tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
Dalam pembahasan ini perlu diperhatikan adalah bahwa dalam merawat dan mendidik anak faktor motorik memiliki peranan penting untuk
perkembangan anak selanjutnya. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penguasaan keterampilan motorik pada seorang anak. Selain faktor
kematangan alat-alat tubuh, hal yang tidak kalah penting adalah faktor latihan dan pengalaman dari kegiatan dan praktik langsung yang dilakukan
anak dengan bimbingan dan pengawasan pendidik atau orang tua.
Dalam kesehariannya anak-anak usia prasekolah terkadang masih membutuhkan dukungan dan dorongan dari orang dewasa untuk
mengembangkan rasa percaya diri dan perasaan kemampuannya dalam melakukan berbagai kegiatan fisik. Berikut ini adalah beberapa hal yang
dapat dilakukan pendidik atau orang tua di rumah untuk membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan motoriknya.
1. Dunia anak pada usia ini adalah dunia bermain. Beri kesempatan pada anak untuk bermain yang dapat melatih penguasaan keterampilan
motorik kasar dan motorik halusnya. Suasana 'berlatih' harus menyenangkan. Usahakan agar pengalaman bergerak ini juga memasukan
unsur eksplorasi dan aktivitas pemecahan masalah sehingga anak termotivasi untuk bertindak kreatif.
2. Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya. Untuk mengembangkan keterampilan motorik
kasarnya, hal yang utama adalah menyediakan lahan/area yang aman dan cukup luas bagi anak untuk dapat bergerak bebas berlari-lari atau
berguling-guling. Kegiatan ini dapat dilakukan di rumah, di lapangan, pusat-pusat olahraga atau taman-taman bermain yang tersedia.
3. Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik karena keberhasilan menguasai suatu keterampilan
bukan jaminan bagi anak untuk dapat menguasai keterampilan yang lain. Semakin banyak jenis keterampilan yang diperkenalkan pada anak,
akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya.
4. Tidak perlu membedakan perlakuan pada anak laki-laki dan anak perempuan karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan dan
ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
5. Jangan menekankan pada kekuatan dan kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan postur tubuh yang benar dalam melakukan aktivitas
motorik tersebut.
6. Sabarlah dalam menghadapi anak karena berkembangnya suatu keterampilan motorik, juga tergantung waktu dan keinginan anak untuk
menguasainya. Perhatikan adanya perbedaan individual karena setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu
keterampilan. Oleh karenanya, janganlah memaksa anak menguasai keterampilan motorik melebihi batas kemampuannya.
7. Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Oleh karena itu, jangan membandingkan kemampuan motorik seorang anak dengan anak lain yang
seusia dengannya.
Artikel tulisan tentang cara meningkatkan keterampilan motorik anak di atas, adalah sebagian dari beberapa cara dalam meningkatkan keterampilan
motorik anak yang bisa dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, semoga dapat bermanfaat bagi bunda pendidik sekalian. terima
kasih sudah berkunjung di blog sederhana ini.
Pendahuluan
Sebelum kita membicarakan tentang metode, maka kita sedikit berfalsafah, tentang
mengapa harus mengajarkan perekembangan fisik dan motorik kepada anak usia dini. Kapan
perkembangan fisik dan motorik harus diajarkan dan kapan harus mulai dikembangkan, siapa
yang harus mengajarkan mereka dan dimana adalah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
perlu kita kaji kembali, selain itu kita harus lebih memperhatikan perkembangan apa yang harus
kita ajarkan , bagaimana mengajarkannya , dan mengapa kita harus mengajarkan, karena ketiga
pertanyaan inilah yang menggerakkan kami untuk menyusun buku ini.
Marilah kita secara singkat mempelajari keenam pertanyaan tersebut sebelum masuk ke
metode yang akan kita terapkan dalam proses pembelajaran. Mengapa ? .mengapa kita
mengajarkan perkembangan fisik dan motorik ? karena orang tua kita dahulu mencoba
mengajarkan kepada anak-anak mereka. Karena sudah menjadi tradisi yang sudah dilakukan
oleh guru kita sejak dahulu. Karena dapat menjadikan anak didik kita lebih kuat, tangkas dan
luwes dalam bergerak. Karena kita mempercayai bahwa dengan merangsang perkembangan
fisik motorik membuat anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.
Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, lognitif,
sosial emosional dan bahasa. Masa ini menurut Ebbeck (1998) merupakan masa pertumbuhan
yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pada masa ini anak sudah memiliki ketrampilan
Terjemahkan
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 1/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
dan kemampuan walupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini merupakan fase
foundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Untuk itu, kita harus
memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik.
Ketika anak mencapai tahapan usia TK ( 3-6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda
dengan usia bayi.. perbedaanya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang
badan serta ketrampilan yang dimiliki. Kalau kita perhatikan, pada anak usia TK telah tampak
otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis
ketrampilan. Dengan bertambahnya usia perbandingan antara bagian tubuh berubah. Selain itu,
letak gravitasi maikn berada bagian bawah tubuh sehingga keseimbangan ada pada
tungkai bagian bawah.
Karena gerakan anak usia TK lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti
menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjungkai dengan santai serta mampu
melangkah dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Pola-pola tersebut memungkinkan anak
untuk memberikan respon dalam berbagai situasi yang mereka hadapi. Pada masa ini
ketrampilan motorik kasar dan halus sangat pesat perkembangannya. Karena pada umumnya
anak usia TK sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Karena otot-otot besar lebih berkembang dari pada
kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga mereka belum bisa melakukan kegiatan yang rumit.
Karena masa kecil sering disebut sebagai saat ideal untuk mempelajari ketrampilan motorik
dengan alasan :
1. tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh orang dewasa sehingga anak lebih mudah
menguasai ketrampilan motorik.
2. Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan
keterampilan yang baru dipelajarinya, sehingga anak akan mempelajari keterampilan baru
dengan lebih mudah.
3. Secara keseluruhan anak lebih berani mencoba pada saat kecil ketimbang setelah
besar. Oleh karena itu mereka berani mencoba sesuatu yang baru, sehingga menimbulkan
motivasi yang diperlukan untuk belajar.
4. Anak –anak menyukai pengulangan, sehingga mereka bersedia mengulangi tindakan
hingga otot terlatih untuk melakukannya secara efektif.
5. Anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempelajari keterampilan motorik.
Kapan kita harus mengajarkan perkembangan fisik dan motorik kepada anak-anak
adalah pada segala usia dan mulai anak sudah bisa mencontoh gerakan-gerakan orang
dewasa disekitarnya. Perubahan terjadi secara teratur dalam arah yang relatif dapat
diprediksi. Misalnya sebelum seorang anak dapat berjalan, pertama-tama anak belajar
mengangkat kepalanya, kemudian duduk tegak, merangkak, berdiri dengan bantuan dan
kemudian berdiri tanpa bantuan. Demikian pula dalam belajar menulis , anak-anak belajar
membuat tulisan dalam bentuk tulisan cakar ayam atau coretan-coretan. Tulisan cakar ayam
merupakan dasar untuk membentuk huruf, kemudia konsonan tunggal yang menggambarkan
seluruh kata , kemudian kombinasi huruf yang mengarah pada ejaan , dan akhirnya menjadi
huruf-huruf yang setandar.
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 2/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang sifatnya informal dan bebas
sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan diri selanjutnya. Mereka dilatih agar mampu menggunakan otot-ototnya
dengan baik agar mereka lebih tangkas di dalam gerakan-gerakannya.
Rudolf Laban (1930) seorang ahli mengemukakan bahwa gerakan yang diajarkan pada
anak prasekolah selalu berkaitan dengan hal-hal berikut :
a. Waktu
Yang dimaksud dengan waktu berkaitan dengan cepat / lambat. Misalnya, gerakan yang
dilakukaan oleh seluruh atau sebagian tubuh dengan kecepatan yang berbeda. Mulai
dari yang cepat sampai yang lambat atau dari yang lambat sampai yang cepat. Gerakan
dapat dipercepat atau diperlambat dan gerakan dapat berirama.
b. Beban.
Gerakan dapat diberikan dalam bentuk gerakan yang berat, ringan, atau sedang.
c. Ruang.
Gerakan juga berkaitan dengan ruang, yaitu sejauh mana gerakan tubuh itu
menggunakan ruang dalam pelaksanaanya. Tubuh atau sebagian tubuh dapat
digerakkan ke berbagai arah. Misalnya maju kedepan, mundur kebelakang, melangkah
kesamping dan seterusnya. Bisa juga bergerak melalui jalur tertentu, seperti lurus
langsung atau memutar. Anak juga bergerak dalam level yang berbeda, misalnya dari
ketinggian tertentu.
d. Alur.
Gerakan adalah sesuatu yang berkesinammbungan yang mengalir dari suatu gerak
tertentu ke gerak lainnya. Gerakan juga merupakan suatu kesatuan yang mempunyai
alur yang indah yang m,eliputi gerakan seluruh tubuh, gerakan beberapa bagian tubuh
atau yang berkaitan dengan orang ataupun obyek lainnya.
Aspek kualitatif dari gerakan yang ditampilkan oleh anak, menurun Laban tergantung
pada usaha, yaitu bagaimana seseorang mengkombinansikan penggunaan berbagi unsur /
faktor tersebut ( waktu, beban, ruang dan alur ). Oleh karena itu, ide atau tema gerakan
sangatlah esensial, artinya didalam mengajarkan gerakan pada anak, seorang memunculkan (
mempunyai ide atau gagasan) berupa gerakan apa saja yang akan dimunculkan dan bagaimana
caranya misalkan atarian, senam atau melalui berbagai permainan yang disesuaikan dengan
karaktedristik anak didik.
Gerakan-gerakan dasar atau keterampilan motorik kasar tersebut harus dilatihkan pada
anak TK sampai mereka benar-benar menguasai. Untuk mencapai tujuan tersebut guru tidak
dapat menyuruh anak melakukan sendiri tanpa diberi contoh lebih dahulu. Artinya anak tidak
bisa hanya diberi komando/ instruksi saja sedang guru tidak berbuat apa-apa. Kektiga gerakan
dasar perlu digabungkan ketika anak anak-anak mulai akktif bermain. Anak-anak diberi
kesempatan mengembangkan gerakan-gerakan motoriknya agar anak-anak mampu mengenal
dirinya sendiri, timbul kepercayaan dirinya dan merasa diterima dilingkungannya.
Disamping prinsip pelaksanaan tersebut diatas agar tujuan pembelajaran tercapai perlu
juga didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, situasi lingkungan belajar yang
aman dan menyenangkan, tenaga guru yang memiliki kemampuan/ kompetensi membimbing
anak usia dini dan peran serta orang tua dan masyarakat.
Berdasarkan keterampilan koordinansi motorik kasar tersebut diatas, maka anak usia TK
sudah dapat melakukan berbagai aktivitas sebagai berikut :
a. Mengendarai sepeda roda dua dan roda tiga
b. Berlalri dan berhenti, berlari dengan sempurna
c. Menaiki dan memanjat tangga gimnastik
d. Melompat dan meloncat
e. Berdiri dengan satu kaki ( keseimbangan)
f. Dapat mengikuti irama musik
g. Dapat menendang bola, melempar bola, dst
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 3/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
gerakan sederhana sebelum menghubungkannya ke dalam gerakan-gerakan yang lebih
sulit, sebelum menguasai sebuah keterampilan gerak, anak-anak harus diberi kesempatan
untuk malkukan latihan-latihan. Anak-anak harus memiliki kesempatan untuk mencoba,
membetulkan dan mencoba lagi. Anak-anak akan memperbaiki keterampilan motoriknya
berdasarkan pengalaman bermain yang dilakukan sebelumnya.
Ingatan berperan penting bagi anak dalam mempelajari keterampilan motorik. Anak
perlu mengingat kembali hal yang baru dilakukannya agar dapat mengoreksi dan
memperbaikinya. Contohnya, bola yang dilemparkan anak dari jarak tertentu ke dalam kotak
dan tidak berhasil memasukkan bola ke dalam kotak tersebut, maka pada kesempatan
berikutnya anak akan mencoba melempar bola lebih kencang atau dengan jarak yang lebih
dekat agar tidak meleset.
Untuk memepelajari keterampilan gerak, anak-anak harus menggabungkan memori
atau ingatan dengan pengalaman sebelumnya. Memanfaatkan kesempatan untuk mencoba
sesuatu yang baru, serta mempraktekkan apa yang telah dipelajari. Dalam pelaksanaan
kegiatan pelatihan gerak di Taman Kanak-kanak, tidak berbeda dengan kegiatan
pengembangan jasmani karena gerakan-gerakan yang dikembangkan merupakan gerakan-
gerakan fisik anak usia TK sehingga guru perlu memperhatikan ketentuan pedagogis,
gerakan yang kreatif dan bervariasi, serta dilakukan setiap hari, baik secara formal yang
direncanakan, maupun sebagai selingan diantara dua kegiatan atau transisi. Urutan gerakan
dalam kegiatan secara formal atau metodik dalam menyampaikan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
I. Pendahuluan atau latihan pemanasan atau warming up
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. menaikkan suhu badan,
b. menyiapkan baik jasmani maupun rohani agar dapat melakukan latihan
inti dengan baik ,
c. agar tidak terjadi cedera
Latihan ini dilakukan dengan cara berjalan, berlari atau permainan sederhana yang
memerlukan gerakan tangan, kepala, badan atau kaki. Waktu pemanasan ini
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 4/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
Meloncat dengan tumpuan dua kaki seperti menirukan katak dan kelinci meloncat.
5. Melompat ke berbagai arah secara bersama (dengan teman)
Melompat ke depan sambil bergandengan tangan dengan cara bertolak dengan kaki kiri,
lalu mendarat dengan kaki kanan dan sebaliknya. Gerakan ini bisa divariasi dengan
melompat ke belakang maupun ke samping kanan kiri dengan cara bergandengan.
6. Gerakan kombinasi berjalan, berlari dan melompat secara individual
Gerakan ini bisa dilakukan dengan gerakan berjalan ke depan, melompat ke samping
kanan maupun kiri.
7. Gerakan tubuh dengan alat bantu
Gerakan ini bisa dilakukan dengan cara melompati tali yang direntangkan dengan
ketinggian yang bertahap. Berjalan merangkak dan melompat di atas papan
keseimbangan. Menggelindingkan simpe dengan cara berpasangan, berkelompok atau
secara individual. Merangkak dalam simpe dengan cara berkelompok. Memantulkan
bola ke tembok dan menangkapnya. Sambil berjalan memantulkan bola ke lantai.
Bermain bola gelinding berpasangan sambil duduk berhadapan di lantai dengan jarak
tertentu. Melambungkan dan menangkap bola secara berpasangan. Melempar dan
menangkap kantong biji-bijian.
8. Melakukan gerakan fantasi menurut cerita (senam fantasi)
Kegiatan ini dilakukan guru dengan cara memberi contoh dalam bentuk cerita dan anak-
anak melakukan gerakan yang tergambar dari cerita dengan judul yang telah ditentukan
oleh guru. Dalam hal ini, guru harus memilih cerita yang terdapat banyak gerak di
dalamnya yang dilakukan oleh tokoh cerita tersebut.
9. Melakukan gerakan-gerakan tubuh berdasarkan lirik lagu (gerak dan lagu)
Kegiatan ini meniru contoh gerakan kepala, pundak, lutut, kaki, ”Aku seorang kapiten” ,
”Tukang Kayu”. Anak-anak bernyanyi sambil melakukan gerakan yang ada dalam lagu
itu.
10. Melakukan gerakan-gerakan tubuh berdasarkan irama atau ritmik melalui tape
recorder
Dengan unsur-unsur gerak jalan maju, mundur, menyamping, langkah kecil, langkah
besar, tinggi, berat. Langkah pertama adalah pengenalan ritmik yang perlu dilatih
kemudian anak-anak dibiarkan bergerak dengan iringan musik instrumental dengan
perasaan masing-masing dan kreativitas sendiri-sendiri.
11. Melakukan gerakan halus (motorik halus)
Ada dua komponen gerak yang mudah dipahami anak, yaitu kekuatan dan
kelenturan. Anak dapat mengukur kekuatannya dengan cara melemparkan bola atau
kantong biji dengan jarak tertentu. Anak juga dapat mencoba mengukur kelenturan
sendiri dengan membungkukkan tubuhnya untuk memegang ibu jari kaki tanpa
menekukkan lutut. Guru memprogramkan kegiatan untuk melatih kekuatan dan
kelenturan anak didik dengan memperhatikan gerak-gerak dasar dalam bermain.
Misalnya, dengan tema pekerjaan dan sub tema petani. Kegiatannya senam fantasi
menurut cerita. Dalam kegiatan ini cerita yang dikarang guru hendaknya terdapat
banyak gerakan yang dapat dilakukan anak didik. Guru bercerta tanpa memberi contoh
gerakan-gerakan sehingga anak melakukan gerakan-gerakan menurut fantasi dan
kreativitas mereka masing-masing. Anak seolah-olah menjadi pelaku-pelaku dalam
cerita tersebut dan mengalami sendiri perasaan dalam cerita. Contoh ceritanya akan
diilustrasikan sebagai berikut .
Panen padi
Pagi-pagi sekali pak Amir sudah bangun karena hari ini akan panen raya. Tadi
malam hujan lebat sekali. Mudah-mudahan hari ini akan terang kata pak Amir. Teman-
teman pak Amir sudah menunggu di halaman rumah dari pagi tadi. Kata pak Amir ayo
teman-teman kita berangkat kesawah sekarang, jangan lupa alat-alat yang akan kita
gunakan dibawa. Mereka ada yang mengambil sabit,karung, tikar, dan balok kayu.
Kemudian mereka brtjalan dengan tegap dan semangat. Hari mulai panas mereka
berjalan bergegas, kemudian berlari kecil-kecil agar segera sampai di sawah. Di dalam
perjalanan kesawah tadi banyak pohon besar dan kecil yang tumbang karena tertimpa
hujan yang deras dan tiupan angin yang kencang. Satu persatu mereka melompati
pohon-pohon tersebut. Mereka berjalan diatas pematang sawah yang sempit dan licin,
sehingga mereka berjalan hati-hati sekali takut tergelincir kedalam sawah. Sesampai
disawah mereka menggelar tikar , meletakkan balok kayu diatas tikar tersebut. Mulailah
mereka memotong padi dengan cara membungkuk, kemudian padi diletakkan diatas
tikar masing-masing, kemudian memotong lagi, meletakkan lagi dan seterusnya sampai
padi semuanya terpotong. Padi yang dipotong tadi kemudian di pukul-pukul dengan
balok kayu yang telah disiapkan agar butir butir padi jatuh diatas tikar. Setelah selesai
mereka memasukkan padi kedalam karung. Ada yang menggendong padi dibawa ke
pinggir jalan. Pak Amir dan teman-temannya mengangkut padi kejalan raya dengan
cara dipilul, digotong berdua dan ada pula yang ditaruh di pundak mereka berjalan
menuju ke jalan raya. Pak Amir dan teman-teman berdiri dipinggir jalan raya sambil
menunggu truk yang lewat untuk mengangkut padi kerumah pak Amir. Sambil
mengipas ngipas dengan capingnya trukpun datang mereka menaikkan karung padi
kedalam truk. Ada yang dilempar, diangkat atau lewat tangga truk. Tak lupa alat-alat
perlengkapan yang dipakai dimasukkan kedalam truk. Truk meluncur dengan kencang
melalui jalan berliku, belok kenan belok kekiri kadang melewati jalan berlobang
sehingga sampailah didepan rumah pak Amir. Mereka menurunkan karung-karung
tersebut dengan lincahnya. Sekarang pak Amir dan teman-temannya beristirahat
melepas lelah. Ada yang duduk bersandar, tengkurap, mengipas-ngipas topi ke
badannya maupun menggerak- gerakkan kakinya.
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 5/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
F. Metode
Kegiatan pembelajaran akan mencapai hasil yang optimal apabila guru dapat memilih
metode yang tepat, kemudian melaksanakan dengan teknik-teknik penyampaian yang baik.
Mendidik dan mengajar dengan cara atau metode yang tepat, perlu memperhatikan
perkembangan anak didik, khususnya di TK dimana anak merupakan subjek didik yang
mempunyai karakteristik khusus, baik perkembangan intelektual, perkembangan sosial,
perkembangan fisik maupun perkembangan bahasa. Untuk itu, guru TK perlu memiliki
pengetahuan dan menguasai tentang metode mengajar dan teknik-teknik penyampaian
serta langkah-langkah pelaksanaannya. Dalam usaha pengembangan kemampuan fisik di
TK, tidak ada metode khusus yang digunakan guru untuk mempelajari suatu keterampilan,
namun melalui kegiatan belajar dengan mencoba-coba dan mengamati, mencontoh orang
lain, serta latihan dengan bimbingan guru.
Di TK yang menjadi titik tolak adalah usaha mengembangkan anak secara menyeluruh
dan bukan semata-mata mengajarkan isi program dan kegiatan bermain sebagai alat
pengembangan. Bukan pelajaran teori bermain atau gerak yang kita berikan, tetapi apa yang
dikembangkan pada anak melalui kegiatan bermain. Para ahli pendidikan anak dari berbagai
negara menyatakan bahwa bermain merupakan cara untuk meningkatkan ketepatan
gerakan anak dan mengajar dirinya mengatasi kesulitan-kesulitan yang praktis.
Elizabeth Helsy dan Lorena Porter juga mengemukakan bahwa dalam latihan gerakan
untuk fisik motorik anak di TK ada empat (4) kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu :
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 6/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
Yang merasa lelah angkat tangan!
b. Guru membimbing anak-anak membersihkan dan mengeringkan
tubuh yang berpeluh dengan handuk sendiri. Kemudian membersihkan
tangan dan kaki....untuk siap mangikuti bidang pengembangan
berikutnya.
2. Permainan anak
Permainan dilakukan secara berkelompok yang sifatnya tidak terlalu formal.
Dalam kegiatan ini, anak dibantu untuk menyesuaikan diri, mengetahui perasaan dalam
satu kelompok dan tiap anak harus ikut aktif. Contoh permainan seperti : Kucing dan
tikus, bintang beralih, menjala ikan, elang menyambar anak ayam.
Tujuan kegiatan ini adalah :
a. anak mengetahuui peraturan permainan yang harus ditaati
b. anak belajar menyesuaikan diri dengan orang lain
c. memupuk kerjasama
d. menghilangkan sifat individual
e. mulai memikirkan strategi bermain
f. mengalami suasana gembira
g. melatih pendengaran dan disiplin.
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 7/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
(gallop). Guru harus memberi contoh, mula-mula tanpa iringan musik, untuk latihan
ini diperlukan banyak waktu.
Tahap keempat : Latihan mengayun lengan. Guru perlu memberi contoh lebih dulu
bagaimana mengayunkan lengannya ke arah yang sama atau berlawanan arah.
Pada latihan ini iringan musik adalah yang berirama lambat (waltz), seperti lagu
”Naik-naik ke Puncak Gunung”.
Tahap kelima : Latihan kombinasi gerakan-gerakan dasar. Bila keempat tahap
sebelumnya telah ckup dikuasai satu per satu oleh anak-anak, kemudian seluruh
gerakan dilatihkan sekaligus, diiringi ritmik yang sesuai hingga musik-musik yang
bervariasi temponya. Sedapat mungkin digunakan lagu-lagu yang sama lebih dulu
jangan menggantinya dengan lagu lain.
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 8/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
Bila duduk posisi kaki seperti huruf “ w”
Anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung dan menabrak
Lambat belajar berlari, melompat dan naik turun tangga
Kesulitan mengikat sepatu
Kesulitan memasang dan melepaskan kancing, melempar dan menangkap bola
Anak tampak lamban dalam gerak halus & kasar
Benda yang dipegang sering jatuh
Tidak pandai menggambar, tulisannya sangat jelek
Sulit mengerjakan permainan jigsaw, menggunakan permainan yang konstruksional
Sering disebut juga : the clumsy child syndrome
Sering dijumpai kesulitan bersekolah,
Pada beberapa kasus bersamaan dengan gangguan perkembangan emosional dan
perilaku.
Pada beberapa kasus , dijumpai adanya riwayat komplikasi perinatal misalnya berat
badan lahir rendah.
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 9/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4
tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti
melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke
bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya
bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan
sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Nah, agar
motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan
stimulasi yang terarah dan terpadu. Berikut stimulasi yang dapat diberikan:
Jalan Sebelum orangtua memberikan stimulasi pada anak, pastikan
anak sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk,
merangkak, dan berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang
harus distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan,
berjalan ke belakang, berjalan berjingkat, melompat/meloncat, berlari,
berdiri satu kaki, menendang bola, dan lainnya. Berjalan seharusnya
dikuasai saat anak berusia 1 tahun sementara berdiri dengan satu kaki
dikuasai saat anak 2 tahun. Untuk berjalan, perkembangan yang harus
dikuatkan adalah keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti, si kecil
tak hanya dituntut sekadar berdiri, namun juga berdiri dalam waktu
yang lebih lama (ini berkaitan dengan lamanya otot bekerja, dalam hal
ini otot kaki). Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan
baik, anak akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi
cenderung kurang pede dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang
melibatkan keseimbangan seperti main ayunan, seluncuran, dan
lainnya. Sebaliknya, anak lebih memilih aktivitas pasif seperti
membaca buku, main playstation, dan
sebagainya. Stimulasi: Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil
memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau
tempelkan gambar-gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk
menginjak karpet/lantai. Misalnya, “Ayo Dek, injak gambar gajahnya!”
Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong
juga bisa membantu anak belajar berjalan.
Lari Perkembangan lari akan memengaruhi perkembangan lompat
dan lempar serta kemampuan konsentrasi anak kelak, Pada tugas
perkembangan ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan
gerakan kaki, ketepatan 4 pola kaki-(heel strike/bertumpu pada tumit,
toe off/telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-
ujung jari kaki, swing/kaki berayun dan landing/setelah mengayun kaki
menapak pada alas)dan motor planning (perencanaan gerak). Lalu
apa hubungan perkembangan lari dengan kemampuan konsentrasi?
Begini, pada perencanaan gerak (salah satu syarat tugas
perkembangan lari) dibutuhkan kemampuan otak untuk membuat
perencanaan dan dilaksanakan oleh motorik dalam bentuk gerak yang
terkoordinasi. Nah, kemampuan perencanaan gerak tingkat tinggi
(seperti lari) akan memacu otak melatih konsentrasi. Jika
perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-
tugas yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan
kemampuan mental seperti memasang pasel, tak mau mendengarkan
saat guru bercerita (anak justru asyik ke mana-mana), dan
lainnya. Stimulasi: Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada
fase jalan, sekitar usia 12 bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa
menendang bola, main sepeda (mulai roda 4 sampai bertahap ke roda
3 dan kemudian roda 2) serta naik turun tangga.
Lompat Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah
keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor
planning (perencanaan gerak). Contoh, saat anak ingin melompati
sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat
dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun satu kaki, kaki mana yang
akan digunakan. Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan
melompat, biasanya akan menghadapi kesulitan dalam sebuah
perencanaan tugas yang terorganisasi (tugas-tugas yang
membutuhkan kemampuan motor planning). Stimulasi: Lompat di
tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur karena
meski melatih motorik namun “mengacaukan” kognitif. Dalam arti,
mengajarkan perilaku atau mindset yang tidak baik pada anak. Karena
seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain.
Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau
gunakan lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya).
Minta anak untuk melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gradasikan
tingkat kesulitan dengan memperlebar jarak dan menggunakan kaki
dua lalu satu secara bergantian.
Lempar Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan,
rasa sendi (proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama
adalah proprioseptif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau
aktivitas. Umpama, pada saat anak melempar bola, seberapa kuat
atau lemah lemparannya, supaya bola masuk ke dalam keranjang
atau sasaran yang dituju. Jika kemampuan melempar tidak
dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dengan aktivitas
yang melibatkan gerak ekstrimitas atas (bahu, lengan bawah, tangan
dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal menulis. Tulisannya akan
tampak terlalu menekan sehingga ada beberapa anak yang tulisannya
tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan (tipis) atau
antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang
membutuhkan ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama,
permainan dartboard. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu
semisal pakai kancing baju, menali sepatu, makan sendiri, meronce,
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDial… 10/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
main pasel, menyisir rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya,
stimulasi pada perkembangan ini yang tidak optimal berindikasi pada
keterampilan motorik halus yang bermasalah. Gangguan lain berkaitan
dengan koordinasi, rasa sendi dan motor planning yang bermasalah.
Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, ada dua kemungkinan
respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat sementara bola
sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap terlebih
dahulu sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap
anak sesuai dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa
memprediksinya. Bila ada gangguan berarti anak bermasalah dalam
sensori integrasinya. Sensori integrasi adalah mengintegrasikan gerak
berdasarkan kemampuan dasar sensori anak. Tentunya ini dapat
diatasi dengan terapi yang mengintegrasikan sensori-sensorinya.
Stimulasi: Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat
kesulitannya) yaitu posisi, besar bola, berat bola, dan jenis
lambungan. Pada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk
kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke belakang, jongkok, dan
bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa dilakukan dengan
lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah. Main
dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus
buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard
yang terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan
bola yang bervelcrow.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk
bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak
seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar
maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam
aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi, yang memungkinkan anak
akan berlaku liar dan nakal serta tidak terarah, seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru
perlu memberikan semacam stimulasi seperti yang telah dupaparkan diatas dengan berbagai
kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara
optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik
akan tetapi perlu di dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan
keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Sehingga si kecil dapat melalui tahapan-tahapan
perkembangannya dengan baik dan terarah.
Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang komples dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen
dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan
dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
(3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan
proposi. Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu
pada masa:
Sedangkan perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek
berikut:
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialo… 11/12
7/30/2019 https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&sho…
4. Perkembangan Emosi Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak
pada diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang
berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk
mencapai kesejahteraan dan keselamatan. Kemampuan untuk bereaksi secara
emosional sudah ada sejak bayi dilahirkan. Gejala pertama perilaku emosional dapat
dilihat dari keterangsangan umum terhadap suatu stimulasi yang kuat. Misalnya bila bayi
merasa senang, maka ia akan menghentak-hentakkan kakinya. Sebaliknya bila ia tidak
senang, maka bayi bereaksi dengan cara menangis Perkembangan pada aspek ini
meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan
marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh
interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan
sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan
curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
5. Perkembangan Sosial/Psikososial Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak
untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa
dan bermain bersama teman-teman sebayanya.
https://sites.google.com/a/ypj.sch.id/mr-inco-s-pe-classroom/Resources?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDial… 12/12