Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalammanusia yang berfungsi menerima
makanan,mencernanya menjadi zat - zat gizi dan energi, menyerap zat - zat
gizi kedalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Pengertian lambung adalah saluran pencernaan makanan yang melebar
seperti kantung terletak dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian
lainnya tertutup oleh hati, usus besar, dan limfa. Lambung merupakan
3bagian otot brongga besar dn berbentuk seperti keledai, terdiri dari 3 bagian
yaitu kardia, fundus dn antrum. Makanan masuk kedalam lambung dari
kerongokongan melalui otot berbentuk cincin , yaitu bisa membuka dan
menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi
lambung kedalamm kerongkongan.
Kumbah lambung merupakan metode alternatif yang umum
pengosongan lambung, dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui
orogastrik atau nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang
dalam upaya untuk membuang bagian agen yang mengandung toksik.
Tujuan dari tindakan kumbah lambung yaitu membuang racun yang
tidak terabsorbsi setelah racun masuk kesaluran pencernaan, mendiagnosa
perdarahan lambung, membersihkan lambung sebelum prosedur endoskopi
serta membuang cairan atau partikel dalam lambung.
Bilas lambung atau yang disebut juga pompa perut dan irigasi lambung
merupakan suatu prosedur yang dilakukan selama 200 tahun. Tindakan ini
dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari
dalam tubuh sampai dengan menguras isi lambung sehingga bersih untuk
mengetes benar tidaknya tube masuk ke lambung, harus didengarkan dengan
menginjeksikan udara dan kemudian mendengarkannya menggunakan

1|Ke perawatan Gawat Darurat


stetoskop. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk kedalamparu -
paru.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gastric lavage/kumbah lambung?
2. Apakah tujuan dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
3. Apa indikasi dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
4. Apa kontraindikasi dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
5. Bagaimana persiapan pasien yang akan dilakukan gastriclavage/kumbah
lambung?
6. Apa saja yang harus disiapkan pada saat akan dilakukan
gastriclavage/kumbah lambung?
7. Bagaimana prosedur tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
8. Apa saja yang harus diwaspadai perawat setelah melakukan
kumbahlambung?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari kumbah lambung
2. Mengetahui tujuan dilakukannya kumbah lambung
3. Mengetahui indikasi tindakan kumbah lambung
4. Mengetahui kontraindikasi tindakan kumbah lambung
5. Mengetahui persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan
kumbahlambung
6. Mengetahui alat dan bahan dari tindakan kumbah lambung
7. Mengetahui proses dari tindakan kumbah lambung
8. Mengetahui kemungkinan yang terjadi pada pasien setelah
dilakukankumbah lambug

BAB II

2|Ke perawatan Gawat Darurat


PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Bilas lambung (Gastric Lavage) dalah membersihkan lambung dengan
cara memasukan danmengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan
NGT (Naso GastricTube). (Kholida dan Nila. 2013.
Prosedur Praktik Keperawatan Medikal Bedah).
Bilas lambung adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung
dengan menggunakan selang lambung.
Bilas lambung atau kumbah lambng adalah metode alternatif yang umum
pengosongan lmbung, dimana cairan dimaskan kedalmlambung melalui
orogastrik atau nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang
dalam upaya untuk membuang bagian agen yang mengandung toksik.

B. TUJUAN
1. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang masuk
saluran pencernaan.
2. Mendiagnosa perdarahan lambung.
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung.
5. Mengosongkan isi lambung

C. INDIKASI
1.Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
2.Persiapan operasi lambung
3.Persiapan tindakan pemeriksaan lambungd.
4.Tidak ada refleks muntahe.
5.Gagal dengan terapi emesisf.
6.Pasien dalam keadaan sadarg.
7.Persiapan untuk pembedahanh.
8.Perdarahan gastrointestinali.
9.Kelebihan dosis obat-obatan

3|Ke perawatan Gawat Darurat


D. KONTRAINDIKASI
1. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam
penatalaksanaan pasien dengan keracunan. Kumbah lambung dilakuakan
ketika pasienmenelan substansi toksik yang dapat mengancam nyawa,
dan prosedurdilakukan dalak 60 menit setelah tertelan.
2. Kumbang lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum
selainmengeluarkan tablet tersebut.
3. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang
tajam dan terasa membakar (risiko perforasi esophageal).
Kumbahlakukan tidak dilakukan untuk bahan toksik hidrokarbon
(risikorespirasi), misalnya: camphor, hidrokarbon, halogen,
hidrokarbonaromatik, pestisida.
4. Kumbah lambung dikontrindikasikan untuk pasien yang menelan benda
tajam dan besar.
5. Pasien tanpa gerak refleks atau pasien dengan pingsan (tidaksadar)
membutuhkan intubasi sebelum kumbah lambung untuk mecegah
inspirasi.
6. Pasien kejang
7. Tumor paru-paru
8. Menginsersi tube melalui nasal bila ada fraktur

E. PERSIAPAN KLIEN
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, mengadakan
pendekatankepada anak atau keluarga dengan memberikan penjelasan
tentangtindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat
perkembangandan kemampuan berkomunikasi.
2. Pasien harus duduk senyaman mungkin di tempat tidur.
Tanyakan pasien apakah lubang hidungnya hidungnya tersumbat atau bila
adakesulitan bernapas melalui hidung
3. Pasien berbring pada sisi kiri atau kanan dengan kepala dimiringkan ke
bawah 20 derajat, walaupun saat lavase lambung dilakukan sebelum

4|Ke perawatan Gawat Darurat


operasi pasien dapat didudukan dengan kemiringan 45 derajat. pasien
harus memakai jubah yang tidak tembus air

F. PERSIAPAN ALAT
1. selang nasogastrik diameter besar atau selang Ewald diameter besar;
2. spuit pengirigasi besar dengan adapter;
3. saluran plastic besar dengan adapter;
4. pelumas larut air;
5. air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan salin, larutan bikarbonat
natrium, jus jeruk, karbon teraktivasi);
6. wadah untuk aspirat;
7. gag mulut, selang nasotrakea atau endotrakea dengan cuv yang dapat
dikembungkan;
8. wadah untuk spesimen.

G. PROSEDUR KERJA
a) Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan
1. Bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau jika induksi
muntah dengan sirup ipekak tidak berhasil.
2. Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah, maka
posisikan klien miring pada satu sisi untuk memudahkan irigasi dan
mencegah aspirasi.
3. Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien harus
dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
4. Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar (>28Fr) untuk
memudahkan aliran irigasi cairan.
5. Gunakan larutan garam fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang
digunakan sebaiknya sesuai suhu tubuh.
6. Lakukan irigasi dan aspirasi cairan garam faal sebanyak +/- 200 ml
beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter.

5|Ke perawatan Gawat Darurat


7. Lakukan pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah,
karakteristik,
bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien.

b) Prosedur Bilas lambung (gastric lavage) pada kasus perdarahan


lambung
1. Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasanya
digunakan adalah selang Ewald. Selang dengan diameter kecil tidak
cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat
menyebabkan kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada bekuan
darah yang menyumbat selang, akan sulit mendeteksi masih terjadinya
perdarahan.
2. Lakukan irigasi dengan menggunakan cairan garam faal dengan cara
memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian
mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi
menggunakan tekanan rendah.
3. Alirkan cairan yang dikeluarkan ke dalam kantong (collection bag)
yang diletakkan dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau
tempat tidur klien.
4. Cairan irigasi yang digunakan bisa berjumlah +/- 500-700 ml
5. Pastikan bahwa aliran cairan lancar, begitu juga dengan system
drainasenya.
6. Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah pada
selang atau perubahan posisi selang.
7. Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif dalam
tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan
menggeser kurva disosiasi hemoglobin kearah kiri dan dapat berakibat
langsung seperti : penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta
memperpanjang waktu perdarahan dan protrombin time.

H. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PROSEDUR

6|Ke perawatan Gawat Darurat


Periksa selang lambung sebelum digunakan, apakah tidak tersumbat, dan
tidak rapuh
1. Suhu cairan tidak boleh > 37C untuk mencegah iritasi pada selaputlender
lambung
2. Bila terjadi reaksi batuk-batuk / sianosis pada saat memasukkansonde,
segera cabut.
3. Bila pasien memakai gigi palsu harus dikeluarkan
4. Bila cairan yang keluar bercampur darah, pengumbah lambung
harussegera dihentikan
5. Perhatikan cairan yang keluar, warnanya, kepekatannya, dan lain-lain
6. Bila ada rintangan/hambatan pada saat memasang sonde, tidak
bolehdipaksakan
7. Catat reaksi pasien sebelum, sesaat, dan sesudah pelaksanaaan
prasat,waktu dan lamanya pelaksanaan prasat.
8. Jumlah cairan yang masuk dan keluar beserta warnanya
9. Petugas yang melaksanakan

I. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


a) EVALUASI
 Hasil tercapai: area insersi tetapbebas dariinfeksi ; tidak ada tanda -
tanda iritasi dan drainase
 Hasil tercapai: klien tidakmengalami regurgitasi atau tidak
menunjukan tanda - tanda aspirasi
 Hasil tercapai: klien dan pemberi perawatan mengungkapkan
informasi yang berhubungan dengan perawatan slang dan are
insersi
b) DOKUMENTASI
 Catat tanggal dan waktu
 Catat jenis jumlah cairan irigasi
 Catat penempatan spesimen
 Catat karakteristik cairan lambung
 Catat toleransi pasien terhadap prosedur

7|Ke perawatan Gawat Darurat


 Catat sifat cairan atau spesimen

J. KOMPLIKASI
 Perforasi esophagus
 Aspirasi pulmonal
 Ketidakseimbangan elektrolit (Hiponatremi, Hipokloremi)
 \Tensi pneumothorak
 Hipotermia pada anak-anak bila menggunakan lavage yang dingin
 Laringospasme
 Hipoksia
 Bradikardi
 Epistaksis

BAB III
PENUTUP

8|Ke perawatan Gawat Darurat


A. KESIMPULAN
Kumbah Lambung adalah membersihkan lambung dengan
caramemasukan dan mengeluarkan air dari lambung dengan
menggunakan NGT (Naso Gastric Tube) dengan indikasi pasien yang keracun
an makanan atau obat tertentu, perdarahan gastrointestinal, kelebihan
dosisobat-obatan dan lain-lain. Salah satu tujuan dari tindakan kumbah
lambungadalah membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang
masuksaluran pencernaan.

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

9|Ke perawatan Gawat Darurat


Mancini, Mary.1994. Prosedur Keperawatan Darurat . Jakarta:EGCKholida dan,
Nila.2013.Prosedur Praktik Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Smith, Jean.2010.Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi5.Jakarta: EGC

Paula dkk.2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat .Jakarta : Trans InfoMedi

https://www.alomedika.com/bilas-lambung-untuk-kasus-keracunan

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/bilas-lambung.html

https://alvivo23.wordpress.com/2012/06/04/standar-operasional-prosedur-bilas-la
mbung-gastric-lavage/

http://www.nursing-jurnal.id/2016/05/sop-bilas-lambung-gastric-lavage.html

10 | K e perawatan Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai