6403 13411 1 SM
6403 13411 1 SM
1 1 2
Mariyati , Teuku Tahlil , Bakhtar
1
Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2
Bagian Pediatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Abstrak
Di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang setiap tahunnya masih terdapat persalinan yang ditolong oleh dukun
bayi, berkisar antara 2,1 s/d 2,5%. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi peran dan pengalaman dukun bayi dalam
menolong persalinan di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian jenis kualitatif dengan metode
fenomenologi deskriptif, pengumpulan data selama 22 hari melalui wawancara mendalam semi terstruktur. Sampel 10
orang dipilih dengan tekhnik purposive sampling. Data penelitian dianalisa dengan content analisis menggunakan
tekhnik analisa menurut Miles & Huberman. Penelitian menemukan alasan menjadi dukun bayi, sumber pengetahuan,
persiapan dalam menolong persalinan, sikap dalam menolong persalinan, tindakan dalam menghadapi komplikasi
persalinan, jenis perawatan yang diberikan, dan pengalaman dalam bermitra. Dukun bayi berperan sebagai mitra
bidan, tokoh adat dan bilal mayat. Dukun bayi tetap bertahan karna masih dibutuhkan oleh masyarakat, mengisi
waktu luang dan tanggung jawab. Setiap dukun bayi merasakan kesan yang berbeda dalam menjalin kemitraan dan
berharap lebih diperhatikan oleh pemerintah. Dukun bayi memiliki peran ganda sebagai mitra bidan, tokoh adat dan
bilal mayat. Keberadaan mereka hendaknya dapat menjadi sebagai salah satu kekuatan dalam pemberdayaan
komunitas.
Kata kunci: peran dukun bayi, dukun bayi, penolong persalinan, kemitraan, perawatan postpartum, keperawatan
secara budaya, keperawatan komunitas.
Abstract
The numbers of childbirth by traditional birth attendants (TBAs) in Seruway Subdistrict Aceh Tamiang Rege ncy
each year ranges between 2,1 to 2,5%. The purpose this study was to explore the role and experience of TBAs, in
Seruway Subdistrict Aceh Tamiang Regency. This is a qualitative research with descriptive phenomenology method,
data collection for 22 days through in depth semi-strutured interviews. The sample are 10 TBAs selected by purposive
sampling technique. Data were analyzed using content analysis with the techniqu e of analysis by Miles &
Huberman. This study found the reason to being a TBAs, the source of knowledge, preparation before helping
childbirth, The atitude in helping childbirth, action in facing the birth, the types of postpartum care and experience in
partnership.. The role of TBAs as a midwife partners, traditional leaders and the bilal corpse. The reason remain as
TBAs because they are needed by the community, fill the free time and responsibility. Each TBAs have a diferent
impression about partnership and except more atention from the goverment. TBAs have a dual role in society that are
midwife partners, traditional leaders and bilal corpse. Their presence should be one of the strengths community
empowerment in health programs.
Keywords: the role of TBAs, Traditional Birth Atendants, birth atendants, partnerships, postpartum
care, transcultural care, community nursing
Korespondensi :
,
Mariyati, Magister Keperawatan , Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala.
Email : buahrenda@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan (2015) 3:2
ISSN : 2338-6371 Mariyati, Tahlil, Bakhtiar
Latar Belakang kesehatan menjadi beberapa faktor
penyebab mengapa dukun bayi masih
Sebagian masyarakat di pedesaan
mendapat tempat ditengah masyarakat
mempercayai bahwa kehadiran dukun bayi
pedesaan.
akan membuat proses persalinan menjadi
lebih lancar dan mudah, meskipun faktanya Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
Manuaba (1998) mengatakan persalinan dilakukan oleh peneliti, diketahui terdapat 21
yang ditolong oleh dukun bayi seringkali orang dukun bayi di wilayah Kecamatan
menimbulkan masalah kesehatan yang Seruway. Salah seorang dukun bayi
berujung pada kematan ibu dan bayi. Tahun mengatakan semenjak berlakunya program
2013 WHO mencatat hampir 800 wanita kemitraan antara dukun bayi dan bidan,
meninggal setiap hari karna kompliksi pada mereka tdak pernah lagi menolong
masa persalinan (WHO,2014). Hasil survey persalinan sendiri kecuali pada kondisi-
SDKI 2012 menunjukkan bahwa jumlah kondisi tertentu. Seorang ibu hamil yang
Angka Kematan ibu (AKI) di Indonesia diwawancarai penelit mengatakan akan
mengalami peningkatan menjadi tetap memanggil dukun bayi untuk
359/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, R.I, mendampingi proses persalinannya
2014). meskipun sudah memanggil bidan desa.
Sebanyak 4,03 % persalinan di wilayah Aceh Sebagai sosok yang dipercaya oleh
Tamiang masih ditolong oleh dukun bayi (BPS masyarakat sebenarnya dukun bayi dapat
Aceh Tamiang, 2013). Di Kecamatan Seruway dijadikan sebagai salah satu kekuatan dalam
setiap tahunnya terdapat 2,1 s/d 2,5% pemberdayaan masyarakat dibidang
persalinan yang masih ditolong oleh dukun kesehatan sehingga penelit merasa tertarik
bayi, meskipun tdak tnggi hal tersebut untuk menggali lebih dalam tentang
mengindikasikan dukun bayi masih memiliki bagaimana pengalaman dukun bayi dalam
tempat ditengah masyarakat setempat. Hasil menolong persalinan dan bagaimana mereka
penelitan yang dilakukan oleh Titaley, memaknai pengalaman serta peran tersebut.
Hunter, Dibley & Heywood (2010)
Penelitian ini bertujuan untuk
mengatakan budaya dan kepercayaan,
mengeksplorasi peran dan pengalaman
persepsi yang kurang baik tentang
dukun bayi dalam menolong persalinan
keterampilan bidan desa, kesulitan ekonomi
melalui menggali proses awal menjadi dukun
dan sulitnya menjangkau akses pelayanan
1
bayi, pengalaman dalam menolong Penelitian Keperawatan (KEPK) Fakultas
persalinan, pengalaman dalam melakukan Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
perawatan postpartum dan keterlibatan Partsipan diberitahu bahwa wawancara
dukun bayi dalam program kemitraan di direkam dengan menggunakan alat perekam
Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh suara digital. Pada saat wawancara
Tamiang. berlangsung penelit mencatat respon non
verbal dari partsipan dalam lembar catatan
Metode
lapangan. Wawancara berlangsung selama
20-90 menit di rumah masing-masing dukun
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif
dengan jenis fenomenologi deskriptf. bayi (partsipan). Transkrip wawancara
Populasi meliputi interaksi dan peran sosial kemudian di analisa secara content analysis
seluruh dukun bayi di wilayah Kecamatan dengan menggunakan tekhnik analisa data
Seruway Kabupaten Aceh Tamiang yang menurut Miles & Huberman (1984) dikutp
“dulu ya belajarnya sama dukun bayi di Jawa, sumber pengetahuan tambahan didapatkan
orang tua sendiri. Dibilang yang pentng ada dari petugas kesehatan saat mengikut
keberanian dan keyakinan, kita ini kan cuma
perantara aja, tuhan yang nolong semuanya. pelatihan.
“ya belajar-belajar sendiri aja lah, ya kan gak Dukun bayi berperan sebagai tokoh adat
ada yang ngajari cuma kalau orang mau
pada acara seperti kelahiran anak dan
melahirkan kan memang semuanya ngerasa
kayak gitu (Partsipan 6).” pernikahan.
“ya dukun bayi, ya bilal, dukun manten ya ku
Dukun bayi sebelumya mengajarkn doa,
kerjakan”
tekhnik beserta menurunkan alat-alat yang
“sama praktek apa itu ngurusin mayat, ada
digunakan.
satu kali, jadi selain nolong bibik juga apa ini
“Orang nek S kayak gitu caranya, itupun alat- namanya ngurusin orang meninggal ?, bilal
alat dari dia semua juga (Partsipan 1)”. mayat, iya jadi bilal juga untuk orang
perempuan (Partsipan 1)”
Petugas kesehatan sebagai sumber
pengetahuan tambahan. Persiapan dalam menolong persalinan
“kami kan gantkan dukun bayi yang dulu, Persiapan dalam menolong persalinan terdiri
dulu kan disini ada Nek S sama bik N, trus
dari persiapan alat dan tempat
kami di bawa-bawa sama orang itu buat
gantin, karna orang itu udah mulai gak “Klo sekarang ya gak ada persiapan apa-apa,
sanggup lagi, udah itu teros sama ibuk bidan paling siapin baju bayinya aja, kan alatnya di
Puskesmas setiap bulan kami dibawa praktek polindes udah lengkap (Partsipan 7)”
ke Seruway (kota kecamatan), disana kami
diajarin gini-gini (Partsipan 3).”
Persiapan diri meliput menggunakan Alat
mitra bidan, tokoh adat dan bilal mayat. “Abis itu kan kita kalau ada yang hamil tua ya
nggak boleh campur sama suami, dijagalah
“ ya bantu-bantu, misal bidan udah potong itu. Karna kan kita kan mau nolong orang,
tali pusatnya ya ngurus bayinya, kadang kan harus suci, kadang kalau kita campur, terus
gak sempet bidannya, ya ngiket tali pusetnya tba-tba di panggil kan gak sempat mandi,
juga, bantu-bantu gitulah (Partsipan 9)” lah kayakmana kita mau nolong, kita kan
terima yang masih bersih (suci) jadi ya harus
bersih juga (suci) (Partsipan 9).”
Selain ibu hamil, dukun bayi juga mengobat
anak yang sakit dan dislokasi sendi (terkilir) . “Doanya ya doa kayak gitu ajalah, bibik mana
ada doa-doa laen. Doa buka pintu itu aja, la
“kalau ngurot untuk terkilir nenek bisa ?... ya
illa ha illa anta itu aja. Klo nanem urinya itu
bisa lah buk, anak-anak yang nangis aja karna
selawat aja, kita bacakan selawat tga kali, al
diganggu makhluk halus aku juga bisa, trus
itu turun perot sama usus turun aku juga fatehah tga kali, udah (Partisipan 1)”
bisa. Kemaren itu ada yang katanya udah
harus di operasi, tak kusok beberapa kali ya Air selusoh merupakan air putih yang
udah enak katanya (Partisipan 5).”
dibacakan doa-doa tertentu untuk
membantu proses persalinan.
“Aer selusoh itu air baca-bacaan.. doanya ya Tindakan dalam menghadapi komplikasi
itulah, kita baca selawat dulu terus tambahan persalinan
sariul, bariul, dariul, berkahilah terus
syahadat, itu selusoh buat yang susah aja Tindakan yang dilakukan oleh dukun bayi
buk, ada juga selusoh pembukaan, yang pake
dalam menghadapi komplikasi persalinan
selusoh pembukaan itu anak pertama
(Partsipan 6)” yaitu mencari solusi sendiri, meminta
bantuan ahli dan melakukan rujukan, berdo’a
Pemeriksaan fisik oleh dukun bayi tanpa
dan menjaga pasien tetap tenang.
melakukan pemeriksaan dalam atau vagina
“pernah itu yang lahir pantatnya dulu,
toucher (VT).
kakinya dulu juga pernah, ya ditangani
“kami gak pernah nyolok-nyolok lo buk, ya sendiri, dirahasiakan sama orangnya jagan
dilihat aja (Partsipan 5).” ada yang tau, nant jadi takot mamaknya
(Partsipan 4)”
fleksibel dan memantau proses regenerasi KBBI (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) kamus versi online/daring(dalam
yang dilakukan oleh dukun bayi. Sedangkan jaringan). diakses tanggal 25 Agustus
bagi dukun bayi agar dapat lebih terbuka 2015 dari http ://kbbi.web.id/
KEMENKES, R.I. (2014). Profil Kesehatan
dalam menerima ilmu pengetahuan yang
Indonesia tahun 2013. Jakarta:
baru, juga mau terus mengembangkan Kementrian Kesehatah Republik
Indonesia.
pengetahuan tentang merawat ibu
Manuaba, I.G. (1998). Ilmu Kebidanan,
postpartum yang sesuai dengan prinsip
Penyakit Kandungan dan keluarga
kesehatan. Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.
Rachmadani, A.W & Pudjirahardjo, W.J
Referensi (2013). Rancangan upaya peningkatan
capaian target jumlah persalinan
berdasarkan harapan dan realita ibu
Anggorodi, R (2009). Dukun Bayi Dalam
bersalin. Jurnal administrasi kesehatan
Persalinan Oleh Masyarakat Indonesia.
Indonesia. 1 (2).
Makara Kesehatan, 13 (1) : 9-149.
Anderson, E.T & McFarlene, J. (2006). Buku Some, T.D, Sombie, I & Meda, N (2011).
ajar keperawatan komunitas teori dan Women’s perception of homebirths in
praktik ed-3. (Yudha, E.K, Terjemahan). two rural medical districs in Burkina
Jakarta: EGC. Faso: a qualitative study. Reproductive
Health. 8 (3) .
Bacote, J.C. (2012). The process of Cultural
Competence in the Delivery of Titaley, C.R, Hunter, C.L, Dibley, M.J &
Healthcare Services: A Model of Care. Heywood. P (2010). Why di Some
Journal of transcultural Nursing. 13 (3) women Stll Prefer Traditional birth
181-184 Attendants and Home delivery ?: A
Qualitative Study on Delivery Care
BPS Aceh Tamiang. (2013). Statistk daerah
service in West Java Province,
Seruway. Aceh Tamiang: BPS
Indonesia. BMC Pregnancy and
Budiyono, Suparwati, A, Syamsulhuda, B.M, Childbirth. 10-43.
Nikita, A (2012). Kemitraan Bidan dan
Dukun dalam menurunkan angka
kematan ibu di Puskesmas Mranggen I
Tomey, A.N & Alligood, M.R. (2006). Nursing
th
Theoriest and their work 6 -ed. St.
Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Walsh, L.V. (2006). Beliefs and rituals in
traditonal birth attendant practce in
guatemala. Journal of transcultural
Nursing. 17 (2) 148-154.
WHO (2014). Media center; Maternal
Mortality. diakses tanggal 2 Februari
2015 dari http://www.who.int/gho/
maternal_health/en/.