Anda di halaman 1dari 12

ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi

Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS VALUTA


ASING TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
PROPERTY AND REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2012-2016

Putu Widya Putra Adnyana1, Kadek Rai Suwena1, I Nyoman Sujana2

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: widyaputraadnyana@gmail.com1, kadek_suwena@yahoo.co.id1,


sujanatbn@yahoo.com2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi, suku bunga dan
kurs valuta asing secara parsial dan simultan terhadap return saham pada sektor
property and real estate di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2016.
Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi
dalam penelitain ini adalah semua perusahaan sektor property and real estate yang
terdaftar di BEI periode 2012-2016 sebanyak 49 perusahaan. Sampel ditentukan
dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria antara lain
perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2016
dan memiliki data laporan keuangan yang berkaitan dengan variabel penelitian
sehingga diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan di sektor property and real
estate. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory tahun 2012 - 2016. Hasil menunjukkan bahwa secara parsial
tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, suku bunga tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham dan kurs valuta asing berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Secara simultan tingkat inflasi, suku bunga dan
kurs valuta asing berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Kata kunci: return saham, tingkat inflasi, suku bunga, kurs valuta asing

Abstract
This study aims to determine the effect of inflation rate, interest rates and foreign
exchange rates partially and simultaneously to stock returns on property and real
estate sector in Indonesia Stock Exchange in the period 2012-2016. Based on the
type of data, this research is a quantitative research. Population in this research is all
company of property and real estate sector listed in BEI period 2012-2016 as many
as 49 companies. The sample is determined by using purposive sampling method
with criteria such as property and real estate companies listed in BEI in period 2012-
2016 and have financial statement data relating to research variablel so that obtained
a sample of 30 companies in the property and real sector estate. Sources of data
used in this study were obtained from Indonesian Capital Market Directory in 2012 -
2016. The results show that partially inflation rate does not have a significant effect
on stock returns, the interest rate has no significant effect on stock return and foreign
exchange rate has a significant effect on stock return. Simultaneously the inflation
rate, interest rates and foreign exchange rates have a significant effect on stock
returns.

Keywords : stock return, inflation, interest rate, foreign exchange rate


ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

PENDAHULUAN Return saham merupakan hasil


Bisnis property and real estate baik yang diperoleh dari kegiatan investasi.
residensial maupun komersial Return dibedakan menjadi dua, yaitu return
menunjukkan perkembangan yang cukup realisasi (return yang terjadi atau dapat
pesat di Indonesia. Semakin pesatnya juga disebut sebagai return sesungguhnya)
sektor properti ini diikuti dengan semakin dan excepted return (return yang
tingginya permintaan akan kebutuhan diharapkan oleh investor) (Jogiyanto,
papan, sehingga membuat emiten-emiten 2008). Harapan untuk memperoleh return
properti membutuhkan dana dari sumber juga terjadi dalam assets financial. Suatu
eksternal. Dana dari sumber eksternal assets financial menunjukkan kesediaan
masyarakat yang menginvestasikan investor menyediakan sejumlah dana pada
modalnya di industri properti dikarenakan saat ini untuk memperoleh sebuah aliran
harga tanah yang cenderung naik. dana pada masa yang akan datang
Penyebabnya adalah supply tanah bersifat sebagai kompensasi atas faktor waktu
tetap sedangkan demand akan selalu selama dana ditanamkan dan risiko yang
besar seiring pertambahan penduduk. ditanggung. Dengan demikian para
Sebelum investor mulai investor sedang mempertaruhkan suatu
menanamkan dananya atau menaruh nilai sekarang untuk sebuah nilai yang
saham di sektor yang ada di Bursa Efek diharapkan pada masa mendatang.
Indonesia, investor haruslah mengetahui Menurut Halim (2005:34) return saham
kinerja perusahaan yang ada dalam sektor terdiri dari dua komponen utama yaitu
tersebut. Menurut Hartono (2008) salah Capital Gain, dan Yield. Komponen
satu cara yang bisa digunakan dalam pertama dari return adalah Capital gain,
menilai perusahaan adalah pendekatan yaitukeuntungan bagi investor yang
fundamental. Pendekatan tersebut diperoleh dari kelebihan harga jual di atas
terutama ditunjukan kepada faktor-faktor harga beli yang keduanya terjadi di pasar
yang pada umumnya berada diluar pasar sekunder. Komponen kedua yield, yaitu
modal, yang dapat mempengaruhi harga pendapatan atau aliran kas yang diterima
saham di masa mendatang. Hal-hal yang secara periodik misalnya berupa deviden
termasuk dalam analisis fundamental atau bunga.
antara lain adalah analisis ekonomi dan Investor dalam assets financial juga
industri, penilaian perusahaan secara mengharapkan return yang maksimal.
individu baik dengan menggunakan Harapan untuk memperoleh return yang
variabel penelitian seperti deviden maupun maksimal tersebut diusahakan agar dapat
pendapatan (income) (Hartono, 2008). terwujud dengan mengadakan analisis dan
Investor yang akan melakukan upaya tindakan-tindakan yang berkaitan
investasi dengan membeli saham di pasar dengan investasi dalam sahamnya. Oleh
modal akan menganalisis kondisi di dalam karena itu, perlu diketahui faktor-faktor
perusahaan maupun yang ada diluar yang mempengaruhi return saham
perusahaan. Memperoleh return sehingga harapan untuk memperoleh
(keuntungan) merupakan tujuan utama dari return yang maksimal bisa dicapai.
aktivitas perdagangan para investor di Menurut Samsul (2006: 335)
pasar modal. Para investor menggunakan terdapat banyak faktor yang
berbagai cara untuk memperoleh return mempengaruhi return saham baik yang
yang diharapkan, baik melalui analisis bersifat makro maupun mikro ekonomi.
sendiri terhadap perilaku perdagangan Faktor makro ada yang bersifat ekonomi
saham, maupun dengan memanfaatkan maupun non ekonomi. Faktor ekonomi
sarana yang diberikan oleh para analisis makro terinci dalam beberapa variabel
pasar modal, seperti broker, dealer, dan ekonomi misalnya inflasi, suku bunga, kurs
manajer investasi. Pola perilaku valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi
perdagangan saham di pasar modal dapat dan harga bahan bakar minyak. Non
memberi kontribusi bagi pola perilaku ekonomi mencakup peristiwa politik, sosial
harga saham di pasar modal tersebut. dan hukum. Sementara itu, faktor mikro
ekonomi terinci dalam beberapa variabel,
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

misalnya laba per lembar saham, deviden perusahaan. Kenaikan suku bunga akan
per saham, nilai buku per saham. meningkatkan beban emiten, sehingga
Menurut Sukirno (2008:14), inflasi labanya bisa terpangkas. Selain itu, biaya
didefinisikan sebagai suatu proses produksi akan meningkat dan harga
kenaikan harga-harga yang berlaku dalam produk akan lebih mahal sehingga
suatu perekonomian. Tingkat inflasi konsumen akan menunda pembeliannya
berbeda dari satu periode ke periode lain dan menyimpan dananya di bank.
dan berbeda pula dari satu negara ke Penurunan penjualan perusahaan dan laba
negara lain. Samuelson & Nordhaus akan menekan return saham karena para
(2001) memberikan definisi bahwa inflasi investor lebih memilih menanamkan
sebagai suatu keadaan dimana terjadi uangnya pada deposito bank saat tingkat
kenaikan tingkat harga umum, baik suku bunga sedang naik. Sebaliknya, bila
barang-barang, jasa-jasa maupun faktor suku bunga sudah melemah maka para
produksi. Dari definisi tersebut investor akan kembali beralih pada saham.
mengindikasikan keadaan melemahnya Dalam penjelasan tersebut dapat,
daya beli yang diikuti dengan semakin disimpulkan bahwa jika tingkat suku bunga
merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang tinggi maka return saham akan mengalami
suatu negara. Inflasi merupakan penurunan dan sebaliknya.
kecenderungan terjadinya peningkatan Faktor lain yang turut berpengaruh
harga produk-produk secara keseluruhan. pada tingkat pengembalian saham adalah
Tandelilin (2010:342) inflasi yang tinggi kurs valuta asing. Menurut Suta (2000),
mengurangi tingkat pendapatan riil yang terjadinya apresiasi rupiah memberikan
diperoleh investor dari investasi. dampak terhadap perkembangan
Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara pemasaran produk Indonesia di luar negeri
mengalami penurunan maka hal ini terutama dalam persaingan harga. Apabila
merupakan sinyal yang positif bagi investor apresiasi rupiah terjadi maka secara tidak
seiring dengan turunnya risiko daya beli langsung akan memberikan pengaruh
uang dan risiko penurunan pendapat riil. terhadap neraca perdagangan, karena
Menurut Samsul (2006:201), bahwa inflasi menurunnya nilai ekspor dibandingkan
yang tinggi akan menjatuhkan harga dengan nilai impor. Seterusnya, akan
saham di pasar. Sementara inflasi yang berpengaruh pula kepada neraca
rendah akan berakibat pertumbuhan pembayaran Indonesia. Memburuknya
ekonomi yang sangat lamban dan pada neraca pembayaran tentu akan
akhirnya harga saham juga bergerak bepengaruh terhadap cadangan devisa.
dengan lamban. Berkurangnya cadangan devisa akan
Selain inflasi, suku bunga juga dapat mengurangi kepercayaan investor
dapat dikatakan mempengaruhi return terhadap perekonomian indonesia, yang
saham. Suku bunga SBI (Sertifikat Bank selanjutnya menimbulkan dampak negatif
Indonesia) pada prinsipnya adalah surat terhadap perdagangan saham dipasar
berharga yang dikeluarkan oleh Bank modal yang dapat berupa anjloknya harga
Indonesia sebagai pengakuan utang saham dan mengakibatkan berkurangnya
jangka pendek dengan sistem diskonto tingkat pengembalian saham. Depresiasi
atau bunga. Sunariyah (2006:80) suku rupiah menyebabkan sumber dana
bunga adalah harga dari pinjaman. Suku mengalir dari pasar saham ke arah pasar
bunga dinyatakan sebagai presentase uang asing. Investor akan
uang pokok unit waktu. Menurut Kasmir menginvestasikan dananya pada pasar
(2005:224), SBI merupakan surat berharga uang asing karena dinilai lebih memberi
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). keuntungan.
Menurut Cahyono (2000:117), terdapat Kenyataannya, tidak semua teori
dua penjelasan mengapa kenaikan Suku yang telah dipaparkan di atas sejalan
Bunga dapat mendorong Return Saham dengan bukti empiris yang ada. Seperti
kebawah. Pertama, kenaikan suku bunga yang terjadi dalam perkembangan sektor
mengubah peta hasil investasi. Kedua, property and real estate yang terdaftar di
suku bunga akan memotong laba BEI periode 2012-2016. Adapun besarnya
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

rata-rata return saham industri real estate


and property yang terdaftar di BEI pada
tahun 2012-2016 nampak pada tabel 1:
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

Tabel 1. Rata-rata Return Saham, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Kurs Valuta Asing
Industri Real Estate and Property di BEI Tahun 2012-2016

Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016


Return Saham 42,44% 3,20% 55,76% -6,47% 5,47%
Inflasi 4,3% 8,4% 8,4% 3,4% 3,0%
Tingkat Suku Bunga 5,77% 6,48% 7,54% 7,50% 6,50%
Kurs Valuta Asing 9.670 12.189 12.440 13.795 13.436
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, IDX

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa METODE


perkembangan return saham sektor Penelitian ini merupakan penelitian
property and real estate yang terdaftar di asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 untuk mengetahui pengaruh ataupun juga
mengalami fluktuasi. Besarnya return hubungan antara dua variabel atau lebih
saham tertinggi terjadi pada tahun 2014 (Sugiyono, 2012). Oleh karena itu,
sebesar 55,76%, sedangkan return saham penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar pengaruh variabel independen terhadap
-6,47%. Berdasarkan Tabel 1 juga terlihat variabel dependen dan seberapa kuat
bahwa Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan pengaruh tersebut. Berdasarkan jenis
Kurs Valuta Asing menunjukkan kondisi datanya, penelitian ini merupakan
yang tidak konsisten dengan return saham penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
pada sektor property and real estate yang datanya berbentuk angka (Sugiyono,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012).
2012-2016. Pada tahun 2014 sampai Populasi dalam penelitian adalah
dengan tahun 2015 tingkat inflasi seluruh perusahaan property and real
mengalami penurunan yang sangat besar estate yang terdaftar di Bursa Efek
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 5%, Indonesia (BEI) yang berjumlah 49
selanjutnya pada tingkat suku bunga dari perusahaan. Untuk menentukan sampel
tahun 2014 sampai 2015 juga ikut dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
mengalami penurunan sebesar 0,04%, metode nonprobability sampling dengan
sedangkan pada return saham yang teknik purposive sampling yang
seharusnya mengalami kenaikan pada merupakan teknik pengambilan sampel
tahun 2014-2015 pada kenyataannya berdasarkan kriteria tertentu yang
malah mengalami penurunan. Disamping ditentukan oleh peneliti (Sugiyono,
itu kurs valuta asing yang terus mengalami 2012:122). Kriteria yang telah ditentukan
kenaikan setiap tahunnya, pada return adalah perusahaan property and real
saham tidak konsisten mengikuti kenaikan estate yang terdaftar di BEI selama
kurs valuta asing tersebut. periode tahun 2012-2016. Perusahaan
Beradasarkan latar belakang property and real estate yang
tersebut maka, penulis ingin melakukan menyediakan data laporan keuangan yang
penelitian yang berjudul pengaruh inflasi, lengkap dan telah diaudit selama periode
suku bunga, kurs valuta asing terhadap 2012-2016. Berdasarkan kriteria tersebut,
return saham pada sektor property and maka sampel dalam penelitian ini sebesar
real estate yang terdaftar di bursa efek 30 perusahaan.
indonesia periode tahun 2012-2016. Teknik pengumpulan data dalam
Adapun tujuan dari penelitian ini penelitian ini menggunakan metode
adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat dokumentasi. Data yang digunakan dalam
inflasi, suku bunga dan kurs valuta asing penelitian ini adalah data sekunder yaitu
secara parsial dan simultan terhadap data yang diperoleh bukan langsung dari
return saham pada sector property and sumbernya. Dalam penelitian ini data
real estate di Bursa Efek Indonesia pada bersumber dari laporang keuangan yang
periode 2012-2016. berasal dari Indonesian Capital Market
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

Directory (ICMD), IDX Statistic, dan situs normalitas, uji multikolinearitas, uji
resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id). heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Teknik analisis yang digunakan Uji normalitas dilakukan untuk
untuk menyelesaikan permasalahan menguji apakah dalam sebuah model
dalam penelitian ini adalah Regresi Linier regresi, residu atau variabel penganggu
Berganda dengan menggunakan bantuan dari persamaan regresi mempunyai
program komputer SPSS 22 (Statistical distribusi normal atau tidak normal. Model
Package for Social Science). Metode regresi yang baik adalah yang memiliki
regresi linier berganda digunakan untuk distribusi normal atau mendekati normal
mencari hubungan dan pengaruh dua (Ghozhali, 2011:160). Wibowo (2012:62)
variabel atau lebih. Teknik analisis ini uji normalitas dapat dilakukan dengan
digunakan untuk menguji hubungan dan menggunakan Histogram Regresion
pengaruh tingkat suku bunga, inflasi dan Residual yang sudah distandarkan,
kurs valuta asing terhadap return saham analisis Chi Square dan menggunakan
pada perusahaan property and real estate Nilai Kolomogorov-Smirnov. Uji
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia multikoliniearitas bertujuan untuk menguji
(BEI) secara parsial. Menurut Nata apakah model regresi ditemukan adanya
Wirawan (2002:293) persamaan linier korelasi antar variabel bebas (Gozhali,
berganda adalah sebagai berikut. 2011:105). Ada atau tidaknya
Y = b0 + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + e multikolinearitas atau korelasi antar
Keterangan : variabel bebas, dapat dilihat dari cut off
Y = Return Saham nilai telorance atau Variance Information
b0 = Bilangan Konstanta Faktor (VIF). Uji heteroskedastisitas
X1 = Tingkat Inflasi betujuan menguji apakah terjadi
X2 = Tingkat Suku Bunga ketidaksamaan varian dari residual satu
X3 = Kurs Valuta Asing pengamatan model regresi (Wibowo,
b1- b3 = Koefisien regresi variabel 2012:93). Ada atau tidaknya
e = error atau residu heteroskedastisitas dapat menggunakan
Analisis regresi linier berganda model Park Gleyser. Uji autokorelasi
terdapat dua jenis pengujian yaitui uji t dan bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
uji F. Uji statistik t digunakan untuk model regresi linier ada korelasi antara
mengetahui seberapa besar pengaruh keselahan pengganggu pada periode (t)
satu variabel independen terdiri dari dengan kesalahan pengganggu pada
tingkat inflasi (X1), suku bunga (X2) dan periode sebelumnya (t-1).
kurs valuta asing (X3) secara individual
menjelaskan variabel terikat yaitu return HASIL DAN PEMBAHASAN
saham (Y). Uji statistik F dalam penelitian Pengaruh Inflasi Terhadap Return
ini digunakan untuk mengetahui Saham Pada Sektor Property and Real
kemampuan variabel bebas (independen) Estate
yang terdiri dari tingkat inflasi (X1), suku Uji statistik t-tes pada program SPSS
bunga (X2) dan kurs valuta asing (X3), 22 for windows digunakan oleh peneliti
secara bersama-sama dalam menjelaskan untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi
variabel terikat (dependen) yaitu return terhadap return saham pada sektor
saham (Y). Selain uji t dan uji F, juga property and real estate. Hasil dari uji
dilakukan analisis asumsi klasik yaitu uji statistik t-tes dapat dilihat pada tabel 2
sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Uji Statistik t-tes untuk tingkat inflasi terhadap return saham

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 89,846 30,879 2,910 ,004
Inflasi 253,950 207,740 ,155 1,222 ,224
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

Hasil uji statistik untuk tingkat inflasi Pengaruh Tingkat Suku Bunga
pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai t- Terhadap Return Saham Pada Sektor
hitung = 1,222 < t-tes = 1,977 atau p-value Property and Real Estate
= 0,224 > α = 0,05 berarti H0 diterima. Uji statistik t-tes pada program SPSS
Dapat disimpulkan bahwa tingkat inflasi 22 for windows digunakan oleh peneliti
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku
terhadap return saham pada sektor bunga terhadap return saham pada sektor
property and real estate yang terdaftar property and real estate. Hasil dari uji
pada Bursa Efek Indonesia periode 2012- statistik t-tes dapat dilihat pada tabel 3
2016. sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Statistik t-tes untuk tingkat suku bunga terhadap return saham

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 89,846 30,879 2,910 ,004
Suku Bunga -395,093 376,064 -,121 -1,051 ,295

Hasil uji statistik untuk tingkat suku Pengaruh Kurs Valuta Asing Terhadap
bunga pada tabel 3 menunjukkan bahwa Return Saham Pada Sektor Property
nilai t-hitung = -1,051 < t-tabel = 1,977 and Real Estate
atau p-value = 0,295 > α = 0,05 berarti H0 Uji statistik t-tes pada program SPSS
diterima. Dapat disimpulkan bahwa tingkat 22 for windows digunakan oleh peneliti
suku bunga tidak mempunyai pengaruh untuk mengetahui pengaruh kurs valuta
yang signifikan terhadap return saham asing terhadap return saham pada sektor
pada sektor property and real estate yang property and real estate. Hasil dari uji
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia statistik t-tes dapat dilihat pada tabel 4
periode 2012-2016. sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Uji Statistik t-tes untuk tingkat suku bunga terhadap return saham

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 89,846 30,879 2,910 ,004
Kurs Valuta Asing -,005 ,002 -,216 -2,292 ,023

Hasil uji statistik untuk kurs valuta Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga
asing pada tabel 4 menunjukkan bahwa dan kurs valuta asing terhadap return
nilai t-hitung = -2,292 > t-tabel = 1,977 saham secara simultan dapat dilihat dari
atau p-value = 0,023 < α = 0,05 berarti H0 hasil analisis uji statistik F dan untuk besar
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa kurs pengaruhnya dilihat pada hasil model
valuta asing mempunyai pengaruh yang summary dengan program SPSS 22 for
signifikan terhadap return saham pada Windows. Uji statistik F ini menunjukkan
sektor property and real estate yang analisis regresi berganda variabel bebas
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada yaitu tingkat inflasi (X1), suku bunga (X2)
periode 2012-2016. dan kurs valuta asing (X3), memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat yaitu
Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga return saham (Y). Hasil analisis yang
dan Kurs Valuta Asing Terhadap Return menunjukkan tingkat inflasi (X1), suku
Saham Pada Sektor Property and Real bunga (X2) dan kurs valuta asing (X3)
Estate Pada Periode 2012-2016 memiliki pengaruh terhadap return saham,
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

besar pengaruh dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Hasil Model Summary

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,294a ,086 ,067 37,95194

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada
nilai Adjusted R Square sebesar 0,067. periode 2012 sampai 2016 sebesar 0,067
Dapat disimpulkan besarnya pengaruh atau 6,7%. Hasil analisis uji statistik F
simultan tingkat inflasi, suku bunga dan dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.
kurs valuta asing terhadap return saham
pada sektor property and real estate yang

Tabel 6. Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 19290,410 3 6430,137 4,464 ,005b
Residual 204529,620 142 1440,349
Total 223820,029 145

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui asing secara simultan berpengaruh


nilai F-hitung sebesar 4,464 dengan terhadap return saham pada sektor
tingkat signifikan sebesar 0,005 property and real estate yang terdaftar
sedangkan nilai F-tabel 2,67. Nilai F- pada Bursa Efek Indonesia periode 2012
hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel sampai 2016.
menunjukkan bahwa F-hitung > F-tabel Berdasarkan pengelohan data, untuk
atau 4,464 > 2,67 dan p-value < α atau mengetahui persamaan garis regresinya
0,005 < 0,05 sehingga menolak H0 dan digunakan analisis koefisien beta dengan
menerima Ha. Demikian dapat disimpulkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 7
tingkat inflasi, suku bunga dan kurs valuta sebagi berikut.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Koefisien Beta

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 89,846 30,879 2,910 ,004
Inflasi 253,950 207,740 ,155 1,222 ,224
Suku Bunga -395,093 376,064 -,121 -1,051 ,295
Kurs Valuta Asing -,005 ,002 -,216 -2,292 ,023

Persamaan garis regresi yang dapat Y = 89,846 + 253,950X1 – 395,093X2 -


dibuat untuk menggambarkan pengaruh 0,005X3
tingkat inflasi, suku bunga dan kurs valuta Keterangan:
asing terhadap return saham pada sektor Y = Return Saham,
property and real estate yang terdaftar X1 = Tingkat Inflasi,
pada Bursa Efek Indonesia periode 2012 X2 = Tingkat Suku Bunga, dan
sampai 2016 sebagai berikut. X3 = Kurs Valuta Asing
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

Persamaan garis regresi tersebut memengaruhi laba yang akan diperoleh


mengartikan bahwa pada saat X1 (inflasi), oleh perusahaan. Strategi khusus yang
X2 (suku bunga) dan X3 (kurs valuta asing) dapat diterapkan perusahaan agar
bernilai 0 atau konstan, maka nilai Y kegiatan bisnis perusahaan tetap
(Return Saham) sebesar 89,846. Setiap berlangsung antara lain, menekan biaya
ada kenaikan variabel bebas baik X1 produksi, biaya operasional dan
(inflasi), X2 (suku Bunga) dan X3 (kurs pemasaran yang tidak perlu. Maka dari itu,
valuta asing), sebesar satu satuan maka walaupun setiap tahun terjadi inflasi sektor
akan meningkatkan Y (Return Saham) property and real estate tetap mampu
sebesar nilai koefisien beta masing- memperoleh laba dan investor tetap
masing variabel bebas dikalikan dengan memperoleh return atas investasi di
besarnya kenaikan yang terjadi. perusahaan tersebut. Berdasarkan alasan
di atas, investor dalam pengambilan
Pembahasan keputusan investasinya tidak terpengaruh
Berdasarkan hasil penelitian yang oleh adanya perubahan inflasi yang terjadi
dilakukan mengenai pengaruh tingkat setiap tahun selama tingkat inflasi tersebut
inflasi, suku bunga dan kurs valuta asing masih dianggap wajar dan stabil.
terhadap return saham pada sektor Pengaruh tingkat suku bunga secara
property and real estate yang terdaftar parsial tidak berpengaruh signifikan
pada Bursa Efek Indonesia periode 2012 terhadap return saham pada sektor
sampai 2016, diketahui bahwa secara property and real estate di BEI pada
parsial tingkat inflasi tidak berpengaruh periode 2012 sampai 2016, hal ini
signifikan terhadap return saham pada ditunjukan dari hasil analisis uji signifikansi
sektor property and real estate di BEI dengan uji t diperoleh tingkat suku bunga
pada periode 2012 sampai 2016. Hal ini t-hitung = -1,051 < t-tabel = 1,977 dengan
ditunjukan dari hasil analisis uji signifikansi tingkat signifikansi sebesar 0,295 > α =
dengan uji t diperoleh tingkat inflasi t- 0,05. Hal ini mencerminkan bahwa tingkat
hitunh = 1,222 < t-tabel = 1,977 dengan suku bunga yang ditentukan oleh Bank
tingkat signifikansi sebesar 0,224 > α = Indonesia tidak berpengaruh terhadap
0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan peningkatan atau penurunan tingkat return
temuan Satria (2016) yang menunjukkan saham yang dalam hal ini diukur dengan
bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh closing price. Hasil penelitian ini sejalan
signifikan terhadap return saham. Inflasi dengan hasil penelitian oleh Sri Suyati
yang tinggi mengakibatkan penurunan (2015) yang mendukung bahwa tingkat
daya beli konsumen. Disamping itu inflasi suku bunga tidak berpengaruh terhadap
yang terlalu tinggi juga dapat return saham. Samsul (2006)
mengakibatkan penurunan pendapatan riil mengungkapkan bahwa investor dalam
investor dari investasinya. Bagi melakukan analisis saham suatu
perusahaan inflasi akan berdampak pada perusahaan cukup dengan
penjualan dan biaya produksi perusahaan membandingkan modal internal dengan
tersebut. Inflasi yang terjadi selama modal pinjaman dari luar perusahaan
periode penelitian berada pada level di untuk mengetahui kondisi suatu
bawah 10% jika dilihat dari sudut pandang perusahaan. Jika modal internal lebih
investor dinilai wajar dan stabil, serta besar dari pada modal pinjaman, maka
bukan merupakan faktor penentu atau dapat dikatakan bahwa perusahaan
penjelas perubahan return saham, tersebut sehat dan tidak mudah bangkrut,
sehingga investor lebih memperhatikan hal ini juga selaras dengan proyeksi nilai
bagaimana cara perusahaan sahamnya di pasar modal. Kinerja
menghasilkan laba yang tinggi agar keuangan sektor propert and real estate
menghasilkan return yang tinggi bagi para berdasarkan uraian pada laporan tahunan
investor. Investor juga yakin bahwa (annual report) menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki strategi khusus sebagian besar perusahaan dalam kondisi
dalam menghadapi inflasi di Indonesia, baik. Hal ini dapat diketahui dari
sehingga besar kecilnya inflasi tidak presentase ekuitas yang lebih besar
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

dibandingkan dengan liabilitas, terjadi menurunkan perolehan laba perusahaan


peningkatan rasio lancar (current ratio), jika perusahaan melakukan impor dalam
dan perusahaan selalu memperoleh laba jumlah besar. Oleh karena sektor. Oleh
usaha. Selain itu, guna meminimalkan karena sektor property and real estate
risiko terkait suku bunga, perusahaan memiliki tingkat impor yang tinggi, maka
mengombinasikan suku bunga pada saat nilai rupiah terus mengalami
mengembang dengan suku bunga tetap. depresiasi terhadap dolar Amerika secara
Hal ini mengindikasikan bahwa keuangan konstan, banyak investor akan mengambil
peruisahaan yang berkaitan dengan kredit posisi jual yang mengakibatkan
sedang dalam kondisi baik sehingga permintaan terhadap saham sektor
investor dalam melakukan transaksi property and real estate menurun dan
saham tidak terpengaruh oleh perubahan berdampak pada return saham
tingkat suku bunga, begitu pun dengan perusahaan tersebut.
tingkat perolehan return saham pada Hasil penelitian mengenai pengaruh
perusahaan tersebut. Strategi-strategi tingkat inflasi, suku bunga dan kurs valuta
yang dilakukan perusahaan tersebut dinali asing secara simultan terhadap return
mampu menjaga perolehan laba sektor saham pada sektor property and real
property and real estate di tengah estate di BEI pada periode 2012 sampai
perubahan tingkat suku bunga, sehingga 2016, menunjukkan bahwa secara
investor untuk menanam saham di sektor simultan tingkat inflasi, suku bunga dan
property and real estate tetap tinggi. kurs valuta asing berpengaruh signifikan
Kurs valuta asing secara parsial terhadap return saham pada sektor
berpengaruh signifikan terhadap return property and real estate di BEI pada
saham pada sektor property and real periode 2012 sampai 2016. Hal ini dapat
estate di BEI pada periode 2012 sampai dilihat dari hasil F-hitung = 4,464 > F-tabel
2016, hal ini ditunjukan dari hasil analisis = 2,67 dengan signifikansi sebesar 0,005
uji signifikansi dengan uji t diperoleh kurs < 0,05. Besarnya pengaruh simultan
valuta asing t-hitung = -2,292 > t-tabel = tingkat inflasi, suku bunga dan kurs valuta
1,977 dengan tingkat signifikansi sebesar asing terhadap return saham pada sektor
0,023 < α = 0,05. Hasil penelitian ini property and real estate di BEI pada
sesuai dengan temuan Sri Suyati (2015) periode 2012 sampai 2016 sebesar 0,067
yang menunjukkan bahwa kurs valuta atau 6,7%. Hasil regresi linier berganda
asing berpengaruh signifikan terhadap diperoleh persamaan Y = 89,846 +
return saham. Tandelilin (2010:344) 253,950X1 – 395,093X2 - 0,005X3.
mengatakan bahwa nilai kurs berdampak
positif terhadap return saham. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan laporan tahunan yang Simpulan
diterbitkan oleh perusahaan, dapat Berdasarkan hasil penelitian dan
diketahui bahwa banyak sektor property pembahasan, maka dapat disimpulkan
and real estate melakukan impor bahan sebagai berikut. Pertama inflasi tidak
baku, sehingga biaya produksinya sangat berpengaruh signifikan terhadap return
dipengaruhi oleh pergerakan kurs valuta saham pada sektor property and real
asing. Oleh karena itu, investor estate yang terdaftar pada Bursa Efek
menganggap bahwa fluktuasi kurs valuta Indonesia periode 2012-2016. Hal ini
asing yang tinggi dapat berakibat pada ditunjukan dari hasil analisis t-tes yang
tingkat pendapatan perusahaan serta menunjukkan bahwa nilai t-hitung = 1,222
return yang akan diperoleh investor. < t-tabel = 1,977 atau p-value = 0,224 >
Investor dalam mengambil keputusan atas 0,05. Kedua suku bunga tidak
kepemilikan saham pada sektor property berpengaruh signifikan terhadap return
and real estate tentu memperhtikan saham pada sektor property and real
pergerakan kurs valuta asing dari tahun ke estate yang terdaftar pada Bursa Efek
tahun. Depresiasi kurs valuta asing dapat Indonesia periode 2012-2016. Hal ini
menaikkan perolehan laba atas ekspor ditunjukan dari hasil analisis t-tes yang
perusahaan, di sisi lain juga dapat menunjukkan bahwa nilai t-hitung = -1,051
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

< t-tabel = 1,977 atau p-value = 0,295 > Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio
0,05. Ketiga kurs valuta asing dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
berpengaruh signifikan terhadap return BPFE-UGM.
saham pada sektor property and real
. 2009. Teori Portofolio dan
estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Analisis Investasi. Edisi Keenam.
Indonesia periode 2012 sampai 2016. Hal
Cetakan pertama. Yogyakarta:
ini ditunjukan dari hasil analisis t-tes yang
PT.BPEE.
menunjukkan bahwa nilai t-hitung = -2,292
> t-tabel = -1,977 atau p-value = 0,023 < . 2010. Teori Portofolio dan
0,05. Keempat inflasi, suku bunga dan Analisis Investasi. Edisi Keenam,
kurs valuta asing berpengaruh signifikan Yogyakarta: BPFE.
terhadap return saham pada sektor Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga
property and real estate yang terdaftar Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 8.
pada Bursa Efek Indonesia periode 2012- Jakarta: PT Raja Grafindo
2016. Hal ini ditunjukan dari hasil analisis Persada.
F-tes yang menunjukkan F-hitung = 4,464
> F-tabel = 2,67 atau p-value = 0,005 < . 2005. Bank dan Lembaga
0,05. Keuangan Lainnya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Saran Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal
Berdasarkan simpulan diatas, maka dan Manajemen Portofolio.
dapat dikemukakan beberapa saran Jakarta: Penerbit Erlangga.
sebagai berikut. Bagi pihak investor yang
ingin meningkatkan return sahamnya perlu Samuelson, Paul A & Nordhaus, Wiliam D.
memperhatikan tingkat kurs valuta asing 2001. Ilmu Mekro Ekonomi.
mengingat variabel tersebut memiliki Jakarta: PT. Media Edukasi.
dampak yang signifikan terhadap Satria, Wiradharma. 2016. Pengaruh
pergerakan return saham. Berdasarkan Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi,
pada R2 yang bernilai kecil yaitu hanya Nilai Kurs Rupiah dan Produk
sebesar 6,7 persen yang memiliki Domestik Bruto Terhadap Return
pengaruh terhadap model dan sisa Saham. E-Jurnal Manajemen Unud,
sebesar 93,3 persen dijelaskan oleh 5 (6): 3412-3414
variabel lain diluar model. Maka,
disarankan untuk penelitian selanjutnya Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
agar menambahkan variabel lain yang Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
mempengaruhi return saham serta Bandung: Alfabeta.
menambah periode waktu penelitian Sukirno, Sadono. 2008. Teori Pengantar
sehingga dapat memperoleh hasil yang Makroekonomi edisi 3. Jakarta: PT
lebih maksimal. Raja Grafindo Persada.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA Pasa Modal. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Cahyono. 2000. Dasar-dasar Analisis
Kinerja Keungan. Edisi Kedua. Suta. 2000. Menuju Pasar Modal Modern.
Cetakan Pertama. Jakarta: TPWI. Jakarta : Yayasan SAD SATRIA
BHAKTI.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Suyati, Sri. 2015. Pengaruh Inflasi,
Edisi Kelima. Semarang: Universitas Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar
Diponogoro. Rupiah/US Dollar Terhadap Return
Saham Properti yang Terdaftar di
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Bursa Efek Indonesia. Serat Acitya –
Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang. 4
Empat. (3): 79-82
ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi
Volume: 10 No: 2 Tahun: 2017

Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis


Investasi dan Manajemen Portofolio.
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Wibowo, Edy Agung. 2012. Aplikasi
Praktis SPSS dalam Penelitian. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Gava Media.
Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah
Memahami Statistik 2 (Statistik
Inferensia) Untuk Ekonomi dan
Bisnis, Edisi Kedua. Denpasar:
Keraras Media

Anda mungkin juga menyukai