Anda di halaman 1dari 6

Anggota :

1. Maelissa dian permatasari P17433213018


2. Mareska rifki anggrianto P17433213020
3. Monalisa fajar astuti P17433213022
4. Raden yoki putrawan P17433213024

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PENYEHATAN UDARA B

DI RSUD BANYUMAS

A. MATERI
Praktek kunjungan lapangan di RSUD Banyumas dilaksanakan dalam
ruang lingkup materi penyehatan udara didalam dan diluar ruangan.

B. TUJUAN
Mengetahui pengelolaan penyehatan udara di RSUD Banyumas

C. DASAR TEORI
Desinfeksi dan sterilisasi
Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk
spora) dengan cara fisik dan kimiawi. Sedangkan sterilisasi adalah upaya
untuk menghilangkan semua mikro organime dengan cara fisik dan
kimawi.
Persyaratan
1. Suhu pada desinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan
sanitasi 80⁰ C dalam waktu 45 – 60 detik, sedangkan untuk peralatan
memasak 80⁰ C dalam waktu 1 menit.
2. Desinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun
orang, desinfektan mempunyai efek sebagai detergen dan efektif
dalam waktu yang relatif singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan
air atau keberadaan sabun dan protein yang mungkin ada
3. Penggunaan desinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik
4. Pada akhir p;roses desinfeksi ruang pelayanan medis ( ruang operasi
dan ruang isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dan dinding 0

1
– 5 CFU/Cm2, bebas miksroorganisme patogen dan gas gangren.
Untuk ruang penunjang medis ( ruang rawat inap, ruang ICU atau
ICCU, kamar bayi, kamar bersalin, ruang perawatan luka bakar, dan
laundry ) sebesar 5 – 10 CFU/cm 2.
5. Sterilisasi peraltan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara
fisik dengan pemanasan pada suhu kurang lebih 121⁰ C selama 30
menit ataupada suhu 134 ⁰C selama 13 menit dan harus mengacu
pada petunjuk penggunaan alalt sterilisasi yang digunakan.
6. Sterilisasi harus menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan.
7. Petugas sterilisasi haru menggunakan alat pelindung diri dan
menguasai prosedur sterilisasi yang aman.
8. Hasil akhir proses steriikisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi
harus bebas dari mikroorganisme hidup

Tata laksana

1. Kamar atau ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan


desinfeksi dandisterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi
berikutnya
2. Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui
persiapan, melipti :
a. Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai
Penataan – pengemasan – pelabelan- sterilisasi
b. Persiapan sterilisasi instrumen baru
Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan) –
pelabelan – sterilisasi
c. Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama :
Desinfeksi – pencucian ( dekontaminasi) – pengeringan (pelipatan
bila perlu) – penataan – pelabelan – sterilisasi.
3. Indikasi kuat untuk tindakan desinfeksi atau sterilisasi :
a. Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang
dimasukan keadalam jaringan tubuh, sistem faskuler atau melalui
saluran darah harus selalu dalam keadaan steril sebelum
digunakan.

2
b. Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti
edoskopim, pipaendotraceheal harus disterilkan atau di desinfeksi
dahulu sebelum digunakan.
c. Semua perlatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh,
darah atau sekresi harus selalu dalam keadaan steril sebelum
dipergunakan
4. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan
pada tempat (almari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan :
a. Dengan suhu 18⁰ c sampai 22 ⁰c dan kelembaban 35-75 % ,
ventilasi menggunakan sistem tekanan poositif dengan efisiensi
pertukaran udara 90 – 95 % ( untuk particular 0,5 miksron).
b. Dinding dan ruang terbuat dari bahan yang halus , kuat dan
mudah dibersihkan
c. Barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm – 24 cm.
d. Lantai minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding
serta diupatyakan untuk menghindari terjadinya penempelan
debu kemasan.

D. HASIL
1. Penghawaan
Penghawaan ruang di RSUD Banyumas menggunakan ventilasi
mekanis berupa AC yang di pasang pada ruangan zona resiko
sedang dan zona resiko tinggi seperti ruang tunggu tertutup, aula,
kantor, ruang perawatan, ruang operasi, ruang laboratorium, ruang
pendingin, ruang radiologi dan instalasi lainnya. Sedangkan ruang
dengan zona resiko rendah menggunakan ventilasi alam karena
merupakan ruang semi terbuka seperti yang terdapat di ruang tunggu.
Namun diruang operasi harus memiliki kriteria khusus seperti angka
kuman, suhu, kelembaban, dan pencahayaan yang memenuhi syarat
berdasarkan KEPMENKES NOMER 1204 TAHUN 2004 TENTANG
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT.
Berdasarkan observasi masalah yang terdapat di ruang operasi yaitu
pada masuk ruang operasi medel konstruksi pintu tidak memenuhi

3
syarat yaitu dengan odel buka tutup sevcara manual sehingga proses
tekanan positif dari ruang operasi tidak bekerja secara maksimal jika
pintu dibuka dan tutup. Jika hal ini terus menerus terjadi akibatnya
tidak dapat mengontrol dan mengisolasi kontaminan yang melibatkan
3 komponen utama yaitu :
1. Dilusi, menipiskan kontaminan udara pada tingkat yang memadahi
telah menyebabkan pertukaran supply udara tingkat jauh yang
melebihi biasanya diperlukan untuk kontrol termal. Peningkatan
tingkat pertukaran udara ini dapat menyebabkan
ketidaknyamanan termal karena konsep dan sistem distribusi
udara , karena itu harus mampu memberikan supplay udara tanpa
ada yang mengurangi kenyamanan dalam zona operasi termasuk
jenis atau model pintu yang digunakan untuk keluar masuk ruang
operasi.
2. Persyaratan kedua dan ketiga dari sistem distribusi udara untuk
menghilangkan partikulat dari zina bedah dan untuk mengurangi
atau menghilangkan kecenderungan partukulat masuk kembali
udara bersih yang masuk keruang operasi.
Selain itu ruang persiapan pasien tidak ada pembatas antara ruang
persiapan dengan jalur masuk ruang operasi hal ini dapat
menyebabkan terjadinya infeksi silang (cross infection) yang terjadi
antara pasien dan petugas medis terutama bagi pasien yang memiliki
luka atau penyakit menular. Menurut ISO 8 – ISO 14644 – 1 CLEAN
ROOM STANDART THUN 99 ruang operasi di RSUD banyumas
sudah memenuhi syarat dengan jumlah partikel debu kurang dari
352000 m3.
2. Sterilisasi
Secara umum pengelolaan sistem desinfeksi dan sterilisasi sudah
baik dengan alat dan perlengkapan yang sudah memadahi proses
sterilisasi peralatan sterilisasi uap ( auto clave ). Alat dan
perlengkapan medis yanng sudah disterilkan disimpan pada tempat
kusus yang steril ddan terbuat dari kaca atau bahan yang berwarna
terang agar kotoran debu dapat terlihat. Alat dan perlengkapan medis
yang sudah disterilkan atau di desinfeksi terlebih dahulu dibersihkan
dari darah, jaringan tubuh, dan sisa bahan lain. Kalibrasi alat yang

4
digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi dilakukan minimal 1 tahun
sekali. ruang – ruang dengan zona resiko tinnggi yang telah dipakai
dilakukan desinfeksi sebelum pemakaian berikutnya. pada zona
tersebut menggunakan oozon, [sinar ultra violet, dan bahan – bahan
kimia yang dipaparkan di udara dengan waktu sterilisasi ditentukan
berdasarkan waktu pemakaian. Sterilisasi menggunakan ultra violet
dipaparkan diudara minimal 4 jam sedangkan sterilisasi
menggunakan bahan kima waktu pemakaiannya tergantunng dari
jenis produk masing – masing. Khusu untuk pasien dengan penyakit
air brone diisolasi diruang khusus agar tidak terjadi penularan. Pada
ruangan dengan zona resiko tinggi sudah dilengkapi dengan pintu
yang berfungsi untuk sterilisasi udara yang mengandung kontaminan
bertekanan positif sehingga ketika pintu dibuka udara dari dalam
dapat keluar ke udara bebas (udara luar ruangan).

E. SIMPULAN DAN SARAN


1. SIMPULAN
a. Penghawaan di RSUD banyumas secara umum sudah memenuhi
syarat
b. Sterilisasi di RSUD Banyumas sudah cukup baik, namun terdapat
beberapa permasalahan yaitu pintu pada ruang operasi
menggunakan jenis pintu manual dan ruang prsiapan pada ruang
operasi tidak memiliki pembatas.
2. SARAN
a. Sebaiknya ruang –ruang dengan zona resiko tinggi seperti ruang
operasi menggunakan pintu oyomatis sehingga pertukaran udara
yang memiliki tekanan positif dapat bekerja dengan baik untuk
mengurangi terjadinya kontaminasi udara yang mengandung
bakteri patogen dan penularan penyakit.
b. Sebbaiknya ruang persiapan pasien tidak berada didekat jalur
untuk akses lalu lalang petugas medis dan ruang persiapan
sebaiknya bersifat tertutup dan steril

5
Daftar Pustaka
KEPMENKES RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Peryaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
http://hvachospital.blogspot.co.id/2013/05/kamar-operasi-rumah-sakit.html

Anda mungkin juga menyukai