Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haemophilus influenzae merupakan suatu istilah asing di telinga
mereka. Apa itu Haemophilus Influenzae? Yah, istilah Haemophilus
influenzae ini merupakan bahasa latin dari salah satu jenis bakteri. Istilah ini
mungkin hanya santer di kalangan kedokteran saja. Tapi bagi kita,
merupakan suatu kebutuhan juga untuk mempelajari jenis bakteri ini,
bagaimana wujudnya, apa dampaknya, dan segala tentang bakteri ini.
Bakteri haemophilus influenzae pertama kali ditemukan oleh Richard
Pfeiffer (1892) ketika sedang terjadi wabah influenza. haemophilus
influenzae disalah artikan sebagai penyebab influenza sampai tahun 1933,
ketika etiologi virus flu menjadi jelas.
Bakteri ini sering ditemukan di selaput mukosa saluran napas atas pada
manusia. Bakteri ini menjadi penyebab meningitis pada anak-anak dan
terkadang menyebabkan infeksi pada orang dewasa. Ciri khas morfologi
dari organisme ini adalah terlihat sebagai kokobasil pendek kira-kira 1,5 μm
atau seperti rantai pendek. Pada biakan morfologinya bergantung pada umur
dan pembenihan. Setelah kira-kira 6-8 jam dalam pembenihan diperkaya,
bentuk kokobasilnya ditemukan terbanyak.

B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu haemophilus.
2. Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri haemophilus influenza.

Haemophilus Influenzae Page 1


BAB II

PEMBAHASAN

A. Morfologi

Haemophilus influenzae adalah kelompok bakteri yang dapat


menyebabkan berbagai jenis infeksi pada bayi dan anak-anak. Bakteri yang
semula disebut Bacillus Pfeiffer ini diartikan juga sebagai organisme yang
hidup bebas pertama yang memiliki seluruh genome sequencing.
Haemophilus influenzae atau yang biasa disingkat H. influenzae adalah
bagian dari mikroflora normal pada bagian atas saluran pernapasan pada
manusia. Haemophilus influenzae bergerak di antara sel-sel epitel pada
saluran pernapasan untuk menginvasi dan menimbulkan penyakit.
Haemophilus influenzaemempunyai ukuran 1 m x 0.3 m. Bakteri ini
bebentuk batang negative Gram dan merupakan bakteri yang tidak harus
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Pada tahun 1930, bakeri ini
dibagi menjadi 2 jenis yaitu koloni R yang dibentuk oleh kuman-kuman
yang tidak ramah lingkungan (tak bersimpai) dan koloni S yang dibentuk
oleh sebaliknya, yaitu oleh kuman-kuman yang bersimpai.
Haemophilus influenzae sangat peka terhadap desinfektan dan
kekeringan. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 37oC dan pada pH 7.4
sampai 7.8 dalam suasana CO2 10%. Tumbuh di media kultur yang
membutuhkan faktor X (hemin) suatu derivat haemoglobin yang
termostabil, dan faktor V (NAD atau NADP) yang termolabil. Media kultur
yang digunakan untuk membiakkan Haemophilus influenzae adalah agar
coklat (karena mengandung faktor X dan V). Haemophilus influenzae juga
dapat dibiakkan di media agar darah jika diinokulasikan bersama bakteri
lain yang menghasilkan dan melepaskan NAD (misal: Staphylococcus
aureus), dan dikultur itu akan terlihat mengelilingi bakteri penghasil NAD
tersebut atau disebut fenomena satelit. Bakteri Haemophilus influenzae
mempunyai kapsul, dan tidak bergerak. Bakteri ini dapat ikut aliran darah

Haemophilus Influenzae Page 2


atau terkadang menetap di sendi dan dapat menyebar melalui droplet
pernafasan atau melalui kontak langsung.

B. Sejarah
H. influenzae pertama kali dijelaskan pada tahun 1892 oleh Richard
Pfeiffer selama pandemi influenza. Bakteri ini sebelumnya disebut Pfeiffer’s
bacillus atau Bacillus influenzae. H. influenzae merupakan bakteri yang
kecil, pleomorfik, berbentuk basil atau kokobasil gram negatif. H.
influenzae keliru dianggap sebagai penyebab flu sampai tahun 1933, ketika
virus penyebab flu menjadi jelas.
H. influenzae mampu tumbuh di lingkungan aerob dan anaerob. H.
influenzae merupakan organisme fastidious yang tumbuh baik pada suhu
350-370 C dan 5% CO2. H. influenzae membutuhkan faktor X (hemin) dan
faktor V (Nicotinamide adenine dinucleotide/NAD) untuk tumbuh di
lingkungan aerob dan faktor X saja di lingkungan anaerob.
Pada tahun 1930, dua kategori utama H. influenzae didefinisikan sebagai
unencapsulated strains dan encapsulated strains. Encapsulated strain dibagi
berdasarkan perbedaan antigen kapsul menjadi 6 serotipe a,b,c,d,e dan f.

C. Mekanisme infeksi
Infeksi oleh haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap droplet
yang berasal dari penderita baru sembuh, atau carrier, yang biasanya
menyebar secara langsung saat bersin atau batuk. Haemophilus influenzae

Haemophilus Influenzae Page 3


menyebabkan sejumlah infeksi pada saluran pernafasan bagian atas seperti
faringitis, otitis media, dan sinusitis yang terutama penting pada penyakit
paru kronik. Meningitis karena haemophilus influenzae jarang terjadi pada
bayi berumur kurang dari 3 bulan dan tidak umum dijumpai pada anak-anak
diatas umur 6 tahun. Pada anak-anak, selain meningitis, haemophilus
influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit bacterial epiglottitis akut.

D. Manifestasi klinis
Gejala-gejala klinis yang disebabkan penyakit ini cukup banyak,
tergantung letak infeksi dan jenis penyakit yang disebabkannya. Anak-anak
mungkin memiliki gejala klinis yang berbeda tiap pribadi, namun jika
disimpulkan, gejala klinis tersebut adalah Irritability (kekurangan makanan
dan nutrisi saat bayi, demam (pada bayi prematur temperaturnya dibawah
normal), sakit kepala, muntah, sakit di leher, sakit di punggung, posisi
badan yang tidka biasa, kepekaan terhadap cahaya, epiglottitis, dyspnoea
(sulit bernafas), dysphagia (sulit menelan), septic arthritis, cellulitis,
pneumonia, sepicaemia, osteomyelitis, bacteramia, dan empyema. Kasus
Hib jarang terjadi pada bayi di bawah 3 bulan atau di atas 6 tahun. Biasanya
terjadi pada umur 4-18 bulan.

E. Patogenesis
Haemophilus influenzae tidak menghasilkan eksotoksin dan peranan
antigen somatik toksiknya pada penyakit alamiah belum jelas. Organisme
yang tidak bersimpai termasuk anggota flora normal saluran pernapasan
manusia. Simpai bersifat antifagositik bila tidak terdapat antibodi antisimpai
khusus. Haemophilus influenzae yang memiliki simpai khususnya tipe b
menyebabkan infeksi pernapasan supuratif (sinusitis, laringotrakeitis,
epiglotitis, otitis) dan pada anak kecil meningitis. Darah dari orang dengan
umur kira-kira 3-5 tahun memiliki daya bakterisidal kuat terhadap
Haemophilus influenzae, dan infeksi klinik lebih jarang terjadi pada orang
itu. Namun sekarang antibodi bakterisidal sudah jarang ditemukan pada

Haemophilus Influenzae Page 4


25% orang AS dan infeksi yang bersifat klinik lebih sering terjadi pada
orang dewasa. Haemophilus influenzae yang dapat digolongkan atau tidak
bersimpai tipe b umumnya menyebabkan otitis media (mekanisme
patogeniknya belum jelas). Bakteri ini dan pneumonia menjadi penyebab
utama otitis media bacterial dan sinusitis akut. Organisme ini dapat ikut
aliran darah atau terkadang menetap di sendi. Jika menetap di sendi maka
bakteri dapat menyebabkan Artritis Infeksiosa

F. Diaknosa
Dalam mendiagnosis penyakit ini, dapat dipergunakan cairan
serebrospinal, sputum, dan cairan telinga sebagai bahah pemeriksaan. Dari
bahan ini dibuat preparat Gram, dan ditanam pada perbenihan agar coklat
yang dieramkan dalam suasana CO2 10%. Ada 3 cara untuk
mendiagnosanya, yaitu dengan Staphylococcus streak technique, untuk
mengasingkan Haemophilus influenzae, terutama dari bahan-bahan yang
tidak terkontaminasi dengan kuman-kuman lain seperti cairan serebrospinal
dan darah. Cara lain adalah dengan reaksi Quellung yang khas sangat
membantu diagnosis, kecuali untuk kuman-kuman tak bersimpai.
Sedangkan untuk menegakkan diagnosis meningitis, digunakan deteksi
antigen polisakarida simpai di dalam cairan tubuh.

G. Pengobatan
Pemilihan antibiotika yang akan digunakan dapat ditentukan dengan tes
kepekaan secara in vitro. Kebanyakan H. influenzae peka terhadap
ampisilin, khloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamida dan kotrimoksasol, dan
terapi dengan salah satu atau kombinasi obat-obat ini, namun kepekaan
kumannya sendiri dan hasil suatu terapi tidak dapat diperkirakan. Terapi
untuk anak atau bayi yang terinfeksi meningitis karena Hbi dapat diberikan
dexamethasone atau campuran dari cefotaxime sodium/ceftriaxone
sodium/ampicillin dengan chloramphenicol.

Haemophilus Influenzae Page 5


H. Pencegahan
Sementara untuk pencegahannya, dapat digunakan vaksin khas
polisakarida simpai (vaksin PRP). Disarankan juga untuk menjaga pola
hidup bersih di daerah yang padat penduduk.

Haemophilus Influenzae Page 6


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Haemophilus influenzae bersimpai penularannya dari orang ke orang
melalui jalur pernapasan. Penyakit akibat haemophilus influenzae tipe b
dapat dicegah dengan pemberian vaksin konjugat Haemophilus b pada
anak-anak. Anak-anak dengan usia 2 bulan atau lebih dapat diimunisasi
dengan vaksin konjugat haemophilus influenzae tipe b dengan satu dari
dua pembawa dengan dosis boster yang sesuai anjuran. Anak-anak usia 15
bulan atau lebih dapat diberi toksoid difteri (yang tidak bersifat
imunogenik pada anak-anak yang lebih muda). Kontak dengan pasin yang
menderita infeksi klinik memberi resiko kecil bagi orang dewasa saja,
karena memberi resiko nyata bagi sudara kandung yang nonimun dan
anak-anak nonimun lain yang berusia di bawah 4 tahun yang brkontak
erat. Profilaksis dan rifampin sangat dianjurkan bagi anak-anak tersebut.
B. Saran
Dari makalah ini harapan penulis semoga pembaca bisa memahami
tentang morfologi haemophilus influenzae yang. Serta mengetahui
beberapa gejala dan penyakit yang bisa di timbulkan oleh bakteri
haemophilus influenzae. Semoga makalah bisa bermanfaat bagi pembaca.

Haemophilus Influenzae Page 7


DAFTAR PUSTAKA

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Haemophilus_influenzae
2. http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/haemophilus-influenzae/
3. http://www.medicastore.com. Senin 5 Februari 2007
4. http://www.bmb.leeds.ac.uk/mbiology/ug/ugteach/icu8/introduction/bacter
ia.html

Haemophilus Influenzae Page 8

Anda mungkin juga menyukai