaman ini
Penghargaan dengan menyebabkan munculnya
Kepatuhan Pasien TBC yang ketidakpatuhan pasien dalam minum
Menjalani Pengobatan OAT di obat, seperti teori yang
Tiga Puskesmas, Kabupaten diungkapkan oleh Niven.
Sumedang
Berdasarkan pengujian Hubungan Dukungan
hipotesa didapatkan bahwa tidak Instrumental dengan Kepatuhan
ada hubungan yang signifikan antara Pasien TBC yang Menjalani
dukungan penghargaan dengan Pengobatan OAT di Tiga
kepatuhan pasien TBC dalam Puskesmas, Kabupaten
menjalani pengobatan OAT di tiga Sumedang
puskesmas di Kabupaten Sumedang. Berdasarkan pengujian
Ketidaksesuaian antara teori Smet hipotesa didapatkan bahwa tidak
dan hasil penelitian ini disebabkan ada hubungan yang signifikan antara
oleh terdapat faktor yang lebih dukungan instrumental dengan
dominan dalam mempengaruhi kepatuhan pasien TBC dalam
kepatuhan pasien dalam melakukan menjalani pengobatan OAT di tiga
pengobatan TBC. Dalam Niven puskesmas di Kabupaten Sumedang.
(2002), faktor-faktor yang Dukungan instrumental diberikan
mempengaruhi ketidakpatuhan kepada pasien dalam bentuk
pasien adalah pemahaman instruksi, bantuan dana, keringanan
kualitas interaksi, isolasi sosial dan pekerjaan, pengawasan dalam
keluarga, dan keyakinan, sikap, dan minum obat, dan lain-lain. Hal yang
kepribadian. dapat menyebabkan ketidakpatuhan
Dukungan penghargaan yang pasien salah satunya adalah
diberikan keluarga merupakan suatu keyakinan, sikap, dan kepribadian
bentuk dukungan yang tidak hanya pasien itu sendiri (Niven, 2002).
hadir saat salah satu anggota Keyakinan, sikap, dan
keluarganya sedang sakit. Dukungan kepribadian muncul berdasarkan
penghargaan merupakan suatu pengetahuan dan persepsi pada diri
bentuk realisasi dari norma yang sendiri. Faktor eksternal seperti
dianut oleh keluarga, dalam hal ini dukungan instrumental keluarga

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 71


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

hanya dapat mengarahkan pasien Niven (2002), salah satu penyebab


untuk bertindak dengan benar tapi ketidakpatuhan pasien adalah
yang paling dominan untuk pemahaman tentang instruksi. Pada
membuat suatu keputusan adalah saat petugas kesehatan atau
diri pasien sendiri yang berdasarkan keluarga memberikan instruksi atau
keyakinan, sikap, dan informasi kepada pasien, seharusnya
kepribadiannya. Blumenthal et al pasien mengerti, memahami, dan
menegaskan bahwa ciri-ciri termotivasi untuk berusaha patuh.
kepribadian yang buruk dapat Namun ternyata hal itu tidak dapat
menyebabkan seseorang cenderung terjadi apabila tidak terbentuk suatu
tidak patuh (drop out) dari program kepedulian antara petugas
pengobatan. kesehatan dan pasien. Pernyataan
ini pun dipertegas oleh hasil
Hubungan Dukungan Informasi penelitian yang dilakukan oleh
dengan Kepatuhan Pasien TBC Korsch dan Negrete (1972).
yang Menjalani Pengobatan OAT Berdasarkan penelitian yang
di Tiga Puskesmas, Kabupaten dilakukan, ternyata proses konsultasi
Sumedang yang pendek tidak akan menjadi
Berdasarkan pengujian tidak produktif apabila diberi
hipotesa didapatkan bahwa tidak perhatian untuk meningkatkan
memiliki hubungan yang signifikan kualitas interaksi. Interaksi antara
dukungan informasi dengan petugas kesehatan dan pasien akan
kepatuhan pasien TBC dalam menimbulkan pemahaman terhadap
menjalani pengobatan OAT di tiga kepentingan pengobatan apabila
puskesmas di Kabupaten Sumedang. dalam setiap konsultasi yang
Berdasarkan teori Smet, dilakukan, petugas kesehatan
selain dukungan keluarga, faktor- memberikan perhatian yang penuh
faktor yang mempengaruhi kepada pasien, walaupun waktu
kepatuhan adalah komunikasi antara konsultasi itu sangat pendek.
petugas kesehatan dengan pasien.
Walaupun di lapangan petugas Hubungan Dukungan Keluarga
kesehatan telah berupaya dengan Kepatuhan Pasien TBC
berkomunikasi seefektif mungkin yang Menjalani Pengobatan OAT
dengan menetapkan satu hari untuk di Tiga Puskesmas, Kabupaten
konsultasi TBC, ternyata hal tersebut Sumedang
kurang menghasilkan hasil yang House dalam Sarafino yang
memuaskan dalam meningkatkan dikutip oleh Smet (1994)
kepatuhan pasien. Hasil penelitian mengatakan bahwa salah satu faktor
menunjukkan bahwa kepatuhan yang mempengaruhi kepatuhan
pasien TBC di tiga puskesmas masih berobat pasien adalah dukungan
kurang baik, padahal informasi yang keluarga. Dalam fungsi keluarga
diberikan keluarga cukup yang terdiri dari 5 buah fungsi
mendukung pengobatan pasien. dikatakan bahwa keluarga berfungsi
Hal ini disebabkan oleh sebagai pemberi perawatan kepada
kurangnya pemahaman pasien anggota keluarga yang sakit
terhadap informasi yang diberikan (Friedman dalam Mubarak, 2006).
petugas kesehatan dan keluarga, Maka berdasarkan pemahaman akan
terutama mengenai pentingnya fungsi tersebut keluarga mampu
kepatuhan pasien TBC untuk membantu pasien untuk berobat
menjalani pengobatan. Menurut secara patuh dan teratur. Akan

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 72


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

tetapi berdasarkan hasil penelitian 4. Tidak ada hubungan dukungan


ternyata hal ini tidak begitu emosi dengan kepatuhan pasien
mempengaruhi perilaku kesehatan TBC dalam menjalani
pasien. pengobatan OAT di Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian, Cimalaka, Situ, dan Paseh.
dukungan keluarga tidak 5. Tidak ada hubungan dukungan
berhubungan dengan perilaku penghargaan dengan kepatuhan
kepatuhan berobat pasien. Salah pasien TBC dalam menjalani
satu faktor yang mempengaruhi pengobatan OAT di Puskesmas
perilaku kesehatan menurut Cimalaka, Situ, dan Paseh.
Snehandhu B.Kar dalam 6. Tidak ada hubungan dukungan
Notoatmodjo (2007) adalah niat informasi dengan kepatuhan
seseorang bahwa perilaku bertindak pasien TBC dalam menjalani
sehubungan dengan kesehatan atau pengobatan OAT di Puskesmas
perawatan kesehatannya (behavior Cimalaka, Situ, dan Paseh.
intention), dan otonomi pribadi yang 7. Tidak ada hubungan dukungan
bersangkutan dalam hal ini instrumental dengan kepatuhan
mengambil tindakan atau keputusan pasien TBC dalam menjalani
(personal autonomy). Kemungkinan pengobatan OAT di Puskesmas
hal ini dapat menjadi penyebab tidak Cimalaka, Situ, dan Paseh.
terdapatnya hubungan antara
dukungan keluarga dengan SARAN
kepatuhan pasien minum obat TBC. Dalam penelitian ini tidak
didapatkan adanya hubungan antara
SIMPULAN dukungan keluarga dengan
Berdasarkan hasil penelitian kepatuhan pasien dalam menjalani
tentang Hubungan Dukungan pengobatan TBC, namun walaupun
Keluarga dengan Kepatuhan Pasien demikian diperlukan usaha-usaha
TBC dalam Menjalani Pengobatan yang harus tetap diupayakan dalam
OAT di Puskesmas Cimalaka, mencapai kepatuhan pasien dalam
Puskesmas Situ, dan Puskesmas minum obat. Berdasarkan penelitian
Paseh, Kabupaten Sumedang dapat ini, disarankan Dinas Kesehatan
disimpulkan bahwa: Sumedang tetap mengupayakan
1. Dari 51 responden, sebagian untuk menyediakan dan menyuplai
besar responden memberikan persediaan obat TBC ke setiap
dukungan emosi dan dukungan puskesmas tepat waktu sehingga hal
instrumental kepada pasien yang ini dapat mengantisipasi
menjalani pengobatan TBC. terlambatnya penerimaan obat oleh
2. Dari 51 responden, hampir pasien. Hal ini bertujuan untuk
seluruh responden memberikan mengurangi indikasi ketidakpatuhan
dukungan penghargaan dan pasien dalam minum obat karena
dukungan informasi kepada alasan tidak adanya persediaan
pasien yang menjalani obat. Selain itu Dinas Kesehatan
pengobatan TBC. Sumedang pun disarankan tetap
3. Dari 51 responden, hampir mengupayakan pengobatan gratis
setengahnya dari responden pada seluruh masyarakat Sumedang
patuh menjalani pengobatan TBC tanpa terkecuali sehingga faktor
baik fase intensif maupun fase ekonomi tidak menjadi alasan pasien
lanjutan. dalam pengobatan.

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 73


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

DAFTAR PUSTAKA Komunitas 2 Teori & Aplikasi


Arikunto,S. 2006. Prosedur Dalam Praktik Dengan
Penelitian, Suatu Pendekatan Pendekatan Asuhan
Praktek Edisi Revisi. Jakarta: Keperawatan Komunitas,
Rineka Cipta. Gerontik, dan Keluarga.
Azwar. 2003. Reliabilitas & Validitas. Jakarta: Sagung Seto
Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Notoatmojo, S. 2002. Metodologi
. 2003. Pengantar Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Administrasi Ketiga Edisi Rineka Cipta
Ketiga. Jakarta: Bina Rupa Nursalam; Nunik Dian Kurniawati,
Aksara 2007. Asuhan Keperawatan
______. 2007. Reliabilitas & Pada Pasien Terinfeksi.
Validitas.Yogyakarta:Pustaka Jakarta: Salemba Medika
Pelajar Nursalam, 2003. Konsep dan
Depatemen Kesehatan Republik Penerapan Metodologi
Indonesia. 2006. Pedoman Penelitian Ilmu Keperawatan-
Penanggulangan pedoman skripsi, tesis dan
Tuberkulosis Edisi 1 Cetakan instrument penelitian
Kedua. Jakarta: Depkes RI. keperawatan. Jakarta:
Depkes, 2005. Undang – Undang RI Salemba Medika
No. 23 Tahun 1992 tentang Perry Potter. 2005. Buku Ajar
Kesehatan. Available at www. Fundamental Keperawatan
Depkes.com (Diakses Bulan Konsep dan Praktik Volume 1
Maret 2008) Edisi 4. Jakarta : EGC
_______. 2008. Pedoman Potter and Perry, 2005. Buku Ajar
Penanggulangan Fundamental Keperawatan –
Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Konsep, Proses dan Praktik.
Kedua. Jakarta: Depkes RI Alih Bahasa : Yasmin Asih.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jakarta : EGC
Sumedang. 2008. Profil Dinas Price, S. A.; Lorraine M. Wilson.
Kesehatan Kabupaten 2006. Patofisiologi Volume 1
Sumedang Tahun 2008. Edisi 6. Jakarta: EGC
Sumedang: Dinkes Kab. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.
Sumedang Jakarta: EGC
Falvo, D.R. 2004. Effective Patient Sudiharto. 2007. Asuhan
Education A guide to Keperawatan Keluarga
Increased Complience Third Dengan Pendekatan
Edition. Canada: Jones and Keperawatan Transkultural.
Bartlett Publishers,Inc Jakarta: EGC
Hidayat, A.A.A. 2008. Metode Sugiyono. 2008. Statistika Untuk
Penelitian dan Teknik Analisa Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Data. Jakarta: Salemba Tjay, Tan Hoan ; Kirana Rahardja.
Medika 2002. Obat-obat Penting
Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Khasiat, Penggunaan, dan
Perkembangan Suatu Efek-efek Sampingan Edisi
Pendekatan Sepanjang kelima. Jakarta: PT. Elex
Rentang Kehidupan. Jakarta: Media Komputindo
Erlangga Tjokronegoro, A.; Hendra Utama.
Mubarak, W., Iqbal.,dkk. 2006. Buku 2003. Buku Ajar Ilmu
Ajar Ilmu Keperawatan Penyakit Dalam Jilid II Edisi

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 74


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien TBC dalam Menjalani Pengobatan

Ketiga. Jakarta: Balai Keperawatan Universitas


Penerbit FKUI Gaya Baru Padjadjaran
Tim Penyusun Skripsi Unpad. 2007.
Pedoman Penyusunan dan ** Penulis adalah Staf Edukatif
Penulisan Skripsi Program Bagian Keperawatan Klinik
Sarjana, Kelas Khusus, dan Fakultas Ilmu Keperawatan
Profesi 2007/2008. Bandung: Universitas Padjadjaran
Unpad.
*** Penulis adalah Dosen
Poltekes Bandung
* Penulis adalah Mahasiswa
Profesi Fakultas Ilmu

Volume 10 No. XIX Oktober 2008 – Februari 2009 Hal 75

Anda mungkin juga menyukai