PEMULIHANNYA
Suatu Kajian Berdasarkan Kasus
Pasca Konflik dan Tsunami
Editor : Tubin, ST
Diterbitkan oleh:
Dakwah Ar-Raniry Press
Jl. Lingkar Kampus Darussalam
Banda Aceh 23111
Telp: (0651) - 7552921
Fax : (0651) - 7552922
E-mail: dakwaharranirypress@yahoo.com
Kata Pengantar
i
konselor, psikolog dan lainnya yang memiliki kompetensi
keilmuan tentang trauma dan konseling. Jadi buku ini dapat
menjadi referensi bagi masyarakat terutama mahasiswa yang
akan menulis skripsi terkait dengan bidang ilmu ini. Buku
ini juga merupakan bukti sebagai tambahan dokumen dalam
pengumplan angka kridit poin bagi dosen itu sendri sebagai
penulis. Karena secara umum penulisan buku merupakan
sesuatu yang wajib dilakukan karena ia termasuk dalam poin
akriditasi BAN PT. Selain dari pada itu, buku ini merupakan
buah pikiran yang selama ini sulit dituangkan karena banyaknya
kesibukan, tetapi dengan bantuan Allah SWT sudah selesai
dengan baik walaupun mungkin masih banyak sekali terdapat
kekurangan disana sisni.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ~ i
Bab 1 Pendahuluan ~ 1
iii
Bab 3 Sepintas Tentang Konflik dan Tsunami
di Aceh ~ 73
iv
Bab 4 Pemulihan Trauma Konflik dan Tsunami
di Aceh ~ 113
v
vi
Bab 1
Pendahuluan
Memahami Stres
dan Trauma
Pada Remaja
• Perasaan seperti
mengalami kembali
peristiwa
Skema 2.2
Hipocampusi
pocampus
Incoming Hipocampus Emotional
Sensory Thalamus Amygdala Response
informati
Incoming
sensory
information Thalamus Hippocampus
Amygdala
Emotional Response
57 MSF-Holland (2001),Op.Cit
58 Jarnawi (2007) Op.Cit
No Kemarahan Kebencian
1 Perasaan negatif yang Salah satu rasa penolakan
bersifat menyerang, atau ketidaksukaan.
agresi, menyakiti, dan
merusak.
2 Bentuk pembelaan diri Bersifat menjauhkan,
yang bersifat menyerang menghindar, atau
(to fight). memusuhi.
3 Kemarahan itu bertolak Merupakan emosi yang
belakang dengan bertolak-belakang dengan
ketakutan Kasih Sayang.
4 Ketakutan adalah bentuk Kebencian dapat muncul
pembelaan diri yang mengikuti rasa marah.
bersifat melarikan diri (to
flee).
5 Kemarahan merupakan
bentuk dari
ketidakterimaan
Cara pengendalian rasa marah antara lain: (1)
2.1.4.4. Kebencian
Kebencian juga dapat diartikan bermacam-macam
antara lain: (1) kebencian merupakan salah satu rasa penolakan
atau ketidaksukaan, (2) kebencian bersifat menjauhkan,
menghindar, atau memusuhi, (3) kebencian merupakan emosi
yang bertolak-belakang dengan kasih sayang, (4 ) kebencian
dapat muncul mengikuti rasa marah. Freud menyatakan dalam
2.1.4.5. Kekerasan
Kekerasan dapat dikatakan adalah: (1) tindakan
menyerang orang lain atau sesuatu, (2) kekerasan dipicu
oleh kemarahan dan kebencian, (3) reaksi kekerasan sama
dengan reaksi ketakutan, hanya arahnya yang berbeda. Reaksi
kekerasan bersifat menyerang dan melawan, sementara reaksi
ketakutan bersifat lari dan menghindar, (4) tujuan kekerasan
adalah kemusnahan, peniadaan, dan rasa sakit yang mungkin
sepadan dengan sakit hati yang kita alami. Martin Luther King,
Jr dalam Goleman menyatakan bahawa: “The ultimate weakness
of violence is that it is a descending spiral, begetting the very thing it
seeks to destroy . Instead of diminishing evil, it multiplies it. Through
violence you may murder the liar, but you can not murder the lie, not
establish the truth. Through murder you murder the hater, but you
do not murder hate. In fact, violence merely increases hate... Hate
can not drive out hate; only love can do that”.
2.1.4.6. Depresi
Tim Penanggulangan Kesihatan Jiwa Akibat Bencana di
Aceh, menyatakan kemurungan (depresi) merupakan gangguan
kesehatan mental yang ditandai dengan menghilangnya
perasaan (affect) positif, turunnya mood, dan beberapa sikap lain
seperti: hilangnya minat dan kesenangan terhadap hal sehari-
hari, yang biasanya turunnya mood menetap, tidak dipengaruhi
keadaan, tetapi dapat juga kembali normal lalu turun kembali.
Orang depresi dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan pada
fisik, perilaku.65 Chaplin menyatakan depresi adalah keadaan
kemurungan (kasusedihan, Kepatahan semangat) yang
ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan,
dan pesimisme menghadapi waktu hadapan, atau pada kasus
patologis, merupakan ketidakmauan ekstrem untuk mereaksi
terhadap peransang disertai menurunnya nilai-nilai diri,
delusi, ketidakpasan tidak mampu dan putus asa.
74 ibid
75 ibid
76 ibid
77 Lise (2007) Op.Cit
Pekerja social,
Shoock,
Fasilitator,
Merasa Suppor Group
berdosa,
bersalah
Umunya Memberi
sedih, marah, informasi
tidak berdaya psikososial
Sepintas Tentang
Konflik dan Tsunami
di Aceh
82 Ibid, hal 7.
84 Ibid, Hal 10
103 Ibid
104 Ibid. Hal 9
105 Ibid
106 Ibid
Pemulihan Trauma
Konflik dan Tsunami
di Aceh
125 Baranowsky Anna & Teresa Laure (2012) What Is PTSD? 3 Steps
to Healing Trauma, Kelly Patton, LMHC, http://www.KellyPatton.com ,Live Your
Life On Purpose!Tampa/St. Pete FL
129 Ibid
130 Rose, S, J. Bisson & S. Wessely, “Psychological Debriefing for
Preventing Post Traumatic Stress Disorder (PTSD): Review,” dalam Cochrane
Database of Systematic Reviews, Issue 2, Art No.CD000560, 2002
131 Swalm, D., (2005) Tabs-Childbirth and Emotional Trauma: Why
it’s Important to Talk T alk Talk, Associate Head of Dept of Psychological
Medicine for Women, King Edward Memorial Hospital, Subiaco 6008, Western
Australia, ” www.trauma-center.org, diakses 04 Mei 2005
140 Achmad Mubarok (2000) Konseling Agama Teori dan Kasus, Bina
Rena Pariwara, Jakarta. Hal xiii.
141 Ibid, hal 14
Penutup
A. Konseling Traumatik
Konseling traumatik adalah suatu upaya yang dilakukan
klien untuk dapat memahami diri sehubungan dengan masalah
trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya
sebaik mungkin.Konseling traumatik sangat berbeda dengan
konseling biasa yang dilakukan oleh konselor, perbedaan ini
terletak pada waktu, fokus, aktifitas, dan tujuan. Dilihat dari
segi waktu konseling traumatik sangat butuh waktu yang
panjang dari pada konseling biasa, kemudian dari segi fokus,
konseling traumatik lebih memperhatikan pada satu masalah,
yaitu trauma yang dirasakan sekarang. Sedangkan konseling
biasa, pada umumnya suka menghubungkan satu masalah klien
dengan masalah lainnya, seperti latar belakang klien, proses
ketidak-sadaran klien, masalah komunikasi klien, transferensi
B. Konseling Islami
Konseling Islam merupakan proses bantuan yang
diberikan oleh seorang konselor kepada seorang dan
sekelompok orang yang mengalami kesulitan hidup, karena
berbagai masalah yang terjadi, dengan tujuan agar orang yang
dibantu mampu mengatasi masalahnya sendiri. Pengertian
konseling Islam ini senada dengan konsep utama pendekatan
konseling client centered yang menaruh kepercayaan bahwa
klien memiliki kesanggupan untuk memecahkan masalahnya
sendiri.