Budi Iskandar
Akhirnya penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam proposal Penelitian
Tindakan Kelas ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak pada umumnya dan
penulis khususnya, dan juga dapat ditindak lanjuti di kemudian hari.
` Budi Iskandar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
2.1 PENGERTIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa di SD kelas
V. Namun siswa merasa berat dengan pelajaran IPA. Metode mengajar guru yang
monoton, tidak tersedianya alat peraga, dan rendahnya minat siswa untuk belajar
semakin memperburuk hasil belajar siswa.
Belajar tidak hanya mengutamakan sisi Kognitif, tapi juga harus melibatkan sisi
psikomotorik, dan apektif. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektif atau
tidaknya suatu pembelajaran. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang bisa memengaruhi hasil belajar sisiwa adalah
psikologi. Psikologi akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam
upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya,,tanpa kehadiran faktor-
faktor psikologi, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah
kesulitan dalam mengajar.
Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Kreatifitas guru
sebagai fasilitator berperan penting dalam menentukan ketercapaian tujuan
pembelajaran. Guru yang tidak kreatif, mengajar hanya dengan metode ceramah
kurang diminati lagi oleh siswa, sehingga berdampak pada, lalainya siswa ketika
mengikuti pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah pembelajaran IPA yang dirasa berat oleh siswa, maka
sebaiknya guru kreatif memunculkan pembelajaran yang menyenangkan dan memacu
keingintahuan siswa.
Cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan
penggunaan alat peraga langsung. Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata,
sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang di dapatkan dari kehidupan di rumah,
maupun dimasyarakat. Setelah melihat kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR PROSES DAUR AIR MELALUI MODEL CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING BAGI SISWA KELAS V SDN MEKARWANGI
SEMESTER GANJIL TAHUN 2014/2015 “.
1.2 IDENTIFIKSI MASALAH
Ketidak tertarikan siswa terhadap pelajaran IPA tentang “Proses Daur Air”, karena
pembelajaran yang monoton. Hal ini terlihat pada hasil tes formatif siswa yang
sebagian besar belum mencapai target ketulantasan dari 25 siswa hanya 10 siswa yang
mencapai target ketuntasan belajar, sedangkan 15 siswa belum mencapai hasil yang
memuaskan.
3. Siswa tidak dilibatkan dan tidak diberi kesempatan untuk berlatih mencoba
menemukan sendiri.
c. Akan memiliki minat belajar yang besar karena proses pembelajaran tidak jenuh.
2. Bagi Guru
a. Dapat menambah wawasan yang lebih luas terhadap cara pelaksanaan pembelajaran
sehingga akan lebih bergairah untuk meningkatkan kemampuan peserta
didikkhususnya pada konsep daur air
c.Memberikan daya tarik bagi peserta didiknya sehingga guru meningkatkan kreasi
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
b. Dapat mengetahui kekurangan pada saat pembelajaran baik dari peneliti maupun
dari peserta didik
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,
sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis
dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
2. Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari
pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
3. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan
mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.
7. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan
terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan
sesorang.
2.2.2 Transfer Belajar
1. Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
2. Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit
demi sedikit)
3. Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan
pengetahuan dan keterampilan itu
2.2.3 Siswa sebagai Pembelajar
2. Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru.
Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
3. Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang
sudah diketahui.
4. Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan
kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan
menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
2.2.4 Pentingnya Lingkungan Belajar
1. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari
guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya,
guru mengarahkan.
3. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang
benar.
1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa
untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,
sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang
secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke
permasalahan/ konteks lainnya.
2. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat
hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota dan masyarakat.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mekarwangi, Kecamatan Parung,
Kabupaten Bogor, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 13 perempuan dan 12
laki-laki.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yaitu selama 6 (tiga) bulan, yaitu dari bulan November sampai April
tahun pelajaran 2014/2015.
3. Tempat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di SDN Mekarwangi, Kecamatan Parung, Kabupaten
Bogor
1) Non Tes: adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati aktivitas
setiap siswa selama mengikuti proses pembelajaran pada setiap siklus. Teknik
pengumpulan data pada siklus 3 adalah lembar pengamatan yang diisi oleh guru
sebagai peneliti dan hasilnya dianalisis.
2)Tes: adalah lembar soal tertulis yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
pada setiap siklus. Teknik pengumpulan data tes hasil belajar adalah lembar soal
berupa pilihan ganda dan essy yang dikerjakan oleh siswa setelah proses pembelajaran
dan hasilnya dikoreksi untuk diadakan pensekoran dan penialian. Tester pada tes
belajar ini adalah guru sebagai peneliti.
a.Untuk aktivitas siswa : Apabila siswa yang aktif dalam pembelajaran telah mencapai
≥ 75%.
b.Sedangkan untuk ketuntasan belajar minimal 75% siswa yang tuntas belajar dari
nilai KKM
1.Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
2) Menentukan pokok bahasan. Materi yang akan dibahas adalah Pelajaran IPA
“Proses Daur Air”
5) Menyiapkan bahan untuk pengamatan ( Es batu, gelas plastik, Plastik putih, karet.
Masing-masing 5).
6) Menyiapkan teks formatif, berupa soal nontes dan postes.
1. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini mengunakan beberapa tahapan dimana dalam penelitian ini
menggunakan metode CTL. Kegiatan pelaksanaan ini sebagai berikut:
1. a) Kegiatan Awal
1)guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b)Kegiatan inti
7) Sebagai kegiatan terakhir, guru menjelaskan tentang proses daur air yang terjadi
dan memberikan contoh gambar daur air (modeling).
8) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang telah
diajarkan (reflection).
1. c) Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir ini guru memberikan refleksi tentang pembelajaran IPA dengan
menggunakan model CTL, lalu guru menutup pelajaran dengan salam.
2. Siklus 2
3. PerencanaanPada tahap perencanaan ini hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Menetapkan kelas yang akan diteliti yakni kelas V SDN Mekarwangi.
2) Menentukan pokok bahasan. Materi yang akan dibahas adalah Pelajaran IPA “
Proses Daur Air”
5) Menyiapkan bahan untuk pengamatan ( Es batu, gelas plastik, Plastik putih, karet.
Masing-masing 5).
1. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini mengunakan beberapa tahapan dimana dalam penelitian ini
menggunakan metode CTL. Kegiatan pelaksanaan ini sebagai berikut:
a)Kegiatan Awal
b)Kegiatan inti
7)Sebagai kegiatan terakhir, guru menjelaskan tentang proses daur air memberikan
contoh gambar daur air (modeling).
8) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang telah
diajarkan (reflection).
1. c) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini guru memberikan refleksi tentang pembelajaran IPA dengan
menggunakan model CTL, lalu guru menutup pelajaran dengan salam
Pada tahapan ini peneliti melakukan refleksi yang bertujuan untuk meningkatkan
pembelajaran untuk pembelajaran berikutnya, agar pembelajaran mendapatkan hasil
yang lebih bagus dan maksimal.
DAFTAR RUJUKAN
http://repository.upi.edu/1461/4/S_PGSD_0908206_Chapter1.pdf
http://dionesaliaski.wordpress.com/pendidikan/islami/model-pembelajaran-
konstektual/
http://dediriosusanto.blogspot.com/2010/12/proposal-ptk.html
http://digilib.unila.ac.id