Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“REMATIK”

Disusun sebagai salah satu syarat dan tugas Stase Keperawatan Gerontik
Tahun 2018/2019

Disusun Oleh :
ROSI ASTUTI
1811040105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN REMATIK
A. Definisi
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang
berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke
sendi dan struktur lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau
dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada
sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur
jaringan sekitarnya (tendon ligament, sinovia, otot sendi, dan tulang).
Penyakit ini tidak terbatas menyerang sendi bisa juga mengenai organ lain.
Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
Penyakit merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan
gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban ini.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah.
3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher,
bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia
lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan,
sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

2
B. Reumathoid Arthritis
1. Definisi
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif,
akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat,
2006)
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali
akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
2. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi
beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-
faktor :
a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara
IGC dan faktor Rematoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan
psikososial)
3. Patofisiologi
Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding
sinovium merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat
trauma yang menimbulkan respon ini masih belum diketahui.
Kemudian, tampak peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding
sinovium bersama sel mononukleus privaskular. Seiring dengan
perkembangan proses sinovium edematosa dan menonjol kedalam
rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolon vilosa.
Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
a. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat
maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.
b. Stadium Destruksi

3
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon.
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang
kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

4. Tanda dan Gejala


Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti
a. Nyeri persendian
b. Bengkak (Rheumatoid nodule)
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d. Terbatasnya pergerakan
e. Sendi-sendi terasa panas
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
h. Berat badan menurun
i. Kekuatan berkurang
j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
l. Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
a. Gerakan menjadi terbatas
b. Adanya nyeri tekan
c. Deformitas bertambah pembengkakan
d. Kelemahan
e. Depresi

5. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
a. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
b. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus
khas.
c. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin
kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
d. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
e. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
f. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
g. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses
autoimun sebagai penyebab AR.
h. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang

4
berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
i. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
j. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
k. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang
lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning
( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif );
elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3
dan C4 ).
l. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli-
arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari
tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau
lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler
pada foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association
( ARA ) adalah:
a. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning
Stiffness ).
b. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-
kurangnya pada satu sendi.
c. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh
efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus
sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
d. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi
lain.
e. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
f. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah
ekstensor.
g. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
h. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
i. Pengendapan cairan musin yang jelek
j. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
k. gambaran histologik yang khas pada nodul.

5
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
a. Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 6 minggu
b. Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 6 minggu.
c. Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung
sekurang-kurangnya selama 4 minggu.

6. Penatalaksanaan
a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab,
dan prognosis penyakit ini
b. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi
berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi
pasien
d. Termoterapi
e. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f. Pemberian Obat-obatan

7. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegaly.

C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang
harus dilakukan secara sistematis agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat untuk klien. Adapun beberapa hal yang perlu
dikaji adalah sebagai berikut:
a. Identitas Umum
Yang perlu diketahui disini meliputi; nama,alamat, umur, jenis
kelamin, agama/suku, warga Negara, bahasa yang digunakan,
penanggung jawab/orang yang bisa dihubungi (nama, alamat,

6
hubungan dengan klien), cara masuk, alasan masuk, tanggal masuk,
diagnosa medic, dan lain sebagainya.
b. Pengkajian Fungsional Gordon
1) Persepsi dan Penanganan Kesehatan
a) Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi
b) Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya
c) Riwayat keluarga dengan RA
d) Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
e) Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
2) Nutrisi – Metabolic
a) Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan
yang banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan
protein)
b) Riwayat gangguan metabolic
3) Eliminasi
a) Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
4) Aktivitas dan Latihan
a) Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
b) Jenis aktivitas yang dilakukan
c) Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
d) Tidak mampu melakukan aktifitas berat
5) Tidur – Istirahat
a) Apakah ada gangguan tidur?
b) Kebiasaan tidur sehari
c) Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
d) Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
6) Kognitif-persepsi
a) Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
7) Persepsi diri – Konsep diri
a) Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
b) Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya
8) Peran – Hubungan
a) Bagaimana hubungan dengan keluarga?
b) Apakah ada perubahan peran pada klien?
9) Seksualitas dan Reproduksi
a) Adakah gangguan seksualitas?

10) Koping - Toleransi Stress


a) Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
11) Nilai Kepercayaan
a) Agama yang dianut?
b) Adakah gangguan beribadah?
c) Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya
kepada Tuhan

2. Diagnosa Keperawatan

7
Kemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada
penyakit rematik yang dialami lansia adalah:
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi
dan penurunan integritas tulang
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu
bergerak, depresi.
4. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas
umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan
kemampuan fungsi yng ditandai dengan penuaan perubahan pola tidur
dan cemas

8
Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronik Setelah dilakukan tindakan Pain Management
berhubungan keperawatan selama 2×24 1. Lakukan pengkajian
dengan jam pasien diharapkan nyeri secara
ketunadayaan nyeri hilang dengan komprehensif
fisik atau criteria : termasuk lokasi,
psikososial Kontrol nyeri karakteristik, durasi,
kronis 1. Mengenali faktor frekuensi, kualitas dan
(misalnya, penyebab faktor presipitasi
2. Mengenali onset 2. Observasi reaksi
kanker
(lamanya sakit) nonverbal dari
metastasis,
3. Menggunakan
ketidaknyamanan
cedera
metode pencegahan
Gunakan teknik
neurologis dan 4. Menggunakan
komunikasi terapeutik
artritis) metode nonanalgetik
untuk mengetahui
untuk mengurangi
pengalaman nyeri
nyeri
5. Menggunakan pasien
3. Kaji kultur yang
analgetik sesuai
mempengaruhi respon
kebutuhan
6. Mengenali gejala- nyeri
4. Kaji tipe dan sumber
gejala nyeri
7. Mencatat nyeri untuk
pengalaman nyeri menentukan intervensi
5. Ajarkan tentang teknik
sebelumnya
8. Melaporkan nyeri non farmakologi
6. Berikan analgetik
sudah terkontrol
untuk mengurangi
Tingkatan nyeri
nyeri
1. Melaporkan adanya
7. Evaluasi keefektifan
nyeri
kontrol nyeri
2. frekuensi nyeri dan
8. Kolaborasikan dengan
panjangnya episode
dokter jika ada
nyeri
keluhan dan tindakan
3. ekspresi nyeri pada
nyeri tidak berhasil
wajah

9
4. kurangnya istirahat Analgesic Administration
2. ketegangan otot
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
7. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
8. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

2. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Tidur


tidur keperawatan selama 2×24 1. Tetapkan pola kegiatan
berhubungan jam pasien diharapkan dan tidur pasien
2. Monitor pola tidur
dengan dapat memperbaiki pola
pasien dan jumlah jam
insomnia dalam tidurnya dengan criteria :

10
waktu lama, 1. Mengatur jumlah tidurnya
3. Jelaskan pentingnya
terbangun lebih jam tidurnya
2. Tidur secara rutin tidur selama sakit dan
awal atau
3. Miningkatkan pola
stress fisik
terlambat
tidur 4. Bantu pasien untuk
bangun dan 4. Meningkatkan
menghilangkan situasi
penurunan kualitas tidur
stress sebelum jam
5. Tidak ada
kemampuan
tidurnya
gangguan tidur
fungsi yng
ditandai dengan
penuaan
perubahan pola
tidur dan cemas

11
DAFTAR PUSTAKA

Gloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby


Elsevier.
Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions and
Classification edition 2009-2011. United Kingdom: Willey Blackwell.
http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-
oa/, diakses 17 JULI 2019
http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824, diakses 17 Oktober
2011
http://mukipartono.com/osteoartritis/ diakses 17 JULI 2019
Lueckenotte, A.G. (1996). Gerontologic Nursing. America: Mosby.
Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Media Aesculapius.
Moorhead. (2004). Nursing Outcomes Classification (fourth edition). America:
Mosby Elsevier
Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.
Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta:
Puspa Swara.

12

Anda mungkin juga menyukai