Penyakit gastritis di negara maju sebagian besar mengenai usia tua. Hal ini berbeda
dengan di negara berkembang yang banyak mengenai usia remaja. Menurut Zhaoshen
L dkk (2010), kasus gastritis umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari
60tahun. Menurut penelitian, Murjayanah (2010), dari 64 responden yaitu penderita
gastritis berusia <40 tahun (76,2%), 57 orang (60,7%) berjenis kelamin laki-laki dan
faktor-faktor yang menyebabkan gastritis antara lain konsumsi makanan yang
merangsang peningkatan asam lambung (57, 1%), faktor stress (54,8%), konsumsi
obat yang mengiritasi lambung sebanyak(58,3%).
Di indonesia pada tahun 2017 penyakit gastritis menempati urutan yang ke 9 dari 50
peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di indonesia dari jumlah
kasus 218.500. Di jakarta pada tahun 2010 dari 1.645 responden terdapat 60% penyakit
gastritis. Penelitian dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit FKUI di
temukan pasien yang mengalami gangguan penernaan di Indonesia tahun 2009
sebanyak 86,41% disebabkan oleh gastritis, 12,99% terdapat ulkus dan 1% disebabkan
oleh kanker lambung (Fahrizal, 2009)
Data penyakit gastritis di Rumah sakit Polri dari Januari tahun 2017 sampai dengan 31
Desember 2017, sebanyak 4281 kasus yang terdiri dari Laki-Laki sebnyak 1640 kasus
dan Perempuan sebanyak 2641 kasus, yang terdiri dari gastritis akut dan kronis
(Medical Record RS.Bhayangkara Tk.I.R.Said Soekanto, 2017)
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis diantaranya yaitu
pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya gastritis. Pengetahuan adalah hal
yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu dan terjadi setelah orang setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas
seseorang, yang merupakan hasil bersama berbagai faktor,baik faktor internal maupun
eksternal. Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan dan
minuman serta lingkungan (Abdullah,2008).
Menurut penelitian Julian Angkaow (2017) dari responden sebanyak 77 responden
didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara faktor pola makan, faktor
merokok,alkohol , penggunaan obat anti inflamasi Non Steroid dan faktor alkohol.
Dengan semakin meningkatnya kejadian gastritis di RS.Bhayangkara Tk.I.R.Said
soekanto pada pasien rawat inap, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan