Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Banyak sekali penyakit yang ada di dunia ini, mulai dari Penyakit menular dan
penyakit tidak menular yang semakin banyak di derita masyarakat disebabkan karena
gaya hidup, modernisasi, globalisasi dan urbanisasi. Di zaman yang modern yang
semakin maju, semakin maju pula teknologi dan semakin sedikit hal-hal primitif yang
mempengaruhi gaya hidup. Gaya hidup yang berubah mengikuti kemajuan-kemajuan
yang ada, menyebabkan gaya hidup moderern yang serba instan dan praktis membuat
sejumlah orang malas untuk menjalankan pola hidup sehat yang beralaskan berbagai
macam faktor. Penyakit tidak menular yang sering di keluhkan oleh masyarakat adalah
masalah gangguan pencernaan yang di biasa disebut magh atau gastritis.
Gastritis adalah peradangan atau (pembengkakan) dari mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, dkk, 2013). Magh ini sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari, karena gejalanya yaitu nyeri ulu hati, mual, pusing,
kembung dan muntah. Sebagian masyarakat sering menyepelekan dan menganggap
remeh hal ini, penyakit gastritis ini jika di biarkan terus-menerus dan tidak tertangani
dengan baik akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi gastritis diantaranya
perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena yang berakhir
syok hemoragic (Ardiansyah, 2012).
Masyarakat terbiasa dengan makan makanan yang tidak sehat sehat, jadwal makan
tidak teratur karena kesibukan, dan jajan sembarangan.

Berdasarkan penelitian dari World Health Organization (WHO), insiden gastritis di


dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari jumlah data penduduk tiap tahunnya, di beberapa
negara seperti inggris jumlah insidennya (22%), China (31%), Jepang (14,5%), kanada
(35%), dan Prancis (29,5%). Di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk
setiap tahunnya.
Di indonesia angka kejadian cukup tinggi terjadi di beberapa daerah dengan prevalensi
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Gastritis merupakan salah satu
penyakit dalam 10 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di
Indonesia dengan jumlah (4,9%) sekitar 30.154 kasus (Depkes RI). Didapatkan data
bahwa di kota surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%, denpasar 46%
sedangkan di Jawa Tengah angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 79,6%
(Riskesdas,2013)

Penyakit gastritis di negara maju sebagian besar mengenai usia tua. Hal ini berbeda
dengan di negara berkembang yang banyak mengenai usia remaja. Menurut Zhaoshen
L dkk (2010), kasus gastritis umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari
60tahun. Menurut penelitian, Murjayanah (2010), dari 64 responden yaitu penderita
gastritis berusia <40 tahun (76,2%), 57 orang (60,7%) berjenis kelamin laki-laki dan
faktor-faktor yang menyebabkan gastritis antara lain konsumsi makanan yang
merangsang peningkatan asam lambung (57, 1%), faktor stress (54,8%), konsumsi
obat yang mengiritasi lambung sebanyak(58,3%).
Di indonesia pada tahun 2017 penyakit gastritis menempati urutan yang ke 9 dari 50
peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di indonesia dari jumlah
kasus 218.500. Di jakarta pada tahun 2010 dari 1.645 responden terdapat 60% penyakit
gastritis. Penelitian dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit FKUI di
temukan pasien yang mengalami gangguan penernaan di Indonesia tahun 2009
sebanyak 86,41% disebabkan oleh gastritis, 12,99% terdapat ulkus dan 1% disebabkan
oleh kanker lambung (Fahrizal, 2009)
Data penyakit gastritis di Rumah sakit Polri dari Januari tahun 2017 sampai dengan 31
Desember 2017, sebanyak 4281 kasus yang terdiri dari Laki-Laki sebnyak 1640 kasus
dan Perempuan sebanyak 2641 kasus, yang terdiri dari gastritis akut dan kronis
(Medical Record RS.Bhayangkara Tk.I.R.Said Soekanto, 2017)

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis diantaranya yaitu
pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya gastritis. Pengetahuan adalah hal
yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu dan terjadi setelah orang setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas
seseorang, yang merupakan hasil bersama berbagai faktor,baik faktor internal maupun
eksternal. Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan dan
minuman serta lingkungan (Abdullah,2008).
Menurut penelitian Julian Angkaow (2017) dari responden sebanyak 77 responden
didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara faktor pola makan, faktor
merokok,alkohol , penggunaan obat anti inflamasi Non Steroid dan faktor alkohol.
Dengan semakin meningkatnya kejadian gastritis di RS.Bhayangkara Tk.I.R.Said
soekanto pada pasien rawat inap, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan
masalah “Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kejadian Gastritis di Rumah Sakit
Bhayangkara Tk.I.R.Sais Soekanto”

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku


pencegahan terhadap kejadian gastritis di RS Bhayangkara
Tk.I.R.Said Soekanto

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Diketahui tingkat pengetahuan pasien tentang gastritis
1.3.2.2 Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku
pencegahan terhadap kejadian gastritis di RS.Bhayangkara
Tk.I.R.Said Soekanto

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Rumah sakit Bhayangkara
Memberikan informasi dan masukan bagi petugas kesehatan tentang
gastritis sehingga dapat menambah wawasan untuk memberikan
pendidikan kesehatan dengan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan, pencegahan gastritis, kekambuhan gastritis dan
mengurangi kejadian komplikasi lebih lanjut.
1.4.2 Manfaat bagi Institusi (Universitas Respati)

Menambah pengetahuan tentang gastritis bagi mahasiswa


keperawatan, dan sebagai studi awal untuk penelitian selanjutnya
tentang penyakit gastritis.

1.4.3 Manfaat Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi awal unntuk


pengembangan penelitian selanjutnya tentang penyakit gastritis.

Anda mungkin juga menyukai