Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN MAGANG

PENGGUNAAN POSTER SEBAGAI SALAH SATU UPAYA

OPTIMALISASI PEMISAHAN DAN PEMILAHAN SAMPAH

RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN BATANG

Laporan ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah magang
OLEH:
ARUM AVITA SARI
6411414073

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

i
ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

magang dengan judul “ Penggunaan Poster Sebagai Salah Satu Upaya

Optimalisasi Pemisahan dan Pemilahan Sampah Rumah Sakit di Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang”.

Tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh nilai tugas akhir semester 7 peminatan Kesehatan Lingkungan jurusan

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini tidak mungkin sukses tanpa

adanya bantuan berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materiil. Untuk ini

penulis dengan rasa rendah hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang yang telah mengijinkan penulis dalam menyusun

tugas ini.

2. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Magang , Bapak Eram Tunggul Pawenang

S.KM., M.Kes. yang telah memberikan bimbingan, petunjuk hingga

terselesainya tugas ini.

iii
3. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang yang telah memberikan

ijin magang di bagian instalasi sanitasi.

4. Pembimbing Lapangan Magang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Batang, Bapak Aditya Rakhmandanu S.KM., yang telah membimbing kami

selama magang berlangsung.

5. Segenap staf serta karyawan Unit Instalasi Sanitasi yang telah membantu dan

memberikan informasi kepada penulis.

6. Rekan-rekan magang di RSUD Kabupaten Batang Ika Himawati, Erpita

Septiana, Sri Nur oktafia Ningsih, dan Endah Nurgita Cahyani yang telah

menemani dan memberi pendapat selama magang.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan yang

telah diberikan dalam penyusunan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang lebih baik. Akhirnya

penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.

Batang, 3 November 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN MAGANG................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR.................................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Permasalahan...................................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................... 3

1.4 Manfaat.............................................................................................................4

BAB II ANALISIS SITUASI......................................................................................6

2.1 Analisis Situasi Umum RSUD Kabupaten Batang....................................... 6

2.1.1 Profil RSUD Kabupaten Batang.....................................................................6

2.1.2 Prosil Instalasi Sanitasi....................................................................................9

2.2 Analisis Situasi Khusus pada Pengelolaan Sampah Rumah Sakit............18

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH.....................................................................22

3.1 Identifikasi Permasalahan pada Pengelolahan Sampah Rumah Sakit.....22

v
3.2 Prioritas Masalah...........................................................................................23

3.3 Pembahasan Prioritas Masalah....................................................................27

3.2.1 Kondisi di Lapangan..................................................................................... 27

3.2.2 Teori.................................................................................................................27

3.2.3 Kerugian atau Dampak yang Dapat Ditimbulkan......................................31

BAB IV PENYELESAIAN MASALAH..................................................................33

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah.................................................................... 33

4.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah.....................................................33

4.3 Intervensi........................................................................................................ 36

1.4.1 Langkah-langkah...........................................................................................36

1.4.2 Perencanaan................................................................................................... 36

1.4.3 Pelaksanaan....................................................................................................37

1.4.4 Evaluasi...........................................................................................................38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 40

5.1 Simpulan.........................................................................................................40

5.2 Saran............................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................42

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ketenagaan Industri Sanitasi RSUD Kab. Batang .............................. 9

Tabel 2.2 Jumlah Sampah Medis di RSUD Kab. Batang Tahun 2017 ............. 21

Tabel 3.1 Penyusunan Prioritas Masalah dengan Metode Delbeq .................... 25

Tabel 4.1 Hasil Skoring Prioritas Pemecahan Masalah ..................................... 35

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Struktur Organisasi RSUD Kab. Batang...........................8

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instansi Sanitasi RSUD Kab. Batang...........18

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan.........................................................................43

Lampiran 2 Desain Poster........................................................................................ 46

Lampiran 3 Aktivitas Kegiatan Magang.................................................................49

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Magang................................................................52

Lampiran 5 Presensi Kehadiran.............................................................................. 53

Lampiran 6 Surat Ketarangan.................................................................................62

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi dapat diartikan sebagai pemeliharaan kesehatan. Menurut WHO,

sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya pengendalian

faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang

merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Dalam lingkungan rumah sakit sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai

faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang mungkin

dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita,

pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit. Rumah Sakit

sebagai sarana pelayanan kesehatan tempat berkumpulnya orang sakit maupun

orang sehat, dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (KEMENKES,

2004). Sanitasi rumah sakit salah satu upaya dan bagian yang tidak

terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam

memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya,karena tujuan

dari sanitasi rumah sakit adalah menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit

agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta

tidak mencemari lingkungan.

1
2

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya

terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) dan

kegiatan pelayanan kesehatan, ternyata di samping dapat menghasilkan

dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien,

juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada

manusia seperti pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan

menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita. Dalam

pelaksanaannya sanitasi rumah sakit seringkali ditafsirkan secara sempit,

yakni hanya aspek kerumahtanggaan seperti kebersihan gedung, kamar mandi

dan WC, pelayanan makanan minuman.

Banyak rumah sakit berlomba-lomba untuk menampilkan citranya melalui

penampilan gedung, kecanggihan peralatan kedokteran serta tenaga dokter

spesialis yang bermutu, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. Sebagai

contoh, banyak rumah sakit besar yang tidak memiliki fasilitas pengolahan air

limbah dan sarana pembakar sampah (incinerator) serta fasilitas cuci

tangannya tidak memadai atau sistem pembuangan sampahnya kurang bagus.

Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut akan dapat membahayakan

masyarakat, baik berupa terjadinya infeksi silang di rumah sakit maupun

pengaruh buruk terhadap lingkungan dan masyarakat luas. Untuk itu apabila

rumah sakit akan menjadi lembaga swadana, aspek sanitasi perlu diperhatikan.

Karena di samping dapat mencegah terjadinya pengaruh buruk terhadap

lingkungan, juga secara ekonomis dapat menguntungkan.


3

Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti rumah sakit yaitu jenis

limbah yang termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang

sangat membahayakan lingkungan, di mana di sana banyak terdapat buangan

virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus

0
dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu di atas 800 C (Jang, 2006;

Gautam, 2010; Blenkham, 2006). Di RSUD Kabupaten Batang menggunakan

pihak ketiga dalam pengelolaan sampah infeksius maupun non infeksius.

Akan tetapi untuk pemisahan sampahnya sendiri masih belum sesuai, baik

sampah infeksius dengan sampah non infeksius maupun sampah infeksius

tajam dan sampah infeksius non tajam seperti masih ditemukan sampah medis

tajam berupa jarum dibuang di sampah medis non tajam dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis ingin memberikan evaluasi

dan solusi terhadap cara pemisahaan sampah medis tajan dan non tajam serta

sampah non medis di RUSD Kabupaten Batang.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dari laporan ini yaitu bagaimana cara meningkatkan perilaku

petugas medis dalam upaya pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit di

RUSD Kabupaten Batang

1.3 Tujuan

Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan

perilaku petugas medis dalam upaya optimalisasi pemisahan dan pemilahan

pemisahaan sampah rumah sakit di RUSD Kabupaten Batang.


4

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

1.4.1.1 Mendapatkan pengalaman dan ketrampilan di bidang manajemen perusahaan

dan instansi kesehatan

1.4.1.2 Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di perusahaan dan instansi kesehatan

1.4.1.3 Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat

terhadap permasalahan di perusahaan dan instansi kesehatan

1.4.1.4 Mendapatkan bahan untuk penulisan laporan magang di perusahaan dan

instansi kesehatan

1.4.2 Bagi Instansi

1.4.2.1 Instansi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian

masalah dibidang kesehatan untuk kebutuhan di unit kerja masing-masing

1.4.2.2 Instansi mendapat alternative calon karyawan yang telah dikenal mutu dan

kredibilitasnya

1.4.2.3 Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

instansi tempat magang dengan IKM FIK UNNES

1.4.3 Bagi Jurusan IKM

1.4.3.1 Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran

1.4.3.2 Memperkenalkan jurusan IKM FIK kepada perusahaan dan instansi kesehatan

1.4.3.3 Mendapatkan masukan bagi pengembang jurusan IKM

1.4.3.4 Terbinanya jaringan kerjasama dengan instansi tempat magang dalam upaya

meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan


5

pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam

pembangunan kesehatan masyarakat.


BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1 Analisis Situasi Umum RSUD Kabupaten Batang

2.1.1 Profil RSUD Kabupaten Batang

2.2.3.1 Data Umum RSUD Batang

1. Nama : RSUD BATANG

2. Nomer kode pos : 3325015

3. Kelas RS : C Non Pendidikan

4. Pola pengolahan keuangan : Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

5. Dasar hokum :

a. Ijin Operasional Rumah Sakit

Surat Keputusan Bupati Batang Nomor 445/473/2015

b. Penetapan Kelas/Type RS

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

545/Menkes/VI/1996 tanggal 05 Juni 1996

6. Status Pemilik : Pemerintah Kabupaten Batang

7. Alamat : Jl. Dr. Soetomo No 42

8. Telp : (0285) 391033, 4493034, 4493035

9. Fax : (0285) 391206

10. Akreditasi :

a. Akreditasi Penuh Tingkat Dasar 5 Pokja Pelayanan (1999)

6
7

b. Akreditasi Penuh Tingkat Lanjutan 12 Pokja Pelayanan (2006)

c. Akreditasi Tingkat Paripurna Versi 2012 (2016)

2
11.Luas Lahan : ±26.501 m
2
12.Luas Bangunan : ±16.333 m
13.Kapasitas Tempat Tidur : 235 tempat tidur

2.2.3.2 Visi, Misi, Filosofi dan Motto

Untuk mewujudkan eksistensi sebagai rumah sakit kelas C agar mampu

memberikan pelayanan secara professional maka visi dan misi RSUD Batang

ditetapkan, sebagai berikut :

Visi :

Menjadi Rumah sakit pilihan utama/kebanggaan masyarakat dan pusat

rujukan kesehatan di Kabupaten Batang dan sekitarnya

Misi :

1. Memberikan pelayanan secara paripurna, bermutu dan terjangkau bagi

seluruh lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan profesionalisme seluruh karyawan rumah sakit.

3. Melakukan kerjasama dengan pihak terkait dalam pelayanan kesehatan.

Filosofi:

1. Bekerja dengan ikhlas, menjaga amanah serta semangat kebersamaan

dalam tim merupakan modal utama kami.

2. Ramah tamah, kasih sayang, keterbukaan dan saling menghargai

merupakan budaya kami.


8

3. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan kami.

Motto :

Kesembuhan Anda merupakan tekad dan kebahagian kami.

2.2.3.3 Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 8 Tahun 2016 tentang

pembentukan dan susunan perangkat daerah (lembaran daerah Kabupaten Batang

tahun 2016 Nomor 8), Rumah Sakit Umum Daerah Batang (RSUD BATANG)

dipimpin oleh oleh seorang Direktur yang membawahi satu Bagian Tata Usaha

dan tiga Kepala Bidang, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Direktur
Dr. Junaedi W, Msi. Med,
SpPK BAGIAN TATA
Kelompok USAHA
Jabatan Sumino, SH.
Fungsional

SUB BAGIAN RT SUB BAGIAN SUB BAGIAN


& UMUM & PERENCANAAN
PERLENGKAPAN KEPEG & KEU
Lukmana Setisj, Arinal H, SE, Moh najib, SAP
SKM MM.

BIDANG MONEV BIDANG BIDANG


DAN PELAYANAN DAN KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN PENUNJANG
Yuli suryandaru,
MUTU Dr. Utariyah S.Kep
Agus Dwi P, S.Kep. Budiastuti
SEKSI
SEKSI SEKSI PELAYANAN
MONITORING PELAYANAN KEPERAWATAN
MEDIK DAN NON
&EVALUASI Ns. Joko Sutrisno,
MEDIK
Trisnani W, S.KM. De. Nur Hidayati S.Kep

SEKSI REKAM SEKSI ASUHAN


SEKSI PENUNJANG DAN ETIKA
MEDIK &
MEDIK DAN NON KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN
MEDIK
MUTU Ns. M.Fajeri,
Harkinto, SKM. S.Kep
De. Feria Kurniawati

Gambar 2.1 Gambar Struktur Organisasi RSUD Kab. Batang


9

2.1.2 Prosil Instalasi Sanitasi

Instalasi Sanitasi merupakan salah satu Instalasi yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan pengelolaan aspek lingkungan fisik, kimia, dan biologis

rumah sakit sehinggga tercipta kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi

standar sanitasi, baku mutu lingkungan serta mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan.

2.1.2.1 Ketenagaan

Jumlah tenaga yang tersedia saat ini berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri dari :

Tabel 2.1 Ketenagaan Industri Sanitasi RSUD Kab. Batang


NO. NAMA URAIAN TUGAS
1. Aditya Rakhmandanu, SKM Kepala Instalasi sekaligus bertugas
sebagai Penanggung Jawab Pengawasan
Lingkungan Fisik, Kualitas Lingkungan
dan Adminstrasi

2. Meita Fitriana, A.Md. Penanggung Jawab Pemantauan


Lingkungan, Pemeliharaan Kebersihan
dan Pertamanan serta Pemeliharaan
Fasilitas Sanitasi
3. Guno Prasetyo Staff Adminstrasi
4. Arif Firdaus Staff Adminstrasi
5. Warnoto Penanggung Jawab Pengelolaan Limbah
B3/sampah infeksius
6. Edy Winoto Pelaksana Pengelolaan Limbah
B3/sampah infeksius

7. Wahyudi Penanggung Jawab Pengelolaan Air


Limbah, Air bersih dan Pemeliharaan
IPAL
8. Kiki Adianto Pelaksana Pengelolaan Air Limbah, Air
bersih dan Pemeliharaan IPAL
10

2.1.2.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki, antara lain, yaitu:

1. Instalasi Penyediaan Air Bersih dengan Sarana Pendukungnya

Air bersih di RSUD Batang bersumber dari air tanah dan PDAM. Dengan

pedoman jumlah tempat tidur di RSUD Batang yaitu sejumlah 235 TT,

maka dapat diketahui kebutuhan air perhari. Jumlah keseluruhan

3
penggunaan air bersih di RSUD Batang yaitu ± 118 m /hari. Penggunaan
3
air tanah sebesar ± 83 m /hari dan penggunaan air dari PDAM sebesar ±
3
35 m /hari.

2. Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).

IPAL RSUD Batang masih menggunakan metode Biofilter, yang dalam

prosesnya menggunakan reaktor biofilter melalui proses gabungan antara

3
anaerob dan aerob. Untuk kapasitas IPAL yaitu ±350 m . terdiri dari : Bak

Sumpit, Bak Ekualisasi, Reaktor Biofilter, Reservoir Tank, Reaktor Post

Treatment, Kolam Indikator dan Klorinasi dan Bak Effluent.

3. Sarana Pengolah Limbah Medis (Incinerator)

Incenerator RSUD Batang sudah tidak dioperasionalkan dan mengadakan

kerjasaman dengan pihak ketiga dalam pengangkutan dan pengolahan

sampah infeksius/medis. Spesifikasi incenerator menggunakan dual burner

dan dual blower dengan kapasitas chamber pembakaran 50 kg, bahan

bakar yang digunakan yaitu solar, tinggi cerobong ± 12 meter, dan suhu

o
pembakaran antara 800 s/d 1200 C.
11

4. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah Infeksius.

Sampah infeksius yang dihasilkan oleh RSUD Batang ± 5 ton/bulan

2
dengan luas TPS ± 12 m yang digunakan untuk menampung sampah

infeksius yang dihasilkan dari masing-masing ruangan rawat inap maupun

poliklinik, kemudian tiap 3 kali dalam seminggu diangkut oleh pihak

ketiga penyedia jasa pengangkut pengolahan sampah infeksius.

2.1.2.3 Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Kegiatan pokok Instalasi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan RSUD

Kabupaten Batang adalah kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit

dengan rincian kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Pemantauan kualitas lingkungan

a. Pemantauan air limbah

b. Pemantauan mikrobiologi udara ruang

c. Pemantauan kualitas air bersih

d. Pemantauan kualitas air minum

e. Pemantauan udara ambient

f. Pemantauan mikro makanan dan alat makan

g. Pemantauan sterilisasi linen dan alat medis

h. Pemantauan penjamah makanan dan petugas gizi

2. Pemeiharaan Kebersihan dan Pertamanan

3. Pengendalian serangga dan binatang

pengganggu a. Pengendalian tikus


12

b. Pengendalian lalat (menghitung kepadatan lalat)

c. Pengendalian nyamuk (pelaksanaan ABJ)

d. Pengendalian kucing

e. Pengendalian kecoa, ulat dan belalang, maupun hama pengganggu

lainnya

4. Pemeliharaan IPAL

a. Pengecekan pompa transfer, pompa kolam, pompa effluent, pompa

dosing kaporit, blower IPAL.

b. Pembersihan lemak dapur pada bak kontrol

c. Pembersihan kolam indikator

d. Melakukan drain tiap 2 minggu sekali untuk mengurangi sludge di

reaktor biofilter maupun post treatment

e. Pengisian ulang kaporit dalam feeder pompa dosing

f. Pemantauan Bak Pretreatment Laundry, Laboratorium dan

Hemodialisa

g. Perbaikan saluran plumbing IPAL dari kemampetan maupun

kebocoran

5. Pengelolaan sampah infeksius

a. Sampah padat infeksius benda tajam

 Pengambilan sampah padat infeksius benda tajam dari ruangan

dibawa ke Tempat penampungan Sementara (TPS) sampah infeksius


13

 Penggantian safety box

 Pemilahan dan pencatatan

 Pengambilan sampah oleh pihak ketiga

b. Sampah padat infeksius non tajam

 Pengambilan sampah pada infeksius non tajam dari ruangan dibawa

ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah infeksius

 Penggantian kantong plastik sampah warna kuning

 Pemilahan dan pencatatan

 Pengambilan sampah oleh pihak ketiga

6. Pelaksanaan inspeksi sanitasi

7. Pengadaan anggaran kegiatan sanitasi

a. Pengusulan anggaran tahunan sanitasi

b. Pengusulan anggaran bulanan sanitasi

c. Pengusulan anggaran perubahan sanitasi

8. Pemenuhan indikator mutu instalasi sanitasi

a. Pemenuhan indikator mutu pengelolaan limbah padat infeksius

b. Pemenuhan indikator mutu pengelolaan limbah cair untuk parameter

Fisika, Kimia dan Biologi

9. Pengembangan SDM

a. Pelatihan.

b. Bimbingan teknis
14

c. Rapat rutin Instalasi Sanitai

10. Pelaksanaan orientasi pegawai baru

a. Memberikan bimbingan/pembinaan kepada pegawai baru, mahasiswa

praktik, dan mahasiswa yang melakukan penelitian.

b. Memberikan sosialisasi akreditasi Rumah Sakit.

Evaluasi kegiatan dilakukan dari analisa laporan kegiatan program tiap

bulan kemudian menjadi laporan penilaian kinerja Instalasi Sanitasi. Evaluasi

kegiatan dilaporkan dalam laporan tahunan melalui Kepala Bagian Monev dan

Pengembangan Mutu, dengan tembusan kepada Kepala Bidang Penunjang,

Pokja PPI, Pokja MFK dan unit terkait.

2.1.2.4 Uraian Tugas

1. Kepala Instalasi Sanitasi

a. Merencanakan program kerja instalasi sebagai pedoman pelaksanaan

tugas Instalasi Sanitasi.

b. Merencanakan anggaran biaya untuk kegiatan instalasi Sanitasi.

c. Mengusulkan anggaran biaya untuk kegiatan instalasi Sanitasi ke

manajemen.

d. Mendistribusikan tugas kepada seluruh staff instalasi Sanitasi sesuai

dengan bidang tugasnya agar tepat sasaran dan sesuai dengan

kemampuan SDM.

e. Mengevaluasi dan menilai kinerja staff instasi Sanitasi dengan

pedoman yang berlaku.


15

f. Menyusun konsep dinas berupa SOP atau Protap sebagai pedoman

pelaksanaan tugas di Instalasi Sanitasi.

g. Melaporkan pelaksanaan kegiatan instalasi Sanitasi ke manajemen.

h. Memberikan bimbingan kepada seluruh staff instalasi Sanitasi dan

Mahasiswa yang melakukan magang.

i. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait.

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugas yang diberikan.

2. Administrasi

a. Mengelola administrasi instalasi sanitasi.

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugas yang diberikan.

3. Pengelola Sampah Medis

a. Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga pengangkut dan

pengolah sampah infeksius.

b. Menyiapkan dan mendistribusikan plastik dan safety box setiap hari

ke masing-masing ruangan.

c. Melakukan pengambilan sampah infeksius yang ada di tiap ruangan

sehari 2 kali.

d. Menata sampah infeksius yang sudah ditimbang dan terbungkus rapi

untuk dimasukkan ke dalam troly kemudian dimasukkan ke dalam

TPS sampah infeksius.


16

e. Melakukan kegiatan penerimaan sampah infeksius dari ruangan dan

memasukkannya ke dalam checklist.

f. Melakukan penimbangan sampah infeksius.

g. Melakukan pencatatan hasil penimbangan sampah infeksius ke

dalam logbook.

h. Membersihkan lingkungan sekitar TPS setelah penimbangan dan

pengangkutan sampah.

i. Membuat laporan dan evaluasi kegiatan.

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4. Pemeliharaan Air Limbah Dan Air Bersih

a. Mengelola laporan perbaikan tiap ruangan dan koordinasi perbaikan

fasilitas sanitasi.

b. Mengelola laporan perbaikan tiap ruangan dan koordinasi perbaikan

sarana dan instalasi IPAL.

c. Mengelola laporan perbaikan tiap ruangan dan koordinasi perbaikan

sarana dan instalasi air bersih.

d. Mengkoordinasikan tugas pengendalian serangga dan binatang

pengganggu di rumah sakit.

e. Memelihara dan memperbaiki sarana sanitasi dan instalasi IPAL.

f. Memelihara dan memperbaiki sarana sanitasi dan instalasi air bersih.


17

5. Kebersihan dan Pertamanan

a. Memelihara kebersihan ruangan, sarana ruangan, kamar mandi,

lantai, jalan selasar sesuai dengan tupoksi.

b. Memelihara kebersihan taman dan pohon, mengambil sampah non

medis tiap hari sesuai dengan tupoksi.

6. Penanggung Jawab Pemantauan Lingkungan, Pemeliharaan Kebersihan

dan Pertamanan serta Pemeliharaan Fasilitas Sanitasi

a. Melakukan pemntauan kualitas lingkungan rumah sakit beserta

evaluasinya.

b. Melakukan pemantauan kebersihan lingkungan dan pertamanan

rumah sakit beserta evaluasinya.


18

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instansi Sanitasi RSUD Kab. Batang

2.2 Analisis Situasi Khusus pada Pengelolaan Sampah Rumah Sakit

2.2.1 Limbah Padat (Sampah)

1. Sumber limbah padat RSUD Kabupaten Batang

a. Seluruh aktifitas layanan RSUD Kabupaten Batang, baik layanan

kesehatan maupun layanan penunjang lainnya

b. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

2. Pengelolaan limbah padat (sampah) RSUD Kabupaten Batang


19

Pengelolaan limbah padat (sampah) yang sudah dilakukan di RSUD

Kabupaten Batang

a. Pihak RSUD Kabupaten Batangtelah memiliki devisi yang menangani

sanitasi lingkungan (IPRS)

b. Pihak RSUD Kabupaten Batang telah melakukan kerjasama kepada

penyedia jasa kebersihan (cleaning service) untuk membantu pelaksanaan

kegiatan kebersihan di lingkungan RSUD Kabupaten Batang

c. Pihak RSUD Kabupaten Batang telah memiliki SOP untuk pengelolaan

limbah umum (non infeksius) dan SOP untuk pengelolaan limbah medis

(infeksius)

d. Pihak RSUD Kabupaten Batang telah menyediakan sarana kebersihan

lingkungan

a) Sarana dan atau alat serta material untuk kebersihan ruangan gedung:

sapu lantai, alat pel lantai dan pengharum lantai, sikat lantai, tempat

sampah ruangan

b) Sarana dan atau alat serta material untuk kebersihan untuk ruangan

kamar mandi dan WC: sikat lantai, pembersih flak atau kotoran yang

menempel di keramik dinding, lantai kamar mandi, tempat sampah

ruangan.

c) Sarana dan atau alat serta material untuk kebersihan halaman gedung:

sapu halaman, sabit, cangkul, tempat sampah, gerobak sampah.


20

2.2.2 Sampah Non Medis

Sampah non medis yaitu sampah yang umumnya berasal dari kegiatan

kantor, dapur dan halaman rumah sakit (kertas/kardus, plastic, tisu, daun, alat

tulis kantor, bungkus makanan/sisa makanan, botol/kaleng sisa minuman)

dimasukan ke dalam tempat sampah yang didalamnya dilapisi dengan kantong

plastik berwarna hitam.

Sampah non medis dari ruangan/kantor dan halaman yang telah dibungkus

dengan kantong plastic warna hitam diambil dan dibawa dengan gerobak/troli

khusus sampah non medis ke Tempat Penampungan Sampah Sementara

(TPS)/container sampah untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan

akhir oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota (DCKTRK) Kabupaten

Batang. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi sanitasi dan data

yang ada di RSUD Kabupaten Batang, berat total sampah non medis yang

dihasilkan rata-rata sebesar 500 kg/hari.

2.2.3 Sampah Medis

Sampah medis adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan

medik termasuk dari laboratorium dan farmasi dan bersifat infeksius, dalam

pengelolaannya dibedakan menjadi dua yaitu:

2.2.3.1 Sampah Medis Tajam

Antara lain spuit/disposable syringe, jarum suntik, pisau operasi, lancet,

abocath dan pecahan ampul/botol/kaca) dimasukkan dalam safety box warna

kuning.
21

2.2.3.2 Sampah Medis Non Tajam

Antara lain botol-botol sisa obat dan botol infus/flabot, perban, kasa, masker,

handscoon, selang drain, selang NGT, selang oksigen, selang suction, plaster,

kantong urin/darah/hasil suction, pembalut, duk/linen bekas operasi terkena noda

darah yang tidak terpakai, dan lain-lainnya dimasukkan ke dalam tempat sampah

yang didalamnya sudah dilapisi kantong plastic warna kuning.

Sampah medis infeksius dari ruangan diambil dan dibawa dengan troli

sampah medis untuk dimasukkan ke tempat penampungan sementara (TPS B3)

untuk selanjutnya dilakukan pengangkutan dan pemusnahan ke pihak ketiga

yaitu PT. Arah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi sanitasi

dan data yang ada di RSUD Kabupaten Batang, berat total sampah medis yang

dihasilkan rata-rata hampir mencapai 150 kg/hari yaitu 143 kg/hari.

Tabel 2.2 Jumlah Sampah Medis di RSUD Kab. Batang Tahun 2017
Waktu (Bulan) Berat Limbah (kg)
Januari 4.576,40
Februari 4.595,10
Maret 3.991,70
April 4.297,20
Mei 4.546,70
Juni 3.842,60
Sumber: Instalasi Sanitasi RSUD Kabupaten Batang, 2017.
BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Identifikasi Permasalahan pada Pengelolahan Sampah Rumah Sakit

Pelaksanaan magang yang dilaksanakan selama 5 minggu mulai dari tanggal 2

Oktober 2017 sampai dengan 3 November 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Batang, penulis di tempatkan di bagian kesehatan lingkungan rumah

sakit yaitu instalasi sanitasi. Berdasarkan data-data sekunder yang telah diperoleh

dan hasil observasi di lingkungan kerja, maka diperoleh beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran karyawan/petugas dalam pemisahan dan pemilahan

sampah medis tajam dengan sampah medis non tajam RSUD Kabupaten

Batang.

Dalam pemisahan dan pemilahan sampah medis tajam dan non tajam

masih tercampur. Menurut karyawan-karyawan instalasi sanitasi masih

ditemukan sampah medis tajam berupa jarum dibuang di sampah medis non

tajam dan sebaliknya. Kemungkinan hal ini terjadi karena kelalaian petugas

rumah sakit yang bertugas ataupun karena hal lain. Dapat dilhat dari sampah

medis tajam dibuang di tempat sampah medis non tajam ditemukan di 5

ruangan dari 19 ruangan. Dan untuk pembuangan sampah medis non tajam

yang dibuang di tempat sampah medis tajam ada 15 ruangan dari 19 ruangan.

2. Belum tersedianya TPS untuk limbah padat umum/domestik/non medis RSUD

Kabupaten Batang.

22
23

Di RSUD Kabupaten Batang belum ada TPS sampah domestik tapi hanya

tersedia bak besar untuk megumpulkan kantong-kantong sampah domestik.

Bak besar penampung sampah domestic yang ada di RSUD Kab. Batang

berjumlah 2 bak sampah.

3. Kesadaran penunggu pasien, pengunjung dan pegawai RSUD Kabupaten

Batang untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan RSUD Kabupaten Batang

masih kurang.

Masih ditemukannya beberapa pengunjung dan pasien membuang

sampah sembarangan. Tidak hanya mereka, pegawai RSUD Kabupaten

Batang juga belum sepenuhnya menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit.

Sampah yang berserakan sering ditemukan di ruang inap sebanyak 13 dari 35

ruangan yang ada di RSUD Kab. Batang.

3.2 Prioritas Masalah

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan

masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang

tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena

adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak

perlu semua masalah diselesaikan. Metode yang dapat digunakan dalam penentuan

prioritas masalah antara lain: metode USG, Pent, metode Delphi, metode Hanlon,

metode Delbeq, ataupun metode pohon masalah. Metode yang digunakan untuk

menentukan prioritas masalah adalah metode Delbeq. Pada metode ini


24

diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan bobot (yang merupakan

nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 10 dengan kriteria:

1. Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada

kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi

terkait.

2. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,

kecenderungannya dari waktu ke waktu.

3. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi

masalah baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian

masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah.

4. Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau

metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya

kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis)

dan sebagainnya.

Langkah- langkah yang harus dilakukan sebagai berikut

1. Menentukan terlebih dahulu bobot masing- masing kriteria (nilai 0- 10)

2. Mengisi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor

masing-masing masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah

disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot

dan skor yang dipilih reratanya.

3. Menjumlahkan nilai masing- masing kolom dan menentukan prioritasnya

berdasarkan jumlah skor tertinggi sampai terendah.


25

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di RSUD Kabupaten Batang

diatas, maka diperoleh prioritas masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran karyawan/petugas dalam pemisahan dan pemilahan

sampah medis tajam dengan sampah medis non tajam RSUD Kabupaten

Batang.

2. Belum tersedianya TPS untuk limbah padat umum/domestic/non medis RSUD

Kabupaten Batang.

3. Kesadaran penunggu pasien, pengunjung dan pegawai RSUD Kabupaten

Batang untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan RSUD Kabupaten Batang

masih kurang

Tabel 3.1 Penyusunan Prioritas Masalah dengan Metode Delbeq


No. Daftar Kriteria dan Bobot Maksimum Jumlah Prioritas
Masalah Besar Kegawa Biaya Kemuda Skor
Masalah tan han
Bobot Rata-rata 10 10 10 10
1. Kurangnya 8 7 10 10 350 I
kesadaran
karyawan/petug
as dalam
pemisahan dan
pemilahan
sampah medis
tajam dengan
sampah medis
non tajam
RSUD
Kabupaten
Batang
2. Belum 6 7 5 5 230 III
tersedianya TPS
untuk limbah
padat
26

umum/domestic
/non medis
RSUD
Kabupaten
Batang
3. Kesadaran 8 7 8 10 330 II penunggu

pasien,
pengunjung dan
pegawai RSUD
Kabupaten
Batang untuk
ikut menjaga
kebersihan
lingkungan
RSUD
Kabupaten
Batang masih
kurang

Berdasarkan tabel diatas, prioritas masalah dengan menggunakan metode yang

sesuai antara lain:

I : Kurangnya kesadaran karyawan/petugas dalam pemisahan dan pemilahan

sampah medis tajam dengan sampah medis non tajam RSUD Kabupaten Batang II

: Kesadaran penunggu pasien, pengunjung dan pegawai RSUD Kabupaten Batang

untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan RSUD Kabupaten Batang masih

kurang

III : Belum tersedianya TPS untuk limbah padat umum/domestic/non medis

RSUD Kabupaten Batang.


27

3.3 Pembahasan Prioritas Masalah

3.2.1 Kondisi di Lapangan

Semua sampah baik medis maupun non medis dari ruangan dibuang di

tempat/wadah/penampungan sampah sesuai jenis dan sifatnya. Sampah medis

infeksius dari ruangan diambil dan dibawa dengan troli sampah medis untuk

dimasukkan ke tempat penampungan sementara (TPS B3) untuk selanjutnya

dilakukan pengangkutan dan pemusnahan ke pihak ketiga yaitu PT. Arah.

Sampah non medis dari ruangan/kantor dan halaman yang telah dibungkus

dengan kantong plastic warna hitam diambil dan dibawa olehpetugas kebersihan

RS dengan gerobak/troli khusus sampah non medis ke Tempat Penampungan

Sampah Sementara (TPS)/container sampah untuk selanjutnya dibuang ke

tempat pembuangan akhir oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota

(DCKTRK) Kabupaten Batang.

Di RSUD Kabupaten Batang dalam pemisahan dan pemilahan sampah

medis tajam dan non tajam masih tercampur tidak sesuai dengan jenis sampah

dan tempatnya. Menurut karyawan-karyawan instalasi sanitasi masih ditemukan

sampah medis tajam berupa jarum dibuang di sampah medis non tajam maupun

sebaliknya.

3.2.2 Teori

1. Limbah Medis Padat

Penyehatan lingkungan rumah sakit merupakan upaya dan bagian yang

tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam


28

memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya, karena tujuan

dari sanitasi rumah sakit tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan

rumah sakit agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya

infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan. Salah satu factor

lingkungan yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pelayanan sanitasi

rumah sakit adalah limbah

padat yaitu sampah yang dihasilkan dari kegiatan rawat jalan, rawat ianap,

pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologi, patologi, kedokteran,

dan sebagainya yang menghasilkan berbagai macam limbah atau buangan.

Tempat pewadahan limbah medis padat menurut Kemenkes RI no

1204/MENKES/SK/X/2004 yaitu:

1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan

mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya

fiberglass.

2. Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat

pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non medis.

3. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3

bagian telah terisi limbah.

4. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus

(safety box) seperti botol atau karton yang aman.

5. Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang

tidak langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan


29

larutan disinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk

kantong plastic yang telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah

tersebut tidak boleh digunakan lagi.

2. Poster

1. Definisi Poster

Poster merupakan lembar informasi yang biasanya ditempelkan di tempat

tertentu agar sasaran mudah melihat dan membacanya. Poster harus padat

dan jelas karena orang hanya melihat dan membaca secara sepintas. Selain

itu, poster sering dipasang di daerah terbuka sehingga terkena [anas dan

hujan. Poster juga dipasang didalam ruang-ruang tunggu seperti

Ukuran : 40 cm x 60 cm

Bahan art paper : 150 gr

Cetakan : 4/0 yaitu kode yang digunakan untuk membuat cetakan

separasi pada satu sisi media cetakan.

3. Struktur Poster

1. Headline (Judul)

Tulisan paling besar dan mudah terbaca. Tujuh puluh point untuk jarak

pandang lima meter dan merupakan pesan dari keseluruhan isi poster.

2. Subjudul (Dibawah Judul)


30

Dapat mengikuti judul dan pisisinya berada dibawah judul. Subjudul

ini digunakan untuk lebih menerangkan pesan pada judul. Masih

menjadi satu kesatuan dan memiliki keunikan dengan menggunakan

kata-kata yang menarik, ajakan, nasihat atau peringatan.

3. Teks Kalimat

Lebih menerangkan pesan di poster secara singkat. Informasi lebih

bisa diperpanjang tetapi tidak memasukkan seluruh pesan. Memilih

informasi yang dianggap paling penting dengan tema yang sesuai

poster.

4. Logo/Identitas

Penempatan logo disesuaikan dengan desain.

5. Ilustrasi/Fotografi

Sebagai unsur utama atau pelengkap pesan dari poster tersebut.

Sangat erat kaitanya dengan penunjang atraktif warna, keunikan

gambar hingga penampilan secara keseluruhan. Dapat juga menjadi

unsur pertama dalam menarik perhatian sasaran/orang-orang.

4. Tata Letak dan Format Poster

1. Judul tidak terlalu panjang

Menjaga agar judul tetap pendek, tajam, dan tepat sasaran. Judul

perlu menyoroti materi informasi yang diinginkan, tapi tidak perlu

menyebutkan semua kesimpulan.

2. Ukuran judul tidak terlalu besar atau terlalu kecil


31

Membuat judul cukup besar untuk dibaca dengan mudah dari jarak

yang cukup jauh (katakanlah, 25-50 kaki)

3. Tidak membuat ukuran huruf yang terlalu kecil

Ukuran huruf yang tidak terlalu kecil membantu agar poster mudah

dibaca.

4. Menggunakan jenis huruf yang tidak membuat sakit mata

Dalam pemilihan jenis huruf dihindari memilih huruf yang lebih sulit

dibaca, dan menggunakan huruf-huruf yang ambigu.

5. Jangan terlalu bervariasi dalam menggunakan jenis huruf/topografi

Misalnya, jangan menggunakan sesuatu yang berbeda untuk setiap bit

teks dan grafis. Merancang susunan informasi sesuai rancangan

letaknya.

3.2.3 Kerugian atau Dampak yang Dapat Ditimbulkan

1. Gangguan kenyamanan dan estetika menyebabkan estetika lingkungan

menjadi kurang sedap dipandang

2. Garam-garam yang terlarut (korosif dan karat) air yang berlumpur yang

dapat menurunkan kualitas bangunan disekitar rumah sakit

3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus,

senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nitrent tertentu dan fosfor

4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai

jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam berat

seperti Hg, Pb dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi


32

5. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat

yang baik bagi vector penyakit seperti lalat dan tikus

6. Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya jarum

suntik atau benda tajam lainnya.

7. Adanya partikel debu yang berterbangan akan mengganggu pernafasan,

menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit

mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit.


BAB IV

PENYELESAIAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi penyebab masalah di atas, maka untuk

menanggulangi permasalahan tersebut, ada beberapa pilihan pemecahan masalah

yang dapat digunakan, antara lain:

1. Melakukan sosialisasi tentang pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit

kepada dokter, perawat dan petugas pelayanan medis lainnya

2. Membuat media cetak berupa poster pemisahan dan pemilahan sampah rumah

sakit

3. Membuat media cetak berupa booklet pemisahan dan pemilahan sampah

rumah sakit

4.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah merupakan pemilihan satu

alternatif diantara bebagai alternatif pemecahan masalah yang tersedia. Untuk

memilih satu diantara berbagai alternatif pemecahan masalah yang tersedia maka

perlu dilakukan prioritasi. Metode Reinke adalah metode penentuan prioritas

dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif. Metode ini merupakan metode dengan mempergunakan

skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

33
34

1. M= Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat dari %

atau jumlah/ kelompok yang terkena masalah,keterlibatan masyarakat serta

kepentingan instansi terkait. Semakin besar suatu masalah maka semakin

besar skor yang dapat diberikan

2. I= Importancy/ kegawatan masalah (tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu). Semakin gawat suatu

masalah maka semakin besar skor yang dapat diberikan

3. V= Vulnerability (sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitasnya dapat diketahui dari

perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan

(input) yang dipergunakan. Semakin sensitif suatu pemecahan masalah maka

semakin besar skor yang dapat diberikan

4. C= Cost (biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan

masalah. Semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

pemecahan masalah maka semakin kecil skor yang dapat diberikan

5. P= Prioritas atau pemecahan masalah. Prioritas atau pemecahan masalah dapat

diperoleh dengan menggunakan rumus:

P = (M x V x I) : C

Sama seperti metode yang lain dengan menggunakan skor, maka untuk

mempermudah pengerjaan diperlukan adanya tabel. Prioritas masalah atau

pemecahan masalah diperoleh dengan mengurutkan jumlah nilai P dari yang

tertinggi sampai terendah.


35

Dari ketentuan tersebut, hasil pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Skoring Prioritas Pemecahan Masalah


Daftar Alternatif Jalan
No. M I V C Total Prioritas
Keluar
1. Melakukan sosialisasi 3 4 4 3 16 II
tentang pemisahan dan
pemilahan sampah rumah
sakit kepada dokter, perawat
dan petugas pelayanan
medis lainnya
2. Membuat media cetak 5 3 5 4 18.75 I
berupa poster pemisahan
dan pemilahan sampah
rumah sakit
3. Membuat media cetak 4 2 4 5 6.5 III
berupa booklet pemisahan
dan pemilahan sampah
rumah sakit

Dari hasil perhitungan prioritas pemecahan masalah diperoleh prioritas

alternatif pemecahan masalah yaitu :

I : Membuat media cetak berupa poster pemisahan dan pemilahan sampah

rumah sakit

II : Melakukan sosialisasi tentang pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit

kepada dokter, perawat dan petugas pelayanan medis lainnya

III : Membuat media cetak berupa booklet pemisahan dan pemilahan sampah

rumah sakit

Pengadaan poster ini guna mengoptimalisasikan pemisahan dan pemilahan

sampah rumah sakit, penulis lebih memilih pengadaan poster karena informasi

yang disampaikan ringkas, padat dan jelas. Selain itu penempatannya di sekitar
36

tempat sampah medis maupun sampah non medis lebih mudah dilihat dan dibaca

oleh para petugas medis.

4.3 Intervensi

1.4.1 Langkah-langkah

1. Membuat desain poster tentang pemisahan dan pemilahan smpah rumah

sakit, dengan ukuran poster A4.

2. Mencetak poster dengan menggunakan kertas stiker.

3. Menempel dan memsangkan poste ke dinding yang dekat dengan tempat

sampah medis di rumah sakit.

1.4.2 Perencanaan

1.4.2.1 Nama Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan yaitu pengadaan poster dalam

mengoptimalisasikan pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit di

Rumah Sakit Umum Kabupaten Batang.

1.4.2.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran para petugas

medis agar melakukan pemilahan dan pemisahan sampah medis tajam dan non

tajam dengan benar.

1.4.2.3 Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah para petugas medis yang bekerja pada

RSUD Kabupaten Batang.


37

1.4.2.4 Biaya

Tabel 4.2 Angaran Biaya Membuat Media Cetak Poster

Nama Barang Harga (Rp) Jumlah Total (Rp)


Stiker ukuran A3 9.000 10 90.000

1.4.2.5 Waktu

Pemasangan poster dilakukan pada minggu kelima magang yaitu 30

Oktober- 3 November 2017.

1.4.3 Pelaksanaan

Dalam melakukan intervensi ini penulis meminta izin dan

berkonsultasi dengan kepala instalasi sanitasi rumah sakit untuk menempelkan

dan memasang poster. Poster dipasang pada tempat (dinding) dekat dengan

tempat sampah medis. Pemasangan poster dilakukan pada hari Jum’at, 3

November 2017 dan dipasang di seluruh ruangan yang ada kegiatan medis

sebanyak 19 ruangan yaitu Ruang Poli, Ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS),

Ruang Rawat Inap Mawar 1 dan 2, Ruang Rawat Inap Bougenvile Ruang

Rawat Inap Anggrek, Ruang Rawat Inap Wiku/Lily, Ruang Rawat Inap Nusa

Indah, Ruang Rawat Inap Melati, Ruang Rawat Inap Dahlia, Ruang Rawat

Inap Flamboyan, Ruang Rawat Inap ICU, Ruang Rawat Inap Kenanga, Ruang

Rawat Inap Teratai, Instalasi Laboratorium Klinik, Unit Haemodialisa,

Pelayanan Laparascopy – Colonoscopy – EEG – EKG – USG.


38

1.4.4 Indikator Keberhasilan

Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang ditetapkan telah

tercapai yaitu terpasangnya semua poster di tempat yang sesuai, antara lain

didekat tempat sampah non medis, medis tajam dan medis non tajam.

1.4.5 Evaluasi

Evaluasi dijalankan mengikuti suatu kerangka kerja sistem yang dapat

menilai setiap tahap pelaksaan program, tahap pelaksanaan program, mulai

tahap input, proses kegiatan, output, dasil sampai dengan dampak program.

Evaluasi dari kegiatan pengadaan poster dalam mengoptimalisasikan

pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit di Rumah Sakit Umum

Kabupaten Batang yaitu:

1. Evaluasi Input

a. Tersedianya dukungan dari pihak Instalasi Sanitasi RSUD Kab. Batang

b. Tersedianya dukungan dari pihak RSUD Kab. Batang

2. Evaluasi Proses

a. Sudah tersedianya media poster yang siap dipasang

b. Poster ditempatkan ditempat yang dekat dengan tempat sampah non

medis, medis tajam, dan medis non tajam.

3. Evaluasi Output

Para petugas medis rumah sakit dapat melihat, membaca, dan menerima

informasi dari poster


39

4. Outcome

a. Tidak ditemukannya sampah rumah sakit medis tajam di buang di

tempat sampah medis non tajam maupun sebaliknya.

b. Adanya pengawasan dari pihak Instalasi Sanitasi RSUD Kab. Batang .


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil observasi dan analisis situasi magang yang telah

dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit di

RSUD Kab. Batang sudah memiliki tempat sampah sesuai kategorinya yaitu

untuk sampah rumah sakit domestik di sediakan tempat sampah berwarna hijau

dengan kantong plastik ber warna hitam, untuk sampah rumah sakit medis ada

dua yaitu sampah medis tajam disediakan safety box dan untuk sampah medis

non tajam disediakan tempat sampah warna kuning dengan kantong plastik

berwarna kuning. Dari hasil pengamatan terdapat ketidaktaatan dalam pemisahan

dan pemilahan sampah rumah sakit, sehingga penulis menggunakan poster dalam

melakukan upaya meningkatkan perilaku dalam pemisahan dan pemilahan

sampah rumah sakit di RSUD Kab. Batang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Institusi

1. Adanya pemantauan dan pengawasan kepada petugas medis dalam

pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit dalam jangka waktu

duahari sekali.

40
41

2. Perlu diadakannya penyuluhan kepada kepala ruangan dan para petugas

medis tentang tata cara pemisahan dan pemilahan sampah rumah sakit

yang benar.

3. Dalam pengangkutan sampah medis, petugas dianjurkan memakai alat

perlindungan diri dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya.s

5.2.2 Bagi Mahasiswa

Perlu penambahan waktu magang agar dapat menganalisis lebih banyak

dan mendalam mengenai tugas-tugas yang dikerjakan oleh Instalasi Sanitasi di

rumah sakit maupun di instansi magang lainnya untuk meningkatkan wawasan

mahasiswa di dunia kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Block, S.M., 1996. Do’s and Don’ts of Poster Presentation. Biophysical Journal. Vol.

71: 3527-3529.

Johnson, J., Hadi, U., & Nugroho, S. (2013). Graphic Design For Health Promotion.

Jakarta: Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat

Indonesia.

Kemenkes RI. 2004. Tempat Pewadahan Limbah Medis Padat. No 1204

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. 2016. Buku Profil Rumah Sakit 2016.

Batang.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. 2016. UKL-RPL Pengembangan dan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Batang.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. 2016. Standar Prosedur Operasional

Pengolahaan Sampah Rumah Sakit.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. 2016. Standar Prosedur Operasional

Pemisahan Sampah Medis Tajam dan Non Tajam.

42
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

Perakitan safety box Tempat sampah RS

Tempat sampah non medis


Tempat sampah non medis

43
44

Tempat sampah medis non tajam Tempat sampah medis tajam

Pengangkutan sampah medis non tajam Pengangkutan sampah medis tajam


45

Pemasangan poster di Ruang Rawat Inap Dahlia Pemasangan poster di TPS Medis

Pemasangan poster di dekat tempat sampah Poster yang telah terpasang


46

Lampiran 2 Desain Poster


1. Desain Poster Sampah Medis Non Tajam
47

2. Desain Poster Sampah Medis Tajam


48

3. Desain Poster Sampah Medis Non Medis


49

Lampiran 3 Aktivitas Kegiatan Magang


50
51
52

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Magang


53

Lampiran 5 Presensi Kehadiran


54
55
56
57
58
59

9
60
61
62
63
64
65

Lampiran 6 Surat Ketarangan

Anda mungkin juga menyukai