Anda di halaman 1dari 11

Nama : Hartini Ayu Jenflonita

Nim : 1632052

Soal-soal pph 23

PT Perdana merupakan perusahaan penerbitan dan percetakan. Perusahaan ini didirikan pada tahun
2000, beralamat di Jl. Tentara Pelajar No. 7 Yogyakarta. NPWP 01.555.444.1.541.000. Pembayaran
honorarium dan imbalan lain sehubungan dengan PPh Pasal 23 selama bulan Oktober 2011 sebagai
berikut :

1.Pada tanggal 10 Oktober 2011, membayar bunga pinjaman kepada Bank Mandiri Yogyakarta sebesar

Rp1.000.000. Bank Mandiri beralamat di Jl. Diponegoro No. 133 Yogyakarta, NPWP 01.222.333.2.541.000

2.Pada tanggal 15 Oktober 2011, membayar royalti kepada beberapa penulis yaitu :

3.Pada tanggal 20 Oktober 2011, memebayar jasa perbaikan mesin produksi yang telah rusak sebesar Rp
15.000.000 kepada PT Maju Jaya, yang beralamat di Jl. Godean No. 26 Yogyakarta, NPWP
01.446.577.2.541.000

4.Pada tanggal 22 Oktober 2011, membayar fee sebesar Rp22.000.000 kepada Kantor Akuntan Publik
Dwiananda, yang beralamat di Jl Mrican No. 200 Yogyakarta, NPWP 04.322.233.2.541.000

5.Pada tanggal 29 Oktober 2011, membayar sewa kendaraan untuk mendistribusikan hasil produksi ke
beberapa kota, sewa dibayarkan ke Andika Rental sebesar Rp6.000.000 yang beralamat di Jl. Adisucipto
No. 38 Yogyakarta, NPWP 01.111.333.1.541.000

Diminta :

1.Hitunglah PPh Pasal 23 yang dipotong PT.


2.Buatkan bukti pemotongan PPh Pasal 23 untuk setiap Wajib Pajak

3.Setorkan PPh Pasal 23 yang telah terpotong

4.Buatkan SPT Masa PPh Pasal 23 Oktober 2011 untuk PT Perdana

Jawab :

Perhitungan PPh Pasal 23 dan bukti pemotongan yang dibuatkan oleh Pt Perdana dijelaskan sebagai
berikut :

1. Atas pembayaran bunga sebesar Rp1.000.000 kepada Bank Mandiri tidak dipotong pajak karena
Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank merupakan pengecualian dari pengenaan PPh
Pasal 23.

2. Atas pembayaran royalti kepada penilis dipotong PPh Pasal 23 sebagai berikut :

Masing-masing wajib pajak dibuatkan hasil bukti pemotongan nomor : 01/Ps-23/10/2011, 02/Ps-
23/10/2009, 03/Ps-23/10/2011.

3. Atas pembayaran imbalan jasa teknik kepada PT Maju Jaya sebesar Rp15.000.000 dipotong PPh Pasal
23 sebesar :

Tarif 2% x penghasilan bruto :

= 2% x Rp15.000.000

= Rp300.000

Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 nomor 04/Ps-23/10/2011

4. Atas pembayran fee kepada Kantor Akuntan Dwiananda & Co. sebesar Rp22.000.000 dipotong PPh
Pasal 23 sebesar : Tarif 2% x penghasilan bruto :
= 2% x Rp22.000.000

= Rp440.000

Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 nomor 05/Ps-23/10/2011

5. Atas pembayaran sewa kendaraan kepada Andika Rental sebesar Rp6.000.000, dipotong PPh Pasal 23
sebesar : Tarif 2% x penghasilan bruto :

= 2% x Rp6.000.000

= Rp120.000

Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 nomor 06/Ps-23/10/2011

Total PPh pasal 23 yang dipotong dan disetor adalah :

PT Insan Media Print adalah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku dan percetakan.
Perusahaan ini melakukan sejumlah pembayaran yang terkait dengan PPh Pasal 23 kepada beberapa
pihak dengan rincian:

Pembayaran terhadap royalti tiga orang penulis: Damayanti dengan NPWP 01.444.888.2.987.000,
Nurmadina NPWP 01.888.555.2.456.000, dan Azzahra yang belum memiliki NPWP. Royalti yang diberikan
kepada Damayanti sebesar Rp25.000.000. Royalti untuk Nurmadina sebesar Rp10.000.000. Dan royalti
untuk Azzahra sebesar Rp5.000.000.

Pembayaran bunga pinjaman kepada BRI dengan NPWP 03.111.222.2.541.000 untuk bulan September
sebesar Rp1.500.000.

Jadi, perhitungan pajak penghasilan (PPh Pasal 23) untuk PT Insan Media Print adalah sebagai berikut:

Untuk pembayaran royalti kepada penulis:

Damayanti 15% x Rp25.000.000 = Rp3.750.000

Nurmadina 15% x Rp10.000.000 = Rp1.500.000

Azzahra 15% x Rp5.000.000 = Rp750.000

Karena Azzahra masih belum memiliki NPWP, maka dikenakan tambahan PPh sebesar 100% dengan
nominal: 100% x Rp750.000 = Rp750.000. Dengan demikian, Azzahra akan terkena pemotongan sebesar
Rp750.000 + Rp750.000 = Rp1.500.000. Setelah melakukan pemotongan PPh Pasal 23, penulis akan
mendapatkan hasil bukti pemotongan.

Untuk pembayaran atas bunga pinjaman pada BRI, tidak dikenakan PPh Pasal 23. Sebab termasuk
penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank dan merupakan pengecualian terhadap PPh
Pasal 23.

Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen masing-masing Rp 10,000,000
kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sukses Gagalnya wajib memungut PPh
Pasal 23.

PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sukses Gagalnya adalah :

=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,-

=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010

Contoh Kasus-2:

Pada tanggal 20 agustus 2010, PT. Tukang Utang membayar bunga atas pinjaman membayarkan bunga
kepada PT. Lintah Darat sebesar Rp 90.000.000,-

PPh pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Tukang Utang adalah :

=> 15% x Rp 90.000.000 = Rp 13.500.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus 2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 September 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 September 2010

Contoh Kasus-3:
CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes membayar Royalti kepada Tuan. Doan Wiro Pasaribu atas
pemakaian merek Ayam Goreng “Pak Doan” sebesar Rp 1.000.000.000,- pada tanggal 2 Maret 2010

PPh pasal 23 yang harus dipotong CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes :

=> 15% x Rp 1.000.000.000,- = Rp 150.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 April 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 April 2010

Contoh Kasus-4 :

Doan Pasaribu mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas undian tabungan yang
diselenggarakan Bank Kecap ABC pada tanggal 20 Januari 2010

PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank Kecap ABC adalah :

=> 15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 Februari 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 Februari 2010

Contoh Kasus-5 :

PT. Selalu Susah menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp 20.000.000,- milik Budi

PPh pasal 23 yang harus dipungut PT. Selalu Susah

=> 2% x Rp. 20.000.000,- = Rp 400.000,-

Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT. Selalu susah adalah Rp
800.000,-

Contoh Kasus-6 :
PT Kalkulus meminta jasa dari Pak Dodi untuk membuat sistem akuntansi Perusahaan dengan imbalan
sebesar Rp. 22.000.000,- (sudah termasuk PPN)

PPh pasal 23 yang dipotong PT kalkulus adalah

2% x Rp 20.000.0000,- = Rp 400.000,-

PT. Celalu cayang dy membayarkan jasa konsultan PT Jaya sebesar Rp 2.200.000 ( termasuk PPN). PT jaya
tidak mempunyai NPWP

maka PPh pasal 23 yang dipotong PT. Celalu cayang dy adalah:

200% x 2% x Rp 2.000.000 = Rp 80.000,-

PT. Cipta Gemilang memperoleh pinjaman modal kerja dari PT. Rekamaya sejumlah 1 Milyar, dan
dibuatlah perjajanjian hutang piutang antara kedua belah pihak. Atas transaksi tersebut PT. Rekamaya
memperoleh jasa atau bunga 5% per bulan dihitung dari nilai pokok pinjaman.

PT. Cipta Gemilang merupakan pihak pemungut PPh 23, Transaksi pembayaran bunga yang dilakukan
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

Hutang Bunga : 5% X 1 Milyar = Rp. 50.000.000,-

PPh 23 : (5% X 1 Milyar) X 15% = Rp. 7.500,000,-

PT. Cipta Gemilang melakukan pembayaran sejumlah Rp. 42.500.000,- (50.000.000 - 7.500.000), serta
menyerahkan bukti pemotongan PPh Pasal 23 (Lembar ke 1) senilai Rp. 7.500.000,- kepada PT.
Rekamaya.

PT. Cipta Gemilang berkewajiban menyetor hasil penerimaan dari pemotongan PPh 23 tersebut paling
lambat Tanggal 10, dan membuat laporan SPT Massa paling lambat Tanggal 20, setelah bulan terjadinya
transaksi atau terhutang

Contoh PPh 23 atas Sewa Kendaraan

PT. Dua Bersaudara bergerak di bidang jasa boga, dan memiliki kontrak pelayanan catering di wilayah
Bontang Kalimantan Timur. Untuk menunjang operasional di lapangan, PT tersebut menyewa 5 unit
mobil pada CV. Usaha Bersama.
Pembayarannya dilakukan setelah CV. Usaha Bersama menerbitkan invoice setiap bulan.

PT. Dua Bersaudara merupakan pihak pemungut PPh 23, Transaksi pembayaran sewa yang dilakukan
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

Hutang Sewa : Rp. 25.000.000,-

PPh 23 : 2% X 25.000.000 = Rp. 500,000,-

PT. Dua Bersaudara melakukan pembayaran sejumlah Rp. 24.500.000,- (25.000.000 - 500.000), serta
menyerahkan bukti pemotongan PPh Pasal 23 (Lembar ke 1) senilai Rp. 500.000,- kepada PT. Rekamaya.

Apabila PT. Rekamaya tidak memiliki NPWP maka besarnya tarif PPh Pasal 23 yang dipotong adalah lebih
tinggi 100%, atau senilai Rp. 1.000.000,-

Pada tanggal 2 september 2016, PT “XXX” membayar royalti kepada Ibu Nani sebagai penulis buku
sebesar Rp35.000.000. Diketahui juga bahwa Ibu Nani telah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT “XXX” = 15% x Rp35.000.000 = Rp5.250.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu 30 September 2016

Saat Penyetoran: Paling lambat 10 Oktober 2016

Saat Pelaporan: Paling lambat 20 Oktober 2016


Kasus 2

Pada tanggal 2 Maret 2016, PT ”ABB” memberikan hadiah kepada PT “AAB” sebagai juara atas
perlombaan yang diselenggarakan oleh PT “ABB” sebesar Rp100.000.000. Diketahui baik PT “ABB”
maupun PT “ABB” keduanya telah memiliki NPWP.

PPh Pasal 23 yang harus dipotong = 15% x Rp100.000.000 = Rp15.000.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran 31 Maret 2016

Saat Penyetoran: Paling lambat tgl 10 April 2016

Saat Pelaporan: Paling lambat tgl 20 April 2016

Kasus 3

Pada bulan April 2016 PT “ZZA” adalah perusahaan yang bergerak di bidang garment, untuk urusan
perpajakannya dia menyewa PT “XYZ” sebagai konsultan pajaknya dengan fee sebesar Rp25.000.000
(sudah termasuk PPN), namun PT “XYZ” belum memiliki NPWP.

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT “ZZA” = 200% x 2% x Rp25.000.000 = Rp1.000.000 (200%
dikarenakan tidak memiliki NPWP PT “XYZ”-nya)

Saat Penyetoran: Paling lambat tgl 10 Mei 2016


Saat Pelaporan: Paling lambat tgl 20 Mei 2016

Mengenal Lebih Dekat e-Billing Pajak dan Cara Membuat e-Billing Pajak 02 - Finansialku

Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen masing-masing Rp 10,000,000
kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sukses Gagalnya wajib memungut PPh
Pasal 23.

PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sukses Gagalnya adalah :

=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,-

=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010

2. Contoh Kasus-2:

Pada tanggal 20 agustus 2010, PT. Tukang Utang membayar bunga atas pinjaman membayarkan bunga
kepada PT. Lintah Darat sebesar Rp 90.000.000,-

PPh pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Tukang Utang adalah :

=> 15% x Rp 90.000.000 = Rp 13.500.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus 2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 September 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 September 2010

3. Contoh Kasus-3:
CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes membayar Royalti kepada Tuan. Doan Wiro Pasaribu atas
pemakaian merek Ayam Goreng “Pak Doan” sebesar Rp 1.000.000.000,- pada tanggal 2 Maret 2010

PPh pasal 23 yang harus dipotong CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes :

=> 15% x Rp 1.000.000.000,- = Rp 150.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 April 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 April 2010

4. Contoh Kasus-4 :

Doan Pasaribu mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas undian tabungan yang
diselenggarakan Bank Kecap ABC pada tanggal 20 Januari 2010

PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank Kecap ABC adalah :

=> 15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari2010

Saat Penyetoran : paling lambat 10 Februari 2010

Saat Pelaporan : paling lambat 20 Februari 2010

5. Contoh Kasus-5 :

PT. Selalu Susah menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp 20.000.000,- milik Budi

PPh pasal 23 yang harus dipungut PT. Selalu Susah

=> 2% x Rp. 20.000.000,- = Rp 400.000,-


Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT. Selalu susah adalah Rp
800.000,-

6. Contoh Kasus-6 :

PT Kalkulus meminta jasa dari Pak Dodi untuk membuat sistem akuntansi Perusahaan dengan imbalan
sebesar Rp. 22.000.000,- (sudah termasuk PPN)

PPh pasal 23 yang dipotong PT kalkulus adalah

2% x Rp 20.000.0000,- = Rp 400.000,-

7. Contoh Kasus-7 :

PT. Celalu cayang dy membayarkan jasa konsultan PT Jaya sebesar Rp 2.200.000 ( termasuk PPN). PT jaya
tidak mempunyai NPWP

maka:

PPh pasal 23 yang dipotong PT. Celalu cayang dy adalah:

200% x 2% x Rp 2.000.000 = Rp 80.000,-

Anda mungkin juga menyukai