Askeb Bayi
Askeb Bayi
Disusun oleh:
Nama : Dewi Arianti
NIM : P27224018247
1
2
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Nama : Dewi Arianti
NIM : P27224018247
Disetujui:
Pembimbing Lapangan
Tanggal: ___________
Di: ________________ (Sri Wahyuni, S.ST., MM)
NIP. 19700412 199103 2 006
Pembimbing Institusi
Tanggal: ___________ (Dr. Sri Wahyuni, M.Mid)
Di: ________________
NIP. 19780721201212 2 002
Pembimbing Kasus
Tanggal: ___________ (Anik )
Di: ________________ NIP. 19731203199803 2 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pengelolaan Kasus Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Penyusunan laporan ini
3
bertujuan untuk memenuhi tugas di stase fisiologis Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan terkait dengan kasus yang dibahas. Penulis menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan
guna memperbaiki laporan yang akan penulis buat di masa mendatang. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara
2500-4000 gram, cukup bulan, ketika lahir langsung menangis dan tidak ada
4
kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007). Ada banyak
kriteria menentukan bayi baru lahir normal dimulai dari ciri-ciri bayi baru
lahir, refleks-refleks fisiologis serta penanganan yang harus segera dilakukan
setelah bayi lahir. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah
gangguan pendengaran (tuli bawaan) pada bayi yang baru lahir.
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal kehidupan yang
tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intra uterin) dengan lingkungan sekarang
(ektra uterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup dan tumbuh
dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya
dari dirinya sendiri. Hal ini berarti janin tumbuh dan hidup bergabung penuh
pada ibunya. Pada waktu kelahiran tubuh bayi baru lahir mengalami
sejumlah adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk
menentukan masa transisi kehidupanya ke kehidupan luar uterus
berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang
dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan
baik (Muslihatun, 2010).
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi periode bayi baru lahir
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan
suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat badan lahir rendah, perawatan tali
pusat, pemberian air susu ibu (ASI), pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu–minggu pertama
sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan.
Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan dengan masih
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis di Puskesmas
Mojogedang I Karanganyar 2019?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada bayi. Ny. T bayi baru lahir
fisiologis di Puskesmas Mojogedang I.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
b. Melakukan interpretasi data
c. Menentukan diagnosa potensial
d. Menentukan tindakan segera
e. Membuat perencanaan
f. Melakukan penatalaksanaan
g. Melakukan evaluasi tindakan
D. Manfaat
Asuhan kebidanan ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti kepada:
1. Manfaat teoritis
Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta informasi dan sebagai
bahan institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen kebidanan
bayi baru lahir normal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai
usia 4 minggu dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42
minggu dengan berat lahir 2.500 gram
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim
seorang wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai
umur satu bulan (FKUI,1999).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi
baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan
berat 2.500-4.000 gram.
4
8
c. Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg
selama hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun
pertama.Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5
juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir
mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun
sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
d. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak.Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran
pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya
mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium
merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
e. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A
dan D juga sudah disimpan dalam hepar.Fungsi hepar janin dalam
kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang).Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT
(Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD
(Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.
f. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran
karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga
kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
11
g. Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak
coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih
dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara
langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang
terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan
konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
h. Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi
misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir
dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
i. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan
bahwa ruangan ekstraseluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
j. Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup
maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-
otot menjadi lebih sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
12
l. Sistem integumen
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih
belum matang.Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan
sangat tipis.Vernik kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung
kulit.Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi
baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan
memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.
Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas.Tangan
dan kaki sedikit sianotik (Akrosianotik).Ini disebabkan oleh
ketidakstabilan vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang
tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-
10 hari.Terutama jika terpajan pada udara dingin.
m. Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan
tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran
seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada
tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika
dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat
mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan
dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak
melengkung.Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak
kaki.Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki,
garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
13
n. Sistem neuromuskuler
Reflek bayi baru lahir diantaranya :
1) Reflek pada Mata
a) Berkedip atau Refleks korneal
b) Reflek Pupil
c) Mata boneka
2) Reflek pada Hidung
a) Bersin
b) Glabela : ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara
dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
3) Reflek pada mulut dan Tenggorokkan
a) Menghisap
b) Muntah
c) Rooting
Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut
dan mulai menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4
bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.
d) Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan
mendorongnya keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan.
4) Reflek pada Ekstremitas
a) Menggenggam
b) Babinski
c) Klonus, Pergelangan kaki: Dorsofleksi telapak kaki yang cepat
ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial
mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi
(denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba.
d) Refleks pada Massa/Moro
5) Startle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan
dengan fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia
4 bulan.
14
4. Pathway
PROSES PERSALIAN NORMAL
Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37o C) Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan Cemas
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka
Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) terhambat
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding
gram, bayi prematur <2500 gram dan bayi marosomia >3500 gram
(Maryunani & Nurhayati, 2009).
2. Mempertahankan Bersihan Jalan Napas
Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan selimut
diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase. Apabila
terdapat lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi dapat dihisap
melalui mulut dan hidung dengan sebuah bulb syringe. Bayi yang
tersumbat oleh sekresi lendir, harus ditopang kepalanya agar menunduk
( Bobak dkk, 2005).
3. Suhu Tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan
untuk mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold
stress) akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang
sebaiknya 24 0C. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada
ibu, dikeringkan, dan dibungkus dengan selimut hangat ( Bobak dkk,
2005).
Dada ibu mampu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara sehingga akan menurunkan kematian karena
kedinginan (hypothermia); baik ibu maupun bayi akan merasa lebih
tenang, pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil dan bayi akan
jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi (Roesli, 2007).
4. Perawatan Organ Tubuh Bayi
Pada organ kepala lingkar kepala diukur dengan menggunakan
meteran (Maryunani & Nurhayati, 2008). Kepala bayi juga dilakukan
palpasi dan memantau fontanel. Mata harus bersih, tanpa drainase dan
kelopak mata tidak bengkak, perdarahan konjungtiva mungkin ada
(Ladewigs et al, 2006). Untuk membersihkan mata, gunakan kapas paling
lembut. Jangan memaksa mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika
sudah dibersihkan pastikan mata bayi bersih dari sisa kapas (Bonny &
Mila, 2003).
Bayi cukup usia mempunyai dua per tiga ujung pinna yang tidak
melengkung. Rotasi telinga harus ada di garis tengah, dan tidak mengenai
bagian depan atau bagian belakang (Ladewigs et al, 2006). Untuk
17
membersihkan telinga, bagian luar dibasuh dengan lap atau kapas. Bagian
dalam hidung mempunyai mekanisme membersihkan sendiri. Jika ada
cairan atau kotoran keluar, bersihkan hanya bagian luarnya saja. Gunakan
cotton bad atau tisu yang digulung kecil, jika menggunakan jari pastikan
jari benar-benar bersih. Jika hidung bayi mengeluarkan lendir sangat
banyak karena pilek, sedotlah keluar dengan menggunakan penyedot
hidung bayi, atau letakkan bayi dalam posisi tengkurap untuk
mengeluarkan cairan tersebut (Bonny & Mila, 2003).
Kebersihan mulut bayi harus diperhatikan, karena bercak putih pada
lidah (oral thrust) dapat menjadi masalah jika diikuti dengan tumbuhnya
jamur (Musbikin, 2005). Untuk membersihkan mulut bayi digunakan
kapas yang sudah direndam dengan air masak, diperas dan mulut bayi
dibersihkan dengan hati-hati serta mengeluarkan lendir yang ada di mulut
bayi (Dainur, 1995). Dapat juga dilakukan dengan menggunakan kain kasa
atau waslap yang sudah dibasahi dengan air matang hangat lalu dibalut
pada jari telunjuk, kemudian membersihkan mulut dari bagian luar, yaitu
bibir dan sekitarnya.
Kuku jari yang panjang dapat menimbulkan luka garukan pada
wajah bayi dan luka ini bisa terinfeksi. Kuku yang panjang dapat pula
terkoyak karena sekalipun panjang, tetapi kuku tersebut sangat lunak. Jika
kuku tersebut terkoyak, jaringan di bawahnya yang sensitif terhadap
infeksi dapat terpajan. Bayi dapat menggunakan sarung tangan atau
dengan melakukan pemotongan kuku dengan hati-hati (Farrer, 1999).
5. Merawat Tali Pusat
Menurut Penny dkk. (2007) tali pusat bayi umumnya berwarna
kebiruan dan panjangnya 2,5 cm sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem tali
pusat akan dipasang untuk menghentikan perdarahan. Klem tali pusat
dibuka jika tali pusat sudah kering. Sebelum tali pusat lepas jangan
memandikan bayi dengan merendamnya dan jangan membasuh tali pusat
dengan lap basah. Sebelum melakukan perawatan pada tali pusat harus
mencuci tangan bersih-bersih. Membersihkan sisa tali pusat terutama
pangkalnya dilakukan dengan hati-hati jika tali pusat masih berwarna
merah.
18
a Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bai dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun
secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12
jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100
kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama
kelahiran.Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan
padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki
dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara
putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut
verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
22
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
6. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari
berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000
gram.
7. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna
gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama.
8. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika
32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm.
Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.
24
9. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema,
tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau
rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun,
skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah
dikumpulkan.Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosis.Diagnosis kebidanan adalah
diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
c. Memiliki cirri khas kebidanan.
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah
Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar
terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan
terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan
langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.Kaji ulang apakah
diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Identitas Bayi
Nama Bayi : By.Ny.H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 10 Juni 2019
Jam Lahir : 8.45 WIB
Anak ke :3
Identitas Orang Tua
Orang Tua Ibu Ayah
Nama : Ny. H Tn. D
Umur : 39 tahun 42 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Swasta Swasta
Suku bangsa : Jawa, Indonesia Jawa, Indonesia
Alamat : Beran 1 / 2 Weru, Sukoharjo
27
30
2. Data Ibu
a. Riwayat obstetric : G3P2A0 UK 38+5 minggu
b. Frekuensi ANC 87 kali di Puskesmas.
c. Imunisasi TT : Lengkap
TT 1 : SD Kelas 1
TT 2 : SD Kelas II
TT 3 : SD Kelas III
TT4 : tahun 2005
TT 5 : tahun 2006
d. Obat-obatan atau jamu yang diminum
Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan khusus selain obat suplemen
tambah darah, vitamin dan asam folat yang di dapat dari puskesmas.
e. Kenaikan BB ibu selama hamil : 6 Kg
Sebelum hamil : 55 kg
Setelah hamil : 61 kg
f. Riwayat penyakit penderita :
Ibu dan keluarga tidak pernah menderita dan tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik, penyakit menurun ataupun penyakit menular
seperti penyakit jantung, Asma, TBC, ginjal Diabetes Melitus,
Malaria, dan HIV/AIDS.
g. Komplikasi selama hamil :
Selama hamil saat ini ibu ataupun pada saat janin dikandungnya tidak
ada masalah.
B. DATA OBJEKTIF
1. KU : Baik, menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan, jenis
kelamin Laki-Laki
2. APGAR Score 1/5/10 menit 8/9/10
Waktu
No Aspek yang dinilai
1 Menit 5 Menit 10 Menit
1 Pernafasan 2 2 2
2 Denyut jantung 2 2 2
3 Reaksi Terhadap Rangsang 2 2 2
4 Tonus Otot 1 1 2
31
5 Warna Kulit 1 2 2
Jumlah 8 9 10
C. ANALISIS DATA
1. Diagnosa kebidanan :
Bayi Ny.H usia 0 jam dengan bayi baru lahir fisiologis
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
Jaga kehangatan bayi
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Juni 2019 jam : 08.45 WIB
1. Memberitahu ibu/orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada bayi, keadaan
bayinya dalam keadaan baik dan tidak terdapat kelainan, berjenis kelamin
laki-laki.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan baik
akan membuat psikologis ibu tenang dan tidak mengkhawatirkan bayinya
Hasil : Ibu merasa senang dan bahagia mengetahui kondisi bayi laki-
lakinya dalam keadaan baik
2. Membersihkan jalan nafas pada bayi
Rasionalisasi : Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis penolong segera membersihkan
jalan nafas agar tidak tersubat dengan menggunakan kasa steril.
Hasil : Bayi sudah dibersihkan jalan nafasnya
3. Memotong tali pusat bayi
Rasionalisasi : Penundaan penjepitan tali pusat (lebih dari 30 detik)
memberikan manfaat bagi neonatus untuk mengurangi anemia dan
terutama neonatus prematur dengan memungkinkan tranfusi darah
plasenta pada bayi baru lahir, disebutkan tentang penundaan penjepitan tali
pusat selama 2 menit yang berfungsi darah dari fetoplasental yang
difungsikan ke sirkulasi neonatus, dan ini terjadi selama tali pusat belum
dijepit, penundaan ini dimaksudkan untuk menahan tranfusi lebih lama
sehingga meningkatkan volume darah bayi baru lahir.
Hasil : Sudah dilakukan pemotongan tali pusat kepada bayi
4. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini
Rasionalisasi : Bayi akan tetap hangat karena langsung bersentuhan
dengan kulit ibu (skin to skin contact). Dengan IMD akan menjalin ikatan
psikis antara ibu dan bayi dan IMD merupakan langkah awal untuk
berhasil menjalani program ASI eksklusif.
32
Hasil : Telah dilakukan IMD pada dada ibu selama 30 menit dikarenakan
ibu kelelahan.
5. Menjaga kehangatan bayi dengan menyelimuti tubuh bayi dan
memakaikan topi.
Rasionalisasi : Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat.
Hasil : Bayi telah dipertahankan suhunya agar tetap dalam keadaan
normal.
6. Dokumentasi tindakan dan terapi yang diberikan
Hasil : dokumentasi sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN I
A. DATA SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menangis kuat
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB, belum BAK
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,7°C
N : 128 kali/menit
RR : 46 kali/menit
c. Antopometri
Berat Badan : 3400 gram
Panjang Badan : 49 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 34 cm
LILA : 11 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk simetris, rambut bersih, warna rambut hitam, sutura
sagitalis datar, tidak ada molase, tidak ada caput succedaneum
ataupun cephal hematoma.
b. Mata
33
n. Kulit
Terdapat verniks caseosa, tidak terdapat tanda lahir dan warna kulit
kemerahan
3. Reflek
a. Moro : Baik, bayi bila diangkat memperlihatkan gerakan
seperti memeluk
b. Rooting : Baik, bayi mencari benda yang ditempelkan di
pipinya
c. Sucking : Baik, bayi menghisap dengan kuat
d. Tonick neck : Ada, bayi dapat menggerakkan kepalanya
e. Graphs : Baik, saat tangan bayi diberi telunjuk maka tangan
bayi akan menggenggam.
4. Pemeriksaan Penunjang : tidak ada
34
C. ANALISIS DATA
1. Diagnosa kebidanan :
Bayi. Ny.H usia 1 jam dengan bayi baru lahir fisiologis
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
Bounding
Jaga kehangatan bayi
Asupan Nutrisi ASI untuk bayi
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu/orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada bayi. Berat
badan bayi 3400 gr, PB : 49 cm, LK : 34 cm, LD : 34 cm, tidak ada
cacat maupun kelainan.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan
baik akan membuat psikologis ibu tenang dan tidak mengkhawatirkan
bayinya
Hasil : Ibu merasa senang dan bahagia mengetahui kondisi bayi laki-
lakinya dalam keadaan baik
2. Memberikan Vitamin K1 dengan dosis 1 mg sebanyak 0,5 ml secara
IM di paha kiri
Rasionalisasi : Vitamin K1 merupakan bahan pembentuk faktor
pembekuan darah. Karena itu, vitamin K1 sangat berperan penting
dalam proses pembekuanan darah. Kekurangan vitamin K1 dapat
memperpanjang proses pembekuan darah pada kulit, selaput lendir dan
organ lain dalam tubuh. Fungsi vitamin K1 pada bayi baru lahir adalah
mencegah terjadinya perdarahan pada otak, selain itu merupakan bahan
pembentuk faktor pembekuan darah pada kulit, selaput lendir, dan
organ lain dalam tubuh bayi (Utami, 2008)
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg (dosis
tunggal) intramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah
perdarahan pada bayi baru lahir (perdarahan intracranial) akibat
defisiensi vitamin K1 yang dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Ikatan
Bidan Indonesia, 2007)
35
CATATAN PERKEMBANGAN II
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi kuat untuk menyusui
Ibu mengatakan bayi sudah BAK
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
Respirasi : 54x/menit
Suhu : 36,7°C
Denyut jantung : 146 x/menit.
2. Pemeriksaan fisik
1. Mata : Sklera putih, tidak ada kelainan
2. Kulit : Tidak ikterik, warna kemerahan
3. Dada : tidak ada tarikan dinding dada, bunyi paru bersih, bunyi
jantung regular.
4. Abdomen : Tidak ada kelainan
5. Tali pusat : Tidak ada tanda-tanda infeksi
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa kebidanan :
Bayi Ny.H umur 7 jam dengan bayi baru lahir normal
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
38
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Juni 2019
Jam : 15.45 WIB
1. Memberitahu ibu/orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada bayi. Bayi
dalam keadaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan
baik akan membuat psikologis ibu tenang dan tidak mengkhawatirkan
bayinya
Hasil : Ibu merasa senang dan bahagia mengetahui kondisi bayi laki-
lakinya dalam keadaan baik
2. Memberikan Imunisasi Hb0 0,5 ml secara IM 6 jam di paha kanan
Rasionalisasi :
Vaksin Hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, mengingat
vaksinasi hepatitir B merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif
untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari
ibu kepada bayinya (Ranuh, 2008).
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama pada jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal
(penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal
(penularan dari orang lain). Dengan demikian untuk mencegah
terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B sedini
mungkin.
Imunisasi Hepatitis ini diberikan melalui injeksi intramuskular
dalam. Dosis pertama (HB-0) diberikan segera setelah bayi lahir atau
kurang dari 7 hari setelah kelahiran. Vaksin ini menggunakan PID
(Prefilled Injection Device ) merupakan jenis alat suntik yang hanya
bisa digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin dosis tunggal dari
pabrik. Vaksin ini diberikan dengan dosis 0,5 ml.
Hasil :
39
Bayi Ny.H telah diberikan imunisasi Hb0 di paha kanan secara IM 0,5
ml
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya sesering
mungkin atau setiap 2 jam sekali.
Rasionalisasi : Agar nutrisi pada bayi terpenuhi dan merangsang
produksi ASI.
Hasil : bayi sudah diberikan ASI
4. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang menjaga kehangatan
bayi yaitu dengan cara menyelimuti bayi dan memakaikan topi bayi,
menggantikan pakaian atau popok bayi bila basah terkena BAB atau
BAK, tidak menidurkan bayi di dekat jendela atau tempat yang dingin.
Rasionalisasi : Sebagai upaya pencegahan hipotermi pada bayi.
Hasil : Keluarga mengerti dan memahami cara menjaga kehangatan
pada bayi.
5. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang ASI Ekslusif yaitu
memberikan ASI saja kepada bayinya sampai berusia 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan apapun kepada bayinya kecuali obat
obatan dari Dokter jika sakit.
Rasionalisasi : Sistem pencernaan bayi masih belum sempurna pada
usia kurang dari 6 bulan sehingga jika bayi sebelum 6 bulan diberikan
makanan selain ASI maka bayi tidak akan mencerna dengan baik.
Selain itu kandungan ASI bermanfaat sebagai sistem kekebalan tubuh
bayi, memperkuat bounding antara ibu dan bayi.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia memberikan ASI
eksklusif pada bayi.
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat
Ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
Berat badan : 3400 gram
Respirasi : 54x/menit
Suhu : 36,6°C
Denyut jantung : 146 x/menit.
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Sklera putih, tidak ada kelainan
b. Kulit : Tidak ikterik, warna kemerahan
c. Dada : tidak ada tarikan dinding dada, bunyi paru bersih, bunyi
jantung regular.
d. Abdomen : Tidak ada kelainan
e. Tali pusat : Tidak ada tanda-tanda infeksi
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa kebidanan :
Bayi Ny.T umur 23 jam dengan bayi baru lahir normal
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
a. Jaga kehangatan bayi
b. Asupan nutrisi untuk bayi
c. Memandikan bayi
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 11 Juni 2019
Jam : 07.00 WIB
1. Memberitahu ibu/orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada bayi. Bayi
dalam keadaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan
baik akan membuat psikologis ibu tenang dan tidak mengkhawatirkan
bayinya
Hasil : Ibu merasa senang dan bahagia mengetahui kondisi bayi laki-
lakinya dalam keadaan baik
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian asuhan bayi yang telah dilakukan pada bayi Ny. H
dari pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan diagnosis bayi baru
lahir Ny. H normal dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
Penatalaksanaan asuhan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir yaitu melakukan penilaian awal bayi baru lahir, memotong tali
pusat, melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), menjaga kehangatan bayi,
memberikan salep mata pada bayi, melakukan perawatan tali pusat,
memberikan injeksi vitamin K1 pada bayi, memberikan HB0, pemeriksaan
fisik lengkap, memandikan bayi
Terkait asuhan yang dilakukan pada bayi Ny.H, penulis tertarik untuk
membahas dua topik asuhan yang diberikan pada klien yakni pelaksanaan
IMD dan pengetahuan ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat.
U S G
Masalah Total
(Urgency)
45 (Seriousness) (Growth)
Pelaksanaan IMD 4 4 4 12
Methods Man
Kemampuan bayi untuk
mencapai puting susu ibu Masih kurangnya tingkat
pengetahuan ibu tentang
IMD, kondisi fisik ibu
Pelaksanaan
IMD
Dukungan Tenaga
Fasilitas dan sarana kesehatan, dan keluarga
untuk IMD
Material Environment
Gambar Fishbone Pelaksanaan IMD
Menurut teori Green (2010), perilaku ditentukan atau terbentuk
dari 3 faktor antara lain:
a. Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan
kepercayaan
1) Pengetahuan : hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Seorang ibu
akan melakukan IMD jika mengetahui pentingnya IMD, keluarga
atau petugas kesehatan menyarankan IMD.
2) Sikap : merupakan penerapan perilaku dari hasil tahu yang
didapat ibu mengenai IMD
3) Kepercayaan : merupakan tradisi di masyarakat tentang IMD.
Sebagian masyarakat masih ada yang menganggap bahwa cairan
kuning yang keluar beberapa saat setelah ibu melahirkan tidak
bagus diberikan kepada bayi.
45
Methods Man
Kemampuan ibu dalam
Masih kurangnya tingkat
melakukan perawatan tali pusat,
pengetahuan ibu tentang
TradisiPerawatan
memberikan serbuk atau
perawatan tali pusat
ramuanTali
mempercepat
Pusat keringnya
tali pusat
46
Minimnya sumber
Masih rendahnya informasi
pendidikan ibu dan
pengetahuan tentang
perawatan tali pusat Material Environment
Gambar Fishbone Perawatan Tali Pusat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. H segera setelah lahir,
maka dapat disimpulkan:
1. Pengkajian
Dalam kasus ini pengkajian dilaksanakan tanggal 10 Juni 2019, mulai dari
jam 08.48 WIB. Pengkajian dilaksanakan dengan cara pengambilan data
melalui metode wawancara dan pemeriksaan pada Ny. H. Pada saat
dilakukan wawancara pada Ny. H ibu lebih kooperatif dengan petugas.
2. Identifikasi diagnosa/masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan diagnosa dapat
ditentukan yaitu Bayi Ny. H cukup bulan segera setelah lahir spontan
3. Masalah potensial
Dari identifikasi diagnosa yang ditemukan, maka tidak ada masalah
potensial
4. Tindakan segera
Bersadarkan masalah potensial tidak ditemukan tindakan segera yang
harus dilakukan
5. Perencanaan/intervensi
Perencanaan asuhan kebidanan dibuat sesuai dengan diagnosa, masalah
dan kebutuhan segera
6. Pelaksanaan/implementasi
Implementasi asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai rencana yang telah
disusun
7. Evaluasi
Setelah melaksanakan semua intervensi, evaluasi yang didapat adalah ibu
telah mengetahui dan bersedia melaksanakan anjuran dari bidan
B. Saran-saran
1. Bagi Mahasiswa 52
49
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta
Manuaba. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC.
50
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Trans Info
Media.
Suryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC
Syahlan, Dr. SKM, 1993. Asuhan Kebidanan pada anak dalam konteks keluarga,
Jakarta: Depkes RI